Detection of Tetracycline Residue On Tilapia Meat in Kota Yogyakarta Using High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Detection of Tetracycline Residue On Tilapia Meat in Kota Yogyakarta Using High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Deteksi Kejadian Residu Tetrasiklin pada Daging Ikan Nila di Kota Yogyakarta dengan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Naskah diterima: 31 Maret 2018, direvisi: 21 Januari 2018, disetujui: 30 November 2019
Abstract
Food products of animal origin which are free from biological and chemical contamination are an absolute
requirement of food safety. Antibiotics residues in the food of animal origin is one of the chemical contaminants
in food are harmful/hazardous to human health. Tetracycline is an antibiotic that is often used in the fishing
industry. The study aims to detect the occurrence of tetracycline residues in tilapia sold in traditional markets in
Kota Yogyakarta. The research was conducted with detection test (detect disease). The study used 61 samples
of tilapia fish from 16 traditional markets in Kota Yogyakarta. Tilapia meat samples are prepared according to
the Association of Official Analytical Chemistry (AOAC). The existence of tetracycline residues in meat can be
detected by high performance liquid chromatography (HPLC). Residue analysis in fish meat was conducted at the
Department of Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine of Gadjah Mada University using HPLC Shimadzu
version 6.1. The results showed that 24 samples of tilapia meat marketed in Kota Yogyakarta was positively
contained tetracycline antibiotic residues. A total of 19 samples contained residues above maximum residue
limits (MRL). The conclusion of the study is 31% of tilapia marketed in Kota Yogyakarta contains tetracycline
residues above MRL. Surveillance of residues in food of animal origin and further research in terms of reducing
antibiotic residue in tilapia meat is highly recommended to improve the quality and safety of food of animal
origin.
Key words: HPLC; meat; residue; tetracycline; tilapia
Abstrak
Produk pangan asal hewan yang bebas dari cemaran biologi dan kimia merupakan syarat mutlak keamanan
pangan asal hewan. Keberadaan residu antibiotik dalam pangan asal hewan merupakan salah satu cemaran kimia
yang membahayakan kesehatan manusia. Tetrasiklin adalah antibiotik yang sering digunakan pada industri
perikanan. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi kejadian residu tetrasiklin pada ikan nila yang dipasarkan di
pasar tradisional Kota Yogyakarta. Penelitian menggunakan 61 sampel ikan nila dari 16 pasar tradisional di Kota
Yogyakarta. Sampel daging ikan nila dipreparasi berdasarkan standar Association of Official Analytical Chemistry
(AOAC). Keberadaan residu tetrasiklin dalam daging ikan nila dapat diperiksa dengan alat kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT). Analisis residu pada daging ikan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dengan menggunakan KCKT Shimadzu versi 6.1. Hasil analisis
menunjukkan bahwa 24 sampel daging ikan nila yang dipasarkan di Kota Yogyakarta terdeteksi mengandung
185
Wari Pawestri, et . al.
residu antibiotik tetrasiklin. Sebanyak 19 sampel mengandung residu di atas batas maksimum residu (BMR).
Kesimpulan dari penelitian bahwa 31% ikan nila yang dipasarkan di Kota Yogyakarta positif mengandung residu
antibiotik tetrasiklin di atas BMR. Pengawasan residu dalam pangan asal hewan dan penelitian lanjutan terkait
upaya pengurangan residu pada daging ikan nila sangat disarankan untuk meningkatkan mutu dan keamanan
pangan asal hewan.
Kata kunci: daging; KCKT; nila; residu; tetrasiklin
186
Deteksi Kejadian Residu Tetrasiklin pada Daging Ikan Nila di Kota Yogyakarta .....
Batas maksimum residu tetrasiklin yang dite acetonitrile (HPLC grade, Macron), Oxalic acid,
tapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (2000) crystal (HOCOCOOH.2H2O) (J.T. Baker), di-Sodium
untuk daging adalah 0,1 mg/kg. Menurut Orlando dan hydrogen phosphate (Na2HPO4) (Merck, Germany),
Samionato (2013) batas maksimum residu (BMR) Citric acid monohydrate (Merck, Germany), Titriplex
tetrasiklin pada daging ikan adalah 2 mg/kg. Codex III (Na2EDTA) (ethylenedinitrilo-tetraacetic acid,
Alimentarius Comission (2017) menentukan BMR Merck, Germany), dan aquabidestilata sterile
untuk golongan tetrasiklin sebesar 200 µg/kg pada proinjection (PT. Ikapharmindo Putramas, Jakarta,
daging ikan. Indonesia).
