GUBERNUR BANTEN
KEPUTUSAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR : 668/Kep.83-Huk/2015
TENTANG
IZIN LINGKUNGAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT 4 (300 - 400 MW)
PLTU 3 BANTEN DI KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN,
Menimbang
Mengingat
OLEH PT. PLN (PERSERO)
GUBERNUR BANTEN,
: a. bahwa rencana kegiatan Pengembangan Unit 4
(300 - 400 MW) PLTU 3 Banten di Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten, merupakan kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL);
b. bahwa rencana Pengembangan Unit 4 ( 300 - 400
MW) PLTU 3 Banten di Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten, merupakan kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan Adendum Andal, RKL dan RPL
sesuai dengan Pasal 50 ayat (1), ayat (2) dan ayat
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Gubernur tentang Izin
Lingkungan Rencana Pengembangan Unit 4 ( 300
- 400 MW) PLTU 3 Banten di Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, oleh PT. PLN
(Persero).
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara _ Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3419);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3501); Memperhatikan
Ll.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undeng
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5589);
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor .48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5285);
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
38P Tahun 2014;
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Banten 2010 - 2030 (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2011, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 32);
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 10
Tahun 2012 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Daereh Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 45).
Keputusan Gubernur Nomor 668 /Kep.8-Huk/
2015 tentang Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Rencana Pengembangan Unit 4 (300 - 400 mw)
PLTU 3 Banten di Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, oleh PT. PLN (Persero);
Nota Dinas Kepala Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Banten Nomor 660/519-
BLHD/XII/2014 tanggal Desember 2014 perihal
Penandatanganan Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan dan Izin Lingkungan. Menetapkan
KESATU
KEDUA
MEMUTUSKAN :
Memberikan izin lingkungan kepada :
1, Nama Perusahaan: ‘PT. PLN (Persero)
2. Jenis Usaha dan/atau : Pembangkit Listrik
Kegiatan (PLTU)
3. PenanggungJawab —: General Manager
4. Alamat Kantor : JI Kronjo Desa Lontar
Kecamatan —-Kemiri,
Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten
5. Lokasi Kegiatan : Jl. Kronjo Desa Lontar,
Kecamatan Keir,
Kabuapten Tangerang
Provinsi Banten.
: Ruang lingkup kegiatan dalam izin lingkungan
Rencana Kegiatan Rencana Pengembangan Unit 4
(300 - 400 MW) PLTU 3 Banten di Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten oleh PT. PLN (Persero)
meliputi :
1. Pengembangan PLTU Lontar unit 4 terdiri dari
kelengkapan bangunan power house, fasilitas
BOP, lahan penimbunan batubara (coal yard
area) dan perluasan jetty.
2. Beberapa perlengkapan yang akan ditambahkan
pada Pengembangan PLTU Lontar Unit 4 (300 -
400 MW) dan akan memanfaatkan unit yang ada,
termasuk:
a. Sistem penanganan batubara__termasuk
memperpanjang dermaga dan memodifikasi
belt conveyor ke bunker batubara;
b. Area pembuangan abu (ash disposal)
eksisting cukup untuk menyimpan abu yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik eksisting
dan pembangkit baru Unit 4;
c. Pompa air pendingin akan terletak di
samping unit yang ada dan menggunakan
asupan/intake dan saluran discharge
eksisting.
3. Luas Penggunaan Lahan PLTU 3 Banten
Eksisting dan Pengembangan unit 4.
23s No, | Deskripsi Penggunaan | 145 (ya | Keterang
Lahan an
1 | Power House 1,13
2. | Center Control Room 0,32
3 | Boiler 2,385,
4 | ESP 18
5 | Chimney & Draft Fan 0,45
6 | Coal Handling Facilities | 26,776
7 | CW System 16,63
| 8 |wrp & wwrp 0,868
9 | Lain-lain (Utilitas) 8,254
Lahan Terbangun ‘i
(exsisting) 58,613 | 50,31%
Ruang Terbuka Hijau .
