Anda di halaman 1dari 14

Caput Succedaneum

Nama Kelompok :
 Etika Nurla (P27824117062)
 Iftitah Qurrota Akyun (P27824117072)
Definisi

Caput succedaneum merupakan benjolan yang difus dikepala terletak


pada
presentase kepala pada waktu bayi lahir (Maryunani, Sari, 2013: 371).

Caput succedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena


adanya timbunan getah bening dikepala (pada presentase kepala)
yang terjadi pada bayi lahir (Dewi,2013:124).

Caput succedaneum biasanya


tidak menimbulkan komplikasi dan akan menghilang dalam beberapa
hari setelah kelahiran. Terapi hanya berupa observasi (Prawirohardjo,
ED 4,2014: 723).

Caput Succedaneum adalah odem pada kepala yang disebabkan karena penekanan pada saat persalinan
pervaginam yang menyebabkan kulit kepala terlihat sedikit menonjol keluar (lonjong) tidak bulat sempurna.
Etiologi

• Karena adanya tekanan pada kepala oleh jalan lahir


Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan
lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran
cairan tubuh kejaringan ekstravaskuler.
• Partus lama
Partus lama dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang
teralu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam capilar venus meninggi
hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat terendah.
• Persalinan dengan vacum ekstraksi
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya
caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum
yang digunakan proses persalinan yang panjang dan sulit. Sering menyebabkan
pengumpulan cairan dibawah kulit kepala bayi, sehingga kepala bayi terlihat
bengkak/ odema
Patofisiologi

Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga
terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa.
Benjolan caput succedaneum ini berisI. Cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah.
Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu
proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat
melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah
bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu
sampai dua hari (Prwirohardjo, ED 4,2014:723).
pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul,
dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksu uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga
fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal Cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak.
Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau intraviber. Sehingga potensial cairan terdorong ke ubun ubun
besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala. Sehingga menyebabkan caput succedaneum.
Manifestasi Klinis

Penekanan otot Spasme pinti


Lama kala II diafragma pelvis panggul

Tulang kepala Kontraksi


tertekan uterus

CSS tidak bisa CSS menerobos


Fontanel mengalir ke ke jaringan atau
meregang seluruh otak intraviber

Timbunan CSS di Potensial cairan


bawah kulit terdorong ke
kepala bagian UUB

Caput
Succedaneum
Tanda dan Gejala

• Odema dikepala
• Terasa lembut dan lunak pada perabaan
• Benjolan berisi serum dan kadang bercampur
dengan darah
• Odema melampaui tulang tenggorak
• Batas yang tidak jelas
• Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu
atau kemerahan
• Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu
tanpa pengobatan
Penanganan

Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang


setelah 2-5 hari.

Penatalaksanaan pada bayi dengan caput succedaneum sebagai berikut:


• Perawatan bayi sama dengan bayi normal
• Pengawasan keadaan umum bayi
• Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
• Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik
menyusui dengan benar
• Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada
benjolan
• Berikan konseling pada orang tua tentang :
• Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
• Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah 2 sampai minggu
tanpa pegobatan
• Perawatan bayi sehari-hari
• Manfaat dan tekhnik pemberian ASI
 
3.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 April 2019, pukul 09.00 WIB di RS Islam Surabaya

 IData Subjektif
1. Identitas
Klien
Nama : By.Ny.”D”
Tanggal Lahir/Usia : 23-04-2019 / 1 jam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke :1
Orang Tua
Nama : Ny.”D” / Tn.”N”
Umur : 21 tahun / 24 tahun
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMK / SMK
Pekerjaan : Tidak bekerja / Swasta
Alamat : Jl. Jetis Kulon I, Wonokromo
 
2. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan
3. Riwayat Kehamilan 5. Riwayat Penyakit Ibu
HPHT : 4-08-2018 Ibu mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki
HPL : 11-05-2019 riwayat penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan
Trimester I : ANC 3 kali saat usia kehamilan 4 minggu, 8 riwayat penyakit menurun seperti hipertensi,
minggu dan 12 minggu, keluhan mual dan jantung, diabetes, asma
pusing, diberi KIE tentang nutrisi (makan
sedikit-sedikit tapi sering) 6. Riwayat Penyakit Keluarga
Trimester II : ANC 2 kali saat usia kehamilan 16 minggu Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun
dan 20 minggu, tidak ada keluhan keluarga suami tidak ada yang memiliki riwayat
Trimester III : ANC 4 kali saat usia kehamilan 28 minggu, penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan riwayat
32 minggu, 34 minggu dan 36 minggu, tidak penyakit menurun seperti hipertensi, jantung,
ada keluhan diabetes, asma
   
  7. Riwayat Imunisasi
4. Riwayat Persalinan Sudah diberikan imunisasi Hb0 pada tanggal 23-04-
Tempat Persalinan : RS Islam Surabaya 2019
Penolong Persalinan : Dokter  
Jenis Persalinan : Spontan normal
Komplikasi : Kala II memanjang
Lama Persalinan
Kala I : 10 jam 10 menit
Kala II : 5 jam 15 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
 
2. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
Suhu : 36,7
HR : 141x/ menit
RR : 46x/ menit
Antropometri
BB : 3200 gram
PB : 49 cm
LK : 33 cm
LD : 34 cm
2. Pemeriksaan Fisik
- Kepala
Inspeksi : Ada oedem di kepala (sutura sagitalis), oedem melewati tulang tengkorak, batas tidak jelas
Palpasi : Ada benjolan berdiameter 5 cm, teraba lunak
- Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak oedem
- Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda
- Hidung : Tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Telinga : Tidak ada kelainan, tidak ada serumen
- Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioskizis dan tidak ada labio palatoskizis
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
- Abdomen : Tidak ada massa, tidak kembung, tidak ada perdarahan tali pusat
- Punggung : Tidak ada spina bifida
- Genetalia : Labia mayor sudah menutupi labia minor, vagina berlubang
- Anus : Ada, berlubang, tidak ada kelainan
- Ekstremitas : Simetris, tidak oedem, tidak sianosis, tidak ada polidaktili maupun sindaktili
3. Pemeriksaan Refleks
Refleks moro : Baik, bayi menggerakkan kedua lengan seperti memeluk ketika diberi rangsangan mendadak
Refleks Rooting : Baik, bayi menoleh dan mencari ketika diberi rangsang sentuhan pada pipi
Refleks Suching : Baik, bayi dapat menghisap dengan baik
Refleks Graps : Baik, bayi dapat menggenggam apabila ada bayi atau benda yang disentuhkan
Refleks Babinsky : Baik, jari jari bergerak jika ada sentuhan
Tonicneck : Baik, bayi dapat menoleh dengan baik
 
 3.2 Analisa Data
Bayi Ny.”D” usia 1 jam dengan Caput Succedaneum

 3.3 Penatalaksanaan
Tanggal 23-04-2019, Pukul 10.00 WIB
 Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan pada bayinya
e/ Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi bayinya
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
e/ petugas telah mencuci tangan 6 langkah
 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi
e/ keadaan umum : baik
HR : 141x/menit
RR : 46x/menit
Suhu : 36,7
 Mengobservasi keadaan Caput Succedaneum
e/ Caput Succedaneum berwarna merah,lunak, dan tidak tegas
 Melakukan perwatan tali pusat
e/ tali pusat terlihat bersih dan telah dibalut kasa steril
 Menjaga kehangatan bayi
e/ Bayi dibedong dan diletakkan di box penghangat
 Mengobservsi eliminasi bayi
e/ Bayi telah BAB 1 kali warna kehitaman dan belum BAK semenjak lahir
 Memberikan nutrisi pada bayi
e/ Bayi telah menyusu pada ibunya dan juga telah disiapkan ASI yang telah dipompa untuk tambahan kebutuhan
nutrisi bayi
 Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan penuh
e/ ibu bersedia melakukan ASI eksklusif pada bayinya
 Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan menjaga kebersihan diri (personal hygiene)
e/ ibu bersedia melakukannya
 Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
e/ ibu dan keluarga mengerti dan mau melakukannya
 Menganjurkan ibu dan keluarga untuk tidak sering mengangkat bayinya agar tidak terjadi infeksi
e/ ibu dan keluarga mengerti dan bersedia melakukannya
 Mengajari ibu cara menyusui yang benar
e/ ibu faham dan mengerti tentang cara menyusui yang benar

Anda mungkin juga menyukai