Anda di halaman 1dari 34
PANDUAN SURVEILANCE RSU KARYA DHARMA HUSADA ts - 03 ~ 2022 me S/KDH KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARYA DHARMA HUSADA NOMOR : 172/KDH/SK-DIR/IIU/2022 TENTANG PANDUAN SURVEILANS INFEKSI DI RUMAH SAKIT UMUM KARYA DHARMA HUSADA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARYA DHARMA HUSADA Menimbang a. Bahwa RSU Karya Dharma Husada selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas Pelayanan sesuai dengan standard Pelayanan Kesehatan termasuk mencegah risiko penularan infeksi dengan cara melaksanakan surveilans infeksi rumah sakit; b. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan diatas, dipandang perlu memberlakukan Panduan Surveilans Infeksi Rumah Sakit, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur, Mengingat 1. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431), 2, Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5063). 3. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 5072). Jatan Yudistira Seiata! TELP : (0362) 21890, E Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Keempat Ja TELP : (0362) 21 istira Selata 90, No.7 KARYA DHARMA HU ngaraja KODE POS S/KDH Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 260/Menkes'SK/II1/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/IIV/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan; MEMUTUSKAN Keputusan Direktur RSU Karya Dharma Husada tentang Pemberlakuan Panduan Surveilans Infeksi di RSU Karya Dharma Husada. Panduan Surveilans Infeksi di RSU Karya Dharma Husada dimaksud diktum kesatu sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini Keputusan Direktur RSU Karya Dharma Husada Nomor 371/KDH/SK- DIR/VII1/2019 tentang Pemberlakuan Panduan Surveilans Infeksi di RSU Karya Dharma Husada tidak berlaku lagi. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan dirubah dan diatur kembali sebagaimana mestinya, Ditetapkan di: Singaraja Pada Tanggal : 15 Maret 2022 RSU. Karya Dharma Husada SADA DAFTAR ISI Daftar Isi BABI DEFINISI. A. Pengertian... BABI RUANG LINGKUP.. ‘A. Lingkup Kegiatan Surveilans BAB III TATA LAKSANA....... A. Identifikasi Kasus .. BABIV DOKUMENTASI. Lampiran Keputusan Direktur RSU Karya Dharma Husada Nomor : 172/KDH/SK-DIR/II1/2022 Tanggal : 15 Maret 2022 Tentang : Panduan Surveilance di RSU Karya Dharma Husada BABI DEFINISI Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar rumah sakit, Salah satu program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) adalah kegiatan surveilans, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan latihan, kewaspadaan isolasi serta kebijakan penggunaan anti mikroba yang rasional. Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan keschatan merupakan salah satu kegiatan yang penting dan luas dalam program pengendalian infeksi dan suatu hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari program PPI Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial Karena sering kali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare Associated Infection” (HAI’S) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dan tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit selanjutnya disebut infeksi rumah sakit (IRS), Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehtan ini merupakan suatu proses yang dinamis, komprehensif dalam mengumpulkan, mengidentifikasi, menganalisa data kejadian yang terjadi dalam suatu populasi yang spesifik dan melaporkannya pada pihak — pihak yang berkepentingan, Hasil kegiatan surveilans ini dapat digunakan sebagai data dasar Iaju infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menentukan adanya kejadian luar biasa (KLB) Kegiatan surveilans IRS di Indonesia belum dilaksanakan sebagai pedoman, yang salah satunya disebabkan belum tersedianya petunjuk pelaksanaan. Oleh karena itu Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Infeksi Rumah Sakit mutlak dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan Kegiatan surveilans di rumah sakit. Setiap rumah sakit dapat merencanakan dan menetapkan jenis surveilans yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing — masing rumah sakit. Dengan adanya kegiatan surveilans pada