Anda di halaman 1dari 6

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia

Pada Ibu Hamil di Kota Padang

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

DOSEN PENGAMPU :

Hema Malini, S.Kp, MN, PhD

DISUSUN OLEH :
Cindy Novia
1911311009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama Angka
Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu dalam indikator ini didefinisikan sebagai semua
kegiatan selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain
seperti kecelakaan atau insidental. AKI adalah semua kematian dalam ruang lingkup
tersebut di setiap 100.000 kelahiran hidup.1
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di
Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia.
Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesasr 4.221 kematian.
Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh
perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan
gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.1
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 jumlah kematian ibu di Provinsi
Sumatera Barat sebanyak 125. Sebanyak 33 kematian terjadi karena perdarahan dan 23
kematian karena hipertensi dalam kehamilan. Dalam Profil Kesehatan Kota Padang tahun
2020 terdapat 21 kasus kematian ibu. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan (3
kasus), hipertensi (2 kasus), infeksi (2 kasus), gangguan sistem peredaran darah (3 kasus),
gangguan metabolik (2 kasus) dan penyebab lain-lain yang merupakan penyakit penyerta
(9 kasus).1,2
Salah satu penyebab kematian ibu adalah preeklampsia. Preeklampsia merupakan
sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul di
trimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode postnatal. Preeklampsia dapat
terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. Ibu yang mengalami hipertensi
akibat kehamilan berkisar 10%, 3-4% diantaranya mengalami preeklampsia, 5%
mengalami hipertensi dan 1-2% mengalami hipertensi kronik.3
Preeklampsia menjadi faktor risiko terajdinya komplikasi pada ibu dan bayi.
komplikasinya adalah eklampsia, edema paru, abrupsio plasenta, oligohidramnion dan
dapat menyebabkan kematian ibu. Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi
yang dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, seperti berat badan lahir rendah akibat
persalinan prematur atau mengalami pertumbuhan janin terhambat, fetal distress, serta
turut menyumbangkan besarnya angka morbiditas dan mortalitas perinatal.4
Penyebab preeklampsia masih belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa
faktor yang dapat menggambarkan ibu hamil mengalami preeklampsia. Cunningham et al
mengemukakan faktor risiko yang meningkatkan insiden preeklampsia adalah usia yang
berisiko, ibu dengan molahidatidosa, nulipara, janin lebih dari satu, hipertensi kronik,
diabetes mellitus atau ginjal. Preeklampsia dipengaruhi juga oleh paritas, genetik, dan
faktor lingkungan. Umur berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) lebih besar mengalami
preeklampsia. Menurut penelitian Grum et al, faktor-faktor preeklampsia dan eklampsia
yaitu primigravida, riwaya preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, kehamilan
multiple, dan minum alkohol selama kehamilan.5,6
Penelitian yang dilakukan Nur Rakhmawati, dkk (2021) disimpulkan bahwa ibu yang
memiliki riwayat hipertensi mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami
preeklampsi saat kehamilan daripada ibu yang tidak memiliki riwayat hipertensi.7 Hal ini
sejalan dengan penelitian Sion Gloria Pardede, dkk (2021) yang menyatakan ada
hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil, paritas dan riwayat hipertensi. Serta tidak
ada hubungan bermakna antara pendidikan dan pekerjaan.8
Hasil penelitian Nurfadillah Zam, dkk (2021) menyebutkan bahwa jarak kehamilan
mempunyai hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan preeklampsia.
Sedangkan faktor pendidikan, usia, riwayat komplikasi dan antenatal care tidak ada
hubungannya dengan kehamilan preeklampsia.9 Hasil penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan A. Fahira Nur, dkk (2017). Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa primigravida, obesitas, riwayat hipertensi, dan kunjungan antenatal care
merupakan faktor risiko dari kejadian preeklampsi pada ibu hamil.10
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Paulina Budiarty Ernawa, dkk (2021)
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian preeklampsi bisa saling
terkait dan mempengaruhi satu sama lain.11
Penelitian yang dilakukan Serranon, dkk (2018) menyebutkan bahwa faktor risiko
dari kadar folat dan vitamin B12 yang rendah dapat dikaitkna dengan tingkat homosistein
