Anda di halaman 1dari 8

Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

PSIKOLOGI WANITA DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF


Suprianto, S.Kep. Ns, M.Psi

A. SUDUT PANDANG PERKEMBANGAN TERKAIT DENGAN ASPEK FISIK, KOGNITIF,


EMOSI DAN SOSIAL
1. How do girls become women ?
Berdasarkan prinsip nature vs nurture, sebagian besar meyakini dalam
memahami peran aspek biologis dan pengaruh lingkungan terhadap suatu
perilaku, khususnya perempuan.
2. Faktor-faktor yang berperan terhadap pembentukan peran gender yaitu
sebagai berikut:
a. Orangtua
b. Sekolah
c. Pengaruh dan tampilan media
d. Pengaruh ras, budaya, dan kelas sosial
3. Masa remaja dan dewasa awal
Adanya kematangan seksual dan kapasitas reproduksi: berkembangnya
payudara dan organ seksual. Adanya pengalaman kematangan seksual seperti
menarche (periode pengalaman mestruasi). Pengalaman menstruasi bersifat
individual, dengan periode yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Amenorrhea, merupakan periode menstruasi setelah menarche
b. Menorrhagia, merupakan periode menstruasi yang panjang dan berlebihan
hingga dapat mengalami anemia
c. Dysmenorrhea, merupakan rasa sakit saat menstruasi atau kram pada bagian
perut, sakit tulang belakang, dan sakit kepala.

Siklus menstruasi merupakan siklus alamiah yang dialami dan


dipengaruhi oleh perilaku perempuan, serta pengalaman menstruasi berbeda-
beda pada tiap perempuan. Perilaku perempuan yang dimaksud tersebut
dipengaruhi oleh keyakinan, sikap, dan pengalaman fisiologis. Pengalaman yang
dimaksud berkaitan dengan keyakinan yang dipelajari. Sedangkan sikap
terbentuk oleh konteks budaya. Menstruasi juga dikenal sebgai menses, yang
berarti bulan dalam bahasa Latin. Adanya keyakinan takhayul tentang
menstruasi, yang cenderung membatasi perilaku perempuan. Berkaitan dengan
early dan late puberty, perempuan yang “masak dini” cenderung menunjukkan
tingkat kepercayaan diri yang rendah, ketidakpuasan terhadap tubuh, merasa
terisolasi, dan rendahnya peringkat akademik. Kendati demikian, perempuan
yang “masak dini” menunjukkan penguasaan kognitif dan keterampilan coping
behavior yang baik saat dewasa. Adanya orang terdekat yang dapat diajak
berdiskusi dengan baik oleh remaja terkait kematangan seksual, akan
berdampak pada suksesnya penyesuaian remaja secara emosional dan sosial
terkait kematangan seksual tersebut.
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

4. Masa dewasa madya dan dewasa lanjut


Perbedaan longevity antara pria dan wanita akan bergantung pada faktor
biologis dan lingkungan. Perubahan fisik akan dimulai saat individu memasuki
usia dewasa madya. Menopause merupakan berhentinya periode menstruasi.
Sikap wanita dalam menghadapi menopause bervariasi, seperti mislanya sebagai
bagai akhir dari masa kehamilan dan hubungan seksual, akhir dari ekspresi
seksual, dan lain sebagainya. Selain itu, respon wanita selama menopause pun
bervariasi seperti halnya kerentanan mengalami psychological distress.
Perubahan-perubahan wanita pada usia dewasa madya mencakup peran wanita
dalam konteks sosial, coping dalam menghadapi sakit dan kematian, perpisahan,
perkawinan baru, pekerjaan baru, serta kebutuhan akan pengasuhan. Gambaran
peran wanita dalam masa perkembangan yang didasarkan atas norma sosial
disebut sebagai social clock.