progam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS) diharapkan dapat menurunkan laju infeksi. BABII RUANG LINGKUP SURVEILANS, 1, Mendapatkan Data Dasar IRS Pada dasarnya data surveilans IRS digunakan untuk mengukur laju angka dasar (baseline rate) dari infeksi rumah sakit, Dengan demikian dapat 48 jam dan sebelumnya Formula Jumlah —pasien yang ___terinfeksi Ventilator | (VAP), | ventilator pada pasien yang tidak | Associated Pneumonia Jumlah hari terpasang | mengalami pneumonia sebelumnya x | 1000 Kriteria a. Kriteria Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala Klinis = Demam (238°C) tanpa ditemui penyebab lainnya = Leukopenia (s_——-4000 WBC/mm3) atau Leukositosis (212.000 SDP/mm3) Dan minimal disertai 2 dari tanda berikut = Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat | sputum 2 = Peningkatan fraksi _inspirasi > 02 dari oksigen > FiO2 sebelumnya Peningkatan PEEP setiap hari sebesar >3cmH20 dari PEEP selama 2 hari sebelumnya berturut-turut b. Kriteria Eksklusi Pasien dengan pneumonia sebelum pemasangan ventilasi mekanik 8 | Bobot KPI (%) 9 | Tipe Indikator : (Pilih salah satu | o Input oO Proses dengan tanda “V") Output co Outcome 10 | Sumber Data : | Formulir Surveilans 11 | Target Sample dan Ukuran Sample | Semua pasien yang terpasang mesin ) ventilasi mekanik 12 | Rencana Analisis : Grafik batang dan garis ‘13 | Wilayah pengamatan ICU, PICU, Perinatologi, ULB dan HCU 14 |Metode pengumpulan data (pilih | c Retrospektif salah satu dengan tanda “V”) 0 Concurrent 15. | Pengumpulan Data IPCN dan IPCN Link 16 | Frekuensi Penilaian Data Perbulan - 17 | Periode Pelaporan = Perbulan 18 [Reneana penyebaran hasil capaian | Melalui pertemuan rutin bulanan kepada staf : dengan unit kerja, pengiriman analisa VAP setiap 3 bulan ke unit kerja dan | direksi, Kemkes. 19 1 ‘Nama alat atau file audit Formulir surveilans harian dan formulir kejadian VAP. 13 i | l 20 ‘Target Capaian 2017 [2018 | 2019 | 2020 | 2021 <5.8% | Kamus Indikator ISK 1 Perspektif : (pilih salah satu dengan tanda“V”) © Stakeholder o Finansial 12 Proses bisnis Internal © Pengembangan personil & Organisasi Sasaran Strategi Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi Komite PPIRS secara ‘merata diseluruh unit kerja/departemen. Nama Key Performance Indicator (KPI) Tereapainya angka ISK sesuai Benchmark ‘Alas an memilih indikator > T. Standar akreditasi nasional dan internasional 2. Menjadi —pusat_—_rujukan pendidikan dan pelayanan 3. Indikatorpenilaian Direktur Utama 4, Meningkatkan pasien safety Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan jenis infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan kandung kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan sekitar jaringan retroperitoneal atau rongga perinefrik), | Karena penggunaan kateter urin >48 | jam. 14 6 | Formula Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine / Jumlah hari terpasang kateter urine x 1000 7 Kriteria ‘a. Kriteria Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala Klinis - Demam (>38°C) + Urgensi - Frekuensi > Disuria, atau = Nyeri supra pubik ‘Tanda dan gejala ISK anak < 1 tahun: = Demam>38°C rektal ~ Hipotermi < 37°C rektal - Apnea - Bradikardia ~ Letargia = Muntah-muntah Tes Diagnostik ~ Tes carik celup (dipstick) positit untuk leukosit esterase dan/atan nitrit ~ Piuri (terdapat +10 leukosit per ml atau terdapat 3 leukosit per LPB (mikroskop —_kekuatan tinggi/1000x) dari urin tanpa dilakukan sentrifugasi) = Ditemukan kuman dengan pewamaan Gram dari urine yang 15 tidak disentrifugasi Paling sedikit 2 kultur urin ulangan didapatkan uropatogen yang sama (bakteri gram negatif atau S. saprophyticus) dengan jumlah > 102 kononi per ml dari urine yang. tidak dikemihkan | aspirasi | (kateter atau suprapubik) | Kultur ditemukan < 10.5 koloni/ml kuman _patogen tunggal (bakteri gram negatif saprophyticus) pada pasien yang dalam pengobatan antimikroba efektif untuk ISK. Dokter mendiagnosis sebagai ISK Dokter memberikan terapi yang atau S. sesuai untuk ISK b. Kriteria Eksklusi Pasien dengan ISK pemasangan kateter urine menetap sebelum 8 | Bobot KPI (%): 9 [Tipe Indikator (Pilih salah satu|GInput — cproses dengan tanda “V”) co Output 0 Outcome 10 | Sumber Data Formulir Surveilans 11 | Target sample dan ukuran sample | Semua pasien yang terpasang kateter (a) | urine menetap > 24 jam | 12 |Rencana Analisis: Control Chart 13 | Wilayah Pengamatan 16 14 |Metode Pengumpulan Data (pilih | o Retrospektif salah satu dengan tanda “”) co Concurent 15 | Pengumpul Data IPCN dan IPCN Link 16 | Frekuer ian Data Perbulan 17 _| Periode Pelaporan = Perbulan ~ a [18 Rencana penyebaran hasil capaian | kepada staf Melaluipertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman analisa ISK setiap 3 bulan ke unit kerja dan | direksi, Kemkes, | 19 | Nama alat atau file audit : | Formulir surveilans harian dan formulir kejadian ISK tanda “V) 20 ‘arget capaian 2017 2018 | 2019 | 2020 | 2021 <4.7% Kamus Indikator IDO 1 | Perspektif : (pilih salah satu dengan | c Stakeholder o Finansial a Proses Bisnis Internal | a Pengembangan Personil & Organisasi 2 | Sasaran Strategis Terwujudnya kemtangan proses bisnis dan organisasi komite PPIRS secara ‘merata diseluruh unit kerja/ departemen 3 [Nama Key Performane Indicator (KP): Tercapainya angka IDO sesuai Benchmark 4 | Alasan memilih indikator 1. Standar akreditasi nasional dan 3. Indikator penilaian Direktur | Utama internasional 2. Menjadi —pusat—rujukan | pendidikan dan pelayanan wv 4. Meningkatkan pasien safety Definisi : Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi luka operasi atau organ/ruang | yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90 | hari pasca tindakan operasi Formula jumlah pasien yang terinfeksi IDO / jumlah pasien yang dioperasi x 100% Kriteria ‘A. Infeksi luka operasi dibagi 3, yaitu 1. Infeksi Iuka operasi superficial/ surgical site infection superficial incisional site (SSI) adalah infeksi luka operasi yang terjadi 30 hari setelah operasi dan hanya mengenai kulit dan jaringan subkutan dengan gejala : aliran nanah purulen dari tempat insisi atau terdapat minimal salah satu gejala infeksi berikut yaitu, bengkak, kemerahan, nyeri, panas. 2. Infeksi luka operasi dalam (Profunda) / surgical site infection (SSI) Deep incisional adalah infeksi yang terjadi 30 hari sampai 90 hari pasca tindakan operasi dengan kriteria . Infeksi luka ——_operasi terdapat salah satu keaadaan sebagai berikut terdapat drainase purulen dari tempat insisi dalam, biakan positif dari specimen berupa cairan yang keluar dari Iuka atau jaringan insisi dalam yang di ambil dengan cara aseptic. Insisi superficial yang sengaja dibuka oleh dokter dan memberikan hasil Kultur positif atau tidak dilakukan kultur dan terdapat setidaknya satu gejala atau tanda seperti bengkak, kemerahan, nyeri, demam dengan suhu 38°C. dokter yang _merawat ‘menyatakan infeksi organ/rongga adalah _infeksi yang terjadi 30 hari sampai 90 hari pasca tindakan _operasi menyangkut agian tubuh kecuali insisi, kulit, fasia, lapisan otot yang dibuka_— atau dimanipulasi selama tindakan operasi dan terdapat paling sedikit satu keadaan_berikut terdapat drainase purulen yang berasal dari drain yang 19 B. Jenis Operasi ditempatkan pada organ/ronges | terkait, biakan positif dari | specimen berupa cairan yang keluar dari luka atau jaringan organ/ rongga terkait, abses atau tanda infeksi yang melibatkan | organ/rongga yang dibuktikan dengan pemeriksaan langsung, prosedur invasif, pemeriksaan | histology atau pemeriksaan | radiologi dan dokter yang menangani menyatakan IDO a. Bersih Dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi prabedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka —_Traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, _orofaring, traktus urinarius, atau traktur billier, operasi_berencana dengan penutupan kulit primer dengan atau tanpa pemakaian | drain tertutup, b. Bersih Tercemar Luka operasi_yang_membuka traktus digestivus, _traktus billier, traktus urinarius, traktus 20 respiratorius, samapai dengan orofaring atau traktus reproduksi kecuali ovarium. Kriteria Eksklusi Pasien yang dioperasi di RS Luar RS KDH 8 | Bobot KPI (%) : | | 9 | Tipe Indikator (pilih salah satu) oInput a Proses dengan tanda “V") co Output Outcome 10 | Sumber Data Formulir Surveilans - TI | Target Sample dan Ukuran Sample | Katarak, CABG, SC (a) 12 | Reneana Analisis Grafik batang dan garis 13 | Wilayah pengamatan 14 |Metode Pengumpulan Data (pilih | 0 Retrospektif _ salah satu dengan tanda “V") a Concurrent 15 | Pengumpulan Data TPCN dan IPCN Link 16 | Frekuensi Penilaian Data : Perbulan [17 | Periode pelaporan Perbulan 18 | Rencana penyebaran hasil capaian | Melalui pertemuan rutin bulanan dengan kepada staf. unit kerja, pengiriman analisa IDO, setiap 3bulan ke unit kerja dan direksi, Kemkes. 