Menurut Tones dalam Maulana (2009), pendidikan kesehatan berfungsi membangkitkan keinsafan dalam masyarakat tentang aspek-aspek kerugian kesehatan lingkungan dan sumber-sumber sosial penyakit, yang secara ideal diikuti dengan keterlibatan masyarakat dengan giat. Beberapa ahli kesehatan telah membuat batasan pendidikan kesehatan, antara lain: 1. Wood: 1926 “Pendidikan kesehatan adalah pengalaman-pengalaman yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan, sikap, dan pengetahuan seseorang atau masyarakat.” 2. Nyswander: 1947 “Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan proses pemindahan materi (pesan) dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.” 3. Steuart: 1968 “Pendidikan kesehatan merupakan komponen program kesehatan (kedokteran) yang isinya perencanaan untuk perubahan perilaku individu, kelompok, dan masyarakat sehubungan dengan pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.” 4. Joint Commixxion on Health Education, USA: 1973 “Pendidikan kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan orang dan membuat keputusan yang tepat sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan.
Tujuan Pendidikan Kesehatan
Menurut Azwar (2011) membagi tiga perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan kesehatan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat. Contohnya kader kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap penyuluhan dan pengarahan kepada keadaan dalam cara hidup sehat menjadi suatu kebiasaan masyarakat. 2. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat di dalam kelompok. Contoh program PMKD adalah posyandu yang akan diarahkan kepada upaya pencegahan penyakit. 3. Mendorong berkembangnya dan penggunaan saran pelayanan kesehatan yang ada secara tepat. Contoh ada sebagian masyarakat yang secara berlebihan memanfaatkan pelayanan kesehatan ada pula yang sudah benar-benar sakit, tetapi tetap tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah disediakan. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
1. Sasaran Pendidikan Kesehatan
Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu. b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok. c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda, misalnya: a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS). b. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien. c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.
Jenis Penyakit Menular dan Tidak Menular
1. Jenis-jenis Penyakit Menular a. Penyakit saluran pernafasan di antaranya: 1) Tuberkulosis (TBC). 2) Influenza. 3) Radang paru-paru (pneumonia). b. Penyakit saluran pencernaan: 1) Disentri basiler. 2) Disentri amoeba.. 3) Cholera. 4) Tiphus. 5) Radang hati (hepatitis). c. Penyakit Kulit 1) Scabies (kudis).
2. Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular
Istilah penyakit tidak menular dipakai dengan maksud membedakan kelompok penyakit-penyakit lainnya yang tidak termasuk dalam penyakit menular. Jenis- jenisnya, misalnya: a. Penyakit jantung b. Hipertensi. c. Stroke. Stroke d. Diabetes Melitus. DM atau diabetes e. Kanker. Tindakan Preventif dan Cara Pengobatan Penyakit Menular dan Tidak Menular
1. Penyakit Menular: Pencegahan/Tindakan Preventif
a. Pencegahan Tingkat Pertama Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan, serta faktor pejamu. 1) Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin 2) Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik, seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya, 3) Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum, dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, b. Pencegahan Tingkat Kedua Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang 1) Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala, serta pemeriksaan kelompok tertentu 2) Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan pathogenesis penyakit tertentu.
c. Pencegahan Tingkat Ketiga
Sasaran pencegahan tingkat ketiga adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. d. Sasaran Langsung pada Sumber Penularan Pejamu Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan demikian, keberadaan sumber penularan tersebut memegang peranan yang cukup penting serta menentukan cara penanggulangan yang paling tepat dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
2. Penyakit Tidak Menular
Upaya pencegahan: prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga berlaku pada Penyakit Tidak Menular (PTM). Dikenal juga keempat tingkat pencegahan seperti berikut ini: a. Pencegahan primordial Pada prinsipnya upaya pencegahan primordial adalah pertama mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan benar dalam masyarakat. Kedua melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap risiko yang ada atau berlangsung dalam masyarakat. b. Pencegahan tingkat pertama, yang meliputi: Promosi kesehatan masyarakat, misalnya yaitu kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan, dan pendidikan kesehatan masyarakat. Lalu pencegahan khusus, misalnya adalah pencegahan keterpaparan dan pemberian kemopreventif. c. Pencegahan tingkat kedua, meliputi pertama diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening. Kedua, pengobatan misalnya kemoterapi atau tindakan bedah. d. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah orang sakit. Contoh upaya pencegahan: misalnya, untuk pencegahan primer stroke dilakukan intervensi terhadap: Gaya hidup, dengan melakukan reduksi stres, makan rendah garam
“Perlu Diingat” Pada sesi ini, selain Anda mempelajari tentang Pendidikan Kesehatan, jangan lupa Anda harus melakukan Tugas Praktek 3