TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
ASAS dan TUJUAN
Pasal 2
e. efisiensi;
f. efektifitas; dan
g. akuntabilitas.
Pasal 3
BAB III
PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM
Pasal 4
(3) LBH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi syarat
minimal:
a. berbadan hukum;
b. terakreditasi;
c. memiliki kantor atau sekretariat yang tetap;
d. memiliki pengurus; dan
e. memiliki program Bantuan Hukum.
(4) Kerjasama dengan LBH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
dalam bentuk Perjanjian Kerjasama setelah mendapat persetujuan dari
Bupati.
Pasal 5
(1) Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diberikan
kepada orang atau kelompok orang miskin yang tidak dapat memenuhi
hak dasar secara layak dan mandiri.
(2) Hak dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hak atas:
a. pangan;
b. sandang;
c. layanan kesehatan;
d. layanan pendidikan;
e. pekerjaan dan berusaha; dan/atau
f. perumahan.
Pasal 6
(2) Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perkara
hukum:
a. keperdataan;
b. pidana; dan
c. tata usaha negara;
baik dengan cara litigasi atau non litigasi.
Pasal 7
Ketentuan lebih lanjut mengenai proses dan tata cara kerja sama, syarat LBH,
kriteria orang atau kelompok orang miskin, dan ketentuan mengenai perkara
hukum yang dapat diberikan Bantuan Hukum diatur dalam Peraturan Bupati.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban
Penerima Bantuan Hukum
Pasal 8
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban LBH
Pasal 9
BAB V
TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
Bagian Kesatu
Syarat Permohonan
Pasal 10
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat dalam bentuk
format yang disediakan oleh LBH.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit memuat:
a. identitas pemohon; dan
b. uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimintakan Bantuan
Hukum.
(5) Dalam hal Pemohon tidak memiliki KTP sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf a, maka dapat diganti dengan:
a. kartu identitas anak;
b. kartu keluarga;
c. kartu pelajar/mahasiswa;
d. surat izin mengemudi;
e. surat keterangan domisili; dan/atau
f. dokumen lainnya yang sah dari instansi yang berwenang.
(6) Dalam hal Pemohon tidak memiliki Surat Keterangan Miskin sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b, dapat diganti dengan:
a. kartu jaminan kesehatan masyarakat;
b. kartu bantuan langsung tunai;
c. kartu keluarga sejahtera; dan/atau
d. dokumen lain sebagai pengganti surat keterangan miskin.
Bagian Kedua
Tata Cara Pengajuan
Permohonan Bantuan
Pasal 11
(1) Dalam hal persyaratan yang diajukan Pemohon belum lengkap, LBH
meminta kepada Pemohon untuk melengkapi persyaratan permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
(2) Paling lama 5 (lima) hari kerja, Pemohon wajib melengkapi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 12
(2) Dalam hal permohonan diterima, paling lama 5 (lima) hari kerja LBH wajib
melakukan koordinasi dengan Pemohon mengenai rencana kerja
pelaksanaan pemberian Bantuan Hukum.
Pasal 13
(1) Paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan dinyatakan diterima,
LBH mengajukan Proposal Permohonan Bantuan Hukum kepada Bupati
melalui Bagian Hukum.
(2) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit memuat:
a. identitas LBH;
b. identitas Penerima Bantuan Hukum;
c. rencana pelaksanaan bantuan hukum litigasi atau nonlitigasi;
d. sumber pendanaan, baik yang bersumber dari APBD maupun
nonAPBD; dan
e. rincian kebutuhan biaya.
Bagian Ketiga
Proses Pencairan Dana Bantuan
Pasal 14
(1) Setelah menerima Proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian
Hukum melakukan proses verifikasi atas dokumen yang disampaikan.
(2) Dalam hal Proposal telah memenuhi syarat, Bagian Hukum meneruskan
kepada Bupati untuk dimintakan keputusan dalam bentuk telaahan staf.