19 | Nama alat atau file audit Formulir kejadian surveilans harian dan formulir kejadian IDO 20 | Target capaian 2017 [2018 | 2019 [2020 | 2021 a 2 Kamus Indikator HAP 1 | tanda“V") Perspektif (pilih salah satu dengan | 1 Stakeholder 6 Finansial © Proses Bisnis Internal © Pengembangan personil & Organisasi | Sasaran Strategis Terwujudnya kematangan proses bisnis | dan organisasi Komite PPIRS secara merata diseluruh unit kerja/departemen Nama Key Performance Indicator (KPD Tercapainya Benchmark angka HAP sesuai | Alasan memilih indikator : 1. Standar akreditasi nasional dan internasional 2. Menjadi — pusat—_rujukan pendidikan dan pelayanan 3. Indikator Utama 4. Meningkatkan pasien safety penilaian Direktur Definisi Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut pada parenkim paru setelah pasien dirawat di rumah sakit >48 jam tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas bawah Jumlah pasien yang terinfeksi saluran nafas / jumlah hari tirah baring x 1000 a. Kriteria Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala Klinis : ~ Demam (238°C) tanpa ditemui penyebab lainnya 2 = Leukopenia (<4000 WBC/mm3) Leukositosis (12000 SDP/mm3) Dan minimal disertai 2 dari tanda berikut : atau - Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat sputum ~ Peningkatan fraksi inspirasi Oksigen > 0.2 dari Fi02 sebelumnya D. Kriteria Eksklusi Pasien yang sudah pneumonia dari rumah atau luar rumah sakit kepada staf : Bobot KPI (%) : Tipe Indikator : (Pilih salah satu |G Input Proses dengan tanda “V”) a.Output co Outcome |10 | Sumber Data : | Formulir surveilans 11 | Target Sample dan Ukuran sample | Semua pasien yang mengalami tirah @) baring > 2x24 jam 12 | Reneana Analisis Grafik batang dan garis 13 | Wilayah pengamatan ~ 14 | Metode Pengumpulan Data : (pilih | c Retrospektif salah satu dengan tanda “\") | 0 Concurrent 15 | Pengumpulan Data IPCN dan IPCN Link 16 | Frekuensi Penilaian Data : Perbulan 17 | Periode pelaporan Perbulan [18 | Rencana penyebaran hasil capaian | Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman analisa HAP setiap 3 bulan ke unit kerja 23 direksi, Kemkes. 19 | Nama alat atau file audit: Formulir surveilans haian dan formulir kejadian HAP 20 | Target Capaian ~ [2017 [2018 [2019 | 2020 [2021 <1% Kamus Indikator Phlebitis. T | Perspeltif=(ptih salah satu dengan | © Stakeholder o Finansial | tanda “V”) | 0 Proses Bisnis Internal | © Pengenbangan personil & organisasi 2 _| Sasaran Strategis = Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi komite PPIRS secara | ‘merata di seluruh unit kerja/departemen 3 [Nama Key Performance Indicator | Tercapainya angka phlebitis sesuai (KPp Benchmark 4 | Alasan memilih indikator Patient safety dan mencegah terjadinya | phlebitis [3 |Definist Phiebitis adalah pada daerah lokal tusukan infuse ditemukan tanda-tanda ‘merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampaieksudat | purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan 6 | Formula Jumlah pasien yang terinfeksi phlebitis! jumlah hari pemasangan infuse perifer x 1000 7 | Kriteria a. Kriteria Inklusi Pasien yang terpasang infuse perifer 24 b. Kriteria Eksklusi Pasien dengan _ phlebitis sebelum | pemasangan IVL, 8 | Bobot KPI (%) | 9 [Tipe Indikator = (pilih salah satu | GTnput _o Proses | dengan tanda “V") cc Output 5 Outcome 10 | Sumber Data Formulir Surveilans 11 | Ukuran Sample (n) | Semua pasien yang beresiko tirah | baring 12 | Rencana Analisis : "| Grafik batang dan garis - 13 | Wilayah Pengamatan | 14 | Metode Pengumpulan Data : (pilih | © Retrospelsit salah satu dengan tanda “\”) | o Concurrent 15 | Pengumpulan Data VIPCN dan IPCN Link 16 | Frekuensi Penilaian Data [Perbulan 17 | Periode pelaporan | Perbulan 18 |Rencana penyebaran hasil capaian | Melalui pertemuan rutin bulanan kepada staf dengan unit kerja, pengiriman analisa | dekubitus setiap 3 bulan ke unit kerja | dan direksi, Kemkes. 