HAIKAL BURHANI
F44150019
Disetujui oleh
Pembimbing Akademik
Oleh:
Haikal Burhani
F44150019
Oleh :
Pembimbing Lapangan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya dan kesempatan yang telah diberikan, laporan praktik lapangan yang
berjudul “Mempelajari Penerapan Integrated Design Pada Pembangunan Kantor
Depot Pengisian Pesawat Udara, Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka”
dapat disusun dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Penyusunan laporan ini
dilakukan berdasarkan kegiatan yang telah dilakasanakan selama 24 hari kerja
efektif di Proyek Pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU),
Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mulai dari tanggal 26
Desember 2018 sampai 19 Januari 2019. Pada kesempatan ini, penulis ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membatu dalan penyusunan laporan
ini, yaitu:
1. Prof. Dr. Ono Suparno, S.TP, M.T selaku Penanggung Jawab Praktik
Lapangan Fakultas Teknologi Pertanian,
2. Dr. Ir. I Wayan Asika, M.Si selaku koordinator Panitia Praktik Lapangan
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
3. Dr. Satyanto Krido Saptomo STP, M.Si dan Ir. Roh Santoso Budi Waspodo,
MT, sebagai Satuan Tugas Praktik Lapangan Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan, FATETA-IPB.
4. Dr. Yudi Chadirin, S.TP, M.Agr sebagai dosen pembimbing akademik yang
memberikan bimbingan selama pelaksanaan PL dan penyusunan laporan PL.
5. Bapak Yudhia Prianta selaku manajer proyek DPPU Kertajati yang telah
memberikan kesempatan 4 orang mahasiswa teknik sipil dan lingkungan IPB
melaksanakan praktik lapangan.
6. Bapak Anang Wirdianto, S.T sebagai pembimbing lapangan selama praktik
lapangan di proyek pembangunan DPPU Kertajati.
7. Bagus Rahmansyah Priyoadi, Muhammad Azhari Harahap dan Rumaisha
Aulia Vadha (Enno) sebagai teman satu lokasi Praktik Lapangan yang telah
membantu selama 24 hari kerja.
8. Seluruh pekerja proyek pembangunan depot pengisian pesawat udara (DPPU)
di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
9. Seluruh mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan 52
yang memberi dukungan selama pelaksanaan PL.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan memberikan masukan selama persiapan hingga akhir masa
pelaksanaan Praktikum Lapangan. Penulis mengharapkan seluruh pihak yang
terkait dapat memberikan kritik, saran serta solusi untuk menyempurnakan
laporan praktik lapangan ini sehingga, dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan tentang pembangunan depot pengisian pesawat udara.
Haikal Burhani
F44150019
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ruangan dan ukuran ruangan pada kantor DPPU Kertajati ................... 23
Tabel 2 Data fasilitas saklar dan lampu pada bangunan kantor DPPU Kertajati. . 25
Tabel 3 Ketentuan lux DPPU Kertajati.................................................................. 27
Tabel 4 Nilai lux tiap ruangan kantor DPPU Kertajati .......................................... 28
Tabel 5 Data fasilitas receptacle dan exit lamp kantor DPPU Kertajati ............... 29
Tabel 6 Data fasilitas fire alarm system kantor DPPU Kertajati .......................... 31
Tabel 7 Data fasilitas CCTV kantor DPPU Kertajati ............................................. 32
Tabel 8 Data fasilitas sprinkler kantor DPPU Kertajati ........................................ 33
Tabel 9 Keterangan jalur evakuasi kantor DPPU Kertajati ................................... 35
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proyek konstruksi memiliki kemungkinan yang tinggi akan mengalami
perubahan dengan berbagai alasan yang melatar belakangi perubahan tersebut.
Gangguan moneter, gangguan fiskal, kurangnya waktu dan komunukasi yang
efektif, perubahan lingkungan dan meningkatnya kompleksitas proyek,
menyebabkan proyek konstruksi sering mengalami perubahan (Oyewobi dan
Ogunsemi 2010). Pada proyek konstruksi biasa terjadi perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang. Faktor-faktor penyebab perubahan pada
proyek konstruksi antara lain adalah tidak lengkapnya informasi lapangan, tidak
lengkapnya desain, kesalahan desain dan sebagainya. Faktor yang paling
berpengaruh dalam perubahan proyek konstruksi yaitu terjadinya perubahan
desain.
