Anda di halaman 1dari 3

NAMA: SASMITA ATIKAARIYANTI

NIM: 33101900074

SGD: 2

LEARNING ISSUE

1. Apa saja tipe tipe dari interaksi ? (april)


JAWAB:

Terjadi secara langsung secara


Interaksi farmasetik
fisik/kimiawi

Interaksi Obat Interaksi Pada proses ADME, dapat


farmakokinetik mempengaruhi kadar plasma obat

Interaksi Interaksi pada system reseptor,


farmakodinamik menimbulkan efek aditif, sinergik
dan antagonistic, tapa ada
perubahan kadar plasma

Sumber:
Nidhi, S. 2012, Concept of Drug Interaction, International research journal of pharmacy,
vol.3, no.7, p. 121.

2. Apa saja factor yang dapat mempengaruhi terjadinya interaksi obat ?


JAWAB:
Pemberian dua /lebih obat
secara bersamaan

Pasien yang mengunjungi


banyak dokter
Factor yang
mempengaruhi:
Polifarmasi irasional

Pasien yang tidak mematuhi


instruksi

Sumber:
Nidhi, S. 2012, Concept of Drug Interaction, International research journal of pharmacy,
vol.3, no.7, p. 121.

3. Apa yang di maksud interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik serta bagaimana


contoh contohnya ?
JAWAB:
a. Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik Interaksi farmakokinetik dapat terjadi beberapa tahap yaitu
absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
- Absorbsi
Absorbsi adalah pemindahan obat dari lokasi pemberian menuju aliran darah,
yang dapat terjadi melalui transport pasif maupun aktif. Difusi obat terjadi dari
daerah dengan kadar tinggi ke daerah dengan kadar obat yang lebih rendah. Pada
transport aktif terjadi perpindahan obat melawan gradien konsentrasi, dan butuh
energy.
- Distribusi
Sebuah proses perpindahan suatu obat secara reversible dari sirkulasi darah
menuju ke interstisium (cairan ekstraselular) dan/atau sel–sel jaringan disebut
sebagai distribusi obat. Faktor yang mempengaruhi distribusi obat adalah sejauh
mana mengikat dengan protein plasma dan jaringan.
- Metabolism
Proses metabolisme adalah mengubah obat–obat lipofili menjadi produk yang
bersifat lebih polar dan mudah diekskresi. Lokasi utama metabolism obat adalah
hati, tetapi obat-obat tertentu dapat mengalami biotransformasi dalam jaringan
lain seperti, ginjal dan usus. Hambatan atau induksi enzim pada proses
metabolism obat terutama berlaku terhadap obat–obat atau zat–zat yang
merupakan substrat enzim mikrosom hati sitokrom P450 (CYP).
- Ekskresi
Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yaitu filtrasi glomerulus, sekresi aktif
di tubulus proksimal dan reabsorpsi pasif di sepanjang tubulus. Penghambatan
sekresi di tubuli ginjal terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat
untuk sistem transport yang sama, terutia sistem transport untuk obat bersifat
asam dan metabolit yang juga bersifat asam. Contoh fenilbutazon dan
indometasin menghambat sekresi ke tubult gnjal obat-obat diuretik tiazid dan
furosemide, sehingga efek diuretiknya menurun.
b. farmakodinamik
interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem
fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik,
tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil farmakokinetik lainnya.
- Interaksi sinergis Interaksi sinergis terjadi apabila dua obat dengan efek
farmakologis yang sama diberikan bersama-sama dapat menyebabkan efek aditif.
Contohnya, penggunaan obat bersamaan dengan efek depresi CNS, seperti
antidepresan, hipnotik, antiepilepsi dan antihistamin dapat menyebabkan
mengantuk berlebihan
- Interaksi antagonis adalah obat dengan aksi antagonis pada tipe reseptor tertentu
akan berinteraksi dengan antagonis pada reseptor .

Sumber:

Nidhi, S. 2012, Concept of Drug Interaction, International research journal of pharmacy,


vol.3, no.7, p. 121.
Sa’adah, F.Z., Lestari, F., Yuniarni, 2016, Kajian Probabilitas Interaksi Obat Antidiabetes
Golongan Sulfonilurea di Satu Rumah Sakit Umum Swasta Kota Bandung, vol. 2, no.2,
p. 328.

4. Bagaimana pencegahan dan penanganan interaksi obat pada scenario ?


JAWAB:
Rifampicin dapat menurunkan kadar hormon estrogen dan progesteron dalam pil KB
sehingga membuat pil KB tidak bisa bekerja secara efektif untuk mencegah kehamilan
dan juga rifampisisn akan menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Dilihat dari
peneyebab ini dapat diketahui bahwa interaksi obat ini termasuk ke dalam interaksi
farmakodinamik yang mana terjadi efek yang aditif, sinergis, atau antagonis tanpa terjadi
perubahan kadar obat dalam plasma. Adapun cara yang dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya interaksi obat ini yaitu dengan mengonsumsi obat tidak secara bersamaan dan
juga mengganti pil kb hormonal menggunakan kontrasepsi non-hormonal seperti IUD
atau menggunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual

Sumber:
Nidhi, S. 2012, Concept of Drug Interaction, International research journal of pharmacy,
vol.3, no.7, p. 121.

Anda mungkin juga menyukai