(exsisting) 57,89 | 49,69%
Total Luas Lahan M
Eksisting 116,503) 100%
Penambahan Lahan |
Pengembangan Unit #4 | 16500
Total Luas Lahan
setelah Pengembangan | 116,503 |
Lahan Terbangun
Setelah Pengembangan | 75,113 56,47%
Unit #4
| Ruang Terbuka Hijau
57,89 | 43,53%
setelah Pengembangan
4. Konfigurasi utama dalam PLTU 3 Banten (Unit 4)
berbahan bakar batubara, terdiri dari sistem
utama berikut:
a. Turbine & Auxiliaries;
b, Generator & Auxiliaries;
Steam Generator (Boiler) & Auxiliaries;
Cooling Water System;
Coal Handling and Ash Handling System;
Balance Of Plant (BOP);
Plant Water System and Waste Water
Treatment System;
h. Power Transformer;
grea
-4- i, Substation;
j. Plant Electrical System;
k. Control & Instrumentation System;
1. Civil & Architectural.
5. Konsumsi batubara pengembangan unit 4
Coal consumption
Power Plant | Per | Per day Per
: hour month Annually
Units (tonf | 9/ | “tony |f10%ton
ear
b) day) izicnithi} /year)
| Pengembang | 1711 |4.106,4 | 123.192,00| 1479 |
an Unit #4
6. Sistem penanganan batubara dari pengembangan
Unit 4 (300 - 400 MW) akan terhubung ke unit
eksisting. Sistem penanganan batubara eksisting
di PLTU Banten 3 (3 x 315MW) terdiri dari :
a. Dua ( 2) ship unloader dengan kapasitas
2.000 ton per jam (satu ship unloader pada
tahap pengadaan);
b. Satu ( 1) x 2.000 ton per jam belt conveyor
dari ship unloader yang ada ke coal yard;
¢, Satu (1) stacker reclaimer;
Dua jalur conveyor dari coal yard ke bunker .
7. Jetty eksisting dirancang untuk tongkang 12.000
DWT yang memiliki panjang sckitar 160 m.
Dengan adanya pengembangan Unit 4 (300 - 400
MW), maka panjang dermaga harus mampu
memiliki ruang untuk berlabuh dua tongkang.
Jarak yang akan ditambahkan sekitar 40 m,
sebagai jarak marjin antara dua tongkang ketika
diturunkan bersama-sama, sehingga akan
membutuhkan sekitar 280 m panjang dermaga
untuk membongkar dua tongkang bersama-
sama. Pada pengembangan Unit 4 (300 - 400
MW) akan melakukan perluasan dermaga dengan
estimasi penambahan panjang 120 m, mencakup
ship unloader, rel dan perpanjangan conveyor
eksisting. KETIGA
KEEMPAT
8. Pengembangan Unit 4 (800 - 400 MW) akan
menggunakan jalur conveyor eksisting untuk
mengirimkan batubara dari coal yard ke bunker
batubara dan akan membuat modifikasi pada
conveyor yang ada, Conveyor eksisting akan
diperpanjang sehingga dapat untuk empat unit
pembangkit listrik .
9, Estimasi Area Coal Yard Untuk Pengembangan
Unit 4 (300 - 400 MW)
i = | Dead 1,
| Description | Unit | storage | Live storage
t
| Storage
arena days 30 7
Coal tonnage ton 123,408 28,795,
Design height | m 14 14
Coal specific 3
eae ton/m?} 0.8 08
Occupancy area | 08 0.8
Coal yard
sahaive m3 | 153,990 | 95,931
Coal yardarea | ha ll 03
Total coal yard area id sin
: PT. PLN (Persero), dalam melaksanakan kegiatannya
harus memenuhi persyaratan :
1, memiliki izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup untuk tahapan operasi yang
terdiri dari :
a, Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3;
b. Iain Pembuangan Limbah Cair ke Laut.
2. iin usaha dan/atau izin lain yang terkait dengan
kegiatannya :
a, Izin Reklamasi;
b, Izin Mendirikan Bangunan.
: PP. PLN (Persero), dalam melaksanakan kegiatannya
harus memenuhi kewajiban melakukan pengelolaan
dampak sebagaimana tercantum dalam rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan
lingkungan (RKL-RPL) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini. KELIMA,
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
: Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEEMPAT penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan dalam melaksanaken kegiatannya
juga diminta melaksanakan hal — hal sebagai berikut:
1, melakukan koordinasi dengan instansi daerah
(provinsi dan Kab/Kota) berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan ini;
2. mengupayakan aplikasi 3R (Reduce, Reuse dan
Recycle) terhadap limbah yang dihasilkan;
3. mendokumentasikan —seluruh —_—ikeegiatan.
pengelolaan lingkungan yang dilakukan terkait
dengan kegiatan tersebut.
Penerbitan Izin sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KETIGA wajib mencantumkan segala
persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam
Diktum KEEMPAT dan Diktum KELIMA Keputusan
ini
: Tzin Lingkungan ini berlaku sama dengan masa
berlakunya masa izin usaha dan/atau kegiatan.
: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan
apabila terjadi perubahan atas rencana usaha
dan/atau kegiatannya sesuai dengan kriteria
perubahan yang tercantum dalam Pasal 50
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan.
Sebagai pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap
" Kelayalen lingkungan hidup, Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) Provinsi Banten
berkoordinasi dengan PPLH Daerah (PPLHD)
Kabupaten Tangerang, melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan atas kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KELIMA.
: Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan
dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan ini, yang terkait dengan
komponen fisik, kimia dan biologi setiap 6 (enam)
bulan sekali sejak Keputusan ini ditetapkan kepada :
1, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Gubernur Banten up. Kepala Badan Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Banten;
3. Bupati Tangerang up. Kepala Badan Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten Tangerang;
4, Kepala Pusat Ekoregion Jawa. KESEBELAS
KEDUABELAS
KETIGABELAS
: Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan
dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan ini, di lnar dari komponen fisik,
kimia dan biologi setiap 6 (enam) bulan sekali sejak
Keputusan ini ditetapkan kepada instansi lain yang
membidangi sebagaimana tercantum — dalam
Lampiran Keputusan ini.
Apabila berdasarkan hasil pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam diktum KEENAM,
timbul dampak lingkungan hidup diluar dari dampak
yang dikelola sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan ini, pemrakarsa wajib
melaporkan kepada instansi sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KESEPULUH.
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal 16 Pebruarj 2015
‘Tembusan disampaikan kepada :
QaRone
. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rl;
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rl;
. Bupati Tangerang;
. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten;
Inspektur Provinsi Banten . KESEBELAS
KEDUABELAS
KETIGABELAS
: Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan
dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan ini, di luar dari komponen fisik,