Menurut Yana (2016), secara keseluruhan faktor yang menjadi penyebab
terjadinya perubahan desain pada pelaksanaan konstruksi dapat dikelompokkan
menjadi 2 faktor besar yaitu faktor internal dan eksternal. Diurutkan berdasarkan
pengaruhnya, faktor internal terdiri dari owner, konsultan desain, kolsultan
manajemen konstruksi dan kontraktor. Faktor eksternal, apabila diurutkan
berdasarkan pengaruhnya terdiri dari lingkungan alam, politik dan ekonomi,
kemajuan teknologi dan pihak ketiga. Siklus proyek konstruksi dimulai dari tahap
konsepsual, desain, konstruksi dan operasional (Project Manajement Institute
2008).
Salah satu tahap yang penting dalam siklus proyek adalah tahap desain.
Menurut Ahuja et al. (1994), bahwa perubahan pada tahap desain memiliki
dampak yang besar dari pada dampak yang dibuat pada tahap-tahap berikutnya.
Perubahan desain sangat berdampak pada perubahan biaya dan waktu. Perubahan
desain pada konstruksi akan selalu ditemukan dan tidak dapat dihindari meskipun
perusahaan desain memiliki manajemen mutu untuk desain yang dikerjakan. Oleh
sebab itu, mengurangi dampak atas terjadinya perubahan desain merupakan hal
yang mutlak diperlukan dalam suatu pembangunan proyek.
Pada pembangunan proyek DPPU Kertajati yang dilakukan oleh PT. Wijaya
Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama dan PT. Pertamina (Persero)
sebagai pihak owner digunakan metode pembangunan yang terintegrasi. Hasil dari
penggunaan metode tersebut yaitu model desain proyek dengan metode integrated
design. Penggunaan metode integrated design pada tahap perencanaan akan
mengurangi risiko terjadinya perubahan desain pada proyek pembangunan DPPU
Kertajati. Terdapat 2 metode yang umum digunakan dalam pembuatan integrated
design pada suatu proyek yaitu metode interdicipline check dan metode composite
drawing. Penggunaan metode dalam integrated design perlu disesuaikan dengan
kebutuhan proyek.
Metode interdicipline check pada pelaksanaannya lebih sering digunakan
dalam pembangunan proyek karena tidak memerlukan tatap muka dengan disiplin
lainnya dalam melakukan integrated design. Berbeda dengan metode composite
drawing yang membutuhkan tatap muka dengan disiplin lain menggunakan 2D
atau 3D model dalam melakukan integrated design. Disiplin ilmu yang
dibutuhkan disebut dengan project engineer (PE). Seorang PE memiliki
pengalaman bekerja pada lingkungan multidisiplin engineering yang terdiri dari
2
Orientasi
Selesai
Data umum :
Lokasi Pekerjaan : Area Kawasan Bandara Udara
Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati,
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Pemilik Proyek : PT Pertamina (Persero)
Kontraktor : PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Konsultan Pengawas : PT Pertamina (Persero)
Konsultan Perencana : PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Nilai Kontrak : 258 Miliar
Jenis Kontrak : Lump Sump dan Price Unit
Waktu Pelaksana : 730 Hari (2 Tahun)
Periode Pelaksana : September 2017 – September 2019
Masa Pemeliharaan : 365 Hari
Data teknis :
Jenis Konstruksi : Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU)
Luas Lahan : 4,5 Ha
Jumlah Tangki : 3 Tangki
Kapasitas Tangki : 2.000 Kilo Liter
Bangunan Pendukung : Workshop building, electrical building,
office building, loading/unloading shelter
dan gudang B3.
6
VISI
Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
MISI
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Bersih (Clean)
Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
Komersial (Commercial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
Kompetitif (Competitive)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kerja.
Kapabilitas (Capable)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.
VISI 2020
Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan
Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.
MISI
1. Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu di bidang EPC dan
Investasi untuk Infrastruktur, Gedung Bertingkat, Energi, Industrial Plant,
Industri, Realty dan Property.
2. Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama.
3. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik
dan Memelihara Keberlanjutan Perusahaan.