(5) Dalam hal Bupati menyetujui seluruhnya atau sebagian biaya yang
diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b, maka
Bagian Hukum melakukan proses pencairan dana Bantuan Hukum sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keempat
Tata Cara Pelaporan Penggunaan Dana
Pasal 15
Pasal 16
BAB VI
LARANGAN
Pasal 17
LBH dilarang:
a. menyalahgunakan pemberian dana Bantuan Hukum;
b. menerima atau meminta pembayaran dari Penerima Bantuan Hukum,
pihak lain yang terkait dengan perkara yang sedang ditangani, dan/atau
instansi lainnya yang menyediakan dana Bantuan Hukum;
c. memalsukan dan/atau memanipulasi data Penerima Bantuan Hukum
dan/atau laporan penggunaan dana Bantuan Hukum.
BAB VII
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 18
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 19
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan diatur dalam
Peraturan Bupati.
BAB IX
ANGGARAN BANTUAN HUKUM
Pasal 20
BAB X
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 21
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh
LBH berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. sanksi administratif lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
BAB XI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 25
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh
Pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 26
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Pasal 28
Ditetapkan di Amuntai
pada tanggal 04 Februari 2021
CAP/TTD
ABDUL WAHID HK
Diundangkan di Amuntai
pada tanggal 04 Februari 2021
CAP/TTD
MUHAMMAD TAUFIK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
TAHUN 2021 NOMOR 1.
NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 1-10/2021 ).
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
NOMOR 1 TAHUN 2020
TENTANG
BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN
I. UMUM
Huruf b
Yang dimaksud dengan “asas persamaan kedudukan di dalam
hukum” adalah bahwa setiap orang mempunyai hak dan perlakuan
yang sama di depan hukum serta kewajiban menjunjung tinggi
hukum.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “asas perlindungan terhadap hak asasi
manusia” adalah bahwa setiap orang diakui sebagai manusia pribadi
yang berhak mendapatkan bantuan dan perlindungan yang sama
serta tidak memihak sesuai dengan martabat kemanusiannya di
depan hukum.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah memberikan
akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi secara
lengkap, benar, jujur, dan tidak memihak dalam mendapatkan
jaminan keadilan atas dasar hak secara konstitusional.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “asas efisiensi” adalah memaksimalkan
pemberian Bantuan Hukum melalui penggunaan sumber anggaran
yang ada.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “asas efektivitas” adalah menentukan
pencapaian tujuan pemberian Bantuan Hukum secara tepat.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “asas akuntabilitas” adalah bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan Bantuan
Hukum harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup
jelas.
Pasal 5
Cukup
jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “litigasi” adalah pengadilan.
Yang dimaksud dengan “non litigasi” adalah luar pengadilan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ketentuan ini tidak mengurangi kewajiban profesi Advokat untuk
menyelenggarakan Bantuan Hukum berdasarkan Undang-Undang
mengenai Advokat.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Rencana kerja pelaksanaan pemberian bantuan hukum meliputi
penjelasan dari Pemberi Bantuan Hukum kepada Penerima
Bantuan Hukum atas tahapan dan bentuk Bantuan Hukum yang
memuat hak dan kewajiban para pihak.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Huruf a
Menyalahgunakan pemberian dana Bantuan Hukum, yakni
menggunakan dana untuk keperluan yang tidak sesuai dengan
tujuan pemberian bantuan sebagaimana tertuang dalam proposal.
Huruf b
Yang dimaksud “pihak lain yang terkait dengan perkara yang
sedang ditangani” adalah pihak lain baik langsung maupun tidak
langsung terkait dengan perkara yang sedang ditangani.
Huruf c
Termasuk membantu memalsukan dan/atau membantu
memanipulasi data Penerima Bantuan Hukum dan/atau laporan
penggunaan dana Bantuan Hukum.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang dimaksud bantuan lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, bantuan yang bersumber
dari APBN, APBD Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya.
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
PERDA KAB.HSU TAHUN 2021 NO.1 TTG
BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN
17
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.