kimia dan biologi setiap 6 (enam) bulan sekali sejak
Keputusan ini ditetapkan kepada instansi lain yang
membidangi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
Apabila berdasarkan hasil pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam diktum KEENAM,
timbul dampak lingkungan hidup diluar dari dampak
yang dikelola sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan ini, pemrakarsa _wajib
melaporkan kepada instansi sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KESEPULUH.
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal 16 Pebruari 2015
Pit.GUBERNUR BANTEN,
RANO KARI
Tembusan disampaikan kepada :
MRwene
. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rl;
. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rl;
. Bupati Tangerang;
. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten;
. Inspektur Provinsi Banten . Suesafimy,
‘ax He
uuoqueg tuoi
Hd trmey yures | ruoy vou ‘aueyepusd
soy | _ ToUOT YON wep pexoy eeu inguin, 7
ein Sueafuey, | Suea8ueL qt madin| —jexnunsuoy zeee (erexe) uweumoued | sues yeyemsseur vhioy wBeusy
aeysuenqeung | suenioyeusi loner) wid id | aay TO, mes |g UNE NUT soyuosiog yedaaiog - umeunuouang | oarnisor pdosteg
woyeuniey,
‘weap
yseurp100%410q
Epo
ampnpuod seq
Uwexseo8dp Sumsofuey
vAuareqas: "qey MWA -
‘troy wae mmgum Suv
esueg ‘umnojaiod =| ynytod yedawiod ~
eunong lesurenyeoy ronsos ynnjenp
unueg yeutoig | «9 SumssBues, SuneBire29q ecard rmpjos | Sunk Bumepusd
pBuetuey -qex | “gen eiox mA ain eRNSUOY (siexe) | ypetox e8eum | usp feo afioy ejnnsu0y ef10y ‘syvsnsog wep
|_efroy wieuay. soma | w@ouaysema | lores) wid dd | eumpemy mes | cumuma iia | uexemuouduayy -| vious jsiodag - | oBeuar esmaoy | vliey weredwaosey
- - ISHNUISNON AVEVI-
SaasseL | rusy wae T
ex wna | rou07 yay inqun
uaweg | Buesoduey mvdin | pexnasuox wes (stexe) ssesimmsos | fum¢ mqemsseu:
ysunoig 1a | amy det | (osena) widdd | Me mes |e uauOE Auta ymussaid «| joisod yedosiog - | wnyetiox isvsyesog | seyeresseu yedosiog
ISHARLSNONVEd AVAL,
‘ana ana
NVaOaV1 YWRIaNad| sv¥MVONTa VNVSNV Tad gonad IS¥XO1 NYDaEONTE NVONIWONIT vioTaxId
SOC REeet NVVIOTSONGd ‘‘vdWVd SaaWns | ONVA NVONNMONTT
XOLNGE NVISVHUGEaH ‘ONMINGd M¥dWvC
‘BOLVAIONE
<4NGIH NVONANONM NVVIOTEONG ISALLISNT
dNIH NVONAYONTT NVVTOTIONAA
(MW STE X €) NALNV € 1d (MIN 006 - 00) # LIND NL 1d NVONVEINGONGd NVDNAMDNIT NVV'IOTADNGd SHRLLVA,
s1oz Henuged oF : pease,
ST0¢/4MH-¢e'dey/g99 : 10WION
uayieg mmuaqny uesninday endure] -or-
(aus 00's0-00'%~
2d) ure repeur ‘ureyduco,
ped isesmqoW - ‘wpe Hep -
‘woazepuay fro,
wrmus | wre eped yodoad <-
ueinuaug -| yedey 34 S980
SuesoBue) fussBuny | sep 1p (wane synnsu0y
auerotuey,| _uajednqey, BunsBuxyoq ofuory, -aey anus ‘@ wvepum) meee yereq
wojednqey | ueilunqnyzag ma ata reynnsucy | psyatoud yoda | erop uerUpLTY ues 9euOy sseerqowop) seem umpreaeg
eedlungnyred Seu sour | _osessoq) Nid Jd | _uevettow eareros syuererseng | yemuomoyduy -| ype yep, - ‘wep WSosINGON | /Iseniodsuresy wo}
aeeurap mame
‘ues
“ weeseyjoud ~
Susiosuey, 2p sd 931
usyedingoy amsewop wequmt frond
Bueroiuey,| ng sama iy UEASTESUSH, ~ 00g une, | spsomop umvedian
woredngox nd | $9 suese8uey Sunssiurys0q Anat IgsomoN HT | ‘Aol ueBuvfuedsod
semnq Suasoaiey, | — uarednquy, mA din seo, (srexe) ‘ueBuefuedsod uourday rensas. "9 dts weelroyod ane woe
wayedngeyy Hide Wied | lowsma) wid i | wmeion worms |e uaueg aria | somnsuoy gos - | ameare seuyeny - | yenmsucy usiedoy| 9g eT Ay seMTEN
sesteriqou
‘UEEZED LD akoud sm p96
‘weyedaoa | 9x ngep ubreqes
woserequiad ~ ‘ype spt.
