Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL DAN KOSMETIKA

Disusun oleh :

1. Muhammad Iqbal Fadhilah (1913206028)


2. Pera Amelia (1913206038)
3. Putri Indah Pratiwi (1913206039)
4. Chantieka Dyah J. (1913206049)

Dosen pengampu : apt. Dara Pranidya T., M.Farm.

STIKES KARYA PUTRA BANGSA TULUNGAGUNG

PRODI S1 FARMASI

2021/2022
EVIDENCE BASED OBAT HERBAL

TUJUAN :

1. Mahasiswa mampu melakukan penelusuran pustaka obat-obat herbal berdasar evidence


based (Persiapan Simplisia)
2. Mahasiswa mampu melakukan standarisasi simplisia yang akan digunakan dalam
pembuatan sediaan

Aspek Hasil Masukan

1 Nama Indonesia Tanaman Salam

2 Nama latin Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

3 Nama-nama daerah Daun salam juga memiliki nama lain di setiap daerah
(sebutkan pustaka) di Indonesia. Nama lokalnya antara lain:

 Gowok (Sunda)
 Manting (Jawa)
 Kastolam (Kangean)
 Meselangan, Ubar serai (Melayu) (Satya,
2013).

4 Nama asing (Nama  Ubar serai, meselengan (Malaysia)


Inggris dan nama  Indonesia Bay Leaf, Indonesian laurel, Indian
yang popular di Asia bay leaf (Inggris)
Tenggara, sebutkan  Salamblatt (Jerman)
pustaka)  Indonesische lorbeerblatt (Belanda)

(Utami dan Puspaningtyas, 2013)


5 Sistematika Kingdom : Plantae
(sebutkan pustaka)
Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.


(Putra, 2015)

6 Bagian tumbuhan Daun


yang digunakan

7 Nama simplisia Syzygii polyanthi Folium

8 Morfologi tumbuhan Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 - 30m,


(sebutkan pustaka) berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin.
Kulit batang berwarna cokelat abu-abu, memecah atau
bersisik. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai
yang panjangnya 0,5 - 1 cm. Helaian daun berbentuk
lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang,
ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang
5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip,
permukaan atas licin berwarna hijau muda. Daun bila
diremas berbau harum. Bunga dari salam merupakan
bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar
dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum.
Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9 mm,
warnanya hijau (muda) dan berubah menjadi merah
gelap setelah masak. Biji bulat, penampang sekitar 1
cm, warnanya coklat (Herbie, 2015).

9 Keanekaragaman Ada 2 varian daun salam di Indonesia, sebagi berikut :


(sebutkan pustaka)
1. Daun Salam Koja
Daun salam koja atau dalam bahasa ilmiah
disebut dengan Clausena exvata burn.F.Salam
koja memiliki nama latin Muraya koenigii.
Daun salam koja memiliki kandungan kimia
antara lain seperti saponin, flavonoid, dan
tanin. Eekfarmakologis salam koja yaitu
bersifat antibiotik dan anti intflamasi. Salam
koja tumbuh baik di daerah yang memiliki
suhu sedang dan dingin. Bagian dari tanaman
salam koja yang banyak dimanfaatkan adalah
daun salam. Daun salam koja kecil, berwarna
hijau agak gelap, dan berstruktur tak terlalu
kuat. Daun ini dapat digunakan dalam
keadaan segar maupun kering. Salam koja
sesuai nama lainnya daun kari (curry leaf)
paling cocok digunakan dalam masakan kari
(Wati, 2022).
2. Daun Salam Liar
Pada umumnya dan daun salam liar. Daun
salam liar hampir tidak pernah digunakan
dalam masakan karena selain baunya yang
sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar
juga menimbulkan rasa agak pahit. Daun
salam liar biasanya terdapat di hutan- hutan
tropis (Wati, 2022).

