Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hendra Fernando Togatorop

NIM : 411211016
Mata Kuliah : Pancasila

1. Prinsip-prinsip pemikiran implementatif dalam mengaktualisasikan sila Kemanusiaan


yang Adil dan Beradab adalah
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

2. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam pembangunan
bidang ekonomi adalah tidak adanya diskriminasi bagi setiap warga negara berarti
mengakui bahwa dibalik setiap perbedaan warga negara ada sebuah kesamaan, yaitu
sebagai manusia yang sama-sama memiliki hak dan kewajiban setara yang diakui
undang-undang dan dilandasi nilai-nilai kemanusiaan universal. Inilah dimensi
humanistik dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan kesamaan peluang dan akses
(equal opportunity) bagi setiap warga negara dalam berekonomi dan menikmati
pembangunan ekonomi. Dalam Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan dari
negara Indonesia adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial
sebagai sila pamungkas Pancasila disini seyogianya juga menjadi tujuan dari pelaksanaan
ekonomi di Indonesia.

3. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam pembangunan
sosial budaya adalah dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya
hendaknya didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai antiklimaks proses reformasi dewasa ini
sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat sehingga tidak
mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak
yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah
politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini
kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu
nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat
humanistik, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam pembangunan
bidang Hankam adalah sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk hidup
bernegara sesuai dengan dasar-dasar negara kita. Perilaku-perilaku yang menyimpang
seperti adanya sikap premanisme yang brutal seperti yang kita lihat dalam kejadian
“Kasus sidang Blowfish di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan
bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang
pendidikan formal ataupun pendidikan berwarganegara di dalam lingkungan
masyarakat. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terwujud salah satunya
dengan adanya sistem pertahanan dan keamanan negara.

5. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam pembangunan
bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) adalah Apabila masing-masing unsur
dalam alam semesta ini telah menunaikan fungsinya secara tepat dan benar, maka akan
terjadi ketertiban, keteraturan, ketenteraman dan kedamaian. Yang terasa adalah
adanya kenikmatan dalam tata hubungan. Demikianlah, apabila antara individu,
masyarakat, negara-bangsa dan dunia dapat menempatkan diri secara tepat dan benar
dalam tata hubungan sesuai dengan  potensi alami yang dibawanya, maka akan tercipta
harmoni atau keselarasan. Kekuatan yang menjadi modal dari setiap unsur bukan saling
beradu untuk mencari menangnya sendiri, tetapi berpadu menjadi kekuatan yang
sinerjik dan yang akan terasa adalah kenikmatan dalam kehidupan. Keserakahan tidak
terjadi, pemerasan antar unsur tidak ada, dengan demikian keadilan dan kesejahteraan
akan terwujud. Perlu dicatat bahwa konsep harmoni bukan suatu konsep yang statis,
beku, tetapi merupakan konsep yang dinamis.

Anda mungkin juga menyukai