rand uwatip syosoud sei6}o8
sdoyzuonp yexeredocur
eusyeu ep ureydarom,
aroused ‘ope >7ep LL
annaqnn uN si
die waeqias oez "aap
seqeduour 56661 UNYEL Te
uoweg sepa nqap | JoWoN da AL
ue 01 | “sold Id Bunssuoj9q ‘euyoe ‘Imaes romeq rergeponr | ysynnsuoy poy
Hi1@9 SueisBuey, | Suestuey, ma ain oqnnsu0 (stexe) | _erees yafoud sepa uoiqure tuep umyeresod {aqap wareqas)
‘qeu HITE gen Hig | (owsiod) Nid dd | weveisloy eurejag |g uo And | yedu; ueuranduag - | ngepisenuesuoy - | IsesngoW UNEHON sexepn seureny
anal ancnt
NVaOdW1 WAINGNGd | SVMVONGd YNYSMW Tad aaoriad ISVHOT HYURESDNTE NVONOHONTT VIOTaxIG
as NVWIOTHONGd VAG YAGWAS | ONVA NVONAMONIT
aoe NVISVHAGEay ‘ONLLNGd M¥dWVC
NGI NVONAONTI NVWIOTADNGA ISALILSNI
NGI NVDNOMONIT NYWIOTONGd
MOLWHIGNE a BLO WHE TISTT
Wop THyeUTN|=6—3
‘Teaesepnquiay,
Teuo1en)
‘werBt9p lod
Suen,
e661 une,
9p s0woN,
saymuauday “9
WED;
sumesytoued
wep tovodepad
reg wey,
Bumus) 9661
‘uy. ¢ 10uON
NoNUSWod “S
ex uauateue
waists
Sueur 9661
ehoyad wpedoy | unyay ¢ sown,
Teysoe psuresnse NoBUSWod “>
vwoyroquiagy - | ey uoufouey
‘aun who, HSS
ong pryeiout vwedesaud
Sued whiayad Bums
uewarquied ztog une,
op uourored 08 4owoN da “€
aunpot | uvefinqemeusoy,
ueyeseiod dos Bueuo
wemrewemmay =| ctor une
“vero eT WON AA “z
eng ‘Bunpod "elo
uaeg 9. denas isenyoaa oynareiod weyeunsjo3 veqnnsuey,
waqung ‘sosg | “A0id HIG wwebuap (MN STE strozod iq Sumua | weeoy ueoreyout
Hq %® Bueio8uny, | » SunsszuRy gran |») ¢ uaweg nud (erex pe | ex uedexauayed x61 unyey Sues uomncey | (gy) vexerEAsEH,
camrnna | “aera | _(oresrea) nia da | Teuorseredo wurmjas | usa nata odes | wequoquoW -| Tow NA “T ved ues 0oy EHC OH
synemen Bunquad
tp sev Kyo]
anpefitod auiinod
es rogerpasuoH |
anit ana
NVOdVI VWRIGNad) svmvONaa | VAVENVIaG saoniad Isvaot Ly NvONAYxONTI vioroua
NWWIOTAONSd =| yvioTso aa | yvanvaxaawns | ONVA NVONAHONIT
anna xvusvinsaay ONLINad HvaIN¥CL
NGI NVONAHONTT NVVIOTHONSA ISALISNT OIE NVONAONTI NYWIOTSONSE MOLWaIANT wong
owed ‘sod | "A0%d HIE
Hig y BuesBuey | y Sues, gran
caenutg | ae Ha | loresiod) Nd dad
werng oojas uri
oH mn
x5) ¢ uae Aid | yun weunBuequiod ‘wrwoos Ujsout
Tete
gensado BUS Steen tp | -tsour umenmiag ~
ensos Bu0go109
jerura soured -
Buoqouso WpNE =
ezopn suIEN,
ISvaadO aVHVL,
veduei uopssut
undneye Bisa,
weeqepoay “Z
NYYOdVT YRIGNad| S¥MVONA YNYSVTSd
‘aaoniad IsvIOT eee
‘NGI NVONADIONTI NVVTOTADNGd ISALUISNI
‘ANGI NVONAMDNII NVVIOTHONGE
angi
ovanva MaaNns
wiowaia
‘ONVA NVONAMONTT
‘ONILNGd NvaWV E>
‘npred squat monnfyfuad | appsed rep sere,
-squof wep emp eure yor senamTe
enq noe mBe (ee weweusd | nqu weunquyuag
usm 9. donas wonyuss weuenp woper aus sat ‘aroqryeg
uowreg ‘soug | “00g HI uOBLOP (AW STE (sexs) | sexep ip dopey well weungustusd
Hig? BuenBues |» SueauE, gran| xs)eunuea nia |e unueg nsta reed nati | swenq uamyooy | 9 wesex@uoquog
“avy HIE ‘qey Ie (orae104) Nid dd | jeuoweredo ewes | Ha wep ‘wourey, ___nieg =| sent uvrensasoy | Buoqos99 rear, repn sweny
Isvaiad0 4VHV.
