Anda di halaman 1dari 8

BAB II

2.1 Pengertian Caput Succedaneum


Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan
biasanya menghilang setelah 2-5 hari. Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah
benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan
dengan tindakan vakum ekstraksi. Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari
tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi
pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan
tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. Caput Succedaneum adalah benjolan yang
membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang
akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma

Caput succedaneum Cephalhematoma


Muncul waktu lahir, mengecil Muncul waktu lahir atau setelah lahir,
setelah lahir. dapat membesar sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi.
Melewati batas sutura, teraba Batas tidak melampaui sutura.
moulase.
Bisa hilang dalam beberapa jam atau Hilang lama (beberapa minggu atau
2-4 hari bulan).
Berisi cairan getah bening Berisi darah

Sumber : Kosim, 2003

2.2 Penyebab

Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama
atau persalinan dengan Vacum ektrasi. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya
tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk
mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini
ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas
terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1. Makrosomia
2. Prematuritas
3. disproporsi sefalopelvik
4. distosia
5. persalinan lama
6. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
7. persalinan dengan sectio caesaria
8. kelahiran sungsang
9. presentasi bokong
10. presentasi muka
11. kelainan bayi letak lintang

2.3 Patofisologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke
jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit
darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura
pada suatu proses persalinan sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
keplanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya, moulage ini jelas terlihat pada bayi
premature dan akan hilang dalam satu sampai dua hari.

2.4 Gejala
Ada beberapa gejala yang terlihat, anatara lain :
1. Udema di kepala
2. Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4. Udema melampaui tulang tengkorak
5. Batas yang tidak jelas
6. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan

2.5 Penatalaksanaan
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penanganan caput succedaneum, yaitu :
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2. Pengawasan keadaan umum bayi.
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan
benar.
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6. Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu
tanpa pengobatan.
c. Perawatan bayi sehari-hari.
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/caput+succedaneum

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


PADA BY.NY.E UMUR 5 MENIT LAHIR SPONTAN DENGAN CAPUT SUKSEDANEUM
DI RUANG IGD KEBIDANAN
RSUD CIAMIS
TAHUN 2011

Tanggal pengkajian : 10 Mei 2011


Waktu : 11.20 WIB
Tempat : IGD KEBIDANAN RSUD CIAMIS
Pengkaji : Ayu Marthasari

A. DATA SUBJEKTIF
No. Register/Rekam Medik : 233085
Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2011 jam 11.20 WIB
Pengkaji : Ayu Marthasari
Tempat : DI RUANG IGD RSUD CIAMIS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas klien dan suami
Ibu : Ny. E Suami : Tn. A
Umur : 22 tahun Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Alamat : RT/RW 03/07 Panumbangan Ciamis
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu : Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit
berat apapun seperti hypertensi, jantung, asma, DM dll.
Keluarga : Ibu mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit
keturunan maupun menular seperti hypertensi, jantung, asma,
DM, IMS dll.

3. Riwayat kehamilan ibu


G1P0A0
Umur Kehamilan : 38 minggu 3 hari (HPHT)
Keluhan : tidak ada
Imunisasi TT : Ibu mendapat imunisasi TT 1 x pada usia kehamilan 7
bulan.
Riwayat ANC : Ibu biasa memeriksakan kehamilannnya ke bidan secara
teratur,dan ibu telah mendapatkan tablet Fe.
Pergerakan janin : ± 20 kali dalam 24jam

4. Riwayat persalinan Ibu


Jenis persalinan : Spontan normal
Penolong : bidan
Tempat : IGD
Komplikasi : kala II lama
Warna ketuban : Jernih
Jenis Kelamin : Laki-laki
Presentasi bayi : kepala
Keadaan Waktu lahir : tidak menangis spontan
Tali pusat : normal

5. Keadaan bayi Baru Lahir


- Resusuitasi : di lakukan penghisapan lendir dan rangsangan tratil
- Obat-obatan : Neo-k 0,5 cc ,genta TM 1 tetes
- pemberian O2 : tidak terpasang
- Keadaan Umum : baik
- Pernapasan :44 x/menit
- Nadi :110 x/menit
- Warna Kulit : agak kebiruan
6. Intake Cairan :-
7. Riwayat Eliminasi
BAK sudah
BAB sudah

B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis

2) TTV
P : 50 x/menit
S : 36,4 °C
R : 110 x/menit

3)
Warna kulit : kebiruan di bagian ekstremitas bawah
Tonus otot : baik , Pergerakan baik
Menangis : tidak menangis spontan

