Anda di halaman 1dari 15
sas 10 ELASTISITAS 10—1 Tegangan (stress) Dalam bab sebelum ini, pokok pembicaraan kita ialah mengenai gerak sesuatu benda "tegar’’, yang adalah suatu abstraksi matematis guna memudahkan perhitung- an, karena semua benda riyata,sampai suatu batas tertentu,berubah di bawah penga- tub gaya yang dikerjakan terhadapnya, Pada akhirnya, perubahan bentuk atau volum suatu benda akibat gaya luar yang bekerja terhadapnya ditentukan oleh gaya antara molekulnya. Walaupun pada waktu ini teori kemolekulan belumlah cukup maju untuk memungkinkan kita mengkalkulasi kelentingan balok tembaga, misalnya, dengan bertolak dari sifat atom tembaga, banyak laboratorium riset kini menggiat- kan penelitiannya terhadap masalah keadaan padat,dan pengetahuan kita perihal ini terus-menerus bertambah. Tetapi dalam bab ini kita hanya membicarakan besaran- besaran yang langsung dapat diukur, dan tidak akan menjelaskan segala sifat yang dapat diamati dari segi kemolekulan itu. x ©) @ Gmb. 10-1. (a) Sebuah batang yang tertegang. (b) Tegangan di irisan tegaklurus sama dengan F/A.() dan (4) Tegangan di irisan yang miring dapat diuraikan menjadi tegangan normal F;,/A’ dan tegangan tangensial (singgung) Fy/4'. Gambar 10—1{a) memperlihatkan sebuah batang yang penampang lintangnya uniform dan luasnya A, Batang ini pada masing-masing ujungnya mengalami gaya tarik F yang sama besarnya dan berlawanan arahnya. Dikatakanlah bahwa batang itu dalam keadaan tertegang.' Mari kita tinjau sebuah irisan tegaklurus pada panjang batang (dalam gambar ditandai dengan garis putus-putus). Karena masing-masing potongan batang itu dalam kesetimbangan, maka potongan di sebelah kanan irisan tentu_mengerjakan tarikan terhadap potongan di sebelah Kiri dengan gaya F, dan sebaliknya. Asal irisan itu tidak terlalu dekat ujung batang, tarikan tersebut akan terdistribusi merata pada las penampang lintang A, seperti ditunjukkan oleh bebe- 251 252 Elastisitas | 10-1 rapa anak panah pendek dalam Gambar 10—1(b). Tegangan (atau ketegangan) di tempat irisan itu didefinisikan sebagai perbandingan besar gaya F terhadap luas bidang penampang A. F Tegangen = 5 - (10-1) Tegangan semacam ini disebut tegangan akibat terikan, Karena kedua potongan bateng itu saling melakukan tarikan satu sama lain. Tegangan itu merupakan pula tegangan normal, sebab gaya yang terdistribusi tegaklurus pada luas. Satuan tegang- an ialah 1 newton per meter kuadrat (1N m7), 1 dyne persentimeter kuadrat (1 dyne cm™?), dan 1 pound per square foot (1 Ib ft"). Sering pula dipakai satuan Tb in™ Kita tinjau sekarang sebuah irisan yang arahnya dibuat sekehendak, seperti dalam Gambar 10-1(c). Gaya resultan yang dikerjakan terhadap potongan yang satu oleh potongan yang satu lagi dan sebaliknya sama besarnya dan berlawanan arah dengan, gaya F di ujung irisan. Tetapi gaya itu sekarang terdistribusi pada bidang A’ yang lebih luas dan arahnya tidak tegaklurus pada bidang. Bila resultan seluruh gaya yang terdistribusi itu dinyatakan dengan satu vektor yang besernya F, seperti dalam Gambar 10—1(d), vektor ini dapat diuraikan menjadi komponen Fa yang normal terhadap bidang A’ dan komponen F; yang tangen terhadapnya, Tegangan normal- nya didefinisikan sebagai perbandingan komponen F, terhadap bidang A’, Perban- dingan komponen F; terhadap bidang A’ disebut tegangan tangensial pada irisan: Tegangan normal = “Tegangan tangensial (luncur) =< (10-2) Tegangan, tidak seperti gaya, bukantah besaran vektor, Karena kite tidak dapat memberinya arah yang tertentu, Gaya yang bekerja terhadap potongan benda itu di sisi tertentu suatu irisan ada mempunyai arah yang tertentu. Tegangan termasuk salah satu besaran fisika yang disebut tensor, t F | JS Le Ea @ {b) Gmb, 10-2, Sebuah batang: yang mengalami Kompresi, Sebuah batang yang mengalami dorongan pada ujung-ujungnya, seperti pada Gambar 10-2, dikatakan berada dalam kompresi. Tegangan pads irisan garis putus-putus, dilukiskan pada (bl, juga merupakan tegangan normal tetapi dalam hal ini disebut tegangan kompresi, karena potongan yang satu mendorong potongan yang lain, Akan jelas kiranya bahwa jika arahnya sembarang, irisan itu akan mengalami beik tegangan luncur maupun tegangan normal, tetapi tegangen normal ini sekarang merupakan tegangan kompresi. Sebagai conitoh Iain benda mengalami tegangan, lihat balok yang irisannya ber- bentuk segiempat sama sisi pada Gamber 10—3(a) Balok itu mengalami dua gaya kopel yang sama besar dan berlawanan arahnya, yang dihasilkan oleh pasangan 10-1 | Tegangan 253 gaya F, dan gaya F, yang terdistribusi di permukaannya, balok itu dalam keadaan se- timbang, dan setiap bagiannya berada dalam keadaan setimbang juga. Jadi gaya-gaya Ff oot I F, @ ® © Gmb. 10—3. (2) Sebuah benda yang menderita tegangan yang lain macamnya. Tegangan pada salah satu permukaan diagonainya, di (b), merupakan tegangan kompresi semats- mata; pada permukaan diagonal yang satu lagi, di (c), merupakan sematamata tegangan akibat tarikan, tersebar di atas permukaan diagonal pada Gambar 10—3(b) harus mempunyai gaya resuitan F yang komponen-komponennya sama dengan F, dan F,..Oleh karena itu ‘tegangan pada irisen ini merupakan kompresi semata-mata, walaupun tegangan pada permukaan kanan dan pada permukaan bawah adalah tegangan luncur. Begitu pula, dari Gambar 10-3(c) dapat kita tihat bahwa permukaan diagonal yang lain dalam keadaan tertegang tarik somata-mata, Gmb, 10-4. Fluida di bawah tehanan hidrostatik. Gaya sembarang arah terhadap sebuah permukaan adalah normal pada permukaan yang bersangkutan. Kini kita tinjau pula perihat fluida yang mengalami tekanan, “Fluida’’ artinya zat yang dapat mengalir; jadi istilah ini dapat dipakai untuk zat cair dan gas. Jika di setiap titik di dalam fluida ada tegangan singgung, fluida itu akan menghindar ke samping selama tegangan itu ada. Jadi di dalam fluida yang diam, tegangan singgung di mana-mana nol, Gambar 10-4 melukiskan fluida di dalam sebuah silinder yang ada pistonnya; terhadap piston ini bekerja gaya arah ke bawah. Segi- tiga di dalam gambar merupakan pandangan dari samping atas sebagian fluida 254 Elastisitas | 10-2 yang berbentuk pasek, Seandainya berat fluida diabaikan, maka gaya yang bekerja terhadap bagian ini hanyalah gaya yang dikerjakan fluida di sekelilingnya, dan ka- rena tidak punya komponen tangensial, gaya ini haruslah normal pada permukaan pasak itu. Andaikan F,,F,, dan F ialah gaya-gaya yang bekerja terhadap ketiga permukaannya. Karena fluida dalam keadaan setimbang, maka Fsin@=F, Fcoso=Fy. Begitu pula Asin@=A,, Acosd=A,, Bagilah persamaan-persamaan yang atas dengan yang bawah! Maka kita dapatkan Sebab itu gaya per satuan luas adalah sama, bagaimanapun arah irisan, dan selama- nya merupakan kompresi. Setiap perbendingan di atas mendefinisikan tekanan hidrostatik p ci dalam fluida, yaitu (10-3) Setuan tekanan ialah 1Nm-?, 1 dynem~?, atau 1 Ib it-2. Seperti hal- nya dengan jenis tegangan lainnya, tekanan bukanlah besaren vektor dan tak dapat ditunjukkan ke mana arehnya. Gays terhedap sembarang bidang di dalam (atau yang membatasi) fluide yang diam dan menderita tekanan, adalch normal terhadap bidang itu, bageimanapun arah bidang itu. Inilah yang dimaksud dengan ungkapan umum, behwa “tekanan di dalam suatu fluida sama basar ke semua arah" Tegangan di dalam zat padat dapat pula merupakan tekanan hidrostatik, asalkan tegangan di semus titik permukaan zat padat itu bersifat demikian, Maksudnya, gaya per satuan luas harusiah sama di semua permukaan, dan gaya haruslah tegak- lurus (normal) pada permukaan dan mengerah ke dalam, Tidak demikian hainya pada Gamber 10-2, di mana gaya-gaya dikerjakan hanya paca ujung-ujung hatang, tetapi otomatis gaya per setuan luas akan sama di semua titik jika zat padat yang direndamkan ke dalam fluida yang menderita tekanan. 