Anda di halaman 1dari 3

Kohesi Gramatikal: Referensi, Substitusi, Elipsis, dan Konjungsi

Oleh Yudhistira 14 Februari 2021


WACANA 0
Perlu digarisbawahi bahwa wacana terikat pada konteks. Tanpa adanya konteks, wacana tidak
dapat dipahami. Contohnya, kita tidak dapat memahami itu dalam kalimat Adi sedang
mengambil itu. Kita lantas mencari-cari, apa yang dimaksud dengan itu dan apa yang sedang Adi
ambil? Dengan demikian, dalam sebuah wacana, kita membutuhkan unsur-unsur bahasa yang
saling merujuk dan berkaitan secara semantis. Hal itu dinamakan kohesi.

Ada dua macam kohesi dalam wacana, yakni kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Pada
pembahasan kali ini, saya akan membedah kohesi gramatikal terlebih dahulu. Kohesi gramatikal
adalah relasi semantis antarunsur bahasa yang ditandai oleh alat gramatikal, yakni alat bahasa
yang berkaitan dengan tata bahasa. Kohesi gramatikal dapat berwujud referensi, substitusi,
elipsis, dan konjungsi.

Referensi

Kohesi gramatikal yang berwujud referensi menekankan hubungan antara kata dan objeknya.
Objek yang berada di luar teks mengindikasikan adanya referensi eksoforis, sedangkan objek
yang berada di dalam teks menandakan adanya referensi endoforis. Perhatikan contoh di bawah
ini.

a. Mereka belum makan.

b. Adi sedang mengambil itu.

Pada dua contoh di atas, mereka, Adi, dan itu merupakan tiga kata yang mengacu pada objek di
luar teks. Terang saja, kita tidak mengenal siapa itu mereka dan Adi. Kita pun tidak mengetahui
sesuatu yang Adi ambil.

a. Bapak dan Ibu kelaparan. Mereka belum makan.

b. Adi sedang mengambil itu, botol minum.

Pada contoh kali ini, muncul dua subjek baru, yaitu Bapak dan Ibu. Keduanya juga memarkahi
referensi eksoforis. Namun, berkat kemunculannya, kata mereka pada kalimat berikutnya
mendapatkan acuan yang jelas. Kata mereka menandakan referensi endoforis sebagaimana botol
minum yang mengacu pada itu dalam contoh b. 

Meskipun sama-sama memiliki penanda referensi endoforis, dua contoh terakhir memiliki
perbedaan. Kata mereka mengacu pada bapak dan ibu yang terletak pada kalimat sebelumnya.
Referensi endoforis yang mengacu balik atau ke belakang disebut sebagai referensi endoforis
anafora. Sebaliknya, itu mengacu pada botol minum yang terletak di sebelah kanan. Referensi
endoforis yang mengacu ke depan disebut sebagai referensi endoforis katafora.
Referensi, menurut tipe objeknya, dapat digolongkan menjadi referensi personal (ditandai
dengan pronomina persona seperti saya atau kamu), referensi demonstratif (ditandai dengan
demonstrativa itu, ini, sana, sini), dan referensi komparatif (ditandai dengan sama, serupa,
seperti, serta berbeda).

Substitusi

Substitusi umum digunakan untuk menghindari repetisi. Contoh kata dan frasa yang mewakili
kohesi gramatikal substitusi adalah ini, itu, demikian, tersebut, di atas, di bawah, berikut, dll.
Berarti, pada contoh sebelumnya, kata itu dan mereka juga dapat berdiri sebagai penanda
substitusi. Lebih tepatnya, substitusi nominal. 

Di luar itu, substitusi juga dapat diterapkan secara verbal dan klausal.

a. Mereka bekerja keras. Kami pun.

b. Manchester United sedang berada di pucuk klasemen. Saya tahu itu.

Pada contoh a, pun menggantikan frasa verbal bekerja keras, sedangkan itu pada contoh b


menggantikan klausa Manchester United sedang berada di pucuk klasemen. Apabila diteliti lebih
jauh, substitusi memiliki pola yang mirip dengan referensi endoforis. Cutting dalam Pragmatics
and Discourse: A Resource Book for Students (2002: 11) pun juga menuliskan bahwa
“Substitution tends to be endophoric: the noun phrase being substituted is usually in the text.”

Elipsis

Elipsis sering kali disebut juga pelesapan, yakni penghilangan kata-kata yang dapat dimunculkan
kembali dalam suatu pemahaman. Perhatikan contoh berikut.

a. Danu sakit sehingga [ia] tidak masuk sekolah.

b. Ketika [saya] sedang sedih, saya akan menangis berlarut-larut.

Kata di dalam kurung siku merupakan kata yang dilesapkan. Meskipun tidak dimunculkan,
makna wacana tidak berubah lewat penyajian yang lebih ringkas.

Konjungsi

Konjungsi atau kata hubung adalah kohesi gramatikal yang terakhir. Sebagai alat kohesi,
konjungsi yang menghubungkan gagasan-gagasan di dalam sebuah kalimat disebut konjungsi
intrakalimat. Sementara itu, konjungsi antarkalimat adalah alat kohesi yang menghubungkan
gagasan-gagasan dalam kalimat yang berbeda.

a. Bapak dan Ibu kelaparan, tetapi mereka tidak mau makan.

b. Bapak dan Ibu kelaparan, tetapi mereka tidak mau makan. Oleh karena itu, pada malam hari,
keduanya sakit mag.
Pada contoh pertama, tetapi menjadi konjungsi intrakalimat. Sementara, oleh karena itu menjadi
konjungsi antarkalimat.

Di atas tadi merupakan penjelasan mengenai alat-alat kohesi gramatikal yang dapat membuat
wacana menjadi padu. Pada tulisan berikutnya, saya akan menjelaskan jenis kohesi lainnya,
yakni kohesi leksikal.

Jenis-jenis kohesi leksikal

1. Kohesi hiponim => suatu kata atau frasa yang maknanya tercakup dalam kata atau frasa lain
yang lebih umum.
Contoh = Hewan-hewan disini sangatlah banyak.

2. Kohesi kolokasi => kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain atau hubungan antarkata yang berbeda pada
lingkungan dan bidang yang sama.
Contoh = Lalu lintas macet total. Angkot, sepeda motor, becak, berjalan sangat pelan.

3. Kohesi sinonim => kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
Contoh = Jumlah orang Jawa perantauan ini naik. Sensus yang dilakukan Inggris di tahun-
tahun mereka berkuasa menunjukkan peningkatan itu.

4. Kohesi antonim => kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras
atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
Contoh = Udara di pegunungan sangat dingin. Namun pada siang hari cuaca sangat panas.

5. Kohesi repetisi => kohesi leksikal yang digunakan untuk mempertahankan konsesif atar
kalimat.Hubungan ini di bentuk dengan satu lingual.
Contoh = Buah Apel adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan kelezatan rasanya.
Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur lain seperti serat, fitokimian, dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai