PENGANTAR SOSIOLOGI
Disusun Oleh :
UPBJJ- UT MALANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. a. Perilaku kolektif adalah cara berpikir, berperasaan dan bertindak
sekumpulan individu yang secara relatif bersifat spontan dan tidak terstuktur
yang berkembang dalam suatu kelompok atau suatu populasi sebagai akibat
dari saling stimulasi antara individu. Perilaku kolektif ini tidak diatur oleh
norma-norma tertentu dan tidak dilembagakan secara formal. Perilaku kolektif
adalah perilaku sekumpulan orang yang relative bersifat spontan, tidak
terstruktur dan tidak stabil.
1. Situasi sosial
Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi
tertentu.
2. Ketegangan struktural
Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan
menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok
ketidakpahaman
3. Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum.
Misalnya : berkembangnya isu-isu tentang pelecehan suatu agama
atau penindasan suatu kelompok yang dapat menyinggung kelompok
lain
4. Faktor yang mendahului
Yakni faktor-faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang
dikandung masyarakat. Misalnya desas-desus isu kenaikan harga
BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini dapat
memicu kuat sekelompok orang untuk protes.
5. Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak.
Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai
dikomando/dimobilisasikan oleh pimpinannya.
6. Berlangsungnya suatu pengendalian social.
Merupakan hal penentu yang dapat menghambat, menunda bahkan
mencegah ke 5 faktor diatas, misalnya : pengendalian polisi dan aparat
penegak hukum lainnya.
2. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat terkait Pendidikan dan perbedaan
gender masih minim, terutama didaerah tertinggal, yang mana menganggap
peran gender, yaitu peran yang dideterminasi oleh nilai, norma, dan aturan
yang ada di dalam masyarakat atau dengan kata lain peran yang dikonstruksi
secara sosial. Peran gender ini menempatkan laki-laki berperan pada sektor
publik dikarenakan posisi/statusnya di sector publik tersebut, sedangkan
peran yang dimiliki perempuan adalah peran yang berada dalam rumah
tangga sesuai posisi/statusnya pula. Hal ini berlangsung dari generasi satu ke
generasi berikutnya melalui proses sosialisasi dalam keluarga. perlu adanya
sosialisasi persamaan gender yang serius agar permasalahan ini
terselesaikan.