yang lebih tinggi dalam aliran darah, sehingga kadar tersebut dapat meningkatkan risiko
preeklampsia.12
Penelitian Lucalon P, dkk (2010) di Bangkok, Thailand menghasilkan kesimpulan
bahwa faktor yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia yaitu usia, paritas,
kehamilan kembar, obesitas, riwayat hipertensi kronik, dan riwayat preeklampsia. 13
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di India oleh Cerma MK, dkk
(2017). Dari hasil analisis bivariat penelitian tersebut ditemukan bahwa preeklampsia
signifikan terkait dengan usia, paritas, obesitas, riwayat preeklampsia, riwayat
preeklampsia keluarga, namun tidak pada jarak kehamilan.14
Penelitian yang dilakukan Harutyunyan A, dkk (2013) juga menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara jarak kehamilan dan riwayat preeklampsia dengan kejadian
preeklampsia.15 Penelitian lainnya yang dilakukan Rajaei E, dkk (2019) menyebutkan
bahwa adanya sindrom antifosfolipid pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi
seperti nefritis, artritis dan preeklampsia pada ibu.16
Berdasarkan banyaknya perbedaan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Faktor Risiko yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil di Kota Padang tahun 2022.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil di Kota Padang tahun 2022?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia
pada ibu hamil di Kota Padang Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur ibu hamil di Kota Padang tahun 2022
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu hamil di Kota Padang tahun
2022
c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi obesitas ibu hamil di Kota Padang tahun
2022
d. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian preeklampsia di Kota Padang
tahun 2022
e. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia di Kota
Padang tahun 2022
f. Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian preeklampsia di Kota
Padang tahun 2022
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian dapat memberikan informasi terkait faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dan dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk mengambil kebijakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
2. Bagi responden
Dapat memberikan informasi tentang preeklampsia khususnya faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian preeklampsia, sehingga responden dapat mengenali ciri
dan lebih waspada dalam menjaga kehamilan
3. Bagi peneliti
Menambah wawasan penelitian tentang preeklampsia khususnya faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian preeklampsia dan memperoleh pengalaman dalam
melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta: Kemenkes 2021.
2. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang 2020. Padang: Dinas
Kesehatan Kota Padang 2021.
3. Bothamley dan Maureen. Patofisiologi dalam Kebidanan. Jakarta: ECG 2012.
4. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tata Laksan
Preeklampsia. 2016.
5. Cuningham FG, Leveno K, Bloom S, Harth J, Rouse D, Spong C. Obstetri William Ed.
23 Vol. 2. Jakarta: EGC 2013
6. Grum T, Seifu A, Abay M, Angesom T, Tsegay L. Determinants of Pre-eclampsia /
Eclampsia Among Women Attending Delivery Services in Selected Public Hospitals
of Addis Ababa, Ethiopia: a case control study. 2017;1-7
7. Rakhmawati, Nur dkk. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pre Eklamsia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Banyuanyar Surakarta. 2021.
8. Pardede, Sion Gloria dkk. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Klasifikasi Pre
Eklamsi di Bekasi. 2021.
9. Zam, Nurfadillah dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Preeklampsia Kehamilan di Rumah Sakit UmumAndi Makkasau Kota Parepare.
2021.
10. Nur, A. Fahira dkk. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di RSU
Anutapura Kota Palu. 2017.
11. Ernawan, Paulina Budiarty dkk. Identifikasi Faktor-faktor Terkait Kejadian
Preeklampsia pada Ibu Hamil di Kabupaten Semarang. 2021.
12. Serrano, N. C dkk. Association of Pre-eclampsia Risk with Maternal Levels of Folate,
Homocysteine and Vitamin B12 in Colombia: A case-control study. 2018.
13. Lucalon P, dkk. Risk Factors of Preeclampsia in Thai Woman. 2010.
14. Verma MK, dkk. Risk Factor Assesment for Pre-eclampsia: A Case Control Study.
2017.
15. Harutyunyan A, dkk. Interbirth Interval and History of Previous Preeclampsia: A
Case-Control Study Among Multiparous Woman. 2013.
16. Rajaei E, dkk. The Effect of Lupus Disease on the Pregnant Women and Embryos: a
retrospective study from 2010 to 2014. 2019.

Anda mungkin juga menyukai