1 Ekologi dan Pohon salam tumbuh tersebar di Asia Tenggara, mulai


0 persebaran (sebutkan dari Burma, Indochina, Semenanjung Malaya,
pustaka) Kalimantan dan Jawa. Di samping itu, salam ditanam
di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan lain,
terutama untuk diambil daunnya. Tanaman salam
terdapat di Burma ke arah selatan sampai Indonesia.
Di Jawa tumbuh di Jawa Barat sampai Jawa Timur
pada ketinggian 5 meter sampai 1.000 meter di atas
permukaan laut. Pohon Salam dapat tumbuh di
dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian
1800 meter; banyak tumbuh di hutan maupun rimba
belantara (Dalimartha, 2000).

1 Budidaya (sebutkan Untuk menanam daun salam, pilih bagian batang dari
1 pustaka) pohon salam yang pucuk daunnya terlihat produktif
dan berkualitas. Potong batang tersebut sekitar 20-25
cm, sisakan dua sampai tiga helai daun saja. Tanam
potongan batang tersebut di pot dan letakkan di
tempat sejuk, jangan terlalu banyak matahari. Jika
ingin posisi pohon salam tegak, bisa menyangganya
dengan kayu, lalu ikat batang pohon salam pada kayu
tersebut secara perlahan (Subagia dkk, 2021).

1 Cara penyiapan Pembuatan simplisia dilakukan dengan 1,7 kg daun


2 simplisia salam segar dipisahkan dari kotoran dan bahan asing,
dicuci, ditiriskan, dan dirajang. Sampel yang telah
dirajang dikeringkan di bawah sinar matahari selama
6 hari. Simplisia disimpan pada wadah inert tertutup
dan diberi silica gel.
1 a.Kandungan kimia a. Dalam beberapa studi, daun Syzygium
3 dan tuliskan struktur polyanthum memiliki banyak
kandungan kimia yang terdiri dari
tanin, flavonoid dan minyak atsiri
(0,05%), termasuk asam sitrat dan
eugenol (Sumono, et al., 2008).
Struktur :
Tanin

Flavonoid

b. senyawa identitas
dan struktur
b. Tanaman salam mempunyai
(sebutkan pustaka)
kandungan kimia minyak atsiri 0,2%
(sitral, eugenol), flavonoid (katekin
dan rutin), tannin dan metil kavicol
(methyl chavicol) yang dikenal juga
sebagai estragole atau p-allylanisole
(Gambar 2 dan Gambar 3).
Struktur :

(Harismah dan Chusniatun, 2016).

1 Penggunaan secara Manfaat daun secara tradisional, daun salam


4 tradisional (sebutkan digunakan sebagai obat sakit perut. Daun salam juga
dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar
pustaka) yang berlebihan. Pohon salam bisa juga dimanfaatkan
untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi,
melancarkan peredaran darah, radang lambung,
gatalgatal, dan kencing manis (Harismah dan
Chusniatun, 2016).

Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol


1 Khasiat berdasarkan
daun salam memiliki nilai IC50 sebesar 40,8 ppm,
5 penelitian (gunakan
artinya ekstrak daun salam memiliki aktivitas
jurnal hasil
antioksidan yang sangat aktif, karena memiliki nilai
penelitian/tesis/disert
IC50 kurang dari 50 ppm. Hasil pengujian aktivitas
asi bukan makalah
antioksidan menunjukkan IC50 formula 1, 2 dan 3
dalam
berturut-turut, perbandingan emulgator di setiap
blog/wikipedia)
formula mempengaruhi aktivitas antioksidan dari
ekstrak daun salam dengan hasil yaitu 105,497 ppm,
114,382 ppm dan 119,996 ppm. Hasil menunjukkan
adanya penurunan aktivitas antioksidan ekstrak daun
salam setelah dibuat sediaan lotion, hal itu diduga
akibat basis lotion yang tidak diberikan penambahan
zat antioksidan lain, sehingga senyawa antioksidan
dalam ekstrak daun salam berkurang untuk
menstabilkan radikal bebas yang ada dalam basis
(Ginaris,2022).

Aksi antidiare dari daun salam dapat mengurangi


gejala diare karena daun salam mengandung zat
samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri,
serta zat tannin yang bersifat adstringent. Aktivitas
terbesar antidiare dari suspensi ekstrak etanol daun
salam diperkirakan karena adanya senyawa golongan
tannin karena senyawa golongan tannin memiliki
mekanisme antidiare yang jelas. Mekanisme tannin
yang terkandung di dalam daun salam sebagai
antidiare adalah dengan melindungi mukosa usus
agar tidak teriritasi oleh asam risinoleat
(Ambari,2018).

1 Keamanan, sebutkan Keamanan daun salam telah diujikan ketoksikan


6 parameter- akutnya dengan ekstrak kering daun mimba
parameternya (Azadirachta indica) dan daun salam (Sizygium
(lengkapi dengan polyantha) pada mencit betina jalur Balb/c, bahwa
pustaka) secara histopatologis tidak menunjukkan efek
toksisitas pada jantung, paru, usus, limpa, dan ginjal
(Utami dan Dyah,2017).

1 Penetapan Kadar Bahan uji yang dihaluskan ditimbang kurang lebih 2 g


7 Abu dan dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah
dipijar dan ditara, lalu dipijarkan perlahan-lahan
hingga arang habis, didinginkan dan timbang. Apabila
arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas,
aduk saring melalui kertas saring bebas abu. Lalu
pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan dalam
cawan yang sama, kemudian dimasukkan filtrate ke
dalam cawan, diuapkan dan dipijarkan hingga bobot
tetap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang
telah dikeringkan diudara (Depkes RI,2000)

Cawan= 86,88

Cawan+bahan basah= 88,88

Cawan+bahan kering= 86,95

0,3 %
1 Penetapan Kadar Air Penetapan kadar air dilakukan secara gravimetri yaitu
8 dengan cara masukkan lebih kurang 10 gr ekstrak dan
ditimbang saksama dalam wadah yang telah ditara,
dikeringkan pada suhu 90oC selama 3 jam dan
ditimbang dilanjutkan pengeringan dan ditimbang
pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara 2
penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%
(Depkes RI, 2000).

Kadar air %

Kadar air %

1 Kadar Abu Tidak Pada uji kadar abu total, abu yang dihasilkan
9 Larut Asam dipanaskan HCl encer P(10%) 25 mL selama 5 menit.
Abu kemudian disaring menggunakan kertas saring
bebas abu, lalu dicuci dengan air panas untuk
mengumpulkan abu yang tidak larut asam. kemudian
dipijarkan dengan cawan porselin Kadar dihitung
terhadap bobot awal serbuk, dinyatakan dalam %b/b
(Depkes RI, 2008).

Cawan= 86,92

Cawan+sediaan= 86,93
Berat abu tidak larut asam=berat total penimbangan-
berat cawan

=86,93-86,92=0,01

Kadar abu tidak larut asam=

DAFTAR PUSTAKA (Tuliskan seperti penulisan pustaka untuk jurnal)

Ambari, Y. (2018). Uji aktivitas antidiare ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha
Wight) pada mencit putih (Mus musculus) jantan Galur BALB-C. Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM), 1(1), 25-34.

Dalimartha, Setiawan.2000.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2.Jakarta : Trubus


Agriwidya.

Ginaris, Rifkarosita Putri. 2020. LOTION ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SALAM


(Syzygium polyanthum Wight Walp.). 2(1) : 1-7.

Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat: 226 Tumbuhan Obat Untuk
Penyembuhan Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: Octopus Publishing
House.

Putra, W. S. 2015. Kitab Herbal Nusantara Kumpulan Resep & Ramuan Tanaman Obat
Untuk Berbagai Gangguan Kesehatan. Edisi 1. Editor Andien. Yogyakarta:
Katahati

Satya, B. 2013. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Edisi 1. Edited by A. Prabawati.


Yogyakarta: Rapha Publishing.

Subagia dkk.2021.Tanaman Upakara.Bali : Nilacakra.


Utami, P., dan Puspaningtyad, D. E. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta : PT Agromedia
Pustaka.

