Anda di halaman 1dari 4

NILAI

YAYASAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN


INSTITUT PTIQ JAKARTA
TERAKREDITASI BAN-PT DEPDIKNAS RI
IZIN PENYELENGGARAAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM DEPAG RI

Materi Ujian : Manajemen Wisata Ziarah


Nama Lengkap : Brian Reza Abdullah
NIM 191220003
Program Studi : Manajemen Dakwah
Semester : VI / MD
Tahun Akademik : 2021/2022 Hari/
Tgl/Bln/Thn : Senin, 06 Juni 2022

1. Jika jamaah haji dan umrah tidak bisa melaksanakannya karena ;


• Meninggal dunia
Ya, nomor porsi jemaah haji yaitu almarhum/almarhumah dapat digantikan. Yang berhak
menggantikan adalah suami/istri/anak kandung/menantu yang akan diberangkatkan pada
musim haji tahun berjalan atau tahun berikutnya.
• Sakit yang parah dan tidak dimungkinkan berangkat
Bisa digantikan oleh sanak saudara, kerabat, dan keluarganya. Dikarenakan jika dipaksakan
untuk tetap melaksanakan ibadah tersebut yang ditakutkan oleh keluarganya atau diri sendiri
ada hal yang tidak diinginkan. Jadi harus sehat secara rohani dan jasmani, agar pelaksanaan
haji dan umrah berjalan sesuai prosedur yang ada.
• Ketentuan pemerintah (seperti karena dampak pandemic covid-19 pada 2 tahun terakhir ini)
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tanggal 12 Juni 2021/2 Zulkaidah 1422 H telah
mengumumkan keputusan penting yang ditunggu-tunggu umat Islam sedunia. Arab Saudi
akhirnya memutuskan bahwa ibadah haji 1442 H/2021 M ditetapkan hanya untuk warga
negara Saudi dan penduduk negara lain yang telah berada di negara tersebut. Karena situasi
Pandemi COVID 19, kuota haji tahun ini hanya 60 ribu orang untuk calon jemaah haji yang
sudah berdiam di Arab Saudi.

Pelaksanaan ibadah haji sebagai mahkota ibadah dalam Islam dan cita-cita seumur hidup
umat Islam di mana pun, tidak seratus persen ditentukan oleh manajemen dan kemampuan
manusia mengaturnya. Tetapi terdapat faktor X di luar perencanaan manusiawi yang perlu
disadari. Siapa yang pernah menduga dan membayangkan situasi yang sukar seperti ini?
Sebuah ujian yang berat bagi negara, pemerintah dan umat Islam. Pada akhirnya masalah ini
harus dipulangkan kepada prinsip tauhid, takdir dan tawakkal; manusia hanya berencana,
Allah yang menentukan.

Keputusan pembatasan ibadah haji di Arab Saudi dan ditiadakannya keberangkatan jemaah
haji Indonesia dan jemaah haji dari negara-negara lainnya semenjak dua tahun terakhir (2020
dan 2021) adalah demi keselamatan jemaah haji dengan segala pertimbangan yang
melandasinya.

Para calon jemaah haji yang tertunda menunaikan ibadah haji dianjurkan agar menjaga
kesehatan, memperbanyak amal saleh yang bermanfaat dan tepat guna untuk umat, serta
tawakkal kepada Allah. Niat dan segala proses yang telah dijalani untuk beribadah haji, insya
Allah tercatat sebagai kebaikan di sisi Allah SWT. Dalam Al Quran dinyatakan, "Dan Allah




mewajibkan manusia mengerjakan ibadah haji dengan mengunjungi Baitullah, yaitu bagi
siapa yang mampu sampai ke sana." (QS Ali Imran: 97).