dma,
sunk nae
qnysueBued yng
weqounisauoyy
rnqp omunqurasd
18830 23131NSEU
vopet ururenguag
ae
unuap ereqnieq
‘weunquntiad
yeduiar
wourenétied -
“(ne ueBuop
seats) yoseg
nmepnon usoyep
ssnaey exeqnieg
‘weunquuttod
ado)
ay Buexu
ep mreqrieg,
‘woqepurarad op
Uubrexuoquiod
ppm epeg | 6o6r unten ty
(aa) rorentdpazd JOUION dd manu
SHB80.%0919 ore PRgoToUE
eeiuap yopn vaiquie
ngop duyaureuad amepn seen,
Were Busses — snrouremed
aes dngin
NYUOUWI VWRIGNad| SVMVONSd VNVSUVTad aaoniaa Isvo1 RL: NVONAXONTT VIOTSsHIG
NVVIOTZONE NWVIOTSONAd UVvdWVd YaaWAS | ONVA NVONMONTT
__ nN NVUSViREGESX ONLINGd va.
dAGIH NVYONNHONTI NVWIOTAONG ae
“ANGIE NVONAMIONTI NVVIOTHONGA ISALLLLSNT NVYOdV1 yRaNGd| S¥MVONGd yNveuvTaa
adoniad IsvN01
dOGIH NVONAMONFT NVWIGTEONGE ISMLLLLSNI
TepHL, - yedures weyeyeseyi)
up ueye9qay, din (0398124) yeqnnsuoy | weunSueqmad | ypsidioy qudures repearour wep [euoyeur weseroysaT
| semave Hie | SuerSuey qey Nid id | weredoy vues wedes | sd, weyeeduey - | Suek yodures gay, -| ess yedureg jseyes
eseureip weInyes
wexesUE|ay,
vaeluow -
rent 1p
eseuresp uemyes jeKoad seyB498 24
vaaury Sunpo8 | denjou ayopn trey wou
mA SunsSuey0q pe aun | pep yseFouLIE ees uesedum sty - ueeunsiuad eB reU8
SueroBuey ‘qx | Bussosuey “en | din (ores12q) jeqansuoy | weunsrequiod | Sued oseurarp ap ween wep uedmm| wep wesedum
a sema 9 Ta | na sem ® HITE Nid dd | _wereiioy ewes sede) yp | woysis venquow ~ peti 4ePUL - ueyeqniag | are ueyexuried
andi
NVuoav1 NYONOONTT | dNGIH NVONAXONTT VIOTaMIG DNVA
apie SvAvONda | vNVS"VIaa aaoniaa Isvx0T Se oon N¥WIOTAONGA svanva Saran OY
SALNaE NVIISVHIaaDH ‘uaewns Crane
- AOLVMIONT ze
eng
9 denas yenyesa
wep (Sa) 1P smi
yeped yequiy
yeped qoquiry
wojued, uequeg wesuep (i “eooay inured neye yodures Guxeressoy
“a0dd HIE ‘A0sd HIE ardn | ste x») ¢ uayreg: (ste x») “yerey nodes ‘uegpseysuaur ‘ueyeyosoy)
9 fuetiey| 9 Suenéuey, (ossezad) | nila Teuorsesodo ¢ venue apreduad soyjea uep | quid wemedrey -eium>yBuyy
“qey WIA “ex HI Nid del wureps| nid xedey neq qu EPL - Seay jseTeag,
‘(6rd sea) eBear
‘dranued 3e7e
ueyeunsauau
urexqifemia -
gede
Sued wrote) eref
‘ueduap sotto
upas8, reeqos
qeduryieq Sues uw
‘eynquum /uoyod
ueueuout
weref weauep
wexnqep
‘ek D|2e
weBunyaum
oy wrens
terequrezed vhtoy,
renpez amu | yedwioy, wp vray wep
ureBujsiqay | WEST JOpTed VN
weing srsrreyojour yngun | 1 T0z UNYBL ET ‘ON
9 denas tsenyeao ‘prone urepasod suenroyeuomeg -
uaqueg aque ueduop (MN yexas wep | -uesunsiqay Toys,