Menyetujui
Pembimbing

(………………………………….)
PRAKTIKUM

EKSTRAKSI DAN UJI KUALITAS EKSTRAK

TUJUAN:

1. Mahasiswa mampu memilih metode ekstraksi yang tepat


2. Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi simplisia
3. Mahasiswa memahami parameter-parameter kualitas simplisia dan ekstrak
4. Mahasiswa mampu melakukan uji kualitas ekstrak

Bagian I: Pencarian informasi dan pustaka

NO ASPEK HASIL MASUKAN

1 Nama tanaman Tanaman Salam

2 Nama latin Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

3 Bagian yang Daun


digunakan

4 Nama simplisia Syzygii Polyanthi Folium

5 Nama ekstrak Ekstraksi maserasi


6 Kandungan
Tanaman salam mempunyai kandungan kimia
kimia dan
minyak atsiri 0,2% (sitral, eugenol), flavonoid
struktur senyawa
(katekin dan rutin), tannin dan metil kavicol (methyl
identitas (disertai
chavicol) yang dikenal juga sebagai estragole atau p-
pustaka)
allylanisole (Gambar 2 dan Gambar 3).

Struktur :
(Harismah dan Chusniatun, 2016).

7 Metode ekstraksi Metode ekstraksi maserasi


yang sesuai
1. Pada sediaan sirup
(uraikan metode
 Siapkan serbuk 300gr dan etanol 96%
yang sesuai,
1,5 liter
meliputi jenis
 Masukkan ke dalam botol semua serbuk
pelarut,
dan etano 96% 1 liter, campur dan
perbandingan,
diamkan selama 2 hari
metode
 Saring dan simpan dikulkas
penyarian, lama
 Ulangi proses dengan menggunakan
penyarian,
etanol 96% 500ml
metode
penguapan  Campur dan diamkan selama 2 hari

pelarut, dan  Saring dan jadikan satu dengan hasil

penyimpanan) yang pertama


 Filrate dikentalkan diatas waterbath

2. Pada sediaan masker gel peel off


 Siapkan serbuk sebanyak 400gr lalu
direndam dengan etanol 96%
 Campur dan diamkan selama 2 hari
 Saring
 Filrate dikentalkan diatas waterbath
8 Parameter Sebutkan parameter nonspesifik kualitas simplisia
nonspesifik dan ekstrak beserta prinsip dan cara kerjanya
kualitas ekstrak (minimal 2)
dan sebutkan
a. Penetapan kadar air
nilai batasnya
1 g ekstrak ditimbang dalam cawan yang telah
ditara. Lalu dikeringkan pada suhu 105°C selama
± 3 jam di dalam oven. Kemudian dimasukkan
cawan dalam desikator hingga suhu kamar dan
dicatat bobot tetap yang diperoleh (Depkes RI,
2000).

Rumus dalam menentukan kadar air :

keterangan:

A : bobot sampel sebelum dipanaskan

B : bobot sampel setelah dipanaskan

Prinsip kerja :

Kadar air yang terkandung dalam suatu bahan


akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan
pada suhu 105°C selama waktu tertentu serta
perbedaan antara berat sebelum dan sesudah
dipanaskan adalah kadar air bahan tersebut
(Prasetyo et al., 2019).
Syarat kadar air :

tidak lebih dari 10% (FH edisi II, 2017).

 Obat tradisional
W1 : 405,35
W2 : 406,35
W3 : 406,5

 Kosmetik
W1 : 406,50
W2 : 407,50
W3 : 407,65

b. Penetapan kadar abu total

1 g ekstrak ditimbang dan dimasukkan dalam krus


silikat yang sebelumnya telah dipijarkan dan
ditimbang. Kemudian ekstrak dipijar dengan
menggunakan tanur secara perlahan-lahan hingga
arang habis. Kemudian didinginkan dalam
desikator dan ditimbang hingga bobot tetap
(Depkes RI, 2000).

Rumus dalam menentukan kadar abu total yang


dinyatakan dalam % (b/b).

Pinsip kerja :

Mengoksidasi semua zat organic pada suhu tinggi


sekitar 500-600°C, kemudian melakukan
penimbangan zat yang tertinggaal setelah proses
pembakaran tersebut (Maulana A, 2016).