10 — 2 Regangan (strain) Yang dimaksud dengan regangan laiah perubshan relatif dim yang mengalami tegangan. Tiap jenis tegengarr yang kita bie: sebelum ini ada jenis regangannya masing-masing 10-2 | Regangan 255 Gambar 10~5 melukiskan sebuah batang yang panjang aslinya fo dan berubah menjadi panjang ¢ apabila pada ujung-ujungnya dilakukan gaya tarik yangsama besar dan berlawanan arahnya. Sudah tentu perpanjangan itu tidak hanya timbul pada ujung-ujung batang saja; setiap unsur ‘batgng itu bertambah panjang, sebanding dengan pertambahan panjang batang itu sebagai keseluruhan. Regangan akibat tarikan (tensile strain) pada batang itu didefinisikan sebagai perbandingan per- tambahan panjang terhadap panjang awalnya: sate At (10-4) Regangan akibat tarikan tf Regangan akibat kompresi (desakan} pada batang itu dedefinisikan dengan: cara yang sama, yaitu, sebagai perbandingan berkurangnya panjang terhadap panjang awalnya. @ . w Gmb. 10-6. Perubahan bentuk balok yang menderita tegangan luncur. Regangan luncur ditentukan -berdasarkan x/h. { Gambar 10—6(a) melukiskan sifat perubahan bentuk (deformasi) apabita ter- hadap permukaan-permukaan sebuah balok bekerja tegangan tangensial, seperti pada Gamber 10-3. Garis putus-putus abcd melukiskan balok yang tidak meng- alami tegangan, dan garis penuh a’b’c’d” melukiskan balok yang mengalami tegang- an, Dalam gambar (a), bagian tengah balok yang tertegang dan bagian tengah balok yang tidak tertegang, berimpit, Pada bagian (b), sisi ad dan sisi a’d’ yang berimpit. Panjang permukaan-permukaan yang menderita tegangan tangensial hampir tetep Konstan, sedangkan semua dimensi yang sejajar dengan diagonal ac penjangnya bertambah, dan yang sejajar dengan diagonal bd panjangnya berkurang, Perhatikan- lah bahwa ini memang begitu seharusnya berdasarkan sifat tegangan dakhil yang bersangkutan (lint Gambar 10-3). Regangan semacam ini disebut regangan Juncur, dan didefinisikan sebagai perbandingan perubahan x sudut 6 terhadap dimensi melintang (transversal) A: Regangan luncur = x/h. (10-5) Seperti halnya jenis regangan tain, regangan luncur dinyatakan dengan bilangan semata-mata. 256 Mastisitas, | 10-3 Regangan yang dihasilkan oleh tekanan hidrostatik, dinamakan regangan volum, yang didefinisikan sebagai perbandingan perubahan volum, AV, terhadap volum awal V. Regangan volum juga merupakan bilangan semata-mata. Regangan volum (10-8 ‘as dan plastisitas Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannya dalem cabang fisika yang disebut teori elastisitas, atau pada ilmu kekuaten bahan di bidang engineering. Apabila suatu jenis tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya, akan ternyata bahwa diagram tegangan-regangan yang kita peroleh berbeda-beda bentuknya menurut jenis bahannya. Dua bahan yang termasuk jenis bahan yang sangat penting dalam ilmu dan teknologi dewasa ini ialah logam dan karet yang divuikanisasi. -Batas proporsional { Batas elastis f (yield point) Titik purus ‘Tegangan, Regangan Gmb. 10-7, Sebuah diagram segangan-regangan suatu Jogam kenyal yang menderita tazikan, Bahkan di antera logam-logam, perbedaan tersebut sangatlah (uasnya. Gambar 10-7 mempeslihatkan sebuah