Anda di halaman 1dari 20
2 |. Perhitungan upah kerja lembur sesuai dengan ketentuan UU no 13 tahun 2003 joncto Kepmenakertrans RI No. Kep.102/MEN/VI/2004, Pekerja melaksanakan kerja lembur tetapi tidak berhak atas upah kerja lembur apabila: @. Pekerja yang sedang dalam perjalanan dinas; b. Pekerja dengan tingkatan/jabatan Staff/Foreman dan tingkatan/jabatan lebih tinggi; © Peketja mengikuti kegiatan training/pelatihan dan pengembangan yang terkait tuges serta jabatan dan atas biaya Perusahaan sebagaimana telah diatur pada Pasal (14) tentang pelatihan dan pengembangan Pekerja, Upah kerja lembur diberikan bersamaan dengan pembayaran upah bulan berikutnya. PASAL 27 INSENTIF KERIA KERJA LEMBUR Pekerja yang metaksanakan kerja lembur tidak berhak atas upah kerja lembur, untuk Posisi/jabatan Staff, Foreman, dan Supervisor. Namun demikian, padi jabatan tersebut akan mendapatkan insentif kerja dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kerja di luar jam kerja, b. Surat Perintah Lembur (SPL) dibuat dan disetujui oleh atasan, diketahui iditerima HRD sebelum pekerjaan_ ilaksanakan, dilengkapi dengan keterangan pekerjaan. © Ketentuan mengenai besaran insentif oleh posisi/jabatan Staff, Foreman, dan ‘Supervisor pada hari kerja maupun hari libur akan dlatur secara terpisah dari Perjanjian Kerja Bersama ini. \nsentif kerja akan diberikan oleh Perusahaan bersamaan dengan pembayaran upah bulan berikutnya. PASAL 28 MANGKIR: Pekerja dinyatakan mangkir apabila tidak masuk kerja tanpa izin atau keterangan yang dapat diterima oleh Perusahaan disertai bukti-bukti yang sah. Tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan Jabatannya. Prosedur dan tata cara penanganan Pekerja/Buruh mangkir adalah sebagai berikut: 2. Pada saat Pekerja/Buruh dinyatakan mangkir oleh atasanniya maka Dept. HRD mengirimkan surat panggilan untuk masuk kerja atau melaksanakan ‘tugasnya. b. Apabila Pekerja/Buruh tidak memenuhi panggilan maka Dept. HRD mengirimkan surat panggilan ke 2 untuk masuk kerja atau melaksanakan ‘tugasnya. © Apabila Pekerja/Buruh mangkir 5 hari berturut-turut atau lebih dan sudah dilakukan dua kali panggilan maka dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri sesuai ketentuan UU No.13 tahun 2003 Pasal 168. BABV ETIKA, KEWAJIBAN DAN HAK PEKERIA PASAL29 ETIKA KERIA 4. Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, suku, agama, dan golongan. 2. Dilarang menggunaken kekerasan fisik, mengancam, memfitnah, ataupun ‘mencemarkan nama baik sesama Pekerja, atasan serta Pimpinan Perusahaan. 3. Tidak membawa peralatan kerja, aat tulis Kantor, dokumen, atau barang apapun Perusahaan, kecuali bila telah memperoleh izin dari atasan yang berwenang atau yang ditunjuk Perusahaan. 4. Tidak menyalahgunakan ruangan/fasilitas kerja diluar kepentingan perusahaan. 5. Membimbing, memotivasi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahan dan rekan kerja dalam metaksanakan tugasnya sehingga mampu meningkatkan prestasi kerjanya. & Pekerja mengerjakan pekerjaani yang ditugaskan oleh Perusahaan sesuai dengan Prosedur dan tidak dibenarkan untuk mengalihkan tugasnya kepada Pekerja atau ‘orang lain kecuali atas izin Perusahaan, 7- Tidak boleh memandang atau memilih berat ringannya Pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. 8 Pekerja yang sudah/tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan pada waktunya memberitahukan kepada atasannya, 8. Pekerja harus bersedia melakukan Perjalanan Dinas iuar kota atas perintah Perusahaan. 10.Pekerja harus dengan sungguh-sungguh dan secara disiplin mengerjakan dan mematuhi setiap perintah Perusahaan dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama berikut peraturan pelaksanaannya /surat-surat keputusan Perusahaan. 1. Pekerja tidak diperkenankan menerima tamu pribadi di dalam lingkungan/ruang kerja tanpa izin Pimpinan Perusahaan. 12.Pekerja dilarang keras melakukan provokasi, menghasut, atau mempengaruhi Pekerja lainnya untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku. PASAL30 KEWAJIBAN PEKERIA 1. Berperilaku jujur, tertib, cermat dengan mematuhi, melaksanakan serta menegakan Perjanjian Kerja Bersama dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2. Pekerja wajib mentaati peraturan, pemberitahuan/pengumuman yang dikeluarkan oleh perusahaan sepanjang tidak bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama, dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 3. Pekerja walib mengenakan pakaian sopan dan bersepatu, atau seragam dan kelengkapannya yang ditetapkan oleh Perusahaan, dalam kondisi bersih dan raph. 4. Menjaga dan merawat dengan baik semua aset Perusahaan sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau bahaya yang akan mengganggu Pekerjaan atau Perusahaan, 5. Pekerja wajib melaporkan kepada atasan bila melihat pelanggaran-pelanggaran yang dllakukan oleh karyawan lain, baik dalam satu bagian ataupun bagian lain. 6. Setiap Pekerja berkewajiban menyimpan dengan balk semua informasi tertulls atau tidak tertulis, yang didapat oleh karena jabatannya, menjaga dokumen dan ‘memegang teguh rahasia Perusahaan, 7. Setiap Pekerja diwajibkan untuk menjaga nama baik dan citra Perusahaan, 8. Setiap Pekerja walib —menjaga semangat kerjasama, hubungan balk dan - Menghormati sesama rekan Pekerja, pimpinan, dan pihak ketiga lainnya. 