Syarat kadar abu total :

tidak lebih dari 5,5% (FH edisi II, 2017)

 Obat Tradisional
W1 : 391,35
W2 : 393,5
W3 : 392,5

 Kosmetik
W1 : 410,95
W2 : 412,95
W3 : 411,95

c. Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu


total dididihkan dengan 25 mL asam sulfat encer
selama 5 menit. Kemudian dikumpulkan bagian
yang tidak larut asam. Lalu disaring dengan kertas
saring bebas abu dan residunya dibilas dengan air
panas. Abu yang tersaring dan kertas saringnya
dimasukkan kembali ke dalam krus silikat yang
sama. Setelah itu, ekstrak dipijar dengan
menggunakan tanur secara perlahan-lahan hingga
bobot tetap dan ditimbang (Depkes RI, 2000).

Rumus dalam menentukan kadar abu tidak larut


asam :

Prinsip kerja :

Semakin tinggi kadar abu total maka kandungan


mineral di dalam ekstrak semakin banyak.
Adanya kadar abu tidak larut asam dari ekstrak
memberikan gambaran terdapatnya zat pengotor
seperti tanah silikat, debu, pasir dan logam-logam
berat seperti Pb dan Hg yang berasal dari proses
pengolahan dan pembuatan simplisia
(Supriningrum dkk, 2019).

Syarat kadar abu tidak larut asam :

tidak lebih dari 1,8% (FH edisi II, 2017)

 Obat Tradisional
Cawan kosong : 390,10
Abu + Cawan : 392,10
Abu : 392,10 – 390,10 = 2

 Kosmetik
Cawan kosong : 391,35
Abu + Cawan : 399,10
Abu : 399,10 – 391,35 = 7,75

9. Parameter Sebutkan cara kerja utk penetapan kadar zat aktif


spesifik kualitas yang sesuai dengan simplisia yang anda gunakan
ekstrak (sebutkan pustaka)

a. Uji makroskopik

Dilakukan melalui pengujian identitas ekstrak dan


organoleptik untuk mengetahui bentuk, warna,
bau, dan rasa dari simplisia (Depkes RI, 2000).

b. Uji Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan


meletakkan simplisia di atas objek gelas yang
ditetesi air dan kloralhidrat di atas lampu spiritus.
Kemudian dilakukan pengamatan di bawah
mikroskop untuk melihat fragmen pengenal dalam
bentuk sel, isi sel atau jaringan tanaman
(Handayani dkk, 2019)

Sebutkan pencarian profil KLT (berdasarkan


kandungan kimianya)

a. Fasa diam
1. Silica gel
b. Fasa gerak
1. N butanol
2. Asam asetat
3. Aquades
c. Deteksi

Tulungagung,
Mengetahui

Pembina Praktikan

( )
( )
Bagian II: Kerja laboratorium

1. Ekstraksi

Metode ekstraksi maserasi

Pada sediaan sirup

 Siapkan serbuk 300gr dan etanol 96% 1,5 liter


 Masukkan ke dalam botol semua serbuk dan etano 96% 1 liter, campur
dan diamkan selama 2 hari
 Saring dan simpan dikulkas
 Ulangi proses dengan menggunakan etanol 96% 500ml
 Campur dan diamkan selama 2 hari
 Saring dan jadikan satu dengan hasil yang pertama
 Filrate dikentalkan diatas waterbath

Pada sediaan masker gel peel off

 Siapkan serbuk sebanyak 400gr lalu direndam dengan etanol 96%


 Campur dan diamkan selama 2 hari
 Saring
 Filrate dikentalkan diatas waterbath

Simplisia yang digunakan : 700 g


Pelarut yang digunakan : etanol 96%
Volume pelarut yang digunakan : 2500 ml
Bobot ekstrak yang dihasilkan : 70 g

Rendemen :