19 | Nama alat atau file audit : Formulir Surveilans harian 20 | Target capaian 2017 [2018 [2019 | 2020 | 2021 1% rt i 25 FORMULIR LAPORAN HASIL SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM KARYA DHARMA HUSADA. Laporan Bulan : Bulan, Tahun Departemen PPL Dokter Penanggung Jawab — ] OPERAST TIRAH JETT&VENTI | TIRAHBARING | BARING LATOR | NJ %|N|D % [N[D | %|N]D %| N|D [AND %|N]D [% (PLE (isk) (ssl) (HAP) | (VAP) | DEKUBI BITIS ‘TUSO | ) | 1 ] il Keterangan 'N: Numerator D: Denomerator Mengetahui Singaraja,........ Ketua Tim PPI Sekretaris PPI Cocecee eects ocsncnnane) ( ) 26 Stratifikasi risiko infeksi berdasarkan Kategori risk, yaitu klasifikasi operasi, Klasifikasi ASA jenis dan 7: Time a) Klasifikasi Luka Operasi 1) Operasi Bersih 2) Operasi Bersih Tercemar 3) Operasi Tercemar 4) Operasi Kotor atau dengan Infeksi b) Kondisi Pasien Berdasrkan American Society Of Anesthesiologists (ASA Score) : 1) ASA 1 : Pasien schat 2) ASA 2 : Pasien dengan gangguan sistemik ringan-sedang 3) ASA 3 : Pasien dengan gangguan sistemik berat 4) ASA 4 : Pasien dengan gangguan sistemik berat yang mengancam kehidupan 5) ASA 5 : Pasien tidak diharapkan hidup walaupun dioperasi atau tidak T. Time (T. Point) No | Jenis T. Time (Jam) Coronary artery bypass graft Bile duct, liver or pancreatic surgery Craniotomy Head and neck surgery Toint prosthesis surgery Vascular surgery ‘Abdominal or vaginal hysterectomy 1 2 3 4 5 | Colonie surgery 6 7 8 9 ‘Ventricular shunt 2 we] ef of] of of ape] aloe 10 | herniorrhaphy TT | Appendectomy 1 T 12 _| Limb amputation T 27 Stratifikasi Berdasarkan Indeks Risiko Menurut National Healthcare surveillance Network (NHSN) : Berdasarkan 1 Klasifikasi luka (kategori operasi) > Bersih > Bersih tercemar > Tercemar - Kotor a Klasifikasi kondisi pasien : ASA: 1 ASA ASA ASA ASA v vVvvy we oD 5 Durasi operasi/ T.Time / T. Point : > Sesuai dengan waktu yang ditentukan nilai 0 > Lebih dari waktu yang ditentukan nilai 1 7. Interpretasi ‘Tahap 7 : Interpretasi Interpretasi yang dibuat harus menunjukan informasi tentang penyimpangan yang terjadi. Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada penyimpangan, dimana terjadi kenaikan atau penurunan yang cukup tajam. Bandingkan rate infeksi dengan NNIS/CDC/WHO. Perhatikan dan bandingkan kecenderungan ‘menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan mikroorganisme patogen penyebab bila ada, Jelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan angka infeksi rumah 28 sakit dengan melampirkan data pendukung yang relevan dengan masalah yang dimaksud. 8. Pelaporan ‘Tahap 8: Laporan a) Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap triwulan, semester, tahunan atau sewaktu- waktu jika diperlukan. b) Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait dengan peningkatan infeksi ©) Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait. 4) Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit 9. Evaluasi Tahap 9: Evaluasi surveilance system a) Langkah-langkah proses surveilans b) Ketepatan waktu dari data ©) Kualitas data 4) Ketepatan analisa ) Hasil penilaian: apakah sistem surveilans sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil pelaksanaan surveilans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan lebih lanjut. Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat dikatagorikan kejadian luar biasa, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan kejadian luar biasa 29 BABIV DOKUMENTASI Infeksi rumah sakit menjadi masalah yang tidak bisa dihindarischingga dibutuhkan data dasar infeksi untuk menurunkan angka yang ada, Untuk itu perlunya melakukan surveilans dengan metode yang aktif, terus menerus dan tepat sasaran, Pelaksanaan surveilans memerlukan tenaga khusus yang termasuk tugas dari IPCN, Untuk itu diperluka tenaga IPCN yang puma waktu Ditetapkan di: Singaraja Pada Tanggal : 15 Maret 2022 Rumah Sakit Umum Karya Dharma Husac Y Direktur dr. Indah Purnlamawati 30

Anda mungkin juga menyukai