9. Pekerja bersedia untuk diperiksa oleh petugas yang diberi kewenangan oleh Perusahaan. 10. Pekerja wajib menjalankan program atau sistem yang dijalankan oleh Perusahaan {misainya GMP, HACCP. dll. 11. Pekerja wajib minta {jin terlebih dahulu kepada atasan jika akan meninggalkan area tempat Kerja/ keluar perusahaan untuk suatu Keperitingan balk kepentingan perusahaan maupun pribadi. 12.Pekerja walib menempatkan kendaraannya pada tempat parkit yang telah disediakan oleh Perusahaan. 13. Pekerja menerima dan mematuhi perubahan system, kebijakan dan atau peraturan Yang diberlakukan oleh perusahaan yang menjadi hak dan wewenang perusahaan untuk mengaturnya, 44.Dalam hal tidak berproduksi oleh karena Kerusakan mesin atau hal lain, maka karyawan tidak diperkenankan meninggalkan tempat kerja dan bersedia diperbantukan ke bagian lain yang membutuhkannya. 45, Setiap pekerja wajib mengembalikan dokumen-dokumen serta barang-barang milk Perusahaan ke tempat dimana dokumen dan barang-barang tersebut harus disimpan sebelum meninggalkan area kerja / Perusahaan. PASAL 31 TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN, 1. Memberikan upah yang layak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan penyesuaian terhadap perubahannya, 2. Memperhatikan pengembangan kemampuan pekerja sesuai potensi dan prestasi masing-masing, berdasarkan kebutuhan pengembangan perusahaan. 3. Melaksanakan ketentuan keselamatan kerja sesuai ‘Undang-undang No 1/1970 tentang keselamatan kerja, 4. Menerima, mengangkat, dan menempatkan pekerja pada jabatan yang sesuai dengan kemampuan, ketrampilan dan prestasi yang dimilik. PASAL32 HAK PEKERIA 4 Mendapatkan tugas dan Pekerjaan sesuai dengan posisi yang ditetapkan perusahaan. 2 Mendapatkan imbalan berupa upah, tunjangan, dan pendapatan lain yang ditetapkan oleh Perusahaan sesuai dengan Pekerjaan dan tanggung jawabnya. 3. Mendapatkan hak untuk istirahat Kerja serta cuti sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, 4. Diikutsertakan dalam Jaminan Sosial sesuai peraturan perundangan yang berlaku. PASAL33 LARANGAN-LARANGAN BAG! PEKERIA Setiap pekerja dilarang membawa, menggunakan barang-barang atau alat-alat milk Perusahaan keluar dari lingkungan perusahaan tanpa ijin dari pimpinan perusahaan atau yang berwenang. 2. Setiap pekerja dilarang menjual atau memperdagangkan barang-barang atau ‘mengedarkan daftar sokongan, menempelkan atau mengedarkan poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tanpa ijn dari pimpinan perusahaan. 3. ‘Setlap pekerja dilarang menjalankan/terlibat usaha atau bisnis yang dilarang oleh pemerintah. : 4. Setiap pekerja dilarang minum minuman keras, mabuk, membawa, menyimpan, dan ‘menyalahgunakan bahan narkoba, melakukan segala macam perjudian dan berkelahi dengan sesama karyawan atau pimpinan perusahaan di dalam lingkungan perusahaan. 5. Setiap pekerja dilarang membawa senjata api atau senjata tajam lain ke lingkungan Perusahaan. §- Setlap pekerja dilarang melakukan tindak pidana asusila di datam lingkungan perusahaan, 7. Setiap pekerja-Serikat pekerja/serikat buruh dilarang melakukan unjuk rasa dan Pemogokan, kecuall telah melalui cara-cara penyelesaian secara bipartite atau tripartite (keterikutsertakan instansi yang bertanggungiawab di bidang ketenaga kerjaan) dan sesual dengan undang-undang/peraturan pemerintah/keputusan yang berlaku. 8. Untuk menjaga keselamatan perusahaan, maka pekerja dilarang merokok di ruangan kerja atau di tempat-tempat lain yang telah dipasang tanda larangan merokok. 9. Setiap pekerja dilarang tidur pada waktu jam kerja. 10. Setiap pekerja dilarang menerima pekerjaan dari Ivar perusahaan dengan atau tanpa ada persetujuan tertulis dari perusahaan selama jam kerja. 11. Setiap pekerja dilarang menerima dan mendapat keuntungan atau hadiah dan lain sebagainya dari siapapun juga yang berurusan dengan perusahaan untuk kepentingan pribadi. 12. Setiap pekerja dilarang turut dalam aktifitas kemasyarakatan, politik selama jam kerja tanpa ijn tertulis dari perusahaan, 2 3 BAB VI UPAH DAN LAIN-LAIN PASAL34 PENILAIAN PEKERIA, Penilaian pekerja sebagai dasar bagi perusahaan untuk menetapkan kebijakan yang ‘erkait dengan pengembangan pekerja dan system pengupahan. Penilatan Pekerja dilakukan secara periodik yang meliputi absensi, GMP, kinerja, dan kompetensi karyawan. Tata cara pelaksanaan dan syarat-syarat penilaian Pekerja diatur tersendiri dala kketentuan yang ditetapkan Perusahaan. . PASAL 35 ‘SISTEM PENGUPAHAN Upab terdiri dari upah pokok, tunjangan-tunjangan. Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur system dan skala upah yang berlaku di Perusahaan. Upah di Perusahaan, tidak akan kurang dari upah minimum yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat. Kenaikan upah dilakukan setahun sekali berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku dan nominalnya tidak akan lebih rendah dari selisih UMK lama dengan Upah Minimum Kota (UMIK) baru Kota Bekasi (rumusan terlampir). Pengaturan upah Pekerja dilakukan menurut skala upah yang dihubungkan dengan kvalifkasl Pekerjaan, jabatan, tanggung jawab, kompetensl, atau evaluasi kinerja serta pertimbangan-pertimbangan lain dari Perusahaan. Upah akan dibayar setiap bulan tanggal 25 dan apabila pada tanggal pembayaran tersebut jatuh pada hari libur maka pembayaran akan dilakukan pada tanggal terakhir hari kerja tersebut. Slip gaji diberikan sebelum upah dibayarkan setiap bulannya. Upah tidak dibayar oleh Perusahaan jika Pekerja tidak melakukan Pekerjaan, kecuali diatur lain dalam Perjanjian Kerja Bersama. Atas penilaian dan Keputusan Perusahaan, dapat diadakan penyesuaian upah berdasarkan prestasi kerja dan/atau Kenalkan golongan/jabatan Pekerja yang bersangkutan pada tahun berjalan, PASAL 36 UPAH SELAMA SAKIT Pekeria yang dinyatakan sakit dan tidak mampu melakukan Pekerjzannya oleh dokter Perusahaan, tetap berhak atas upah yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: 2. Untuk 4 (empat) bulan pertama dibayar 100% (seratus persen) dari upah; Untuk 4 (empat) bulan kedua dibayar 75% (tujuh puluh lima persen} dari upah; © Untuk 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50% (lima puluh persen) dari upal 6. 2. 4. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima persen) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja oleh Perusahaan. Pekerja yang menderita sakit selama 1 (satu) tahun penuh secara terus-menerus, dapat diproses pemutusan hubungan kerja sesuai ketentuan UU No.13 tahun 2003 pasal 172, PASAL 37 UPAH SELAMA PEKERIA DITAHAN PIHAK BERWAJIB Dalam hal Pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan Karena pengaduan dari Perusahaan, maka Perusahaan tidak wall membayar Upah, tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga Pekerja yang menjadi tanggungannya (Istri dan/atau anak) selama masa penahanan, sesual ketentuan UU no 13 tahun 2003 pasal 160. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan setiap bulan dan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak hari pertama Pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib, dengan perhitungan sebagai berikut: 3. Jumlah tanggungan karyawan 1 (satu) orang sebesar 25% upah 'b. Jumlah tanggungan karyawan 2 (dua) orang sebesar 35% upah © Jumlah tanggungan karyawan 3 (tiga) orang sebesar 45% upah |. Jumlah tanggungan karyawan 4 (empat) orang atau lebih sebesar 50% upah Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Pekerja yang setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya Karena dalam proses perkara pidana sebalmana dimaksud dalam Pasal ini. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan Pekerja dinyatakan bersalah, maka Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja yang bersangkutan Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan Pekerja dinyatakan tidak bersalah, maka Perusahaan wajib mempekerjakan pekerja kembali. Dalain hal pengadilan memutuskan perkara pidana setelah masa 6 {enam) bulan dan Pekerja dinyatakan tidak bersalah, maka akan dibicarakan antara perusahaan dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh Pemutusan bubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan 4 Pasal ini dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial PASAL 38 TUNJANGAN HARI RAYA (THR) Bag! Pekerja/Buruh yang telah mempunyal masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih, akan mendapat THR sebesar 1 (satu) bulan upah, sedangkan Pekerja/Buruh yang masa kerjanya kurang dari 1 (satu) tahun tetapi sudah 1 (satu) bulan atau lebih akan dibayarkan secara proporsional. THR dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya sesuai Peraturan ‘Mentri Ketenagakerjaan Ri No. 6 tahun 2016. Pembayaran THR Pekerja/Buruh pada hari raya pelaksanaannya diatur dalam \peraturan terpisah, (f= \ z 1 PASAL 39 FASILITAS PERIALANAN DINAS Pekerja/Buruh yang melaksanakan perjalanan dinas, baik di dalam maupun di luar egeri, termasuk perjalanan dinas dalam rangka pendidikan dan pelatihan atau Penugasan lainnya, berhak memperoleh fasilitas perjalanan dinas. Fasilitas perjalanan dinas diatur secara terpisah dari Perjanjian Kerja Bersama ini. PASAL 40 MAKANAN TAMBAHAN SHIFT MALAM. Makanan tambahan dapat berupa makanan atau minuman yang menunjang kesehatan pekerja/buruh. Makanan tambahan diberikan untuk pekerja/buruh yang bekerja pada malam hari antara jam 20.00-04.00. PASAL41 INSENTIF PRODUKTIFITAS \nsentif produktifitas diberikan dengan tujuan untuk memotivasi pekerja/buruh untuk terus meningkatkan produktifitas Perusahaan. insentif produktifitas diberikan dengan mempertimbangkan pencapaian target Perusahaan per bulan. Nilat insentif dan target ditetapkan oleh Perusahaan