Dalam Undang-Undang No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,
ada trilogi Pembinaan, Pelayanan, dan Perlindungan bagi jemaah haji dan jemaah umrah.
Perlindungan dapat dipahami mencakup kondisi perjalanan dan selama di tanah suci yang
harus aman dan selamat. Sementara pandemi Covid 19 yang belum terkendali,
membahayakan kesehatan, keamanan, dan keselamatan jiwa. Pemerintah punya kewajiban
melindungi keselamatan warga negara, baik di dalam maupun di luar negeri. Sosialisasi
kebijakan dan alasan peniadaan keberangkatan jemaah haji dari luar Arab Saudi dan
menenangkan umat secara mental spiritual dalam bingkai pemahaman maqashid syariah
(tujuan syariah secara universal) perlu dilakukan. Maqashid Syariah tidak hanya dalam
konteks ibadah, tetapi seyogianya menjadi *inspirasi* pengambilan keputusan di segala
bidang kehidupan ketika seorang muslim dan pemimpin muslim harus menentukan pilihan
kebijakan menyangkut kepentingan orang banyak.

Dan untuk tahun ini


Persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2022 M / 1443 H terus dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Pasca Arab Saudi mengumumkan kuota haji
Indonesia, baik reguler maupun khusus, pada tengah April 2022, kini Ditjen PHU optimalkan
masa cuti lebaran untuk finalisasi data jemaah berhak berangkat tahun 2022. Finalisasi
dilakukan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Jemaah
yang bisa berangkat haji tahun ini adalah mereka yang usianya berusia maksimal 65 tahun,
kelahiran sebelum tanggal 30 Juni 1957. Selain itu, mereka juga sudah menerima vaksinasi
lengkap Covid-19. "Alhamdulillah untuk data jemaah haji reguler berhak berangkat tahun
2022, per hari ini sudah selesai. Semua data sudah kami koordinasikan dengan Kanwil dan
juga tim Siskohat. Tahun ini, Pemerintah Arab Saudi melalui aplikasi e- Haj mengumumkan
bahwa jemaah haji reguler mendapat 92.825 kuota. Sementara untuk haji khusus, Saudi juga
sudah menentukan jumlah kuotanya, sebesar 7.226 jemaah. Kuota petugas tahun ini
berjumlah 1.901 orang. Sehingga, total jumlah kuota haji Indonesia adalah
100.051 orang.
2. Alasan-alasan seorang menunda keberangkatan hj dan umroh adalah kemampuan fisik. Perlu
kita tahu bahwa ibadah haji memerlukan kondisi fisik yang kuat. Hal ini dikarenakan saat
berhaji, jamaah akan bergerak dan berpindah tempat ke tempat lain yang sangat menguras
tenaga , dengan keamanan selama dalam perjalanan dan tempat yang dituju sampai dengan
kembali ke rumah. Selain itu kemanaan untuk keluarga yang dirumah juga tidak boleh di
abaikan. Dan kemampuan yang terakhir yaitu kemampuan materi dalam melakukan ibadah haji
tepat pada waktunya. Jika berhalangan maka kita bisa menangguhkan perjalanan hajinya.
Namun kita juga harus mempunyai alasan yang kuat jika ingin menundanya , motivasi agar
orang bersemangat untuk berangkat hj dan umroh dengan meceritakan pahala yang didapatkan
dan merasakan nikmatnya ibadah ditanah suci.
3. Haji yang mabrur lebih mengarah kepada sifat dan karakter seorang jamaah hj setelah Kembali
dari tanah suci , ibadah maqbul yaitu proses ibadah haji yang dinyatakan sah menurut fiqih.
peran travel untuk mewujudkan haji yang maqbul yaitu : travel harus meberikan manasik yang
sesuai sedangkan yang mambru yaitu harus memfasilitasi hj dengan baik.
4. Pembimbing travel menceritakan kepada jamaah akan sejarah tempat dan kisah2 yang pernah
terjadi ditempat tersebut .
Travel mengadakan kegiatan-kegiatan seperti berziarah kemakam wali dan berkunjung ke
tempat-tempat bersejarah , ceramah-ceramah.
5. Jamaah sebagai keluarga untuk travel tersebut dengan tetap menanyakan kabar melalui grup dan
memberikan penawaran produk travel kepada customer.

Anda mungkin juga menyukai