diagram tegangan-regangan suatu logam kenyal. Teganganya tegangan tarikan sederhana dan regangannya_menunjukkan prosentase perpanjengan. Dibagian awal kurva (sampai regangan yang kurang dari 1%), tegang- an dan regangen adalah proporsional sampai titik @ (batas proporsional) tercapai. Hubungan proporsional antara tegangan dan regangan dalam daerah ini disebut Hukum Hooke. Mulai 2 sampai & tegangan dan regangan tidak proporsional, tetapi walaupun demikian, bila beban ditiadakan di sembarang titik antara O dan b, kurva akan menelusuri jejaknya kembali dan bahan yang bersangkutan akan kembali kepada panjang awalnya. Dikatakanlah bahwa dalam daerah Ob bahan itu e/astis atau memperlihatkan sifat elastis dan titik b dinamakan betes elastis. 10-3 | Hlastisitas dan plastisitas 257 Kalau bahan itu ditambah bebannya, regangan akan bertambah dengan cepat, tetapi apabila beban dilepas di suatu titik selewat 6, misalkan di titik ¢, bahan tidak akan kembali kepanjang awalnya, melainkan akan mengikuti garis putus-putus pada Gambar 10-7. Panjangnya pada tegangan nol Kini lebih besar dari panjang awalnya dan bahan itu dikatakan mempunyai suatu regangan tetap (permanent set). Penambahan beban lagi sehingga melampaui c akan sangat menambah re- gangan sampai tercapai titik d, di mana bahan menjadi putus. Dari b ke d, logam itu dikatakan mengalami arus plastis atau deformasi plastis, dalam mana terjadi luncuran dalam logam itu sepanjang bidang yang tegangan luncurnya maksimum, Jika antara batas elastik dan titik putus terjadi deformasi plastik yang besar, logam itu dikatakan kenya/ (ductile). Akan tetapi jika pemutusan terjadi segera setelah melewati batas elastis, logam itu dikatakan rapuh. Tegangan 0 700% Regangan, Gmb. 10-8. Diagram tegangan-regangan karet divulkanisasi, yang memperlihatkan histeresis elastik. Gambar 10-8 melukiskan sebuah kurva tegangan-regangan karet divulkanisasi yang diregang sampai melebihi tujuh kali panjang awalnya, Tidak ada bagian kurva ini di mana tegangan proporsional dengan regangan, Akan tetapi bahan itu elastik, delam arti bahwa kalau beban ditiadskan, karet itu akan kembali ke panjangnya semula, Bila beban dikurangi, kurva tegangan-regangan tidak menuruti jejaknya kembali melainkan mengikuti kurva garis putus-putus pada Gambar 10-8. Tidak berimpitnya kurva tegangan bertambah dan kurva tegangan berkurang disebut histeresis elastis. Gejala yang analog yang terjadi pada bahan magnet disebut histeresis magnet. Luas bidang yang dibatasi oleh kedua kurva itu, yaitu, luas Jingkar histeresis, sama dengan energi yang hilang di dalam bahan elastis atau bahan magnetik, Beberapa jenis karet histeresis elastiknya besar. Sifat ini membuat bahan itu bermanfaat untuk peredam getaran, Jika balok dari bahan semacam ini diletakkan antara sebuah mesin yang bergetar dan lantai misainya, terjadilan histeresis elastis setiap daur getaran, Energi mekanik berubah menjadi energi yang dikenal sebagai energi dakhil, yang kehadirannya dapat diketahui deri naiknya terhperatur. Hasilnya, hanya sedikit saja energi getaran diteruskan ke lantai. 258 Hlastisitas | 10-4 10—4 Modulus elastik Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu ber- gantung pada sifat bahan yang menderita tegangan itu. Perbandingan tegangan terhadap regangan, atau tegangan per satuan regangan, disebut modolus elastik bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus elastik, semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk regangan tertentu. Mari kita telash dulu perihal tegangan (tarik dan kompresi) dan regangan (tarik dan kompresi] memanjang. Percobaan membuktikan bahwe sampai batas propor- sional, tegangan