4. Ekspansi Strategis ke luar Negeri.
5. Mengimplementasikan "Praktek-praktek" Sistem Manajemen Terintegrasi.
tentang seluruh topik praktikum lapangan yang diambil yaitu integrated design,
manajemen proyek, perpipaan untuk pemisahan air dan bahan bakar pesawat serta
mengenai limpasan pada proyek DPPU Kertajati. Tugas yang diberikan oleh
pihak WIKA adalah melakukan eksplorasi yang lebih mendalam terhadap topik
praktikum lapangan setiap mahasiswa di area proyek pembangunan DPPU
Kertajati. Hal ini ditunjukkan setelah diberikan materi terkait topik praktikum
lapangan, setiap mahasiswa dipersilahkan melihat langsung kegiatan serta
penerapan materi yang telah dirberikan oleh manajer proyek dan pelaksana utama
sipil proyek DPPU Kertajati. Tugas dibuat dalam bentuk draft laporan akhir
praktikum lapangan secara keseluruhan. Pihak WIKA mewajibkan adanya sidang
akhir bagi seluruh mahasiswa praktik lapangan sebagai bentuk tanggung jawab
kegiatan yang dilakukan selama 24 hari kerja efektif untuk kegiatan praktik
lapangan di akhir kegiatan praktik lapangan.
Start
Order by Owner
Civil Design
(Scope Building)
Engineering Meeting
(Explaination by Civil Work)
2D dan 3D Design
(This design for Model Review)
NO
Approved by NO
Owner
YES
Finish
Start
NO
Approved by Owner
YES
Construction Drawing
Finish
Gambar 9 Bagan alir kegiatan integrated design metode composite drawing
18
Start
Finish
Gambar 10 Bagan alir kegiatan observasi penerapan integrated design kantor DPPU
19
oleh civil engineering. Gambar setiap bagian engineering dibuat sesuai dengan
kebutuhan design masing-masing. Setelah design selesai, setiap engineering
memberikan model gambar 2D kepada seluruh pekerja engineering, seperti
electrical engineering memberikan gambarnya kepada piping engineering, civil
engineering, instrument engineering dan safety facilities. Setiap pekerja
melakukan cross check dengan menggunakan gambar design masing-masing.
Apabila terjadi interfacing design, maka dapat membuat comment pada gambar
tersebut agar pekerja engineering lain bisa memperbaiki design. Setelah seluruh
design dilakukan cross check antar pekerja engineering, maka dibuat model
design 2D dan 3D sebagai document review setiap bagian engineer.
Tahap selanjutnya, setelah semua engineering design selesai dikerjakan dengan
model 2D dan 3D adalah engineering document review. Kegiatan yang dilakukan
pada engineering document review adalah review integrated design 2D dan 3D
model. Setiap engineering menampilkan gambar dari design yang telah di cross
check sesuai dengan comment. Kegiatan document review yang dilakukan yaitu
melakukan diskusi terkait solusi apabila terjadi interfacing design (gambar design
yang bertabrakan). Setiap engineer berhak memberikan alasannya terkait
pengambilan model design yang telah dibuat. Civil engineering pada engineering
document review tidak berposisi sebagai leader, sehingga tidak menutup
kemungkinan akan ada perubahan pada civil design seperti perubahan dimensi
kolom, posisi kolom, dimensi balok dan posisi ruangan pada design kantor DPPU
Kertajati. Apabila terjadi interfacing design, maka dilakukan revisi desain pada
bagian yang mengalami interfacing design hingga seluruh desain dapat
terintegrasikan. Setelah integrated design kantor DPPU Kertajati selesai di desain,
maka owner akan memberikan approval untuk design tersebut. Gambar integrated
design yang sudah approved dijadikan acuan dalam tahap konstruksi
pembangunan kantor DPPU Kertajati.
Start
2D dan 3D Design
(This design for Model Review)
Integrated Civil Design Integrated Civil Design Integrated Civil Design Integrated Civil Design
& Electrical Design & Instrument Design & piping Design & Safety Facilities
Finish
Gambar 12 Bagan alir process integrated design tahap engineering document review
22
4.2.1 Integrated Owner Order dan Civil Design Kantor DPPU Kertajati
Pada proyek pembangunan suatu kantor atau gedung, pekerja civil akan
bertindak sebagai leader (pemimpin). Pekerja civil engineering akan mengerjakan
pekerjaan desain terlebih dahulu dalam menentukan suatu scope building. Pekerja
civil akan mendesain sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh owner. Civil
design pada tahap ini berupa layout (denah) bangunan kantor DPPU Kertajati
yang berisi beberapa ruangan. Civil design kantor DPPU Kertajati terdiri dari 2
lantai dengan luas bangunan sebesar 200 m 2 (panjang 20 meter, lebar 10 meter).
Kantor DPPU Kertajati memiliki 18 ruangan (10 ruangan pada lantai 1 dan 8
ruangan pada lantai 2).
Desain civil pada proses pembangunan kantor-DPPU Kertajati merupakan
pekerjaan desain yang dilakukan di awal proses desain (civil as a leader) dengan
tujuan untuk menentukan scope building (batasan bangunan). Desain pekerjaan
civil (layout) berfungsi untuk mengintegrasikan semua desain dari seluruh disiplin
ilmu yang berperan. Desain scope building yang dibuat oleh civil engineer akan
mengakomodasikan seluruh design dari electrical, safety, instrument dan piping
sehingga, semua design sesuai dan tidak terjadi tabarakan (interfacing) desain
antar disiplin ilmu. Kesalahan desain yang umumnya terjadi yaitu pipa dalam
kolom, kesalahan struktur balok, kesalahan fasilitas jalur evakuasi, jalur kabel
yang terekspos pada dinding bangunan dan lain sebagainya. Pekerjaan sipil akan
membuat integrated design dengan menggunakan aspek function sebagai dasar
utama dalam pembuatan desain serta aspek architechtural (keindahan) dan
kekuatan struktur bangunan. Hasil integrasi dari gambar sipil berupa denah layout
yang menggambarkan integrated design antar disiplin ilmu, seperti layout (denah)
bangunan beserta jalur electrical, layout beserta jalur evakuasi (safety), layout
beserta jalur piping dan layout beserta desain instrument.
Civil design mengakomodasikan penempatan ruangan sesuai dengan
fungsinya. Control room ditempatkan dilantai 2 karena memiliki fungsi untuk
mengontrol seluruh kegiatan di area DPPU Kertajati. Meeting room terdapat di
lantai 2 karena agar suasana lebih terkondisi dari kebisingan yang terdapat di
lantai 1 dari aktivitas/operasional DPPU Kertajati. Selain penempatan posisi, civil
design mengakomodasi fasilitas struktur untuk kebutuhan owner yaitu adanya
bentuk jendela yang lebih besar pada control room dan meeting room. Jendela
yang berukurannya lebih besar akan membantu pekerja di control room dalam
melihat seluruh kegiatan di area DPPU Kertajati.
Civil design juga mengakomodasikan desain perpipaan untuk air bersih dan air
kotor dalam gedung. Intergrated design yang dilakukan yaitu menempatkan toilet
wanita dan pria pada lantai 2 tepat berada diatas toilet dan shower room pada
lantai 1 serta berdekatan dengan pantry pada bagian sisi kanan bangunan kantor
DPPU Kertajati. Hal ini akan mempermudah desain plumbing air bersih dan kotor
dalam gedung serta penggunaan space yang kecil. Posisi dari septik tank yang di
desain terdapat pada bagian kanan bangunan kantor dekat pantry, sehingga tidak
perlu menggunakan pipa yang panjang untuk mengalirkan air kotor. Suplai air
dalam gedung untuk sehari-hari menggunakan water tank pada bagian atas
gedung. Keinginan owner dalam hal ini sangat di akomodasi melalui penempatan
posisi ruangan dalam civil design.
23
room merupakan ruangan terbesar di dalam kantor DPPU Kertajati dengan luas
ruangan sebesar 62 m2. Tujuan ukuran luasnya yang besar untuk control room
yaitu sebagai tempat berbagai macam elektronik serta alat-alat untuk kegiatan
control setiap aktivitas di area DPPU Kertajati. Document room hanya memiliki
ukuran luas sebesar 9.5 m2, namun memiliki peranan dalam kantor DPPU
Kertajati sebagai tempat untuk menyimpan seluruh dokumen penting.
Civil design membuat design dengan mengutamakan fungsi, keindahan serta
kekuatan bangunan. Civil design membuat kolom utama pada setiap bentang jarak
5-7 meter. Hal ini bertujuan agar bangungan memiliki kekuatan. Pengunaan beton
K-250 akan menambah kekuatan pada bangunan kantor DPPU Kertajati.
Pemasangan kolom dan balok praktis pada setiap bentang 3-4 meter yang
ukurannya lebih kecil dari kolom serta balok utama bertujuan menambah
kekuatan bangunan serta memperkaku bentuk dinding. Ukuran kolom utama lebih
besar karena akan menahan beban dan menyalurkan beban bangunan kepada
pondasi. Peletakan kolom praktis biasa dibuat diantara 2 kolom utama agar
dinding dapat berdiri dengan tegak dan mengalami perkuatan.