4) Antropometri
BB/PB : 3200 gr/48 cm
LK/LD/LILA : 33/32/9 cm

5) Pemeriksaan Fisik
Kepala : Terdapat caput suksedaneum, rambut tipis lurus
dengan warna rambut hitam, tidak ada lesi, keadaan
sutura sagitalis datar.
Mata : Tidak ada tanda-tanda infeksi,konjungtiva
kemerahan,sklera tidak ikterik,tidak ada kotoran.
Hidung dan Mulut : tidak ada kelainan pada hidung dan mulut,tidak ada
labioschizis.Refleks rooting baik.Schuking refleks
baik
Leher : Tidak ada pembengkakan di daerah leher
Dada : Bentuk simetris,puting susu simetris tidak ada
pengeluaran,suara paru-paru bersih,bunyi jantung
murni reguler,Frekuensi 126x/menit.
Ekstremitas atas : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap,aktivitas
baik dan refleks baik.
Abdoment : Datar,tidak ada perdarahan talipusat,tidak ada
benjolan
Alat kelamin : Genetalia tidak ada kelainan
Tungkai dan kaki : keadaan tungkai dan kaki simetris,gerakan
normal,jumlah jari kanan dan kiri lengkap.
Anus : lubang anus ada mekonium (-)tidak ada

Kulit : Vernik ada,warna kulit kemerahan


Refleks
Moro : Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara
tiba-tiba
dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit
merespon)
Menggenggam : Refleks genggam positif ditandai dengan respon
bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah.
Menghisap : Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau
menghisap dot
Rooting tetapi daya hisap masih agak lemah.
: Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan
kepala bayi mengikuti stimulus yang di tempelkan
yang disentuhkan di daerah bibir bawah dagu hanya
tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus
tersebut.
Babynski : Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari
hiper ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika
diberikan stimulus dengan menggunakan ujung
bolpoint pada telapak kaki

Apgar score
Keadaan bbl :bayi langsung nangis keras spotan , kulit merah, gerak aktif
Kriteria 1 menit 5 menit
Denyut jantung 2 2
Usaha nafas 1 2
Tonus otot 2 2
Reflek 1 1
Warna kulit 1 2
Jumlah 7 9
6) Therapy
- Neo-k 0,5 cc
- Genta TM 1 tetes
7) Pemeriksaan penunjang

A. ANALISA DATA
BY.NY.E umur 5 menit lahir spontan dengan Caput Suksedaneum
Masalah potensial : pemeluasan caput karena tekanannya meninggi dan cairan
serebrospinalis meningkat keluar.
Kebutuhan : observasi perkembangan Caput suksedaneum

B. PENATALAKSANAAN
1. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi, Membersihkan jalan nafas bayi dengan cara kepala
bayi semiekstensikan dari badan bayi agar jalan nafas bayi bisa terbuka lebar kemudian
bersihkan wajah dan badan bayi dengan kain kering dan lembut dan lakukan penghisapan lendir
dari hidung dan mulut menggunakan suction
2. Mengikat talipusat dengan benang steril dan membungkusnya dengan kasa kering dan steril
3. Menimbang Berat badan BB 3200gr ,mengukur panjang badan PB 48cm ,lingkar kepala
33cm,lingkar dada 32cm dan lingkar lengan atas 9cm.
4. Memberikan vitaminn K (neo-K) 0,5 cc di paha bagian kiri atas , tetes mata Gentamisin
5. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi serta nilai afgar bayi
Keadaan umum bayi baik
Suhu 35,5 derajat celsius,Respirasi : 32x/menit , Bunyi jantung anak ; 126x/menit ,warna kulit
bayi merah muda,tonus otot baik bayi berkegak aktif,bayi menangis spontan.
6. Membungkus bayi dengan baju dan kain yang kering dan hangat
7. Memasukan bayi ke incubator
8. Memberitahukan tanda-tanda bahaya BBL pada ibu seperti pendarahan tali pusat, warna
kulit kuning, hipotermi, kejang.
9. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi bahwa bayi mereka mengalami caput
suksedanum dan menyuruh mereka jangan khawatir karena dalam beberapa hari caput itu akan
hilang dengan sendirinya.
10. Menyuruh keluarga atau bayi untuk sementara jangan terlalu sering mengangkat bayi agar
benjolan tidak meluas karena tekanannya meninggi dan cairan serebrospinalis meningkat keluar.
11. Mengobservasi pemulihan caput di kepala bayi
12. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
13. Pendokumentasian dengan bentuk SOAP
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Hassan, Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Markum, A. H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Oxorn H. 1990. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esentia Medica
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai