Oleh:
NAMA : ALFIANSYAH RIADY
NIM : H1F114009
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
Alfiansyah Riady
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................ i
2.1 Maksud, Tujuan serta Ruang Tata Letak Pabrik serta Peta
iii
2.5 Konstruksi Tata Letak Awal Produksi Analisis CRAFT… 24
Chart ....................................................................................... 26
iv
c. Jumlah satuan ruang parkir ....................................... 45
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
fasilitas parkir tersebut tidak terlepas dari tata letak dan kapasitas
utama dalam dunia industri. Tujuan dari tata letak adalah untuk
barang atau jasa dari suatu industri. Perencanaan yang tepat dalam
1
investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah
kegiatan sehari-harinya.
parkir tidak terlepas dari pengaturan tata letak ruang parkir yang
efektif dan kapasitas ruang parkir serta pelayanan parkir yang baik
2
namun kendala yang sering dialami dalam penggunaan fasilitas
parkir tersebut adalah tempat parkir sering sekali penuh namun tidak
ruang parkir, dan tata letak kendaraan yang parkir sering sekali tidak
Banjarbaru.
3
a. Bagaimana akumulasi parkir dan perhitungan kapasitas parkir di
tersebut.
b. Membuat desain Tata Letak ruang parkir yang ideal dengan tujuan
Banjarbaru.
4
a. Memberikan solusi yang lebih mengefektifkan masalah parkir
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Maksud, Tujuan serta Ruang Tata Letak Pabrik serta Peta
system produksi baik barang maupun jasa. Desain tata letak harus
fleksibilitas.
6
dan sarana lainnya) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas
(Apple, tahun 1990: 2). Tata letak pabrik juga merupakan salah satu
Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan
1993:1).
pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. Selain itu, material handling
7
adanya hubungan yang selaras bagi setiap aspek. Berikut ini akan
dibuat
yang dibuat
8
20. Menentukan laju produksi pabrik
peta – peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk praktikum ( berbentuk
Pada dasarnya peta –peta kerja sekarang ini dibagi dalam dua
Dalam hal ini tentunya kita harus membedakan antara kegiatan kerja
terbatas. Masing – masing peta kerja yang akan dibahas berikut ini
9
kegiatan kerja keseluruhan,yaitu peta proses, peta aliran proses, peta
yaitu peta kerja dan mesin, peta tangan kiri dan tangan kanan.
Keenam peta peta kerja diatas merupakan peta yang paling banyak
digunakan dan akan dibahas secara lengkap dan dalam tulisan ini.
dari awal sampai akan menjadi prodak jadi utuh maupun sebagai
untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material yang
digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai. Jadi dalam
tentang penyimpangan.
berlangsung.
ada beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut ialah pertama-
10
pertama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “peta proses
operasi” peta proses operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti
nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan cara lama atau
untuk membuat produk tersebut atau sesuai proses yang terjadi. Dan
judul peta yang diikuti oleh identifikasi lainnya, untuk membuat suatu
11
dengan lambang dan nomor yang sesuia dengan yang digunakan
dalam peta aliran proses dan arah gerakan dinyatakan oleh anak
produk dan orang produksi. Routing sheet ini sering disebut juga
rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan (Apple, 1990). Lembar
12
b. Analisis Routing Sheet
Cara pengisian tabel urutan proses, yaitu untuk kolom (1), kolom
(2) dan, kolom (3) menggunakan data yang ada pada peta proses
operasi. Kolom (4) terlebih dahulu mengisi jumlah produk akhir yang
kolom (6) diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan pada awal
atau mesin dalam jangka waktu kerja yang tersedia. Kolom (9) adalah
13
c. MPPC (Multi Product Process Chart)
(backtracking) dan pola aliran yang tidak sesuai dengan urutan proses
Informasi yang dapat diperoleh dari MPPC ini adalah jumlah aktual
belakang koma dibagi dengan angka didepan koma jika lebih besar
dari 0,1 dan jika jumlah mesin teoritis lebih kecil dari satu maka
petunjuk teman kerja dalam suatu proses produksi dan terdapat pula
14
jumlah operator (Harahap,2006). Peta proses produksi ialah suatu
2000).
dianalisis dua hal yang memiliki pengaruh yang cukup nayta dalam
perancangan tata letak seperti: Aliran balik dimana hal ini ditunjukkan
15
2.3 Material Handling Planning Sheet (MHPS) dan Perhitungan Luas
Lantai Produksi
a. Pengertian MHPS
16
(fixed) digunakan suatu proses produksi,dan dapat digunakan untuk
dan tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau
17
dengan menggunakan walky pallet (20-50 kg). Alat angkut dengan
menggunakan lift truck (di atas 50 kg). Setelah ditentukan alat angkut
berjalan bersamaan. Oleh karena itu plant lay out yang dibuat haruslah
2010).