Desain civil menggambarkan layout detail bangunan serta keterangan material
bangunan. Material beton yang digunakan untuk struktur utama bangunan adalah
beton dengan kuat tekan K-250 dan struktur langsing menggunakan beton dengan
kuat tekan K-175. Material untuk melakukan perkuatan balok sesaui dengan SNI
07-2052-202. Material struktur baja yang digunakan sesuai dengan ASTM A36
atau JIS G-3101 SS400. Material baut memiliki kualitas sesuai dengan ASTM
A325 dan baut angkur memiliki penampang yang bergelombang sesuai dengan
ASTM A307. Material pengelasan untuk penulangan pada bangunan sesuai
dengan AWS A5.20 kelas EXXT-1, EXXT-5 atau EXXT-8.
(a) (b)
Gambar 13 (a) Ukuran jendela control room dan (b) ukuran jendela ruang
supervisor manintanance room
4.2.2 Integrated Civil Design dan Electrical Design Kantor DPPU Kertajati
Scope Building kantor DPPU Kertajati memiliki 2 lantai dengan luas bangunan
sebesar 200 m2 (panjang 20 meter, lebar 10 meter). Kantor DPPU Kertajati
memiliki 18 ruangan (10 ruangan pada lantai 1 dan 8 ruangan pada lantai 2).
Berdasarkan scope building serta permintaan dari owner, maka dihasilkan
integrated design dari civil dan electrical design berupa fasilitas electrical pada
kantor DPPU Kertajati serta gambar jalur kabel dalam gedung yang terdapat pada
lampiran. Fasilitas electrical yang didesain dalam integrated design kantor DPPU
Kertajati berupa lampu, saklar, stopkontak, hexaust dan panel listrik.
25
Tabel 2 Data fasilitas saklar dan lampu pada bangunan kantor DPPU Kertajati.
Desain Civil Desain Electrical
No Nama Ruangan Panjang Lebar Luas Jumlah Jumlah Jenis Tipe Jumlah
(m) (m) (m2) Lampu Saklar Lampu Saklar Hexaust
Tube Single
Entrance
1 5 3,8 19 4 1 Light, Switch, 0
Hall
LED One way
Tube Single
Prayer
2 5 3,8 19 4 1 Light, Switch, 0
Room
LED One way
Single
Toilet Bulb,
3 2,5 3,8 9,5 6 3 Switch, 2
(Lantai 1) LED
One way
Single
Shower Bulb,
4 2,5 3,8 9,5 6 3 Switch, 0
Room LED
One way
Tube Single
Panel
5 2,5 3,8 9,5 2 1 Light, Switch, 0
Room
LED One way
Tube Single
6 Pantry 2,5 3,8 9,5 2 1 Light, Switch, 1
LED One way
Double
Operator & Tube
Lantai Switch,
7 Loker 5,25 5 26,3 6 1 Light, 0
1 Two
Room LED
Way
Double
Tube
Staff Room Switch,
8 6,2 5 31 6 1 Light, 0
& Cafetaria Two
LED
Way
Double
Supervisor Tube
Switch,
9 Maintainan 3,7 5 18,5 4 1 Light, 0
Two
ce Room LED
Way
Single
Bulb,
10 Janitor 1,2 5 6 1 1 Switch, 0
LED
One way
Tube Single
11 Tangga 2,5 5 12,5 1 1 Light, Switch, 0
LED One way
Lorong
Tube Single
Bangunan
12 20 0,8 16 4 1 Light, Switch, 0
(Untuk
LED One way
Jalan)
Lorong
Tube Single
Bangunan
13 20 0,8 16 4 1 Light, Switch, 0
(Untuk
LED One way
Jalan)
Lantai Tube Single
2 Supervisor
14 3,5 3,8 13,3 4 1 Light, Switch, 0
Room No.1
LED One way
Tube Single
Supervisor
15 3,9 3,8 14,8 4 1 Light, Switch, 0
Room No.2
LED One way
26
Tube Single
Document
16 2,5 3,8 9,5 2 1 Light, Switch, 0
Room
LED One way
Single
Toilet Bulb,
17 2,5 3,8 9,5 6 3 Switch, 1
Wanita LED
One way
Single
Bulb,
18 Toilet Pria 2,5 5 12,5 6 3 Switch, 1
LED
One way
Lantai Double
2 Tube
Control Switch,
19 6,2 10 62 9 1 Light, 0
Room Two
LED
Way
Double
Tube
Meeting Switch,
20 6,2 5 31 8 1 Light, 0
Room Two
LED
Way
Double
Tube
Manager Switch,
21 6 5 30 6 1 Light, 0
Room Two
LED
Way
Saklar lampu
(a) (b)
Gambar 14 (a) Posisi pemasangan lampu dan (b) saklar lampu Kantor DPPU
Kertajati
27
Ketentuan lux yang terdapat dalam tabel 3 menggunakan standar API RP 540.