*A0ad HIE “n04d HIE aran| stex +) ¢ woweg (re x4) | dronysoy weston noyeg Srqmay
‘y Suemioey, 9 Sueriuey, (oxeszeg) | id Teuorseredo € Waqeg | wrerep ip yereaeTe: 9661 UNYEL Bb ON ALTa wqINy
‘qe HIG “qey HIE Nid Ld Bares, ALId ede, | _wexedurouay -| HT ua wesryndey -| Teuoysesado ~ weBmIs1q9y1
IS¥aGdO aVHVL
Sona andl NVONAXONT
NVaodv1 NVONAONTT
VINIHGNGA SY AvONey | piven sees et NYVIO1 Nad NVVIOTAONGd yvanva | Vion ow
MAING NVUSVHYSaaH ‘uaawns naa
MOLVHIGNI
ANGI NVONANONTI NVWIOTHONGd ISALLSNI
‘ANGI NVONAHONTT NVVIOTAONGA -ee-
‘reson
ep are80
uvsooonuod ‘Sa,
Ip uendumsued
‘qruedioue uep
>ynrezo wey
weuegqpuod
Hep reruunp
ueueStreuag
‘yedures
uavjopauag yedureg
‘Buea uweejojeaueg
sueioauey, ‘uewopad
uaednaey | Sueiues oro ungEL,
epiog pasar €€ JOWON 198N pe
uypdures were Hawa “apeeid “eoey
uegjojoduad uemjuog weduap O}0q ‘SEL
fp wmpousyesyy - | _Fmsas uemoposuag ‘pais pada
ae dfGIH NVONOHONIT
vdoavt NVONAONTT
WWRIGNGd SVMVONGd WNVSMV Tad adoriad IsVHOT NVWIOTGONGd NVVIOTHDNGd Mvanva
’ALNaS NVIISVHAGaay agawns
‘OLVMIGNT
ANGI NVONAXONTI NVVIOTADNSd ISALISNI
ANGI NVDNOXONIT NVVIOTAONGA
VIOTaMIC ONVA
NVONONIT
"Vana ote
vont, vowed
“s0ag HG ‘a0td HIE ardn
wy Suenduey| 9 Suesdue, (os08s04)
“qe HIS “qe HIE Nd ld
Hexas
wemng ¢ dens
28 SAP
ea
yequiy] weejojeBued
BumUD 6661
URUPeL, BI “ON dd
‘woqEg weg
ansouop
eq ‘tal/ais
2bpmis
JRF wep woIsyo
Br0098 Sd,
ueereyauied
wep euorserado
UATE -
ana
sdninuedieq ga,
‘resperpacuayl -
Val
oy ueynaduedued
wep (ue)
uvsasosmad ‘Sa
wp uemndumuod
‘yueioue
‘wep yues0
emque wep (ue)
uesasomuad ‘Sal
yp weqndumsuad
Nvaodv1
Seat SVMVONGd =| VNYSUV Toa
gaoriad
IS¥XO1
angi
NVONAMONIT
NVVIOTHONGA
INAS
4 NGIH NVONOMDNTT NWWTOTIONGd ISMLULSNI
ANGIH NVONAONIT NVWIOTAONAd
ANGI NVONAHONIT
NVVIOTIONSd
NVIISVERaEaD
‘MOLVHIGNI
vawva
agawas
VIOTaNIG ONVA
NVDNOMONIT
wvanva Bueduey,
ed ueeseuIay
_ “avy Ha saan
Andi
NVONNYXONIT
SVMVONGd NVVIOTGONGd Saran
SINE aganns
‘ANCTH NVONAYONTT NYWIOTAONSd ISALULSNI
ANGIH NVONAYONTI NVVIOTHONGd age
afoud saypj98
jesse oer wep
sopdures 00-11 ‘urodauoy wpe >7ePHL,
‘weBuapingop) wrepn un a
(ara) sonrory| Buduros - 088 mqBP ‘6661/1
used, aque wa emer Sunssue1299 2yeKosd oder “on aa mn
“Ade HE vag ia | weipBuequiog wynnsu0y ‘wep ngop uszeqos ennsuoy nogeq tqajou
@ Bueiedue, | y Sunisduey, | — yunforsssey) | umBoy — wurHoS (erex | oop setuounsjop — fpepoyem wep uevefesod sfepa uoiqure gop