c. produksi / manufaktur
mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Istilah ini
Luas lantai gudang bahan baku ini terdiri dari model tumpukan dan
18
luas lantai yang dipakai sesuai dengan hasil perhitungan. Gambaran
material per satu periode yang akan disimpan. Demikian juga untuk
model rak, luas lantai yang dibutuhkan adalah lahan yang diperlukan
sesuai dengan tinggi dan lebar maksimum dari rak serta cara
e. Warehouse
informasi tersebut selalu up-to-date dan mudah diakses oleh siapa pun
yang berkepentingan.
19
tahap: sourcing, produksi, dan distribusi barang, dari penanganan
Letak Pabrik
20
perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan
adaptasi dari mileage chart yang umumnya dijumpai pada suatu peta
chart atau Travel Chart adalah suatu teknik konvensional yang umum
bahan dalam suatu proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk
(Wignjosoebroto, 2000).
ini yang digunakan dalam layout dan kerja tranfor perusahaan, hal ini
21
From to chart (FTC) merupakan salah satu teknik konvensional
from to chart akan menunjukan total dari berat beban yag harus
biaya dan biasanya diisi dengan biaya total dari material handling
From to chart juga dikenal sebagai travel chart atau cross chart,
pusat aktifitas dan total jarak material handling. Flow to chart dibagi
menjadi dua yatu from to chart inflow dan from to chart outflow. From
dilihat dari ongkos yang masuk ke suatu mesin. Berikut ini adalah
(Harahap, 2006).
22
From to chart outflow merupakan koefisien atas ongkos pada from
to chart dilihat dari ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut ini
From to chart atau peta dari ke- secara umum mempunyai beberapa
23
merencanakan hubungan antara sejumlah produk, bagian, item dan
Dimana:
24
b. Input CRAFT
satuan jarak (ongkos material handling per satuan jarak atau OMH
sebagai berikut:
utilisasi peralatan.
perpindahan.
kecil dari ongkos tata letak saat ini. CRAFT hanya dapat
lokasi departemen.
25
Perubahan antar departemen diharapkan dapat mengurangi biaya
pertukaran departemen untuk tata letak yang baru, dan ini dilakukan
Input yang diperlukan untuk algoritma CRAFT (Francis R., L., and
Chart
fasilitas.
ARC dapat dibagi dalam tiga kolom atau bagian. Kolom pertama
kelompok yaitu:
26
1. Production service (pelayanan produksi)
E, I, O, U dan X yaitu:
2. Hubungan produksi:
27
2. Memuddahkan pemimdahan barang
3. Hubungan kedekatan
5. Pentingnya berhubungan
1. Kemudahan pengawasan
3. Perpindahan personil
4. Aliran Informasi
2. Kotor
3. Bising
4. Asap
5. Debu
6. Bau
7. Getaran
ARC
28
Tetapkan semua kegiatan yang diperlukan baik kegiatan pada
diatas.
memudahkan analisis.
tersebut diberikan.
29
Pengisian kode tingkan hubungan dalam satu bagian kelompok
proses.
a. Corelap
paling sibuk pada tata letak atau yang memiliki tingkat keterkaitan
b. Pengertian AAD
30
Area Allocation Diagram (AAD) merupakan kelanjutan dari ARC
dari pembuatan AAD ini adalah Area Relation Diagram dan data luas
disesuaikan dengan luas lantai dan tata letakkan awal pada ARD
c. Pembuatan AAD
luas gudang bahan baku dan bahan pembantu serta luas gudang
(FTC) Biaya, FTC Inflow dan FTC Outflow, serta menyusun Skala
31
Prioritas Inflow dan Outflow yang akan digunakan untuk membuat
2.8 Template
besar skala yang kita inginkan dalam gambar yang kita buat
32
kecil. Ukuran yang biasanya digunakan dalam penggambaran
ukuran jarak antara satu tempat dengan tempat lain, ukuran luas
berarti hanya bisa dilihat dari arah atas saja, sehingga semua benda
Ada beberapa bentuk pola aliran yang terdapat pada tata letak
33
3. Bentuk huruf “U” , digunakan bila produk yang dibuat mulai dari
bahan baku hingga barang jadi dalam satu ruangan dengan pintu
memungkinkan.
Apabila luas tanah yang ada atau tersedia dibatasi atau terbatas
34
loading dari container ke receiving dan dari shipping ke container.