dan dapet dievaluasi sesual dengan kondisi & kemampuan Perusahaan, PASAL 42 TUNJANGAN MAKAN Tunjangan makan adalah tunjangan tidak tetap_yaitu berdasarkan kehadiran pekerja yang mencakup fasilitas makan yang diberikan secara natura melalui kantin yang dlisediakan oleh perusahaan dengan memberikan kupon makan dan apabila terjadi kondisi kantin tidak menyediakan makan maka digantikan dengan uang makan sebesar harga makan kantin, Tunjangan makan untuk pekerja/buruh yang bekerja lembur diberikan setelah pekerja/buruh bekerja minimal telah bekerja selama 3 (tiga) jam. PASAL 43 TUNJANGAN KEHADIRAN Tunjangan kehadiran adalah tunjangan tidak tetap_yaitu berdasarkan kehadiran Pekerja/buruh selama 1 (satu) bulan bekerja penuh dengan kriteria : a. Tidak ada jin, alpa, terlambat dan sakit. . Nilai tunjangan kehadiran dibayarkan bersamaan dengan upah perbulan ©. Nilai tunjangan diatur dan ditetapkan secara terpisah. PASAL 44. BONUS TAHUNAN 1. Istilah bonus akhir tahun sesuai dengan PP No.78 tahun 2015 2 Bonus tahunan buken merupakan bagian dari upah, yang diberikan kepada Pekerja/buruh berupa ang ketika perusahaan mampu memberikan dari hasil keuntungan perusahaan pada tahun berjalan. 3. Keputusan tentang besaran bonus tahunan sepenuhnya menjadi wewenang perusahaan 4. Pembayaran dilakukan paling lambat pada semester pertama (lanuari s/d Juni) pada tahun berikutnya secara bersamaan kepada pekerja/buruh yang bethak, 5. Pekerja/buruh yang berhak mendapatkan bonus minimal masa kerja 1 tahun (anuari s/d Desember) tahun berjalan. 6. Dasar perhitungan pemberian bonus adalah upah pekerja/buruh, BAB VIL KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH PASAL 45 JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DAN KESEHATAN 1. Seluruh pekerja diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPIS berdasarkan UU No 24 Tahun 2011 dan Peraturan pelaksanaannya. 2. Program BPIS Ketenagakerjaan meliputi: a. Jaminan Kecelakaan Kerja. Adalah jaminan untuk Memperoleh ganti rugi yang diberikan kepada pekerja Sebagal akibat dari kecelakaan kerja, dengan pengertian kecelakaan kerja yang terjadi dari rumah ke tempat kerja, selama jam kerja, hingga dari ‘tempat kerja pulang kembali ke rumah melalui jalan yang wajar dilalui, b. Jaminan Kematian. Adalah jaminan yang diterima oleh ahli waris pekerja yang disebabkan dengan meninggalnya pekerja pada usia kurang dari 55 (lima puluh lima) tahun dan tidak disebabkan kecelakaan kerja. Jaminan Hari Tua. Adelah jaminan dengan tujuan memberi bekal uang pada hari tua pekerja, yang pembayarannya kemball dilskukan apabila pekerja sudah tidak lagi bekerja, telah mencapai usia 55 tahun, meninggal dunia, atau cacat total ssehingga tidak berpenghasilan. d._Jaminan Pensiun. 3. Kewajiban pembayaran premi a. Program JKK : Premi dibayarkan sepenuhnya oleh Perusahaan. b. Program JK __: Premi dibayarkan sepenuhnya oleh perusahaan © Progran JHT : Premi sebesar 5.7 % dari upah dibayar dengan pembagian ; a. 3.7% ayar oleh perusahaan, b. 2.0% 4. Program Pensiun : Premi yang dibayarkan 3% dari upah a. 2% perusahaan, b. 1%pekerja 4 Pelaksanaan program BPS dan pembayaran iuran 8PIS, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan ditangani oleh bagian HAD. 5+ Semua hak-hak pekerja/buruh sehubungan dengan Jaminan Sosial Tenaga Kerja akan Alsalurkan melalui perusahaan untuk disampaikan pada pekerja/buruh yong berhak, &. Pekerja/buruh wajib memberikan data pekerja/buruh dan keluarga secucl dengan kondisi sebenarnya, dan memperbaharul setiap ada perubahan. 7 Kesalahan/perubahan data yang terjadi dan tidak dilaporkan ke Perusahaan adalah sepenuhnya merupakan tanggung jawab pekerja/buruh. & Program BPiS Kesehatan meliputijaminan pemeliharaan keschatan pekerja/buruh dan keluarga diselenggarakan melalui program pemé tetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlakt (GPIS Kesehatan). Premi yang dibayarkan sebesar 5% dari upah : 3. 4% dibayar oleh perusahaan, . b. 196'dibayar oleh pekerja/buruh f 9. Program jaminan pemeliharaan kesehatan disediakan bagi seluruh pekerja/buruh yang sudah melengkapi syarat pendaftaran, dengan ketentuan bahwa pekerja/buruh Yang sudah menikah dapat mengikutsertakan keluarganya dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan tersebut dengan ketentuan. 2. Pekerja/buruh yang belum menikah hanya karyawan yang bersangkutan. b. pekerja/buruh yang sudah menikah : {. pekerja/buruh yang bersangkutan, ji, Istri atau suami, lil, Anak maksimal 3 (tiga) dengan kriteria : 4. Tidak atau belum menikah/ belum mempunyai penghasilan sen 2. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih metanjutkan pendidikan formal. PASAL46 JAMINAN KESEHATAN Seluruh pekerja/buruh wali dikutsertakan dalam program jaminan Kesehatan yang Giselenggarakan oleh BPIS Kesehatan dan dilaksanakan sesuai dengan perundangan- undangan yang berlaku. PASALA7 POLIKLINIK PERUSAHAAN 1. Perawatan dan pengobatan bagi pekerja/buruh dan keluarganya dapat dilakukan di poliklinik dan dokter Perusahaan. 