Anda di halaman 1dari 4

TUGAS II

PENGANTAR SOSIOLOGI

Disusun Oleh :

Mohammad Rizal Efendi                       (042735986)

S-1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UPBJJ- UT MALANG

UNIVERSITAS TERBUKA

2022
1. a. Perilaku kolektif adalah cara berpikir, berperasaan dan bertindak
sekumpulan individu yang secara relatif bersifat spontan dan tidak terstuktur
yang berkembang dalam suatu kelompok atau suatu populasi sebagai akibat
dari saling stimulasi antara individu. Perilaku kolektif ini tidak diatur oleh
norma-norma tertentu dan tidak dilembagakan secara formal. Perilaku kolektif
adalah perilaku sekumpulan orang yang relative bersifat spontan, tidak
terstruktur dan tidak stabil.

Contohnya, Tindak Kenakalan

Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya


suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi
masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan
mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi
kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan
mengganggu orang yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain
sebagainya.

b. Perilaku kolektif bisa terjadi dimasyarakat mana saja, baik masyarakat


yang sederhana maupun yang kompleks. Menurut teori Le Bon perilaku
kolektif dapan ditentukan oleh 6 faktor berikut ini :

1. Situasi sosial
Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi
tertentu.
2. Ketegangan struktural
Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan
menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok
ketidakpahaman
3. Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum.
Misalnya : berkembangnya isu-isu tentang pelecehan suatu agama
atau penindasan suatu kelompok yang dapat menyinggung kelompok
lain
4. Faktor yang mendahului
Yakni faktor-faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang
dikandung masyarakat. Misalnya desas-desus isu kenaikan harga
BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini dapat
memicu kuat sekelompok orang untuk protes.
5. Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak.
Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai
dikomando/dimobilisasikan oleh pimpinannya.
6. Berlangsungnya suatu pengendalian social.
Merupakan hal penentu yang dapat menghambat, menunda bahkan
mencegah ke 5 faktor diatas, misalnya : pengendalian polisi dan aparat
penegak hukum lainnya.
2. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat terkait Pendidikan dan perbedaan
gender masih minim, terutama didaerah tertinggal, yang mana menganggap
peran gender, yaitu peran yang dideterminasi oleh nilai, norma, dan aturan
yang ada di dalam masyarakat atau dengan kata lain peran yang dikonstruksi
secara sosial. Peran gender ini menempatkan laki-laki berperan pada sektor
publik dikarenakan posisi/statusnya di sector publik tersebut, sedangkan
peran yang dimiliki perempuan adalah peran yang berada dalam rumah
tangga sesuai posisi/statusnya pula. Hal ini berlangsung dari generasi satu ke
generasi berikutnya melalui proses sosialisasi dalam keluarga. perlu adanya
sosialisasi persamaan gender yang serius agar permasalahan ini
terselesaikan.

3. Stratifikasi adalah pelapisan sosial. Yaitu pembagian masyarakat


berdasarkan lapisan sosial. Dalam stratifikasi terdapat lapisan bawah (lower
class), lapisan menengah (middle class) dan lapisan atas (upper class).

Stratifikasi sosial terbuka. Contohnya adalah stratifikasi berdasarkan


pendidikan dan stratifikasi ekonomi masyarakat industri.
Stratifikasi sosial tertutup. Contohnya adalah stratifikasi berdasarkan sistem
kasta pada kebudayaan Hindu Bali.
Stratifikasi sosial campuran. Contohnya adalah stratifikasi masyarakat Hindu
Bali yang masih terpengaruh sistem kasta, akan tetapi ketika individu tersebut
berpindah tempat maka pelapisan sosialnya akan ditentukan oleh usahanya,
bukan lagi dengan sistem kasta.
DAFTAR RUJUKAN

Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Narwoko, D., & Suyanto, B. (2004). Kelompok-kelompok Sosial Tidak Teratur. In D. Narwoko, &
B. Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (pp. 35-40). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Zumaro, A. (2011, Mei 26). Perilaku Kolektif dan Penyimpangan. Retrieved from Google:
https://ahmadzumaro.wordpress.com/2011/05/26/perilaku-kolektif-dan-penyimpangannya/

Anda mungkin juga menyukai