1. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Apabila perusahaan mempunyai
kelemahan utama pasti perusahaan akan berusaha menjadikan
kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Jika perusahaan menghadapi
ancaman utama, perusahaan akan berusaha menghindari ancaman jika
berkonsentrasi pada peluang yang ada.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Salah
satu alternatif strategi WO adalah dengan perusahaan melakukan
perekrutan dan pelatihan staf dengan kemampuan dan kualifikasi yang
dibutuhkan.
3. Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari ancaman jika keadaan memungkinkan atau
meminimumkan ancaman eksternal yang dihadapi. Ancaman eksternal
ini tidak selalu harus dihadapi sendiri oleh perusahaan tersebut,
bergantung pada masalah ancaman yang dihadapi.
4. Strategi WT (Weakness-Threat)
Posisi ini sangat menyulitkan perusahaan, akan tetapi tidak
menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk mengatasi posisi yang
menyulitkan ini. Perusahaan harus memperkecil kelemahan atau jika
memungkinkan perusahaan akan menghilangkan kelemahan internal
serta menghindari ancaman eksternal yang ada guna pencapaian tujuan
perusahaan.(6,7)
4) Aspek Keuangan
Aspek keuangan bertujuan untuk memperkirakan berapa jumlah
dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian untuk
mengoperasikan apotek. Sumber pembiayaan apotek dapat menggunakan
dua sumber, yaitu: pertama modal sendiri, dapat satu orang pribadi atau
beberapa orang dengan pembagian saham; kedua dapat dengan pinjaman
dengan melalui bank atau lembaga non bank. Aspek keuangan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan, yaitu analisis yang berkenaan dengan
biaya operasional dan biaya investasi. Penilaian analisis keuangan
tersebut dapat menggunakan analisis PBP, ROI, NPV, IRR, BEP:
PBP : Pay Back Periode
ROI : Return On Investment
NPV : Net Present Value
IRR : Internal Rate of Return
BEP : Break Even Point
BAB IV
H. Audit Finansial
Penerapan audit finansial di Apotek Kimia Farma terbagi menjadi dua,
yaitu audit modal kasir dan audit modal operasional (petty cash). Modal kasir
merupakan uang yang digunakan untuk pengembalian, sehingga sebaiknya
disediakan dalam berbagai nominal Rupiah dari yang terkecil hingga terbesar.
Apabila terdapat ketidaksesuaian yang mengakibatkan kerugian maka tenaga
kefarmasian yang bekerja di Apotek saat itu harus menggantinya. Pengaturan
modal kasir di Apotek Kimia Farma sudah baik sehingga jarang terjadi
ketidaksesuaian. Adapun modal operasional merupakan biaya tetap yang
dikeluarkan oleh Apotek untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari di Apotek,
seperti pembayaran rekening listrik, air, pendingin ruangan, alat-alat kebersihan,
alat tulis kantor (ATK), dan lain-lain. Pembayaran biaya operasioal menggunakan
uang kas apotek yang diperoleh dari kasir besar yang berada di Apotek BM
(Business Manager) Kimia Farma Tanjungpura. Jumlah uang kas yang diperoleh
setiap apotek jaringan dapat berbeda-beda jumlahnya. Pencairan biaya operasional
dilakukan dengan menukarkan struk pembayaran untuk semua tagihan dan bukti
pembelian lainnya kepada kasir besar di Apotek BM Kimia Farma Tanjungpura
yang kemudian akan diganti dengan uang. Kegaiatan penggunaan dana modal
operasional akan divalidasi secara rutin oleh APA. Penggunaan modal operasional
di Apotek Kimia Farma sudah baik dan digunakan sesuai dengan kebutuhan
Apotek secara efisien.
Audit finansial dilakukan dengan pemeriksaan keuangan apotek yang
dilakukan setiap hari saat pergantian shift kerja dan dicatat pada buku pendapatan
harian. Jumlah penjualan apotek dilaporkan dalam bentuk Laporan Ikhtisar
Penjualan Harian (LIPH) dan kemudian dicatat dalam Buku Setoran Keuangan
(BSK). Penjualan tunai maupun non-tunai akan dihitung pada setiap berakhirnya
shift kerja dan diakumulasikan dalam periode satu hari. Hasil dari laporan tersebut
yang kemudian akan dilakukan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh BM
Bagian Keuangan. Kemudian hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada
pihak Kantor Pusat Jakarta. Audit keuangan yang dilakukan dapat dilihat dari
laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan cash flow. Laporan-laporan
keuangan ini yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau
menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisis tersebut digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan.
I. Survey Kepuasan Pelanggan
Survey kepuasan pelanggan di Apotek Kimia Farma dilakukan setiap
enam bulan sekali dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada
pasien/pelanggan apotek. Survey kepuasan pelanggan tidak dilakukan pada setiap
outlet Apotek Kimia Farma namun dilakukan secara terpusat di kantor BM
(Business Manager). Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama kesuksesan
bisnis. Parameter Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) hingga kini digunakan
sebagai indikator atas persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang kita berikan.
Indeks ini diperoleh melalui sebuah survei, dan melalui survei tersebut kita juga
dapat mengukur seberapa besar harapan pelanggan dan seberapa besar gap yang
terjadi antara harapan pelanggan dengan persepsi pelanggan terhadap layanan
yang sesungguhnya mereka terima. Indeks Kepuasan Pelanggan pada survei ini,
adalah sebuah parameter yang menunjukkan berapa banyak pelanggan Apotek
Kimia Farma yang menyatakan puas dan sangat puas ketika mengunjungi Apotek
Kimia Farma.
Daftar pustaka