2. Adapun poliklinik dan dokter Perusahaan dibuka sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. PASAL 48 BANTUAN UANG DUKA 1, Bantuan wang duka diberikan apabila Suami/Istri/Anak pekerja/buruh meninggal dunia’ Pihak Perusahaan memberikan uang duka sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Bantuan wang duka bagi pekerja/buruh yang meninggal dunia, perusahaan akan memberikan sumbangan kepada ahli warisnya sebagai berikut: a. Upah sebesar yang diterima pada bulan yang sedang berjalan. , Santunan untuk biaya pemakaman: i. OStahun = =2xUMK 2. PASAL49 BANTUAN PERNIKAHAN. 4. Bantuan pernikahan diberikan untuk pekerja/buruh yang pertama kali menikah dan ‘menikah setelah masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih, ‘ 2. Bantuan pernikahan diberikan kepada pekerja/buruh dengan status karyawan tetap yang melangsungkan pemikahan pertama, dengan menyerahkan surat keterangan nikah dari yang berwenang kepada bagian HRD. 3. Bantuan pernikahan akan diberikan oleh Perusahaan kepada pekerja/buruh, ciberikan datam bentuk uang dengan ketentuan yang terpisah dari Perjanjian Kerja Bersama ini. PASAL50 PROGRAM KEGIATAN PEKERJA/BURUH 1. Olahraga adalah program yang diadakan oleh perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerja/buruh, diadakan minimal 1 (satu) kali dalam satu minggu. Perusahaan memberikan fasilitas program kegiatan rekreasi pekerja/buruh dan keluarga yang terdaftar HRD sebanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, 3. Waktu pelaksanaan rekreasi tidak memotong cuti tahunan. 4. Program atau kegiatan pekerja/buruh lainnya diberikan sesuai kebijakan Perusahaan. PASALS1 SARANA DAN KELENGKAPAN IBADAH 1. Perusahaan menyediakan tempat ibadah yang layak untuk beribadah. 2. Perusahaan memberikan waktu secukupnya untuk beribadah. PASAL52 . SARANA ISTIRAHAT Perusahaan menyediakan tempat yang layak untuk beristirahat pada jam istirahat. 1 3. BAB VIII ‘TATA TERTIB KERJA PASALS53 PEMBINAAN DAN SANKSI Perusahaan maupun pekerja/buruh wajib mengusahakan sepenuhnya penegakkan disiplin kerja, oleh karenanya pelanggaran terhadap disiplin kerja wajib ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi ‘sebagai tindakan korektif, pengarahan atau hukuman atas sikap dan peritaku kerja pekerja/buruh. Sanksi terhadap pelanggaran tersebut dapat diberikan dalam beberapa tingkatan yaitu: a. Teguran Lisan b. Teguran Tertulis Surat Peringatan | (Pertama) dd. Surat Peringatan Il (Kedua) €. Surat Peringatan III (Ketiga) f. Surat Pemberhentian Sementara (Skorsing), g. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). ‘Sanksi yang diberikan didasarkan atas: a. Berat atau ringannya pelanggaran; b. Frekuensi pelanggaran; . Jenis pelanggaran; dd. Adanya unsur kesengajaan; e. Adanya kerugian Perusahaan; f. Proses investigasi. Bentuk sanksi lain atas pelanggaran adalah: a. Penundaan kenaikan golongan/jabatan; b. Penundaan kenaikan upah; ¢. Ganti rugi atau denda; d. Demosi. Tata cara pemberian Teguran dan Surat Peringatan, sebagai berikut: 3 Pemberian sanksi kepada pekerja/buruh adalah apabila pekerja/buruh melanggar Perjanjian Kerja Bersama dan tata tertib serta ketentuan- ketentuan Jain yang berlaku di Perusahaan yang wajib ditaati oleh semua pekerja/buruh, b. Setiap pelanggaran yang terbukti dilakukan oleh Pekerja/buruh, harus dikoordinasikan atasan terkait atau tim yang ditunjuk oleh direksi dengan HRD. ¢. Setelah mempelajari hasil pemeriksaan dan pertimbangan atasan, bagian HRD atau pejabat yang ditunjuk oleh Pimpinan Perusahaan, menjatuhkan sanksi secara tertulis kepada pekerja/buruh tersebut. 4. Surat Teguran Tertulis dibuat oleh atasan dengan mengacu kepada ketentuan Perjanjian Kerja Bersama. e. Surat Peringatan dibuat, ditandatangani, dan diserahkan kepada ekerja/buruh yang bersangkutan oleh Pimpinan Departemen atau Dept. HRD & GA. 10. f. Surat sanksi dibertkan kepada pekerja/buruh paling lambat 2 (satu) minggu setelah keputusan. Penjatuhan sanksi atas pelanggaran tidak Selamanya harus mengikuti urutan tingkatan sanksi sebagaimana disebutkan diayat 2 (dua), tetapi tergantung pada ‘tingkat pelanggaran yang dibuat oleh pekerja/buruh. Surat teguran, peringatan, dan skorsing dibuat 1 asli dan 3 sali a. Asti iserahkan kepada pekerja/buruh; b. Salinan 4 liserahkan kepada Manager Dept. terkait; © Salinan2 —_: khusus untuk anggota diserahkan kepada Serikat Pekerja/Serikat Buruh; d. Salinan3 sebagai arsip. : Apabila pekerja/buruh menolak Surat Peringatan, maka dibuat catatan dalam Surat Peringatan mengenai penolakan surat tersebut. Penolakan oleh pekerja/buruh tidak mengurangi keberlakuan Surat Peringatan. Masa berlaku sanksi sebagai berikut: a. Teguran Tertulis berlaku untuk 3 (tiga) bulan, b. Surat Peringatan berlaku untuk 6 (énam) bulan. ‘ PASALS4 PELANGGARAN DAN SANKSI Untuk pembinaan hubungan kerja dan Mengusahakan sepenuhnya peningkatan isiplin kerja yang menyangkut hal-hal tersebut, maka setiap pekerja/buruh harus ‘mematuhi peraturan Perusahaan yang berhubungan