Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Penerapan Metode Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)


Pada Kualitas Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit
Model metode asuhan keperawatan (MAKP) primary nursing merupakan metode
penugasan dimana perawat bertanggung jawab kepada pasien selama 24 jam mulai saat
pasien masuk sampai dengan keluar, metode ini mewujudkan kemandirian para perawat
dalam melaksakan asuhan (Nursalam, 2014), dan model metode asuhan keperawatan
(MAKP) primary nursing dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatanya
itu secara signifikan dapat menurunkan angka kejadian Infeksi kateter urine, flebitis,
angka kejadian jatuh dan kejadian decubitus (Molin et al, 2018). Model metode
penugasan perawat primary nursing yaitu menggunakan seorang perawat primer yang
bertanggung jawab terhadap 5-6 pasien dan jika perawat primer tidak bertugas maka akan
dilimpakan kepada perawat pelaksana dalam proses pemberian asuhan yang sudah dibuat
oleh perawat primer (Marquiz, dan Huston, 2000).
Metode penugasan primary nursing memiliki kelebihan yaitu bersifat berkelanjutan
dan komprehensif, tidak membutuhkan perawat yang banyak tetapi membutuhkan tenaga
yang sudah professional (Gillies, 1996). Asuhan keperawatan yang diberikan berkualitas
tinggi, pasien merasakan lebih diutamakan dan dimanusiakan, dengan model primary
nursing dokter dapat mengetahui dari perawat primer informasi terbaru dari pasien secara
komprehensif dan terbaharui (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap kepala unit keperawatan di
beberapa rumah sakit di Kota Medan tentang model dalam penugasan perawat, dari hasil
tersebut peneliti mendapatkan mayoritas unit keperawatan belum melaksanakan model
metode asuhan keperawatan (MAKP) primary nursing, unit keperawatan masih
menggunakan metode Tim dalam pelaksanaan penugasan para perawat, mereka
menyatakan bahwa mereka belum melaksanakan metode primer karena belum
mendapatkan pelatihan tentang bagaimana model penugasan primary nursing dan tidak
mengetahui pengaruh dari model yang digunakan dan bagaimana model itu diterapkan
dalam layanan keperawatan.
B. Pengaruh Penerapan Model Praktek Keperawatan Professional (MPKP) Terhadap
Standar Asuhan Keperawatan Dan Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Model praktik keperawatan professional (MPKP) adalah suatu model pemberian
asuhan keperawatan yang memberi kesempatan kepada perawat professional untuk
menetapkan otonominya dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien (Manurung S, 2011). Hoffart dan Woods
(1996) mendefinisikan model praktik keperawatan professional sebagai suatu system
yang meliputi struktur, proses dan nilai professional yang memungkinkan perawat
professional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan untuk
menjungjung asuhan keperawatan sebagai suatu model berarti sebuah ruangan dapat
menjadikan contoh dalam praktik keperawatan professional dirumah sakit.
Pengembangan modep praktik keperawatan professional didasarkan pada nilai
professional, nilai professional merupakan inti dari model praktik keperawatan
professional, yang meliputi nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali, dan
tanggung gugat, nilai intelektual ini didapatkan melalui Pendidikan formal dan informasi
(Nuryandari, 2007).
Berdasarkan observasi dan wawancara kepada beberapa oroang perawat pada
kegiatan pra penelitian diketahui bahwa pada tahun 2016 penerapan MPKP sudah
dilakukan hamper untuk seluruh ruangan rawat inap yang ada. Peningkatan kompetensi
sumber daya manusia khususnya perawat juga terus dilakukan diantaranya dengan cara
memberikan pelatihan pelatihan kepada perawat. Pihak rumah sakit juga memberikan
kesempatan pada perawat yang berpendidikan sekolah Pendidikan keperawatan (SPK)
atau D3 keperawatan untuk melanjutkan pendidikan S1 (S.Kep, Ners), dengan
meningkatkan kompetensi perawat dengan memberikan pelatihan dan kesempatan
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, maka diharapkan penerapan MPKP dapat
berjalan dengan baik dan lebih cepat diimplementasikan untuk ruang ruangan non MPKP,
karena untuk menerapkan MPKP dengan baik, diperlukan sumber daya perawat dengan
jenjang pendidikan yang tinggi serta pelatihan yang cukup.
C. Pengaruh Pelatihan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) terhadap
Penerapan Pilar I Pendekatan Manajemen dan Pilar IV Sistem Pemberian Asuhan
Keperawatan Perawat di Rumah Sakit X Kotamobagu
MPKP merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
dalam pelayanan keperawatan untuk meminimkan kesalahan atau kelalaian yang dapat
terjadi. MPKP suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur asuhan tersebut. Tujuan penerapan MPKP
adalah meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian
asuhan keperawatan, memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar
melaksanakan praktik keperawatan profesional dan menyediakan kesempatan kepada
perawat untuk mengembangkan penelitian keperawatan.
Proses pelaksanaan MPKP yakni satu ruangan harus ditetapkan untuk jenis tenaga
keperawatannya, beberapa jenis tenaga yang harus ada meliputi: kepala ruang perawatan,
Clinical Care Manager (CCM), perawat primer (PP), serta perawat asosiet (PA). Peran
dan fungsi PP dan PA harus jelas dan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
Pada ruang MPKP pemula, kepala ruangan adalah perawat dengan pendidikan D-III
keperawatan dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat 1 adalah perawat dengan
pendidikan S.Kep/Ners dengan pengalaman. Beberapa metode keperawatan yang terdapat
di Indonesia diantaranya: metode primer, metode kasus, metode tim dan metode
fungsional. Kerangka kerja metode keperawatan dalam MPKP mendefinisikan empat
unsur yakni standar, proses keperawatan, pendidikan dan sistem model keperawatan
Pengaruh pelatihan terhadap kepemimpinan pelaksanaan standar kepala ruangan
(Karu) terhadap komitmen perawat dalam mengimplementasikan MPKP Di RSUD Curup
Kabupaten Rejang Lebong. Asumsi Peneliti menyimpulkan bahwa implementasi
Penerapan MPKP dalam proses pelatihan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
di rumah sakit, disarankan agar implementasi penerapan MPKP menjadi salah satu
kriteria penilaian pada akreditasi rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan di
Rumah Sakit X Kotamobagu

Anda mungkin juga menyukai