Anda di halaman 1dari 5

SUSTAINABLE CONSUMPTION AND PRODUCTION

(KONSUMSI DAN PRODUKSI BERKELANJUTAN)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Hijau

DISUSUN OLEH:

1. Authamalia Kharisma P (21251418) 6. Dewangga Bayu (21251467)

2. Nabila Ainun Syifa (21251419) 7. Fiqa Dwiwardhina (21251469)


3. Fatkhu Alfi Khasanah (21251420) 8. Kornelis Nai Kau (21251578)
4. Arini Muzayanah (21251446) 9. Alfathan Arigiyo (21251434)
5. Yurismi A Batawi (21251447) 10 Fathira Ayuni (21251431)

DOSEN PEMBIMBING:

Jumiati,

KELAS ALIH JALUR

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cepatnya pertumbuhan ekonomi ditiga dekade terakhir abad 20 telah mendorong
konsumsi dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Dampak yang kini dirasakan
adalah kerusakan lingkungan, seperti meningkatnya gas rumah kaca, menipisnya lapisan
ozon di atmosfer, sumber daya tanah dan air yang tercemar serta rusaknya ekosistem. Hal-hal
tersebut menyadarkan kita maupun pemerintah untuk menjaga keseimbangan alam dengan
berproduksi dan berkonsumsi yang sehat. Di tingkat global, banyak negara dan perusahaan
besar di dunia mulai peduli pada konsep keberlanjutan/sustainability (Peattie & Crane, 2005).
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mempertaruhkan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan yang bila dilakukan
haruslah berbanding dengan pengelolaan sumber daya alam untuk menghindari kerusakan
pada alam. Sustainable Development sebagai salah satu agenda yang ingin dicapai banyak
Negara di dunia termasuk Indonesia dilihat dari aspek konsumsi di level paling bawah, yaitu
menyangkut individu sebagai pelaku langsung. Upaya dalam merubah pola perilaku
konsumsi yang mengarah pada tercapainya sustainable development dengan melalui
Sustainable Consumption and Production (Ekasari A, 2017).
Tujuan pembangunan berkelanjutan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang akan berkelanjutan hingga generasi
mendatang.Salah satu perilaku peduli lingkungan yang diharapkan dapat meminimalisir
pencemaran tanah dan merupakan bagian dari sustainable consumption adalah menggunakan
tas belanja yang dapat dipakai kembali (reusable bag) yang bukan berupa tas plastik.

1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Hijau
serta untuk memahami tentang pembangunan berkelanjutan dengan asas Sustainable
Consumption and Production, perkembangan pembangunan berkelanjutan dengan
Sustainable Consumption and Production secara global serta penerapannya di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sustainable Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan)


Berdasarkan United Nations Commission on Sustainable Development/UNCSD
(1994), definisi dari sustainable cunsumption and production (produksi dan konsumsi
berkelanjutan) adalah penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
menjadikan kualitas hidup yang lebih baik, dengan meminimisasi penggunaan sumber daya
alam, bahan beracun, serta emisi dari buangan dan pencemar dalam siklus hidupnya
sehingga tidak membahayakan kebutuhan generasi yang akan datang. Produksi dan
konsumsi yang berkelanjutan telah menjadi isu utama dalam Konferensi PBB mengenai
Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro pada tahun 1992, dan sejak itu masyarakat
internasional diamanatkan untuk memperbaiki kondisi hidup secara global serta mendorong
dan mempromosikan program Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan (SCP) dalam
menukung inisiatif regional dan nasional menuju perubahan ke arah produksi dan konsumsi
yang berkelanjutan (SCP).
Oleh sebab itu, diperlukan juga peran pemerintah serta pembuat kebijakan di semua
tingkat yang memiliki peran penting dalam menciptakan peraturan hukum, fiskal, serta
lingkungan budaya dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Perlunya kebijakan
yang mendorong konsumsi berkelanjutan telah diakui sebagai prioritas, baik di tingkat
internasional, European Union, maupun komunitas bisnis. SCP adalah metode transformasi
sistemik yang mengambil pendekatan komprehensif. Ini diatur pada tida tujuan dasar, yatu:
1. Degradasi lingkungan harus dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan
keuntungan kesejahteraan bersih dari kegiatan ekonomi dengan menurunkan
penggunaan sumber daya, degradasi, dan polusi di seluruh siklus hidup sambil
meningkatkan kualitas hidup.
2. Menggunakan pendekatan siklus hidup. Meningkatkan keberlanjutan sumber daya dan
efisiensi sumber daya baik dalam fase produksi dan konsumsi dari siklus hidup, yang
meliputi ekstraksi sumber daya, produksi input antara, distribusi, pemasaran,
penggunaan, pembuangan limbah, dan penggunaan kembali produk dan layanan.
3. Mengidentifikasi dan mengukur peluang bagi negara-negara berkembang, serta
"melompati". SCP memberikan potensi bagi negara berkembang, seperti pembentukan
pasar baru, produksi pekerjaan yang ramah lingkungan dan layak, dan pengelolaan
sumber daya alam yang lebih efisien dan menghasilkan kesejahteraan.