dengan disiplin kerja. Sanksi yang lebih berat atau Pemutusan Hubungan Kerja dapat diberikan kepada Pekerja/buruh apabila dalam masa berlaku sanksi sebelumnya pekerja/buruh melakukan pelanggaran. Tingkat dan ktasifikasi pelanggaran disiplin kerja, yaitu termasuk namun tidak terbatas pada: a. Pelanggaran ringan dengan sanksi Peringatan Lisan. i. Terlambat, pulang cepat atau tidak melakukan absensi sebanyak 3 (tiga) kali dalam satu bulan. li, Malas/ tidak dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya ‘sebagaimana standar kerja lingkungan kerja atau peralatan kerja fil, Tidak hadir tepat waktu di area kerja 'v. Lalai untuk menjaga kondisi kebersihan di tempat kerja; v. Terlambat menyerahkan laporan Proses penyelesaian Pekerjaan atau laporan periocik/resmi dari Pekerjaannya. Wi. Lalal untuk mengikutl briefing atau rapat tanpa alasan yang layak didatam waktu jam kerja. vil. Kelakuan yang tidak pantas di area Perusahaan seperti, membuat kegaduhan, tertawa berbahak-bahak, bercanda kasar atau berteriak; Melakukan pelanggaran lain yang bobot kesalahannya sama dengan yang disebutkan i atas. b. PELANGGARAN dengan sanksi Teguran Tertulis, i. i, vi. vii. vill. Mangkir 1 (satu) hari, Terlambat, pulang cepat atau tidak melakukan absensi sebanyak ‘minimal 5 (lima) kali dan lebih dari 90 menit dalam sebulan. Memasuki tempat kerja bukan pada jam kerja tanpa alasan yang masuk akal; Lalai ataupun tidak memberitahukan ke atasan langsung atau HRD & GA ketika tidak hadir sebelum waktu kerjanya dimulal; Menunjukan sikap tidak mau bekerja sama yang baik dengan sesama Pekerja, atau bawahan dengan atasan; Lalai memakai kartu tanda pengenal ketika berada di tempat kerja atau lingkungan Perusahaan; Lalai mengikuti pemeriksaan kesehatan (medical cekup) atau training yang diwajibkan oleh Perusahaan; Tidak melaporkan kepada Perusahaan ketika mengetahui adanya dugaan tindak penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan Perusahaan;' Lalal untuk memarkir kendaraan pada tempat yang telah disediakan oleh Perusahaan; ‘Tidak memberikan sanksi terhadap bawahannya yang terbukti ‘metanggar Perjanjian Kerja Bersama atau ketentuan lain yang berlaku di Perusahaan; Tidak mengikuti GMP yang berlaku di Perusahaan. Memberikan atau meminjamkan kepada orang fain barang-barang, pakaian kerja dan lainnya yang di pinjamkan oleh Perusahaan kepadanya; © PELANGGARAN dengan sanksi Surat Peringatan | (SP 1) vi. vii. vill Mangkir selama 2 (dua) hari; Terlambat, pulang cepat sebanyak minimal dari 5 (lima) kali dan lebih dari 120 menit atau tidak melakukan absensi sebanyak minimal 6 (enam) kali dalam sebulan. Tidak menjalankan prosedur pengamanan yang telah ditetapkan Perusahaan (Wi Security Program). Menerima tamu/pengunjung pribadi pada waktu kerja atau selama waktu lembur tanpa selzin atasan; Menunjukkan sikap tidak sopan, tidak ramah, dan melayani dengan mengharapkan pamrih dalam bentuk apapun kepada pemakai jasa, Pemasok/vendor Perusahaan yang merupakan mitra kerja Perusahaan; Melakukan pekerjaan pribadi pada jam kerja atau melakukan ekerjaan selain pekerjaannya pada jam kerja; Merusak/mengotori/mencoret dinding, locker, papan pengumuman, atau barang milik Perusahaan atau Pekerja lain; Meninggalkan Pekerjaan sebelum waktu yang telah ditetapkan tanpa tain dari atasannya; ix. Memasuki tempat kerja di luar ruang. lingkup tempat kerja ‘tanpa izin pimpinan departemen (critical area). x. Lalai untuk menaati jadwal kerja dan/atau mengganti jadwal kerja, tukar atau pindah atau mengubah jam kerja/shift dengan pekerja/burub lain tanpa ijn dari atasannya; xi. Pekerja/buruh sudah menyatakan bersedia lembur ‘tetapi tidak hadir tanpa ada pemberitahuan atau ijin atasennya dihari yang sudah dijadwalkan; xi, Tidak metakukan fungsi kontrol terhadap bawahannya sesuai dengan rosedur yang ditetapkan Perusahaan; xi, Mengabaikan/menolak/mengalihkan perintah atau instruksi atasan ‘yang berhubungan dengan Pekerjaan/tugas yang bersifat wajar tanpa alasan yang dapat diterima oleh atasan; xv. Dengan sengaja_memamerkan gambar/foto atau film yang mengandung unsur pornografi, SARA dan perbuatan asusila di area perusahaan; Tidur pada saat jam kerja; : I. Tidak metakukan tindakan pencegahan sebagai bentuk kepedulian terhadap Perusahaan dan sesama pekerja/buruh, ketika terjadi kondis! atau keadaan berbahaya yang mengancam keselamatan dan kesehatan kerja (k3); vil, Menggunakan barang-barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa ijin perusahaan; xviii, Memberikan kesaksian hukum yang berkaitan dengan Perusahaan ‘tanpa izin Perusahaan; d. PELANGGARAN dengan sanksi Surat Peringatan II (SP 2) i. Mangkir selama 3 (tiga) hari; fi, Karena kelstaian menyebabkan masuknya / bertambahnya material/ benda/ barang yang tidak seharusnya ke dalam bahan baku/ adonan/ produk/ mesin; Penggunaan yang salah dari peralatan kerja; Lalal_ menjalankan tugas sesuai_ dengan standar_sehingga mengakibatkan kerusakan barang milk Perusahaan atau Pekerja fainnya; v._ Dengan sengaja menurunkan efisiensi kerja (misalnya: memperlambat Pekerjaan atau menganggu pelaksanaan kewaliban dari Pekerja lain; Menempelkan poster, plakat selebaran yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan perusahaan / ketenagakerjaan di dalam lingkungan perusahaan tanpa jin perusahaan. vil, Menggunakan nama dan fasilitas Perusahaan termasuk telepon, fax, komputer, email, atau kendaraan operasional untuk kepentingan pribadi tanpa seijin pimpinan; vill, Membuat atau menyambungkan komputer ke jaringan atau akses internet atau tanpa izin dari Departemen IT; x. Tidak mematuhi peraturan tentang keamanan informasi; seperti: tidak memelihara/membagikan alat pengaman PC/ password/l~— s Perusahaan, membawa PC, notebook, dokumen atau alat penyimpan data ke luar Perusahaan atau meminjamkan ke pihak lain tanpa izin; | Membawa handphone, kamera foto / Film atau alat rekam ke dalam area produksi kecuali untuk pekerjaan khusus seijin_pimpinan produk: i. Menggunakan dan/atau menginstal program komputer dan data digital pada komputer atau alat lainnya Perusahaan di luar ketentuan dan/atau izin Finance & Admin Departemen; ©. PELANGGARAN dengan sanksi Surat Peringatan Ill (SP3) i. Melakukan tindakan yang cikategorikan pelecehan seksual. . |i. Secara sengaja tidak metaporkan adanya atau mengidap penyakit menular yang berbahaya kepada Perusahaan; ‘Mangkir 4 (empat) hari; Menyelenggarakan, menghadiri rapat / pertemuan, atau pengedaran Poster, plakat selebaran yang tidak ada kaitannya dengan : Kepentingan perusahaaf/ketenagakerjaan i’ dalam _lingkungan Perusahaan tanpa ijin perusahaan. v. Tidak memberikan data atau dokumen yang benar atas status dirinya atau anggota keluarga yang menjadi tanggungannya pada saat proses Perekrutan; vi. Merokok pada tempat dilarang merokok dalam lingkungan Perusahaan; vil, Menggunakan kata-kata kasar/kotor, diskriminasl SARA kepada pekerja/buruh lain; f. PELANGGARAN dengan sangsi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) i. 6 (enam) hari tidak berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan; |i, Memasukan benda-benda berbahaya/selain material _produksi, mengubah atau menambahkan / mengurangi material / bahan formula yang telah ditetapkan tanpa izin Perusahaan; Pemalsuan, penipuan, pencurian, dan penggelapan barang / uang milik Perusahaan atau keluarga Perusahaan atau teman sekerja; |v. Melakukan perbuatan di dalam atau di luar Perusahaan yang dapat diancam hukuman pidana penjara § (lima) tahun atau lebih; v. Mabuk, madat, memakai obat bius, menyalahgunakan obat-obatan atau bahan lainnya yang dapat mempengaruhi kesadaran pekerja/buruh; vi. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat kerja; vii, Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, memfitnah, memprovokasi/menghasut, menghina secara kasar Perusahaan, sesama pekerja/buruh atau keluarga pengurus perusahaan; vil. Menghasut dan melindungi Perusahaan atau teman sekerja untuk rs mmelakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama, prosedur, hukum atau kesusilaan serta peraturan erundang-undangan yang berlaku; SEIN ~ 5 \ ‘x. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan, atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik Perusahaan (misalnya: bangunan, mesin, kendaraan operasional, dan alat kerja yang digunakan); x Memperkaya diri sendiri dari transaksi yang dibuat atau dilakukan oleh Perusahaan; xi. Tidak menjaga kerahasiaan tentang semua informasi atau masalah yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan atau dengan sengaja membongkar atau _membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan nama balk yang dapat mengakibatkan kerugian pada Perusahaan; xii, Menyadap pembicaraan lewat: telepon atau LAN atau ‘Sengaja ikut mendengarkan pembicaraan rahasia; wll, Secara sengaja mengganggu / merusak jaringan / sister komputer dan data elektronik milik Perusahaan atau menyebarkan virus atau menginstal program diluar ‘ketentuan; xlv. Membuat alamat email / jejaring sosial yang mempresentasikan / ‘mencitrakan Perusahaan tanpa izin Perusahaan; : vv. Melakukan tindakan sabotase terhadap produk, proses produksi, Peralatan / mesin, xvi. Ditemukan membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam lingkungan Perusahaan tanpa izin dari Perusahaan; xvii. Merangkap Pekerjaan dengan Perusahaan lain tanpa izin/persetujuan ‘tertulis dari Perusahaan; rill, Mengambil gambar atau dokumen yang dirahasiakan Perusahaan, dari lokasi Perusahaan tanpa izin dari atasannya, atau memasang / membagikan informasikan di media sosial tanpa jjin, xix. Berkelahian, pemukulan sesama pekerja/buruh atau pekerja/buruh Perusahaan lain yang diperbantukan di Perusahaan; xx. Menggunakan aset Perusahaan / mengakses website yang berhubungan dengan pornografi, judi, kriminal, SARA, atau hal lain ‘yang tidak terkait dengan Pekerjaan menggunakan jaringan komputer Perusahaan. xxi, Tethadap pelanggaran yang diduga melakukan tindak pidana maka tindakan PHK perpedoman