Anda di halaman 1dari 2

URAIAN PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

Pembangunan infrastruktur sekolah di lingkungan Kabupaten Kotawaringin Timur


sebagai bentuk pelayanan kebutuhan dasar dari kegiatan belajar mengajar yang layak
terhadap ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan mempertimbangkan
kebutuhan tersebut, maka diperlukan adanya upaya pembangunan infrastruktur di
lingkungan sekolah dasar untuk pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran kegiatan proses
belajar mengajar tersebut.
Mengingat diperlukannya peningkatan dan pembangunan termasuk rehabilitasi agar
pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan aturan-aturan dan spesifikasi yang dibuat oleh
badan/lembaga, instansi pemerintah, maka pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin
Timur perlu untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam mengadakan pekerjaan
perencanaan dengan tujuan utama dapat memberikan layanan jasa konsultansi agar hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana baik mutu maupun kuantitas dan kualitas, serta dapat
diselesaikan tepat waktu yang telah ditentukan.

1. Kondisi Lokasi Kegiatan


Kondisi lokasi kegiatan merupakan bangunan sekolah dasar dimana menyesuaikan
kondisi eksisting dengan kategori pembangunan baru dan rehabilitasi gedung sekolah
dengan tingkat kerusakan minimal sedang. Kemudian penambahan perabot penunjang
kegiatan belajar mengajar.

2. Sasaran Yang Ingin Dicapai


Dengan adanya pembangunan maupun rehabilitasi sarana dan prasarana sekolah dasar
ini melalui kegiatan pengelolaan pendidikan sekolah dasar maka diperlukan
perencanaan teknis terkait pekerjaan konstruksi yang di maksud agar tercapai hasil
yang maksimal dengan kuantitas dan kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan kriteria dan pokok ketentuan yang telah ditetapkan pada Kerangka
Acuan Kerja (KAK).

Sasaran-sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan tersebut antara lain :
 Mendapatkan dokumen perencanaan teknis Detailed Engineering Design
(DED)
 Mendapatkan dokumen perencanaan teknis Rencana Anggaran Biaya (RAB)
atau Engineers Estimate (EE)
 Sebagai dokumen informasi teknis bagi pihak yang memerlukan.
 Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terkait
tindak lanjut proses konstruksi pekerjaan.
I. 3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Adapun metode pelaksanaan pekerjaan terkait proses perencanaan yakni :


a. Tahap penyusunan usulan teknis
 Dengan mempelajari dan memahami persoalan ruang dan lingkup kondisi
lapangan adalah sebagai dasar acuan dalam proses perencanaan sehingga dapat
dijadikan sebagai referensi dan pedoman guna membuat analisa teknis yang
utuh dan memadai.
 Menjalin kerjasama antara pihak owner dan pihak penyedia jasa sehingga
dalam melakukan kegiataan survei hingga terselesaikannya produk
perencanaan tidak mengalami kendala baik dari segi teknis maupun sosial.

b. Tahap pelaksanaan pekerjaan


 Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tahapan pekerjaan sebagaimana
dimaksudkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), mulai dari tahap pekerjaan
persiapan sampai pada tahap pekerjaan akhir.
 Membuat dan memberikan kesimpulan secara obyektif berdasarkan teori yang
ada terhadap data primer dan sekunder serta analisa yang cermat terhadap
konstruksi yang direncanakan.
 Untuk menjamin kualitas dan kuantitas produk yang diharapkan maka
diupayakan rencana operasional dan sistem pengendalian kualitas yang
memadai.
 Dalam menghadapi terjadinya permasalahan, Kerangka Acuan Kerja (KAK)
akan tetap menjadi pedoman dan acuan terhadap setiap permasalahan yang
mungkin terjadi tanpa mengesampingkan keputusan yang diambil secara
musyawarah mufakat antara berbagai pihak terkait dan keputusan berada pada
pihak pemberi tugas.

c. Tahap akhir penyelesaian pekerjaan


 Melakukan koordinasi akhir dalam proses penyepakatan hasil desain rencana
sebelum dilakukan penggandaan dokumen perencanaan.
 Memberikan penjelasan kepada pengguna jasa terkait hasil akhir dari proses
perencanaan sehingga dapat memberikan masukan kepada pihak pengguna
jasa.
 Apabila sudah dilakukan kesepakatan, dokumen perencanaan agar dilakukan
pengesahan dan penggandaan dokumen untuk nantinya dipergunakan sebagai
acuan dalam pembangunan kegiatan fisik yang telah di rencanakan.

Anda mungkin juga menyukai