API RP 540 (American Petroleum Institute Recommended Practice 540)
merupakan standar ketentuan instalasi electrical dalam perencanaan pembuatan
pabrik pemproses produksi hasil bumi. Standar tersebut digunakan dalam
pembangunan DPPU Kertajati karena DPPU merupakan tempat untuk mengolah
dan menyimpan avtur sebagai bahan bakar pesawat di Bandara Internasional Jawa
Barat – Kertajati. Avtur merupakan hasil bumi yang digunakan untuk bahan bakar
pesawat. Standar lux yang digunakan dalam API RP 540 lebih tinggi
dibandingkan dengan standar lux yang terdapat dalam SNI 03-6197-2000 tentang
konservasi energi pada sistem pencahayaan.
Jenis lampu yang digunakan adalah tube light LED dan bulb light LED. Daya
yang dimiliki oleh tube light LED sebesar 20 watt dan bulb light LED memiliki
daya 8 watt. Satu lampu tube light LED memiliki 2100 lumen dan bulb light
memiliki 880 lumen. Penempatan jumlah lampu disetiap ruangan dipengaruhi
oleh luas ruangan serta fungsi ruangan dalam kantor DPPU Kertajati. Nilai lumen
berpengaruh terhadap besarnya nilai lux yang dihasilkan pada suatu ruangan untuk
satu lampu. Nilai lux yang direncanakan pada kantor DPPU Kertajati adalah 350-
500 lux. Jumlah lampu dalam ruangan juga memikirkan nilai estetika dalam
ruangan. Apabila dengan jumlah lampu 3 sudah mampu menghasilkan nilai 350-
500 lux, namun penerapannya digunakan sejumlah 4 lampu. Hal ini akan
menyebabkan nilai lux melebihi 500 lux, namun tidak menjadi masalah karena
nilai lux tidak < 350 lux. Khusus untuk control room memiliki nilai lux yang
berbeda yaitu 300 lux. Tabel 4 akan menunjukkan nilai lux lampu yang dihasilkan
dalam setiap ruangan di kantor DPPU Kertajati.
(a) (b)
Gambar 15 (a) Jalur kabel electrical dan (b) kabel pada panel room DPPU
Kertajati
28
(a) (b)
Gambar 16 (a) lampu tube light dan (b) lampu bulb light
29
Tabel 5 Data fasilitas receptacle dan exit lamp kantor DPPU Kertajati
Desain Civil Desain Electrical
No Nama Ruangan Jumlah Posisi
Panjang Lebar Luas Jumlah
Stopkontak Exit
(m) (m) (m2) Stopkontak
AC Lamp
1 Entrance Hall 5 3,8 19 1 2 √
2 Prayer Room 5 3,8 19 2 2
3 Toilet (Lantai 1) 2,5 3,8 9,5 0 0
4 Shower Room 2,5 3,8 9,5 0 0
5 Panel Room 2,5 3,8 9,5 1 1
6 Pantry 2,5 3,8 9,5 1 0
Operator &
7 Lantai 5,25 5 26.3 3 2
Loker Room
1 Staff Room &
8 6,2 5 31 6 2
Cafetaria
Supervisor
9 Maintainance 3,7 5 18,5 1 1
Room
10 Janitor 1,2 5 6 0 0
11 Tangga 2,5 5 12,5 0 0 √
Lorong
12 Bangunan 20 0,8 16 0 0 √
(Untuk Jalan)
Lorong
13 Bangunan 20 0,8 16 0 0 √
(Untuk Jalan)
Supervisor
14 3,5 3,8 13,3 2 2
Room No.1
Supervisor
15 3,9 3,8 14.8 1 2
Room No.2
Lantai
16 Document Room 2,5 3,8 9,5 1 0
2
17 Toilet Wanita 2,5 3,8 9,5 0 0
18 Toilet Pria 2,5 5 12,5 0 0
19 Control Room 6,2 10 62 12 3 √
20 Meeting Room 6,2 5 31 4 2
21 Manager Room 6 5 30 2 1
Tabel 5 menunjukkan jumlah receptacle serta exit lamp dalam kantor DPPU
Kertajati. Penempatan receptacle elektronik biasanya diletakkan di pojok ruangan
bagian bawah dan tidak terekspos, sedangkan receptacle AC diposisikan pada
bagian atas tembok. Jumlah receptacle yang banyak pada control room hingga 12
buah memiliki fungsi sebagai tempat untuk elektronik yang digunakan untuk
30
kegiatan control. Document room tidak memiliki receptacle AC karena tidak ada
orang yang menjaga ruangan tersebut dan difungsikan untuk penempatan
dokumen saja. Berikut gambar 17 menunjukkan gambar model receptacle AC dan