B. WANITA DALAM HUBUNGAN INTRA DAN INTERPERSONAL


1. Hubungan Persahabatan dan Romantisme pada Wanita
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan yang kuat untuk
berinteraksi dengan orang lain, serta menjalin hubungan dengan orang lain.
Relationship (Hubungan) mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar
interaksi yang bersifat sementara atau perasaan yang dangkal untuk orang lain,
melainkan melibatkan hubungan emosional yang dalam. Menurut self in relation
theory, Relationships (Hubungan) bagi wanita adalah sebagai pegangan dalam
membedakan pengalaman dan jalur perkembangan mereka, kelanjutan dari
identifikasi seorang wanita dengan ibunya sejak bayi, berbeda dengan laki-laki
yang sejak bayi terpisah dari ibunya dengan harapan dapat menumbuhkan
identitas maskulin.
Persahabatan antar perempuan dianggap kurang penting daripada
persahabatan antar laki-laki. Struktur sosial melarang perempuan untuk sering
mengunjungi tempat umum seperti café, pub, pasar, dll seperti laki-laki, maka
pertemanan antar perempuan terjadi di tempat pribadi (rumah). Hubungan
pertemanan antar perempuan dianggap sebagai nomor sekian setelah hubungan
suami-istri, keluarga dan orangtua-anak. Jadi hubungan antar perempuan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dianggap tidak mampu berkembang
menjadi pertemanan sejati.
Budaya emosional modern menekankan karakteristik pengungkapan diri
yang intens dan kuat dari persahabatan wanita. Wanita berinteraksi lebih
banyak dalam konteks organisasi, klub, dan bekerja sebagai peran dan pilihan
mereka diluar rumah. Persahabatan mulai berkembang menjadi pengalaman
pribadi, sehingga persahabatan dianggap ideal ditandai oleh kedekatan pribadi
yang intim. Selain itu, persahabatan juga sebagai proses pengembangan diri
individu. Pada dewasa ini, persahabatan pada perempuan sebagai upaya dalam
konteks sosial ekonomi, budaya, dan politik pada tempat tinggal mereka,
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

sehingga tercermin peningkatan pemahaman konstekstual pada pengalaman


perempuan pada umumnya.

2. Karakteristik dari Persahabatan Perempuan


Persahabatan merupakan hubungan yang penting dalam menentukan
kehidupan wanita. Persahabatan memberikan wanita dukungan sosial, intimasi,
dan kesempatan untuk menikmati interaksi social. Persahabatan juga
berkontribusi terhadap kehidupan sosial dan identitas diri dari seorang wanita.
Namun, dibalik semua itu, persahabatan yang menentukan kehidupan wanita
ternyata memiliki sisi negatif, seperti diantaranya persahabatan menimbulkan iri
hati, persaingan, kecemburuan yang kuat, dan sering terkait dengan akses
terhadap perhatian pria yang tangguh. Walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya
akurat, mereka memberikan pentunjuk terhadap komplesitas dan kontrakdiksi
dari hubungan wanita dengan orang lain.
Secara implisit, maupun terkadang secara eksplisit definisi dari
persahabatan menyertakan anggapan bahwa mereka terlibat di dalamnya dan
menjaga secara sukarela, tidak seperti hubungan signifikan lainnya,
persahabatan di budaya barat tidak seformal seperti pada kekeluargaan atau
struktur sosial atau kewajiban. Faktanya, ketidak adaannya struktur peran yang
pasti dapat dipandang sebagai antitesis untuk membentuk ikatan persahabatan
yang sebenarnya. Di sisi lain, beberapa penelitian mengingatkan kita bahwa
persahabatan tersebut tidak seutuhnya sukarela. Kita kemungkinan besar
menjadi teman denga mereka yang memiliki kesamaan gender, seumuran, kelas
sosial, orientasi seksual, dan ras atau etnik, dan dengan mereka yang tinggal di
area geografis yang sama.
Bagi perempuan, persahabatan berada pada area merawat, peduli dan
memiliki kesamaan. Kehadiran saingan akan menyebabkan perasaan yang
bertentangan dan kurang nyaman bagi wanita. Dalam wawancara yang
dilakukan oleh Rind (2002) tentang sahabat, ditemukan bahwa ada tiga tema
utama. Yang pertama, pengetahuan dan pemahaman, kedua, kebutuhan dan
ketergantungan dan ketiga, persaingan antara teman perempuan yang
berlangsung dalam pekerjaan, akademik dan kedudukan sosial. Kesulitan dalam
menghadapi kompetisi pada perempuan berakar dari kompetisi pada lingkungan
sosialnya. Saat kecil, kompetisi lebih sering ditemui pada permainan anak laki-
laki. Ketika kompetisi berkembang di kalangan anak perempuan, mereka
cenderung membubarkan aktivitas mereka dibandingkan anak laki-laki yang
cenderung bernegosiasi agar aktivitas dapat berlanjut. Pola interaksi ini akan
berlanjut hingga dewasa dan mempengaruhi bagaimana perempuan merespon
kompetisi dalam hubungan persahabatan dalam hubungan pertemanan dengan
sesama perempuan.
Asumsi lain terkait hubungan pertemanan pada perempuan adalah bahwa
pertemanan pada perempuan menjunjung tinggi kesetaraan atau egaliter. Pada
hubungan pertemanan perempuan, kualitas hubungan tersebut berhubungan
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

dengan distribusi atau pemerataan kekuasaan. Asumsi kesetaraan dalam


hubungan pertemanan sering mengabaikan hubungan antara wanita yang bisa
sangat berarti, namun secara inheren tidak setara dan mungkin tidak sesuai baik
dalam narasi atau kenyataan konsepsi persahabatan Barat. Di beberapa
masyarakat, hierarki sosial mungkin lebih mengakar dan persahabatan antar
wanita mungkin lebih cenderung mencakup status yang tidak setara.
Candy, Troll dan Levy (1981) melakukan studi pada wanita usia 14
sampai 80 tahun dan ditemukan bahwa ada 3 fungsi pertemanan yang
penting bagi wanita yaitu bantuan keintiman (intimacy-assistance), pengertian
dari keintiman itu sendiri (notionof intimacy), saling tolong menolong (mutual
assistance). Selain itu Candy dkk. Jugamenemukan bahwa teman dapat
memberikan pengakuan, harga diri, dan kekuatan, yang mencakup pengertian
pengaruh dan kontrol terhadap orang lain. Veniegas dan Peplau (1997)
menemukan bahwa wanita menilai persahabatan mereka lebih tinggi daripada
pria dalam dukungan ego. Teman daripada wanita lebih sering memperhatikan
dan menghargai kemampuan mereka serta mengucapkan selamat atas apa yang
mereka peroleh.
Bank dan Hansford (2000) menemukan bahwa konsep orientasi status,
sejauh mana persahabatan memberikan rasa hormat, pengaruh, dan prestise
bagi yang lain, memberi kontribusi positif terhadap persahabatan yang intim.
Bank dan Hansford (2000) menemukan bahwa konsep orientasi status,
sejauh mana persahabatan memberikan rasa hormat, pengaruh, dan prestise
bagi yang lain, memberi kontribusi positif terhadap persahabatan yang intim.
Bank dan Hansford juga menemukan bahwa hal itu lebih penting bagi wanita
daripada pria bahwa elemen ini menjadi komponen persahabatan mereka.
Inti dari beberapa studi tersebut membahas kualitas ekspresif seperti
kedekatan dan keintiman serta kualitas timbal-balik seperti kekuatan dan
pengakuan. Keintiman yang sering diperkirakan dari tingkat keterbukaan diri
atau pengungkapan diri adalah pembicaraan yang terjadi antara dua orang dan
menghasilkan perasaan yang diketahui dan divalidasi oleh orang lain (Altman &
Taylor, 1973; Clark & Reis, 1988; Mark & Alper, 1985). Meskipun perempuan dan
laki-laki menyadari pentingnya pembicaraan untuk mengembangkan keintiman
yang mendalam (Fehr, 2004; Radmacher & Azmitia, 2006), perempuan terlibat
dalam pembicaraan ini daripada pria dalam persahabatan mereka (Adam,
Blieszner & De Vries, 2000; Hays, 1985). Dari segi kualitas, pertemanan laki-laki
lebih rendah daripada perempuan.
Penelitian lain mengungkapkan bahwa ekspresi keintiman dalam
pertemanan menunjukkan adanya perbedaan gender yang sangat kecil atau
tidak ada (Duck & Wright, 1993; Wright, 1982). Perbedaan tersebut tidak harus
ada karena perempuan dan laki-laki mendefinisikannya secara berbeda,
misalnya laki-laki mendefinisikan keintiman sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan secara bersama, sedangkan perempuan mendefinisikan keintiman
sebagai bentuk pengungkapan diri. Perempuan memiliki kemampuan
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