2.2 Perkembangan Sustainable Consumption and Production (SCP) Global


Sustainable Consumption and Production (SCP) atau konsumsi dan produksi
berkelanjutan pada dasarnya adalah upaya perwujudan kegiatan konsumsi dan produksi yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan oleh semua pemangku kepentingan secara global,
dengan perubahan secara terpadu dan sistematis dari pola sebelumnya yang tidak ramah
lingkungan dan tidak berkelanjutan. SCP merupakan salah satu sub-tema aksi menuju
perwujudan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang telah
dicanangkan sejak Deklarasi Rio tahun 1992. Dalam Konferensi Rio+20 tersebut, penerapan
SCP dikaitkan dengan upaya pengentasan kemiskinan dan green economy. Rio+20
menyepakati pentingnya peningkatan penerapan SCP yang menjangkau para pemangku
kepentingan secara universal dengan pertimbangan bahwa penerapan SCP berada pada
mesin utama sistem ekonomi, yaitu kegiatan produksi dan konsumsi.
Governing Council UNEP pada bulan Februari 2013 telah membuat keputusan bahwa
UNEP secara resmi melaksanakan peran sebagai Sekretariat 10Y FP SCP secara
internasional. UNEP berkoordinasi dengan National Focal Point SCP di masing-masing
negara untuk bekerjasama mengembangkan dan memfasilitasi penerapan 10Y FP SCP di
tingkat internasional dan nasional. Pada bulan September 2015 dalam Sidang Umum PBB
negara-negara telah menyepakati untuk menetapkan 17 agenda global pengganti Millenium
Development Goals yang berakhir tahun 2015. 17 Agenda Global 2030 itu disebut
Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan ke-12
dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung
Jawab. Dengan disepakatinya TPB dalam sidang PBB maka semua negara menyepakati
untuk mencapai 8 sasaran dan 3 means of implementations terkait dengan konsumsi dan
produksi yang bertanggung jawab. Dalam Multilateral Environmental Agreements (MEAs)
yang telah diratifikasi oleh Indonesia, perubahan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
dianggap berperan penting dalam tercapainya tujuan perjanjian tersebut.

2.3 Penerapan Sustainable Consumption and Production (SCP) di Indonesia.


Indonesia sudah meganut pembangunan berkelanjutan, antara lain misi
pembangunannya diperuntukan jangka panjang, pengarusutamaan di dalam pembangunan
jangka menengah, dan berbagai kegiatan dilakukan secara parsial/ terpisah-pisah.
Pembangunan berkelanjutan di Indonesia harus sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan
perlunya pemenuhan kesejahteraan dengan produksi-konsumsi dan pertumbuhan ekonomi
untuk pemenuhan kebutuhan. Telah sejalan dengan kebijakan pemerintah di berbagai
negara, yaitu : Negara-negara yang sudah menerapkan berbagai kontrol kualitas lingkungan,
menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati, aset kehidupan saat ini dan masa depan
Bentuk: a. Pengendalian limbah pencemar b. Pengendalian perubahan iklim: mitigasi dan
adaptasi c. Pemanfaatan teknologi: efisien sumberdaya dan minimum limbah d. Pola hidup
lebih ramah lingkungan
Indonesia telah melakukan mainstreaming pembangunan berkelanjutan ke dalam
perencanaan pembangunan : 1.Pembangunan berkelanjutan telah ada dalam Misi RPJPN
2005- 2025 yaitu Indonesia Asri dan Lestari, 2. Mainstreaming MDG sudah dilakukan
dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2005-2009, 3. Dalam RPJMN 2010-2014: a.
Pembangunan berkelanjutan telah menjadi program mainstreaming prinsip berkelanjutan
harus telah dianut dalam setiap program, b. Perubahan iklim telah menjadi program lintas
bidang setiap bidang/sektor terkait, memiliki kegiatan yang terkait dengan perubahan iklim
(ini merupakan cikal bakal RAN GRK).
BAB III
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai