Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization) memperkirakan 800
perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses
kelahiran. Dari sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara
berkembang dan sekitar 80% kematian, persalinan, dan setelah persalinan.
Hasil laporan WHO yang telah dipublikasikan pada tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Untuk AKI di
Negara-negara Asia Tenggara diantaranya Indonesia mencapai 214 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% Program ini
dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, Dasar pemilihan provinsi tersebut
disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia
berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka
kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan
angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan (Profil Kesehatan
Indonesia, 2016).
Jumlah kematian bayi di Kabupaten Tangerang pada Tahun 2017
sebanyak 285/1.000 kelahiran hidup. Penyebab terbanyak kematian Bayi
pada tahun 2017 adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan urutan kedua
adalah asfiksia, kondisi ini sama dengan di tahun 2016, hal ini disebabkan
karena banyaknya kasus ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kalori (KEK),
ibu hamil dengan anemia serta komplikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
(HDK) dan Pre Eklampsi Berat (PEB) pada ibu hamil. Jumlah kematian ibu
2

di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 adalah sebanyak 43/100.000 kasus


dan terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2016 hal ini dikarenakan
meningkatnya jumlah puskesmas mampu PONED yaitu 27 ditahun 2015, 36
di tahun 2016 dan 40 di tahun 2017, dan juga karena meningkatnya
keterampilan tenaga kesehatan terutama petugas puskesmas dalam
tatalaksana kasus kegawatdaruratan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
(Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2017).
Pada tahun 2012 kementrian kesehatan meluncurkan program Expanding
Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS) berupaya menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian neonatal dengan cara : meningkatkan kualitas pelayanan
emergensi obstetric dan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit PONEK
dan 399 puskesmas atau balkesmas PONED dan memperkuat system rujukan
yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Profil Kesehatan
Indonesia, 2016).
Angka Kematian bayi pada persalinan bokong (sungsang) lebih tinggi
bila dibandingkan dengan letak kepala. Angka kematian prenatal dengan
persalinan presentasi bokong mempunyai presentase 16,8%-38,5% di
Indonesia. Penyebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas
dan penanganan persalinan yang kurang yang mengakibatkan hipoksia dan
persardarahan dalam tengkorak. Penanganan pada persalinan dengan letak
bokong (sungsang) harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sesuai
dengan prosedur tetap yang berlaku (Wiknjosastr0, 2010).
Untuk menurunkan AKI dan AKB, Kemenkes menetapkan kebijakan
baru diantaranya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan pelayanan outreach berbasis
fasilitas, peningkatan akses pelayanan KB terutama bagi ibu pasca
melahirkan dan kelompok unmet need melalui pelayanan kesehatan
reproduksi terpadu, dan memperkuat fungsi bidan desa, memperkuat sistem
rujukan, dan mengurangi hambatan finansial, (Depkes, 2013).
3

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan letak sungsang dan asuhan kebidanan pada askeptor KB
IUD.

1.2.2 Tujuan Khusus


Dengan dilakukan studi kasus uji akhir pantum ini mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif pada ibu
bersalin dengan letak sungsang pada ibu akseptor KB IUD.
2. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif pada ibu
bersalin dengan letak sungsang pada ibu akseptor KB IUD
3. Mahasiswa mampu mengumpulkan data analisa pada ibu bersalin
dengan letak sungsang pada ibu ibu akseptor KB IUD
4. Mahasiswa mampu mengumpulkan data penetalaksanaan ibu
bersalin dengan letak sungsang pada ibu ibu akseptor KB IUD

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadikan bahan perbandingan untukk studi kasus berikutnya
dan dapat menjadi sumber bahan pustaka. Sebagai bahan dokumentasi
studi kasus dan wahana evaluasi tentang kurikulum yang telah
disampaikan institusi kepada mahasiswa.

1.3.2 Bagi Lahan Praktik


Laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB
4

1.3.3 Bagi Mahasiswa


Dapat mengambil pengalaman untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan serta pengembangan kemampuan (life skil) mengenai
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan presentasi bokong dan
KB.

1.3.4 Bagii Klien


Ibu dapat mengetahui penyebab persalinan dengan letak sungsang dan
dapat mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan KB IUD.

Anda mungkin juga menyukai