Anda di halaman 1dari 1

Ramadhan in Bangkok

Siang itu ada telfon masuk dari Mr Abdul Latief, orang bangkok yang kami baru
berkenalan bebrapa hari sebelumnya pada saat kami Sholat Jumat di Masjid Bang O (Misjid
Ubudiyah), orang sekitar menyebutnya Misjid Bang O. Beluai mengundang saya bersama
teman teman untuk silaturrahmi dirumah beliau. Kebetulan pada saat itu rumah beliau ada
acara buka puasa bersama keluarga besarnya. Masya Allah,,, yang kurasakan terharu pada
saat berkunjung ke rumah beliau, begitu hangat menyambut kedatangan kami yang berjumlah
15. Satu persatu keluarga beliau bersapa dan saling bertanya kepada kami. Kami menemukan
keluarga disini. Keluarga beliau dan tamu undangan yang hadi pada saat itu ada sekitar tujuh
puluh orang. Penceramah yang menggunakan bahasa thailand, berkali kali menyebut kata
Indonesia,, hmmm perasaan ini kami yang diomongkan tapi kami tidak tau apa yng
dimaksud. Tetapi tentu hal hal positif yang dimaksudkannya, terlihat dari para hadirin di situ
yang tersenyum kepada kami terlihat wajah penerimaan yang begitu tulus. Itu sekilas kisah
kami di perkampungan muslim thailand. Beberapa tempat juga kami kunjungi. Seperti halnya
yang satu ini. Seperti biasanya sore itu kami berlima menuju Masjid Baitul Aman, selama
bulan Romadhon Kami (Mahasiswa Pendidikan Ekonomi) memang sering keliling wilayah
bangkok untuk mencari komunitas muslim disana. Hampir setiap sore selepas perkuliahan
beberapa dari kami keluar dormitori menuju ke masjid, dengan membentuk grup grup kecil
kami mengunjungi masjid masjid yang berbeda. Selepas kuliah kami langsung menuju Baitul
Amin mosque yang berlokasi di sekitar KBRI. Memasuki perkampungan Muslim serasa
berada di rumah sendiri, kami teringat akan kampung halaman. Anak anak kecil bermain di
pelataran rumahnya dengan riang. Suasana meriah, terlihat senyum dibibir anak itu membuat
kami merasa bagian dari mereka. suasana orang yang begitu hangat menyambut kami, tak
sedikit dari mereka bercengkrama dengan kami, bercanda dengan puasnya seolah kita telah
mengenal lama. Sedikit mereka memahami bahasa Indonesia tetapi mereka banyak juga yang
berbahasa inggris.

Anda mungkin juga menyukai