miemanjang menimbulkan regangan yang besarnya sama, tidak perduli apakah tegangan itu atau Karena tegangan akibat tarikan atau akibat kompresi. Karena itu perbandingan tegangan tarik terhadap regangan tarik, untuk bahan tertentu, sama dengan perbandingan tegangen kompresi terhadap regangan kompresi. Perbandingan ini disebut modulus regangan, atau modolus Young, bahan yang bersangkutan dan dilambangkan dengan Y: ¥ tegangan regangan tarik ‘tegangan kompresi tarik regangan kompresi a Fla tof Afffo AAt (10-7) Jika batas proporsional belum terlampaui, perbandingan tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama maknanya dengan ungkapan bahwa dalam batas proporsional, modulus elastik suatu bahan adalah Konstan, dan bergantung hanya pada sifat bahannya. Karena regangan hanya merupakan_bilangan, seperti satuan tegangan, yaitu gaya per satuan luas dinyatakan dalam pound per inci kuadrat atau Modolus Young beberapa macam bahan tercantum dalam tabel 10—1. Tabel 10—1 Modulus elastik (harga pendekatan) satuan modulus Young sama . Dalam tabel,regangan biasanya dyne per sentimeter kuadrat. Modulus Young, ¥ Modulus bulk, 8 Bahan 110? dyn cm=-?}108 th in-2]10!? dyn cm=-2]108 tb in-4fio"® dyn cm="110* tb in? luminium] 0,70 10 O24 34 0,70 10 tningan 0,91 13 0,36 51 0,61 85 ambaga Ll 16 0,42 60 14 20 clas 0,55 7,8 0,23 33 9,37 5.2 asi 0,91 13 0,70 10 1,0 u mah 0,16 2,3 0,056 08 0,077 1a ikel 21 30 0,77 i 2.6 34 sie 2,0 29 0.84 12 16 23 angsten 3,6 51 1,5 21 2,0 29 Bila hubungan antara ketegangan dan regangan tidak linier, maka modulus elastik dapat didefinisikan lebih umum lagi sebagai perbandingan limit perubahan kecil 10-4 | Moduluselastik 259 tegangan terhadap perubahan regangan yang diakibatkan tegangan itu. Jadi, jika gaya F,. pada Gambar 10—5 bertambah sebesar dF, dan sebagai akibatnya Panjang batang itu bertambah sebesar df, modulus regangan didefinisikan sebagai ya helA it dF (10-8) ae/e Adi Pendifinisian ini setara cengan pendetinisian modulus di tiap titik sebagai ke- miringan kurva dalam grafik tegangan-regangan. Dalam daerah hukum Hooke, kedua definisi setara, Modulus luncur L suatu bahan, dalam daerah hukum Hooke, didefinisikan sebagai perbandingan tegangan Juncur dengan regangan luncur yang dihasilkannya: tegangan luncur regangan luncur Sea (10-9) {Lihat Gambar 10-6 untuk mengetahul arti x dan arti Aj. Modulus tuncur suatu bahan juga dinyatakan sebagai gaya per satuan luas. Untuk kebanyakan bahan,besar modulus |uncurini setengah sampai sepertiga besar modulus Young, Medulus luncur disebut juga modulus ketegaran (modulus of rigidity) atau modulus puntiran (torsion modulus} Definisi modulus luncur yang umum lagi ialah GFA _h dF, =-—, (10-10) dxjh A dx i mana dx ialah pertambahan x spabila gaya luncur bertambah sebesar dFy. Modulus luncur mempunyai arti hanya untuk bahan padat saja. Zat cair dan gas @kan mengalir kalau mendetita tegangan luncur dan tidak akan menahannya secara permanen, Modulus yang menghubungkan tekanan hidrostatik dengen regangan volum yang dihasilkannya disebut modulus bu/k dan dilambangkan dengan huruf 8. Definisi umum modulus bulk ialah perbandingan (negatif) perubahan tekanan terhadap perubahan regangan volum yang dihasilkannya: = ay 2 ~~ aviv "av (10-11) Tanda minus dimasukkan dalam definisi 8 karena bertambahnya tekanan selalu menyebabkan berkurangnya volum. Artinya, jika dp positif, dV negatif. Dengan me- masukkan tanda minus ke dalam definisi itu, berarti kita membuat nodulus bulk itu sendiri suatu besaran positif. Perubahan volum zat padat atau zat cair akibat tekanan demikian kecilnya, sehingga volum V dalam persemaan (10-11) dapat dianggap kenstan. Asalkan