“aoy Ha "ao HIG Nid Jd | wma _¢ _denag |e) ¢ uauma aiid sensi, «| Isesqiqow ueyeey | ngepisenussuoy -| ueseqos :wrepn seyqony
ea
woud yen
aca) ep seuuourod - yeyereiowus
Suersiue | wey wD Wea emer yeypressow | (1ai¥ 00b-008) pwn | asso sdasseg -| (WV 008-008) pinxuN,
ara nia | Fewer yey | ummgunquing won wep puta | Auta weduoquiesuod ‘Wop Wee Aid weBuoquisstod
wajueg | Buwisduns, | yuntosossed) ysnsu0y (erex | apes uapuodsar | “wurousy eped efioy | wuxeouoy depeyioy ‘puwoua: depeuian
jeupoid HIG “qo Nao Nida | umeges roy meg |e) e unue nid | weausp ersoronym -| vious wevunsouag | jnisod uedwatuey =| yeesasseut wdossog
suo
uweyeanyey wezu9p
s0UpI00%I0q
empjes sinpnpuod Buoso8u0,
yBuq ueysesoudip “ae NN -
“osucrogas vk mquin Bue
uayura (arand sous; uonnpied - Jpysod redosiag +
yeujoug | uomog supaoia yea ear -eduueyeay yonsas annjonp
wSuerdue, | —-yavensuey,| werprsuequieg sunsaueyeq yefoud 203308 uve aueyepuad
“en hia gey way | un(oraeag) NASH (srex| pea wavun ssynnsuoy ptoy | ——_uup Toxo) who eypsniog
wiouay svuld | véeuas seul. Nid ld | sures et ees |e) eurueg nuia | _weyseqouduoy | vBeun wesmiqoy | wBeuarteiodou} -| wep oftoy umedueay,
ISHOISNON aVAVL,
oA
weureyed iseinge
(aran) upp mused - rexoreasew
BueraBuey | pwey ewe yea eave oqerssvur (woe | snisod sdosiog =| (MW 004-008) bantu
qa Hg | sewer yey | wmpiduoquieg oye. Hep ALI ‘00% o0€! weua, wep wero Arid weBurequiaBuad
uaieg, auesaduey | auploresieg) Isyunsu0y, (stex | aeipyes uepuodser =| uta UeSuequiedued | euwouar depeysas ‘euwouss depeyso
suold HIG “ae Nad Nid Jd | wnjoqas roy mes |e) ¢ uswueg qua | weauop eieouemey - euwousy | _smisod utes, =| enredewur sdosiag
ISHOALSNONVEd aVHVL
Viva SISTIVNY
Nvwoav1 isNanas avnva waanvava “INAWHL ONVA,
vataaker | SVAVONGS: ) YNVeIvTad ALAN ISVHO1 Sees | Bveseusaarins 7xoumant — | ONUNaa avaWVa sIwar
Anda mungkin juga menyukai
- Review IPLT - Haikal BurhaniDokumen6 halamanReview IPLT - Haikal BurhaniHaikal BurhaniBelum ada peringkat
- Kemajuan Tugas 1 Persampahan-Haikal BurhaniDokumen8 halamanKemajuan Tugas 1 Persampahan-Haikal BurhaniHaikal BurhaniBelum ada peringkat
- DPLH PT Indo Ridlatama Power-FINALDokumen68 halamanDPLH PT Indo Ridlatama Power-FINALHaikal BurhaniBelum ada peringkat
- Talk Like TedDokumen9 halamanTalk Like TedHaikal BurhaniBelum ada peringkat
- Draft Laporan 2Dokumen53 halamanDraft Laporan 2Haikal BurhaniBelum ada peringkat
- LegendaDokumen1 halamanLegendaHaikal BurhaniBelum ada peringkat