Standarisasi rendemen daun salam tidak kurang dari 7,8%


2. Penetapan Kadar kandungan kimia

Prosedur Uji Fitokimia

a. Uji Alkaloid
Identifiksi larutan uji 1ml terhadap senyawa golongan alkaloid dilakukan dengan
menggunakan pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff. Tetes 1:1
(Muthmainnah, 2019).
Hasil yang di peroleh : (+)

b. Uji Triterpenoid dan Steroid


0,5 mg eksrak sampel dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan
2ml etil asetat dan dikocok. Lapisan etil asetat diambil lalu ditetesi pada plat tetes
dibiarkan sampai kering setelah kering ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat
dan 1 tetes asam sulfat pekat.
Adanya terpenoid ditandai dengan terbentuknya warna merah atau kuning
Adanya seteroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau (Muthmainnah, 2019).
Hasil yang di peroleh : (+)
c. Uji Tanin
Sebanyak 0,5 mg estrak ditambah etanol hingga sampel terendam . Sebanyak 1
Ml larutan sampel dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan
2-3 tetes larutan FeC13 1 %.
Hasil positif ditunjukkan dengan terbentunya warna hitam kebiruan atau hijau
(Muthmainnah, 2019).
Hasil yang di peroleh : (+)

d. Uji Flavonoid
0,5 mg estrak sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
HCL pekat lalu dipanaskan denngan waktu 15 menit diatas penangas air .
Apabila terbentuk merah atau kuning berarti hasil + flavonoid ( falavon, kalkon,
dan auron) (Muthmainnah, 2019).
Hasil yang di peroleh : (+)
e. Uji Saponin
Sebanyak 0,5 mg estrak sampel ditambahkan 0,5 ml air panas kemudian dikocok
selama 1 menit . Apabila menimbulkan busa ditambahkan HCL IN , apabila busa
stabil selama 10 menit dengan ketinggian 1-3 cm maka estrak positif
mengandung saponin (Muthmainnah, 2019).
Hasil yang di peroleh : (-)

Data:
1. Penimbangan sampel:
Berat wadah kosong : 10gr
Wadah + zat 1 : 35gr
Wadah + zat 2 : 15gr
Berat sampel 1 : 25gr
Berat sampel 2 : 5gr

2. Profil KLT

Pemeriksaan Flavonoid dengan KLT

Pertama, menjenuhkan kertas saring kedalam eluen, lalu lempeng klt dipotong 3 x
7cm. Setelah itu lempeng klt dimasukkan dalam oven selama 30 menit. Ekstrak
etanol daun salam ditimbang sebanyak 0,01 gr dilakukan dalam etanol pa 1mL.
Kemudian ekstrak dan kuersetin ditotolkan pada lempeng KLT, masukan lempeng
tersebut dalam chamber yang berisi fase gerak n heksana : etil asetat (3:7),
selanjutnya dibiarkan fase gerak merambat sampai tanda batas. Kemudian
keluarkan lempeng, hasil elusi diamati dengan lampu UV 254 nm dan 365 nm,
sebagai zat pembanding digunakan kuersetin.

3. Uji mikroba

1. Pengenceran ekstra 1gr dengan aquadest 10 ml

2. Sejumlah 1 ml ekstrak dari pengenceran dipipet dengan pipet steril.

3. Kemudian ditanamkan dalam medium NA.

4. Lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

5. Kemudian diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes, R. I. (2000). Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 3-30.
Handayani, F., Apriliana, A., & Natalia, H. (2019). Karakterisasi dan skrining fitokimia
simplisia daun Selutui Puka (Tabernaemontana macracarpa Jack). Jurnal Ilmiah
Ibnu Sina, 4(1), 49-58.
Maulana, M. F. (2016). Penggunaan Tanaman Genjer (Limnocharis Flava) Pada Sistem
Akuaponik Untuk Mengolah Limbah Greywater (Doctoral dissertation, UII
Yogyakarta).
Muthmainnah, B. (2019). Skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder dari ekstrak etanol
buah delima (Punica granatum L.) dengan metode uji warna. Media Farmasi,
13(2), 36-41.
Prasetyo, T. F., Isdiana, A. F., & Sujadi, H. (2019). Implementasi alat pendeteksi kadar air
pada bahan pangan berbasis internet of things. Smartics Journal, 5(2), 81-96.
Supriningrum, R., Fatimah, N., & Purwanti, Y. E. (2019). Karakterisasi Spesifik Dan Non
Spesifik Ekstrak Etanol Daun Putat (Planchonia valida). AL-ULUM: JURNAL
SAINS DAN TEKNOLOGI, 5(1), 6-12.

Anda mungkin juga menyukai