4. Undang-Undang . . .
-2-
10. Peraturan . . .
-3-
16. Peraturan . . .
-4-
22. Peraturan . . .
-5-
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Jawa Timur menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Dewan . . .
-6-
Pasal 2
(1) APBD Tahun Anggaran 2022 terdiri atas:
a. pendapatan daerah;
b. belanja daerah; dan
c. pembiayaan daerah.
(2) APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah
Rp29.454.858.347.811,00 (dua puluh sembilan triliun
empat ratus lima puluh empat miliar delapan ratus lima
puluh delapan juta tiga ratus empat puluh tujuh ribu
delapan ratus sebelas rupiah).
Pasal 3
Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar
Rp27.642.174.891.811,00 (dua puluh tujuh triliun enam
ratus empat puluh dua miliar seratus tujuh puluh empat juta
delapan ratus sembilan puluh satu ribu delapan ratus
sebelas rupiah), yang bersumber dari:
a. pendapatan asli daerah;
b. pendapatan transfer; dan
c. lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pasal 4
(1) Pendapatan asli daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf a direncanakan sebesar
Rp17.239.885.634.209,00 (tujuh belas triliun dua ratus
tiga puluh sembilan miliar delapan ratus delapan puluh
lima juta enam ratus tiga puluh empat ribu dua ratus
sembilan rupiah), yang terdiri atas:
a. pajak . . .
-7-
a. pajak daerah;
b. retribusi daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
dan
d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
(2) Pajak daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a direncanakan sebesar
Rp14.236.045.643.080,00 (empat belas triliun dua ratus
tiga puluh enam miliar empat puluh lima juta enam
ratus empat puluh tiga ribu delapan puluh rupiah).
(3) Retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b direncanakan sebesar Rp101.388.665.700,00
(seratus satu miliar tiga ratus delapan puluh delapan
juta enam ratus enam puluh lima ribu tujuh ratus
rupiah).
(4) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
direncanakan sebesar Rp443.834.479.270,00 (empat
ratus empat puluh tiga miliar delapan ratus tiga puluh
empat juta empat ratus tujuh puluh sembilan ribu dua
ratus tujuh puluh rupiah).
(5) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar
Rp2.458.616.846.159,00 (dua triliun empat ratus lima
puluh delapan miliar enam ratus enam belas juta
delapan ratus empat puluh enam ribu seratus lima
puluh sembilan rupiah).
Pasal 5
(1) Pendapatan transfer sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf b direncanakan sebesar
Rp10.385.484.651.000,00 (sepuluh triliun tiga ratus
delapan puluh lima miliar empat ratus delapan puluh
empat juta enam ratus lima puluh satu ribu rupiah),
yang terdiri atas:
a. pendapatan . . .
-8-
Pasal 6
(1) Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf c direncanakan sebesar
Rp16.804.606.602,00 (enam belas miliar delapan ratus
empat juta enam ratus enam ribu enam ratus dua
rupiah) yang terdiri atas:
a. pendapatan hibah;
b. dana darurat; dan
c. lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pendapatan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a direncanakan sebesar Rp16.804.606.602,00
Rp16.804.606.602,00 (enam belas miliar delapan ratus
empat juta enam ratus enam ribu enam ratus dua
rupiah).
(3) Dana darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b direncanakan sebesar Rp0,00 (nol rupiah).
(4) Lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp0,00 (nol
rupiah).
Pasal 7 . . .
-9-
Pasal 7
Anggaran belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf b direncanakan sebesar
Rp29.454.858.347.811,00 (dua puluh sembilan triliun empat
ratus lima puluh empat miliar delapan ratus lima puluh
delapan juta tiga ratus empat puluh tujuh ribu delapan ratus
sebelas rupiah), yang terdiri atas:
a. belanja operasi;
b. belanja modal;
c. belanja tidak terduga; dan
d. belanja transfer.
Pasal 8
(1) Anggaran belanja operasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf a direncanakan sebesar
Rp21.040.333.757.063,00 (dua puluh satu triliun empat
puluh miliar tiga ratus tiga puluh tiga juta tujuh ratus
lima puluh tujuh ribu enam puluh tiga rupiah), yang
terdiri atas:
a. belanja pegawai;
b. belanja barang dan jasa;
c. belanja bunga;
d. belanja subsidi;
e. belanja hibah; dan
f. belanja bantuan sosial.
(2) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a direncanakan sebesar Rp8.477.651.198.822,00
(delapan triliun empat ratus tujuh puluh tujuh miliar
enam ratus lima puluh satu juta seratus sembilan puluh
delapan ribu delapan ratus dua puluh dua rupiah).
(3) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar
Rp7.097.094.224.979,00 (tujuh triliun sembilan puluh
tujuh miliar sembilan puluh empat juta dua ratus dua
puluh empat ribu sembilan ratus tujuh puluh sembilan
rupiah).
(4) Belanja . . .
- 10 -
Pasal 9
(1) Anggaran belanja modal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf b direncanakan sebesar
Rp2.308.731.733.998,00 (dua triliun tiga ratus delapan
miliar tujuh ratus tiga puluh satu juta tujuh ratus tiga
puluh tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh delapan
rupiah), yang terdiri atas:
a. belanja modal tanah;
b. belanja modal peralatan dan mesin;
c. belanja modal gedung dan bangunan;
d. belanja modal jalan, jaringan, dan irigasi;
e. belanja modal aset tetap lainnya; dan
f. belanja modal aset lainnya.
(2) Belanja modal tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a direncanakan sebesar
Rp11.458.867.963,00 (sebelas miliar empat ratus lima
puluh delapan juta delapan ratus enam puluh tujuh
ribu sembilan ratus enam puluh tiga rupiah).
(3) Belanja . . .
- 11 -
Pasal 10
Anggaran belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf c direncanakan sebesar
Rp954.222.873.210,00 (Sembilan ratus lima puluh empat
milyar dua ratus dua puluh dua juta delapan ratus tujuh
puluh tiga ribu dua ratus sepuluh rupiah), yang terdiri atas
belanja tidak terduga.
Pasal 11 . . .
- 12 -
Pasal 11
(1) Anggaran belanja transfer sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf d direncanakan sebesar
Rp5.151.569.983.540,00 (lima triliun seratus lima puluh
satu miliar lima ratus enam puluh sembilan juta
sembilan ratus delapan puluh tiga ribu lima ratus empat
puluh rupiah), yang terdiri atas:
a. belanja bagi hasil; dan
b. belanja bantuan keuangan.
(2) Belanja bagi hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a direncanakan sebesar Rp4.546.353.838.540,00
(empat triliun lima ratus empat puluh enam miliar tiga
ratus lima puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh
delapan ribu lima ratus empat puluh rupiah).
(3) Belanja bantuan keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar
Rp605.216.145.000,00 (enam ratus lima miliar dua
ratus enam belas juta seratus empat puluh lima ribu
rupiah).
Pasal 12
Anggaran pembiayaan daerah Pasal 2 ayat (1) huruf c
direncanakan sebesar Rp1.812.683.456.000,00 (satu triliun
delapan ratus dua belas miliar enam ratus delapan puluh
tiga juta empat ratus lima puluh enam ribu rupiah), yang
terdiri atas:
a. penerimaan pembiayaan; dan
b. pengeluaran pembiayaan.
Pasal 13
(1) Anggaran penerimaan pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf a direncanakan sebesar
Rp1.831.065.923.000,00 (satu triliun delapan ratus tiga
puluh satu miliar enam puluh lima juta sembilan ratus
dua puluh tiga ribu rupiah), yang terdiri atas:
a. sisa . . .
- 13 -
Pasal 14 . . .
- 14 -
Pasal 14
(1) Anggaran pengeluaran pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf b direncanakan sebesar
Rp18.382.467.000,00 (delapan belas miliar tiga ratus
delapan puluh dua juta empat ratus enam puluh tujuh
ribu rupiah), yang terdiri atas:
a. pembentukan dana cadangan;
b. penyertaan modal daerah;
c. pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo;
d. pemberian pinjaman daerah; dan
e. pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp0,00 (nol
rupiah).
(3) Penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp0,00 (nol
rupiah).
(4) Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
direncanakan sebesar Rp18.382.467.000,00 (delapan
belas miliar tiga ratus delapan puluh dua juta empat
ratus enam puluh tujuh ribu rupiah).
(5) Pemberian pinjaman daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp0,00 (nol
rupiah).
(6) Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar
Rp0,00 (nol rupiah).
Pasal 15 . . .
- 15 -
Pasal 15
(1) Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan
belanja daerah mengakibatkan terjadinya defisit sebesar
Rp1.812.683.456.000,00 (satu triliun delapan ratus dua
belas miliar enam ratus delapan puluh tiga juta empat
ratus lima puluh enam ribu rupiah).
(2) Pembiayaan neto yang merupakan selisih penerimaan
pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan
direncanakan sebesar Rp1.812.683.456.000,00 (satu
triliun delapan ratus dua belas miliar enam ratus
delapan puluh tiga juta empat ratus lima puluh enam
ribu rupiah).
Pasal 16
(1) Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak,
Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang
belum tersedia anggarannya dan/atau pengeluaran
melebihi pagu yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
ini dengan menetapkan Peraturan Gubernur.
(2) Pengeluaran yang belum tersedia anggarannya
dan/atau pengeluaran melebihi pagu yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selanjutnya dimasukan dalam
perubahan APBD Tahun Anggaran 2022.
(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. bencana alam, bencana nonalam, bencana sosial
dan/atau kejadian luar biasa;
b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan;
dan/atau
c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat
mengganggu kegiatan pelayanan publik.
(4) Keperluan . . .
- 16 -
Pasal 17
Uraian lebih lanjut APBD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini terdiri dari:
a. Lampiran I Ringkasan APBD yang Diklasifikasi
Menurut Kelompok dan Jenis
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan;
b. Lampiran II Ringkasan APBD yang Diklasifikasi
Menurut Urusan Pemerintahan Daerah
dan Organisasi;
c. Lampiran III Rincian APBD Menurut Urusan
Pemerintahan Daerah, Organisasi,
Program, Kegiatan, Sub Kegiatan
Kelompok, Jenis Pendapatan, Belanja,
dan Pembiayaan;
d. Lampiran IV Rekapitulasi Belanja Menurut Urusan
Pemerintahan Daerah, Organisasi,
Program, Kegiatan Beserta Hasil dan
Sub Kegiatan Beserta Keluaran;
e. Lampiran V . . .
- 17 -
Pasal 18
Pasal 19 . . .
- 18 -
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 31 Desember 2021
ttd.
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 31 Desember 2021
ttd.