Template jenis ini adalah sebagai solusi jika luas tanah yang
Merupakan suatu gambaran yang lebih jelas dari tata letak pabrik
yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang
telah dibuat. Informasi yang dapat dilihat pada template antara lain
adalah:
Jika luas tanah yang tersedia dibatasi atau terbatas, maka sebagai
perkantoran.
tersedia
35
· Untuk template dengan dua lantai atau lebih
Raharjo, 2011).
36
SRP2 = F(D, Ls, Lm) ........................................... (2.2)
Keterangan:
pada suatu tempat pada waktu tertentu dan dapat dibagai sesuai
menjadi:
Keterangan:
37
Ex= kendaraan yang keluar lokasi parkir
Keterangan:
Darat: 1996)
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun alat dan bahan pada penelitian ini yang digunakan oleh
a. Alat penelitian
1) Laptop
2) Microsoft word
3) Microsoft exel
4) Paint
5) Meteran
6) Mouse
7) Kertas
8) Ballpoint
b. Bahan penelitian
39
2) Kebutuhan ruang parkir yang kurang pada saat ada acara .
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari
1. Observasi
2. Survei
40
BAB IV
Contoh:
maka diperoleh:
Akumulasi = X + Ei – Ex
Keterangan:
41
akumulasi kendaraan sepeda motor yang parkir, khususnya
yang dilakukan.
kendaraan parkir
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
<08.00 08.00 - 08.30 08.30 - 09.00 09.00 - 09.30 09.30 - 10.00
Masuk 175 90 88 94
Keluar 17 20 15 50
Akumulasi 50 208 278 351 395
(Gambar 4.1)
42
kendaraan parkir
400
350
300
250
200
150
100
50
0
<10.00 10.00 - 10.30 10.30 - 11.00 11.00 - 11.30 11.30 - 12.00
Masuk 47 86 25 20
Keluar 30 42 20 40
Akumulasi 289 306 350 355 335
(Gambar 4.2)
kendaraan parkir
400
350
300
250
200
150
100
50
0
<12.00 12.00 - 12.30 12.30 - 13.00 13.00 - 13.30 13.30 - 14.00
Masuk 20 60 40 17
Keluar 45 15 23 28
Akumulasi 320 295 340 357 346
(Gambar 4.3)
43
Observasi pada hari kamis tanggal 05 Oktober 2017
kendaraan parkir
400
350
300
250
200
150
100
50
0
<14.00 14.00 - 14.30 14.30 - 15.00 15.00 - 15.30 15.30 - 16.00
Masuk 50 25 35 48
Keluar 20 54 50 74
Akumulasi 350 370 341 326 300
(Gambar 4.4)
44
Perhubungan) tiap jenis kendaraan. Satuan ruang parkir untuk
Contoh perhitungan :
1440
Jumlah SRP standar = 0,7x 2,00
= 1028 SRP
d. Perencanaan parkir
persamaan (2.5).
Contoh :
KRP = Vp x SRP
= 395 x 2,00
= 553
45
SRP untuk sepeda motor 1,00m x 2,00m (L x P) = 2 m2
Ruang
parkir SRP
jam Vp KRP (m2)
yang (m2)
tersedia
2) Pola parkir
46
3) Kapasitas lahan parkir
sebesar 1440m2.
kendaraan.
47
bagian ruang parkir. Solusi yang dapat diambil adalah. Sirkulasi
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Akumulasi parkir
yang ada saat ini masih kurang efektif khususnya pada akses
49
parkiran, sehingga parkiran di Fakultas Teknik Banjarbaru terlihat
5.2 Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
https://www.google.co.id/search?q=jurnal+tata+letak+parkir&aqs=chr
ome.2.69i57j33l3.14469j0j4&client=tablet-android-
samsung&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
Heizer. J., and Render. B., (2009), Operation Management 9th ed., New
Jersey, Pearson.
51
Monks, Joseph G., (1987), Operations Management, Singapore, McGraw-
Hill.
http://satlantaspolrestabessemarang.blogspot.com/2013/05/pengertia
Yogyakarta.
Sholihah Q., Khairiyati L., dan Setyaningrum R., (2008), “Pajanan Debu
Hal 1-8
52
Sholihah Q., Setyaningrum R., dan Saputra MTH., (2016), “Pengendalian
Sholihah Q., (2016), “kadar debu ambien pada jalur yang dilalui dan tidak
Sholihah Q., Kalistra NB., dan Hidayah N., (2015), “perbedaan kapasitas
fungsi paru pekerja tambang batubara antar shift siang dan malam”.
53