pada ketentuan UU no. 13 tahun 2003 Pasal 160 juncto putusan Mahkamah Konstitusi RI No.012/PUU- 11/2003 dan SE Menakertrans RI No. ‘SE.13/MEN/SI-HK/1/2005. PASALSS. PEMBEBASTUGASAN DARI PEKERIAAN (SKORSING) Pembebastugasan dari pekerjaan (skorsing) dapat dilakukan pada pekerja/buruh sebagai: ~ Upaya pembinaan pekerja/buruh yang melakukan pelanggaran tata tertib yang diatur di PKB. 2. Jka diperlukan untuk meningkatkan produktifitas atau untuk memperbaiki sikap/periiaku pekerja/buruh yang tidak baik, pekerja/buruh dapat dibebastugaskan i dari Pekerjaan, 3. Selama dibebastugaskan : 3. Pekerja/buruh wajib hadir di perusahaan, tetap mendapatkan upah dan hak- hak lain yang biasa diterima pekerja/buruh. Pekerja/buruh tidak hadir di Perusahaan tanpa mendapatkan upah dan hak- hak lain yang biasa diterima pekerja/buruh. 4. Pekerja/buruh diharapkan untuk dapat mengevaluasi atau introspekst terhadap dirinya sendirl; 5. Sebagal upaya pembinaan skorsing paling lama 1 (satu) bulan. BAB IX . PEMBEBASAN PEKERIA DARI KEWAJIBAN KERJA PASALS6 MENINGGALKAN PEKERJAAN TETAP MENDAPATKAN UPAH Perusahaan tetap memberikan upah, apabita pekerja/buruh tidak bekerja karena: 4. Cuti Khusus : Hal-hal yang dapat dikategorikan cuti khusus adalah sebagai berikut : a. Perkawinan pekerja/buruh 3 hari kerja b. Perkawinan anak sah pekerja/buruh hari kerja _Istri sah pekerja/buruh melahirkan hari kerja 4. Istri sah pekerja/buruh Keguguran : 2 hari kerja €. Khitanan/ Baptis anak sah pekerja/buruh : 2hari kerja {. Kematian istri/suami , orang tua/mertua , anak atau menantu: i. Jabodetabek 22 hari kerja Luar Jabodetabek 3 hari Kerja 8 Kematian anggota keluarga dalam satu rumah: 1 harikerja h. Pekerja/buruh terkena Bencana Alam 2 hari kerja Pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja karena cuti khusus, wajib menyerahkan bukti-bukti dari pihak berwenang ke bagian HRD dan diketahui atasannya maksimal 2 (dua) hari setelah bekerja. 2. CutiTahunan . 3. Pekerja/buruh yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja; b. Hak cuti tahunan pekerja/buruh timbul pada setiap tanggal 01 Januari. Jika ‘masa kerja 12 bulan jatuh pada bulan selain bulan Januari, Hak cuti tahun Pertama dihitung prorata, selanjutnya setiap tanggal 1 Januari hak cutinya 12 hari; © Jika pekerja/buruh belum mempunyal hak cuti tetapi harus meninggalkan Pekerjaan dengan alasan yang dapat diterima dan disetujui Perusahaan, selanjutnya absensi pekerja/buruh dinyatakan Izin meninggalkan pekerjaan tanpa dibayar upah. 4. Permohonan cuti diajukan paling lambat 14 hari, kecuall untuk alasan dan kondisi mendesak (tidak bisa di Fencanakan); ©. Persetujuan permohonan cuti tahunan diberikan Pimpinan Departemen; f. Penggunaan hak cuti tahunan pekerja/buruh harus mempertimbangkan kelancaran operasional Perusahaan; 8. Cuti tahunan berlaku untuk 18 (delapan belas) bulan, 4. Sisa cuti tahunan tidak bisa diuangkan dan dinyatakan habis, kecuali pada saat terjadi Pemutusan Hubungan Kerja; ‘Bagi yang hak cutinya habis, dengan alasan musibah/bencana alam, dapat menggunakan hak cuti tahun berikutnya paling banyak 4 (empat) hari; i. Sebelum melaksanakan cuti tahunan, pekerja/buruh walib menyelesaikan ekerjaan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan melakukan proses serah terima pekerjaan dengan petugas yang ditunjuk oleh Perusahaan, Cuti Bersama (Cuti Massal) Cuti bersama yang dilaksanakan oleh Perusahaan bagi seluruh pekerja/buruh berdasarkan peraturan yang berlaku akan mengurangi jumlah cuti tahunan tahun berikutnya. Sakit , ‘ % Pekerja/buruh tidak masuk kerja dapat dikategorikan sakit apabila memberikan informasi kepada Perusahaan sebelum jam kerja; b. Memberikan surat keterangan dokter dan salinan resep obat paling tambat Pada hari berikutnya kepada HRD untuk selanjutnya diverifikasi kebenarannya oleh dokter perusahaan, tehnis pelaksanaannya diatur dalam prosedur HRD. Masa haid Pekerja/buruh wanita tidak diwalibkan bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid dengan ketentuan sebagai berikut a Pada waktu haid merasakan sakit dan tidak sanggup melaksanakan Pekerjaannya; dan b. Memberitahukan secara tertulis disertal surat keterangan dokter kepada Perusahaan pada hari pertama masuk kerja. 'stirahat Melahirkan dan Keguguran Kandungan 3 Istirahat melahirkan diberikan kepada pekerja/buruh wanita yang akan melahirkan berdasarkan keterangan dokter/bidan dan istirahat ini diberikan paling lama 3 (tiga) bulan kalender, dengan ketentuan: |. 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan setelah melahirkan; il, Pekerja/buruh dapat memperpanjang cuti melahirkan dikarenakan sebab kesehatan berdasarkan surat rekomendasi dokter kandungan; Pekerja/buruh wanita yang akan melahirkan wajib memberitahukan kepada Perusahaan perkiraan waktu melahirkan disertai surat keterangan dokter. b. Istirahat gugur kandungan bagl pekerja/buruh wanita diberikan paling lama 1,5 (satu setengah) bulan setelah gugur kandungan dan keterangan dokter

Anda mungkin juga menyukai