elektronik yang digunakan pada kantor DPPU Kertajati
4.2.3 Integrated Civil Design dan Instrument Design Kantor DPPU Kertajati
Proses integrated design kantor DPPU Kertajati menggunakan instrument
design. Jenis instrument yang digunakan pada kantor DPPU Kertajati yaitu
manual call point (MCP), smoke detector (SD), heat detector (HD) dan sounder
beacon (SB). Manual call point (MCP) merupakan memecahkan kaca atau plastik
pelindung transparan yang terdapat pada tengah-tengah perangkat manual call
point tersebut. Setelah kaca atau plastik pelindung pecah, maka tombol tekan atau
saklar berupa microswitch dapat ditekan, sehingga sisrine atau alarm peringatan
tanda darurat kebakaran pun akan aktif berbunyi. Smoke detector (SD) merupakan
alat yang berfungsi untuk mendeteksi asap yang masuk kedalamnya. Heat
detector (HD) merupakan alat untuk mendeteksi panas dengan sistem kerja
apabila terjadi perubahan suhu di sekitar ruangan dan alat akan mendeteksi panas
pada ruangan yan melebihi suhu 500C. Perbedaan kedua alat tersebut antara lain
smoke detector bersifat lebih sensitif terhadap kejadian kebakaran karena saat
terjadi kebakaran asap akan cepat mengepul, sedangkan perubahan suhu pada
ruangan akan berjalan dengan lebih lambat. Sounder beacon (SB) merupakan alat
yang berfungsi memberikan sirine/alarm aktif apabila terjadi sebuah kejadian
kebakaran, terdapat 2 jenis alarm yaitu manual dan otomatis.
Pada integrated design yang menyatukan gambar civil design dan instrumental
design memiliki output berupa jalur kabel serta posisi penempatan MCP, SD, HD
dan SB dalam bangunan. Penempatan posisi tersebut berdasarkan luasan atau
radius area yang mampu dijangkau oleh alat serta fungsi ruangan pada kantor
DPPU Kertajati. Jalur kabel untuk alarm fire system dibuat berbeda jalur dengan
jalur electrical menggunakan trench system. Tabel 4 berisi jumlah alat fire alarm
system yang terdapat dalam kantor DPPU Kertajati.
31
(a) (b)
Gambar 18 (a) smoke detector dan (b) heat detector
(a) (b)
Gambar 19 (a) manual call point dan (b) sounder beacon
Lorong
13 Bangunan 20 0,8 16 √ 1
(Untuk Jalan)
Supervisor
14 3,5 3,8 13,3 √ 1
Room No.1
Supervisor
15 3,9 3,8 14,8 √ 1
Room No.2
Document
16 2,5 3,8 9,5 √ 1
Lantai 2 Room
17 Toilet Wanita 2,5 3,8 9,5 √ 1
18 Toilet Pria 2,5 5 12,5 √ 1
Berdasarkan tabel 6 yang menjelaskan tentang data jumlah fire alarm system di
kantor DPPU Kertajati terdapat 2 ruangan yang tidak memiliki fasilitas dari
instrument design yaitu prayer room dan janitor. Kedua ruangan tersebut tidak
dipasang fire alarm system karena memang tidak berpotensi menyebabkan
terjadinya kebakaran di kantor DPPU Kertajati. Heat detector hanya terdapat di
ruang panel room dan pantry karena ruangan tersebut lebih berpotensi
menimbulkan panas dibandingkan dengan menimbulkan asap. Pemasangan
manual call point (MCP) yang hanya terdapat pada enterance hall dan control
room karena kedua ruangan tersebut mempunyai peranan penting apabila terjadi
sebuah kejadian kebakaran baik dalam kantor atau diseluruh area DPPU Kertajati.
Control room berperan penting untuk mengontol seluruh kegiatan yang ada di
area DPPU Kertajati, sehingga perlu adanya manual call point. Ruangan di kantor
DPUU Kertajati hanya diberikan smoke detector agar apabila terjadi hal yang
berpotensi menyebabkan kebakaran melalui percikan dapat terdeteksi dengan
cepat dan mudah diatasi.