tekanan tidak terlalu besar, perbandingan dp/dV juga konstan, modulus bulk 260 Flastisitas_ [10-4 Konstan, dan dp dan dV dapat kita ganti dengan perubahan tekanan dan volum yang terbatas. Tetapi volum suatu ges jelas sekali berubah akibat tekanan dan untuk gas haruslah digunakan definisi umum 8. Resiprokal modulus bulk disebut kompresibilitas k. Berdasarkan definisinya. (10-12) Jadi, kompresibilitas suatu bahan sama dengan beberapa besar berkurangnya volum, —dV/V, per satuan kenaikan tekanan dp, Satuan modulus bulk sama seperti satuan tekanan, dan satuan kompresibilitas sama seperti satuan tekanan resiprokal. Jadi, kalau dikatakan bahwa kom- presibilitas air (lihat tabel 10-2) 50 X 107° atm™!, berarti volumnya kurang sebesar §0/1.000.000 volum asal untuk setiap kenaikan 1 atm tekanan, (1 atm = 14,7 Ib in7?), Tabel 10-2 Kompresibilitas zat cair Kompresibilitas, & Zat cair (Nm (ib in-?)- atm-! Karbon disulfida 64 x 1o-"! 45 x 10-7 66 x 10-* Etil alkohol 110 78 15 Gliserin 21 15 22 Raksa 37 2.6 3,8 Air 49 34 50 Contoh 1. Dalam suatu percobaan untuk mengukur modulus Young, sebuah beban 1000 Ib yang digantungkan pada kawat baja yang panjangnya 8 ft dan penampang- nya 0,025 in?, ternyata meregangkan kawat itu sebesar 0,010 ft melebihi panjangnya sebelum diberi beban. Berapa tegangan, regangan, dan harga modulus Young bahan baja kawat itu? Regangan ~ = 0,00125. nono ge aie y= fegangan _ 40.000 Ib in=? o6 iy jq2, Fegangan 0,00125 Contoh 2. Umpamakan benda pada Gambar 10-6 sebuah pelat kuningan seluas 2 ft? dan tebalriya % in. Berapa besar gaya F harus dikerjakan terhadap tiap tepinya 10-S | Konstanta gaya 261 jika perubahan x pada Gambar 10—6(b) ialah 0,01 in? Modulus luncur kuningan itu 5 X 10° Ib in-?. Tegangan luncur pada tiap sisi ialah fi F Tegangan juneur = =——F A 24x Pin? x _ 0,01 in. Regangan luncur =~ = 17 x 10-4, eoanan em Ah 24 in. Modulus luncur £ = “298ngan | Tegangan F16 5 x 108 tb in-? = 6 _ i 4a7 x10 F = 12,500 b. Contoh 3. Volum minyak di dalam sebuah alat tekan hidraulik 5 ft°. Berapa penyusutan volumnya bila minyak itu menderita tekanan sebesar 2000 Ib in“*? Kompresibilitas minyak tersebut 20 X 10° atm”. Untuk tiap kenaikan tekanan sebesar 1 atm, volum susut 20 bagian per juta. Karena 2000 Ib in“? = 136 atm, volum itu susut 136 X 20 =2720 bagian per juta. Karena volum awal 5 ft®, penyusutan yang terjadi pada volum tersebut ialah: 2720 __ 5 443 = 0,0136 19 = 23,5 in’. 1,000,000 ‘Atau, berdasarkan persamaan (10—12) dengan mengganti dV dan dp dengan AV dan ap, AV=—kV Ap = —20 x 10-6 atm! x 5 ft? x 136 atm = —0,0136 ft. 10-5 Konstanta gaya Modulus elastik yang banyak macamnya itu masing-masing merupakan besaran yang menyatakan sifat elastik sesuatu bahan tertentu dan bukan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang, kabel, atau pegas yang terbuat dari bahan yang ber- 262 iastisitas =| 10-5 sangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban. Kalau persamaan (10-7) diselesaikan untuk F,, maka diperoleh atau, bila YA/~o, diganti dengan satu konstanta k dan perpanjangan A¢ kita sebut x, maka (10-13) Dengan perkataan lain, besar tambahan panjang sebuah benda yang mengalami tarikan — dihitung dari panjang awalnya — sebanding dengan besar gaya yang me- fegangkannya. Hukum Hooke mulanya diungkapkan dalam bentuk ini, jadi, tidak atas dasar pengertian tegangan dan regangan. Apabila sebuah pegas kawat ulir diregangkan, tegangan di dalam kawat itu praktis merupakan tegangan luncur semata, Pertambahan panjang pegas itu sebagai keselurunan berbanding lurus dengan besar gaya yang menariknya. Maksudnya, persamaan berbentuk F =kx itu tetap berlaku, di mana konstanta k bergantung pada modulus luncur kawat itu, pada radiusnya, pada radius ulirnya, dan pada jumlah ulir. Konstanta k, atau perbandingan gaya terhadap perpanjangan, disebut konstanta gaya atau kekuatan pegas itu, dan dinyatakan dalam pound per foot, newton per meter, atau dyne per sentimeter. Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan. Perbandingan perpanjangan dengan gaya, atau perpanjangan per satuan gaya, disebut pemuluran (compliance) pegas itu. Pemuluran sama dengan resiprokel konstanta gaya dan dinyatakan dalam feet per pound, meter per newton, atau sentimeter per dyne. Bilangannya sama dengan perpanjangan yang dihasilkan oleh satuan gaya, Soal-soal 10-1. Sebuah kawat baja yang panjangnya 10 ft dan luas penampang Lintangnya 0,1 in? ternyata meregang 0,01 ft akibat tegang- an 2500 Ib. Berapa modulus Young baja ini? 10-2. Batas elastis sebuah kabel baja ele- vator 40,000 Ib in”?, Tentukaniah percepat- an maksimum ke atas yang boleh diberikan pada sebush elevator yang beratnya 2 ton apabila tergantung pada kabel yang luas penampang lintengnya % in? dan tegang- an (stress) dalam kabel itu tidak boleh rme- lampaui % batas clasts. 10-3. Sebuah kawat tembaga, panjang 12 ft dan diameter 0,036 in, diuji seperti i bawah ini, Sebelumnya kawat itu di gantungi beban 4,5 Ib supaya lurus. Posisi ‘jung bawah kawat dapat dibaca pada skala. Tambahan beban, —_ Pembacaan pada skala, ib in ° 3.02 2 3,04 4 3,06 6 3,08 8 3.10 10 312 12 314 14 3,65 (a) Buatlan grafik harge-harga di atas, dengan melukis pertambahan panjang dalam aah horisontal dan beban yang ditambah- Kan dalam arah vertikal. (>) Hitunglsh nilai modulus Young, (c) Berapa ketegangannya pada batas proposionalnya? 10-4, Sebuah kawat baja mempunyai data berikut Panjang = 10 ft Luas penampang = 0,01 in? Modulus Young = 30.000,000 Ib in“? Modulus luncur = 10.000.000 ib in-? Bates proporsional = 60.000 Ib in? Tegangan putus = 120,000 Ib in“? Ujung atas kawat itu ditkatkan dan ter- gantung vertikal. Soalsoal 263 (a) Berapa berat beban dapat ditahannya tanpa melampaui betas proposionalnya? (b) Berapa tambahan panjangnya —akibat beban ini? (c) Berapa berat maksimum beban yang dapat ditahannya? 10-5. (a) Berapa beban maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah kawat aluminium berdiameter 0,05 in tanpa melampaui batas proposional 14,000 Ib in? (b) Tika Panjang awal kawat itu 20 ft, berapa tambahan panjangnya karena beban ini? 10-6, Beban seberat 10 Ib tergantung ver- tikal pada kawat baja yang panjangnya 2 ft dan penampangnya 0,001 in?. Di bawah beban itu digantungkan kawst baja yang sama yang menahan beban $ 1b. Hitunglah (a) regangan (strain) longitudinal, dan (b) pertambahan panjang masing-masing kawat. 10-7, Beban seberat 32 Ib yang diikatkan pada ujung sebuah kawat baja yang pan- jangnya 2 ft dalam keadaan tidak teregang, diputar dalam lingkaran vertikal dengan ke~ cepatan sudut 2 putarans * di titik ter- bawah lingkaran itu. Penampang kawat itu 0,01 in?. Hitunglah pertambahan panjang- nya ketika beban itu berada di titik ter- bawah lintasannya. 10-8, Sebuah kawat tembaga yang panjang- nya 320 in dan sebuah kawat baja yang Panjangnya 160 in dan penampang kedua- nya sama-sama 0,1 in?, ujung-ujungnya di- ikatkan lalu diregang dengan tarikan 100 tb. (a) Berapa perubahan panjang masing- masing kawat itu? (b) Berapa energi poten- sial elastik sistem itu? 10-9. Sebatang tembaga yang panjangnya 3. ft dan Iwas penampangnya 0,5 in? disambungkan pada sebatang baja yang panjangnya L dan luas penampangnya 0,2 in?. Gabungan batang ini mengalami gaya tarik sebesar 6000 Ib pada tiap ujungnya tetapi berlawanan arahnya. (a) Hitungleh panjang Z batang baja jika tambahan pan- jang masing-masing batang itu sama. besar. (b) Berapa tegangan dalam tiap batang? (©) Berapa regangan pade tiap bateng itu? 264 Hlastisitas 10-10. Ujung-ujung sebuah batang yang Panjangnya 105 cm dan beratnya dapat diabaikan ditahan oleh Kawat A dan B Yang sama panjanenys. Luas penampang A Lmm?, dan B 2 mm?. Modulus Young kawat_4 30 x 106 Ib in”? dan # 20 x 10° Ib in”®, Di titik mana pada panjang batang itu sebuah beban w harus digantungkan supaya menghasilkan (a) tegangan yang sama pada A dan B, (b) regangan yang sama pada A dan B? (Gambar 10-9) Gambar 10-9 10-11. Sebuah batang yang panjangnya L. luas penampangnya A, dan modulus Young- nya Y, mengelami tarikan F. Nyatakan tegangan dalam batang itu dengan Q dan regangan dengan ?, Rumuskaniah rumus untuk energi potensial elastik batang itu, pet satuan volum dalam Q dan 2 10-12. Kompresibilitas natrium hendak di- ukur dengan mengamati perpindahan piston pada Gambar 10-4 waktu diberi_ gay’ Natrium itu terendam dalam minyak yang memienuhi Tuang di bawah piston. Anggap piston dan dinding silindernya tegar sem- purna, tidak ada gesekan dan tidak ada kebocoran minyak. Hitunglah kompresi- bilitas natrium itu, dinyatakan dengan me- ayebut gaya F yang diberikan, perpindahan % piston, luas A piston, volum Yq awal minyak, volum awal Vg natrium, dan kom: presibilitas kg minyak. 10-13. Dua lembaran Iogam dipersambung- kan menjadi sacu dengan empat paku Kling; masing-masing paku diameternya 0,25 in, Berapakah maksimum gaya tarik yang dapat diJgkukan oleh bagian lembaran yang sudah dipaku Kling tadi, jika tegangan luncur pada paku-pako tidak boleh melebihi 10.000 Ib in’?? Andaikan setiap paku menderita seperempat gaya tarikan itu, 10-14. Tentukanlah berat per kubik ft air laut pada kedalaman di mana tekanannya 4700 tb ft"?, Beratnya di permukaan 64 3 10-15. Hitunglah kompresibilitus baja, di- nyatakan dalam resiprokal atmostir, dan bandingkanlah dengan kompresibilites air. Manakah yang lebih mudah dikompressi (dimampatkan)? 10-16. Sebatang tiang baja, diameternya 6 in dan panjangnya 10 ft, dipancangkan vertikal untuk memikul beban 20.000 Ib. (@) Berapakah tegangan di dalam tiang itu? (b) Berapa regangannya di dalamnya? (¢) Berapa perubahan panjangnya? 10-17. Sebwah Kolom baja silinder be- rongga, tingginya 10 ft, memikul beban seberut 72.000 Ib yang mengakibatkan kolom itu bertambah pendek 0,01 in. Jika radius-dalam silinder itu 0,80. radiusduar, berapakah radius-luar ini? 10-18, Sebuah batang yang penampang angnya A mengalami gaya tarikan F yang sama besar dan berlawanan arahnya pada ujungujungnya. Pandang sebuah bie dang melaluinya yang membentuk sudut @ dengan bidang tegaklurus pada batang itu (Gambar 10-10), (a) Betapa tegangan aki- bat tarikan (normal) pada bidang ini, dalam bentuk F, A dan 8? (b) Berapa tegangan Juneur (singgung) pada bidang tadi, dalam bentuk A dan 8? (c) Untuk harga 6 berapa tegangan akibat tegangan tarik mak- simum? (d) Untuk harga 8 berapa ketegang- luneur maksimum? Gambar 10-10 10-19. Misalkan balok dalam Gambar 10-3 bukan bujursangkar melainkan empat- persegi panjang, tetapi berada dalam kealla- an setimbang Karena adanya tegangan-te- jangan luncur terhadap tiap permukaan luar yang tegaklurus dengan bidang gambar. @erhatikan bahwa karona itu Fy = F,), Soalsoal 265 (@) Buktikan bahwa tegangan luncur pada tiap bidang permukaan luar yang tegak - tus pada bidang gambar sama besamya. (b) Buktikan bahwa terhadap tiap penam- pang yang tegaklurus pada bidang gambar dan membuat sudut 45° dengan salah satu sisi, togangan itu mash merupakan tegang- an tarik atau tegangan kompresi.

Anda mungkin juga menyukai