menciptakan ikatan intim yang kuat dan dapat bertahan lama melalui kegiatan
yang dilakukan secara bersamaan dan terlihat jelas (Piercy & Cheek, 2004). Laki-
laki juga mampu mengembangkan keintiman namun mereka lebih memilih
memiliki keintiman dalam hal persahabatan dengan sesama lelaki. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa laki-laki memilih untuk tidak terlalu ekspresif
dalam menunjukkan keintiman guna mengantisipasi adanya penolakan negatif
dari laki-laki lain (Bank & Hansford, 2000; Fehr, 1996, 2004).
Perbedaan gender dalam ikatan pertemanan menurut perspektif
feminist adalah bentuk keintiman dalam pertemanan perempuan lebih berharga
dibanding pertemanan laki- laki. Dunia kerja, kesempatan untuk berkuasa, naik
jabatan lebih terbuka untuk laki-laki. Keintiman den ekspresivitas dalam
hubungan lebih banyak pada pertemanan wanita dibanding laki-laki, tetapi hal
tersebut tidak membuat mereka menuju tingkat eselon yang lebih tinggi dalam
bidang ekonomi maupun kekuatan politik. Faktanya kualitas kepedulian,
kedekatan, dan keintiman terus terdevaluasi pada budaya yang lebih besar.
Namun hal tersebut tidak mengubah budaya patriarki, politik, atau struktur
institusi sebuah lembaga.

3. Wanita dalam persahabatan online


Media elektronik menyediakan konteks sosial terbaru dalam
mengembangkan pertemanan maupun hubungan lainnya. Wanita cenderung
lebih menggembangkan hubungan pertemanan dengan laki-laki maupun wanita
lewat media online. Hubungan pertemanan secara online serupa dengan
pertemanan biasa yang terjadi secara langsung atau offline dilihat dari kekuatan,
kualitas, dan derajat self-disclosure, namun pertemanan secara langsung atau
offline lebih lama durasinya dibanding secara online. Ada kemungkinan
hubungan pertemanan secara online akan bertemu langsung secara pribadi,
karena belum diketahui batasan yang jelas antara hubungan secara online dan
offline. Wanita cenderung lebih banyak menggunakan Internet untuk
komunikasi interpersonal daripada pria, seperti mengobrol secara online dan
mengirim e-mail (Weiser, 2000). Wanita, lebih banyak dari laki-laki
menggunakannya untuk mempertahankan kontak dengan teman-teman yang
jauh (berlawanan dengan area lokal), dan mereka cenderung mengirim e-mail ke
orang tua dan anggota keluarga besar lainnya (Pew Internet and American Life
Project, 2005).
Wanita dengan usia 15-17 tahun lebih banyak menggunakan layanan ini
daripada laki-laki pada rentang umur tersebut dengan alasan penggunaan
layanan yang berbeda-beda terkait dengan usia pengguna dan jenis kelamin,
dimana alasan tersebut seperti membuat teman baru, menjaga pertemanan jarak
jauh, dan komunikasi untuk mencari pasangan. Penggunaan layanan ini dapat
mempengaruhi proses wanita dalam membangun hubungannya seiring dengan
meningkatnya frekuensi dan jenis komunikasi online yang dilakukannya.
Tetapi, faktor internet ini sendiri tidak bisa dikatakan secara gamblang sebagai
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukan hubungan seorang


wanita. Interaksi online berbeda dengan offline. Pada interaksi offline tidak ada
isyarat visual yang mempengaruhi proses perseptual interpersonal dan
menawarkan kemungkinan untuk membangun banyak identitas melalui
interaksi sosial. Walaupun ada internet tetapi kekuatan budaya tradisional,
ideologi, politik dan ekonomi tidak lenyap. Kekuatan budaya tradisional,
ideologi, politik, dan ekonomi masih jelas ada di dunia nyata.

C. PERBEDAAN WANITA DAN PRIA DALAM DUNIA KERJA.


1. Cara Berpikir. Pola pikir pria cenderung didasari pada fakta, sementara wanita
cenderung pada konsep dan jalinan hubungan. Semangat wanita sama halnya
dengan sistem kereta api, yaitu saling berhubungan, sedangkan semangat pria
seperti kapal di atas lautan yang berlayar dari titik A menuju titik B.
2. Cara Memerintah. Pria cenderung lebih tegas, sementara wanita lebih halus
tetapi dengan penekanan di akhir kalimat. Di satu sisi mereka berusaha
mempertahankan keharmonisan, tetapi di sisi lain mereka memberi penekanan
seperti kata-kata yang diucapkan di akhir kalimat seperti, "Kamu bisa, kan?"
3. Pemilahan. Pria dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Wanita
pada umumnya sulit untuk dapat bekerja sama dengan orang yang tidak
disukainya. Hal ini dikarenakan pria dapat memilah-milah, "Pekerjaan, ya,
pekerjaan." Sebaliknya, wanita dalam melakukan sesuatu selalu menghubungkan
hal satu dan lainnya.
4. Mengekspresikan Perasaan. Bila seorang pria ingin mengutarakan perasaannya,
mereka akan membicarakannya kepada istri atau kekasihnya. Paling tidak, pada
orang terdekatnya. Sementara wanita dapat mengutarakan perasaannya kepada
siapa saja, tidak selalu kepada orang yang dekat dengannya, baik kepada teman
sekerja ataupun kepada sesama wanita.
5. Pendekatan. Saat ada masalah saat menghadapi masalah, pria akan berpikir
untuk mencari jalan keluarnya. Bagi wanita, tidak cukup hanya dengan
memikirkan permasalahan yang dihadapi. Wanita memerlukan seseorang untuk
mendengarkan keluhannya walaupun orang tersebut tidak selalu harus memberi
solusi. Pria memerlukan solusi. Pria senang memecahkan permasalahan, tidak
hanya membicarakannya.
6. Tujuan. Baik pria maupun wanita ingin mencapai tujuannya, tetapi masing-
masing punya cara yang berbeda. Pria cenderung memfokuskan hasil akhir dan
tertarik pada cara pencapaian usaha. Wanita lebih memfokuskan pada
pencapaian sasaran dan cenderung untuk mempertimbangkan penilaian orang
lain. Bila di dalam suatu rapat terdapat dua orang pria yang saling berdebat
dengan serunya, maka hal itu tidak berarti mereka saling membenci.
7. Komentar. Pria dapat memberikan komentar secara terus terang dan memotong
pembicaraan orang lain bila ingin berkomentar, sementara wanita cenderung
lebih peka dan berhati-hati. Oleh karena itu, bila Anda meminta pendapat kepada
rekan pria, mereka akan langsung memberikan pendapatnya. Bila Anda tidak
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

suka dan marah pada kejujuran mereka, sulit bagi mereka untuk dapat mengerti
reaksi Anda. Jangan lupa, pendapat yang mereka berikan memang merupakan
pendapat yang bukan ditujukan kepada pribadi karena pada dasarnya mereka
tidak bermaksud untuk menyerang secara pribadi.
8. Mengajukan Pertanyaan. Pria jarang mengajukan pertanyaan. Dan bila mereka
bertanya, biasanya untuk mendapatkan informasi. Wanita sering mengajukan
pertanyaan tetapi untuk dua alasan, yaitu untuk memperoleh informasi dan
untuk menjaga jalinan suatu hubungan. Itulah sebabnya wanita sering
mengajukan pertanyaan yang sebetulnya jawabannya telah mereka ketahui.

D. PERBEDAAN PERSEPSI KOMUNIKASI.


Karena pria dan wanita perlu bekerja sama untuk menghentikan “pertikaian
antara kedua gender” maka komunikasi dan relasi perlu ada. Agar, paham dan
persepsi yang baik antara kedua pihak dapat memberikan asumsi antara perbedaan
gender diatasi. Perhatikan gaya maskulin dibawah ini dan bagaimana wanita sering
kali salah persepsi dan salah paham terhadap pria karena penilaian berdasarkan
atas pendekatan dan pengalaman komunikasi.

Gaya Pria/Maskulin : Jarang membahas masalah, Menjaga jarak, keras, tidak


berperasaan
Berbicara untuk memperbaiki dan memecahkan masalah, Pria mengangap wanita
lemah dan tidak kuat serta tidak mampu mengadapi masalah . Komunikasi ringkas,
terfokus, sedikit detail dan Menyembunyikan informasi, tidak sopan

Persepsi Wanita/ Feminim


Tidak menunjukan emosional yang sama, Mendengar dengan diam; memproses
secara internal. Mereka tidak menyimak atau tidak peduli, Menghindari kontak mata
secara langsung secara terus-menerus, tidak menyimak;menghindari koneksi,
Mengunakan humor yang agresif, tidak peka, mengambil lebih banyak ruang fisik
lebih, Mengontrol status lebih tinggi, kekuasaan besar, Membuat keputusan secara
mandiri, Tidak menghargai pendapat wanita, “sayang cantik” dan lain-lain Tidak
menghormati wanita.

DAFTAR PUSTAKA
Biaggio, M., & Hersen, M. (2002). Issues in Psychology of Women. United States of
America: Kluwer Academic Publisher.
Denmark, F., & Paludi, M. (2008). Psychology of Women :Handbook of Issues and Theories.
London, Praeger.
Rosenfeld, J. A. (2001). Handbook of Women Health: An Evidence-based Approach. United
Kingdom: Cambridge University Press.
Materi kuliah psikologi perkembangan D4 Kebidanan 2021

Anda mungkin juga menyukai