4.2.4 Integrated Civil Design dan Piping Design Kantor DPPU Kertajati
Pada kantor DPPU Kertajati piping design tidak berupa desain air bersih dan
air kotor atau pipa penyalur air hujan, namun berupa desain aliran piping untuk
menempatkan springkler dalam bangunan kantor DPPU Kertajati. Design pipa air
bersih dan kotor serta pipa penyalur air hujan terdapat pada civil design. Piping
design yang dibuat dalam menggunakan 3 ukuran pipa PVC yang beragam yaitu
4”, 3” dan 2”. Pipa ukuran 4” diletakkan pada balok beton utama, pipa ukuran 3”
diletakkan pada balok yang kurannya lebih kecil, sedangkan pipa 2” sebagai pipa
yang akan langsung berhubungan dengan springkler. Penentuan jumlah
pemasangan sprinkler pada kantor DPPU Kertajati dihitung berdasarkan
jangkauan area sprinkler.
Perhitungan tersebut menggunakan nilai jarak maksimum antar titik sprinkler
4.6 m. Jarak maksimum tersebut merupakan jarak maksimum untuk bahaya
kebaran ringan. Satu sprinkler mampu memiliki jangkauan sebesar 3.45 m 2.
Berdasarkan kemampuan jangkauan sprinkler dapat disesuaikan dengan jumlah
sprinkler yang akan digunakan dalam sebuah ruangan. Jumlah sprinkler tidak
harus mampu mencangkup seluruh area yang akan dipasang, namun harus mampu
mencangkup area yang dianggap penting saat terjadi sebuah kebakaran agar tidak
menimbulkan korban jiwa, seperti lorong kantor yang dijadikan sebagai jalur
evakuasi orang dalam gedung.
4.2.5 Integrated Civil Design dan Safety Facilites Kantor DPPU Kertajati
Integrated design civil dan safety facilities hanya berupa jalur evakuasi. Hasil
output dari integrated kedua bagian ini adalah adanya pintu keluar samping kanan
dan kiri bangunan kantor pada lantai 1 dan adanya tangga darurat pada lantai dua
yang terdapat pada sisi kiri bangunan kantor untuk sebagai jalan evakuasi dari
lantai 2. Hasil lainnya berupa keterangan jalur evakuasi yang bisa dijadikan
pedoman apabila terjadi sebuah bencana pada bangunan seperti gempa, kebakaran
atau bencana lainnya. Safety facilities sangat penting dalam sebuah design
perencanaan bangunan kantor. Hal ini menyangkut nyawa dan waktu
penyelamatan orang yang terdapat dalam gedung dari bencana. Tabel 9
menjelaskan tentang jalur evakuasi yang bisa ditempuh oleh orang apabila terjadi
sebuah bencana dalam gedung.
2 3
1
(a) (b)
Gambar 22 (a) Perubahan design pada toilet (lantai 1) dan (b) perubahan design
pada shower room.
(a) (b)
Gambar 23 (a) Perubahan design pada entrance hall dan (b) posisi balok yang
tidak sesuai design
38
Evaluasi yang dilakukan pada layout jalur kabel adalah perpindahan posisi
jalur kabel utama untuk stopkontak yang awalnya terdapat pada bagian depan
bangunan di pindahkan pada posisi bagian tengah bangunan (lorong untuk jalan)
menggunakan trey. Tujuan perpindahan jalur kabel utama yaitu agar mudah untuk
dilakukan mantainance terhadap kabel apabila ada kerusakan. Posisi kabel di
bagian depan kantor DPPU Kertajati akan mempersulit dalam kegiatan
maintenance serta perbaikan jika terjadi kerusakan. Selain itu, pemindahan posisi
kabel tersebut melihat masih adanya ruang untuk penempatan posisi kabel utama
di jalur tengah (lorong bangunan). Stopkontak yang terhubung dengan kabel ada 2
jenis yaitu stopkontak untuk kabel biasa dan stopkontak khusus AC.
Panel room
(a) (b)
Gambar 28 (a) Posisi kabel utama pada toilet lantai 1 dan (b) posisi kabel
pada shower room
Pada lantai 1 kesalahan design untuk lampu dan saklar terletak pada bagian
depan kantor DPPU Kertajati yang tidak digambarkan design layout yang terdapat
dalam gambar 24. Pada penerapannya terpasang 2 lampu dan satu saklar untuk
bagian depan kantor DPPU Kertajati. Instalasi kabel tersebut menunjukkan
pemasangan jenis lampu yang digunakan adalah tubelight. Permintaan jenis lampu
disesuaikan dengan permintaan dari pihak owner yaitu PT. Pertamina (Persero).
(a) (b)
Gambar 30 (a) Instalasi lampu depan gedung dan (b) saklar untuk lampu depan