Keberadaan residu obat hewan terutama Alat yang digunakan untuk menganalisis re
anti
biotik pada produk pangan asal hewan telah sidu antibiotik tetrasiklin adalah seperangkat alat
banyak dilaporkan. Penelitian yang dilakukan oleh kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) di Labo
Nurhasnawati dkk. (2016) menyatakan bahwa sampel ratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan,
ikan air tawar di Pasar Segiri, Samarinda, Kalimantan Universitas Gadjah Mada merek Shimadzu 6.1 dengan
Timur mengandung residu tetrasiklin. Barani dan system control SCL-10A VP, detector UV-Vis SPD
Fallah (2015) melakukan penelitian terhadap ikan trout 10-AV VP, pompa LC-10AD VP, degasser DGU-14A,
di Iran dan terdeteksi 86 dari 138 sampel mengandung oven CTO-10AC VP dan kolom C18 Clipeus, syringe
residu tetrasiklin. 25F-LC, sumber energi (power supply), wadah fase
Berkaitan dengan hal tersebut, pengawasan residu gerak, dan komputer. Alat penunjang yang digunakan
terhadap pangan asal hewan sangat penting sebagai adalah ultrasonic bath (Elma), labu ukur (Pyrex),
upaya menghasilkan pangan yang aman dikonsumsi timbangan digital (Ohaus), spatula, gelas ukur, gelas
masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan bekker, labu erlenmeyer (Pyrex), vortex mixer (Maxi
adalah dengan mendeteksi kejadian residu dalam Mix II), sentrifuse (PLC series), pisau, talenan, kertas
produk perikanan, terutama dari kegiatan budi daya perkamen, kertas saring, rak tabung, batang pengaduk,
(akuakultur). Keberadaan residu antibiotik golongan sendok tanduk, tabung konikel atau tabung sentrifus,
tetrasiklin dalam bahan pangan perlu dideteksi secara timer, dan plastik silk. Pengambilan sampel lapangan
akurat, efektif, dan efisien. Kromatografi cair kinerja menggunakan kantong plastik, label, alat tulis, selotip,
tinggi merupakan teknologi pemisahan senyawa yang dan lembar kuesioner.
memiliki kecepatan, kepekaan, dan ketelitian tinggi Besar sampel minimal ikan nila dalam penelitian
(Rohman, 2009). dihitung dengan menggunakan rumus detect disease n
Penelitian bertujuan untuk mendeteksi kejadian = [1 - (1-a)1/D)] [N - (D-1)/2] dengan asumsi prevalensi
residu tetrasiklin pada ikan nila yang dipasarkan di residu tetrasiklin sebesar 30% (Olatoye dan Afisu,
Kota Yogyakarta. Hasil penelitian yang diperoleh 2013) dan tingkat kepercayaan 95%. Jumlah sampel
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan ikan nila yang diambil (n) minimal delapan (8) ekor.
kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah Unit terkecil dalam penelitian adalah penjual ikan dan
keamanan pangan serta meningkatkan mutu dan status sampel ikan sejumlah satu (1) ekor dari setiap penjual
keamanan pangan asal hewan. dipilih secara random. Penelitian menggunakan 61
sampel ikan nila dari 61 penjual di 16 pasar tradisional
Materi dan Metode di Kota Yogyakarta.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farma Sampel daging ikan nila dipreparasi sebelum
kologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas dianalisis dengan alat kromatografi cair kinerja tinggi
Gadjah Mada pada bulan Januari sampai dengan bulan (KCKT). Preparasi jaringan yang dilakukan berdasar-
Februari 2018. Penelitian lapangan dilakukan dengan kan standar Association of Official Analytical Chemis-
mendeteksi kejadian residu tetrasiklin pada ikan nila try (AOAC) internasional untuk golongan tetrasiklin.
yang diedarkan di pasar tradisional Kota Yogyakarta. Sampel jaringan ikan nila seberat 1 g dihaluskan
Sampel ikan nila sebanyak 61 ekor dengan dan dimasukkan ke dalam tabung konikel I. Tabung
berat antara 350-450 g dari 16 pasar tradisional di konikel I ditambah dengan 5 ml bufer Mcllvaine dan
Kota Yogyakarta digunakan dalam penelitian ini. dihomogenkan dengan menggunakan vortex mixer
Bahan lain yang digunakan dalam penelitian adalah selama 30 detik. Tabung konikel I ditambah dengan 4
methanol (methyl alcohol, HPLC grade, J.T. Baker), ml bufer McIlvaine selanjutnya dihomogenkan dengan
187
Wari Pawestri, et . al.
vortex mixer selama 30 detik dan disentrifus 10 menit pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Jumlah sampel
2500 g. Supernatan dari tabung konikel I disaring ke ikan nila yang digunakan dalam penelitian berjumlah
dalam tabung konikel II. Homogenat tabung konikel 61 ekor (minimal jumlah sampel untuk keperluan detect
I ditambah dengan 4 ml bufer McIlvaine selanjutnya disease adalah 8). Pengisian kuesioner dan wawancara
dihomogenkan dengan vortex mixer selama 30 detik kepada penjual ikan dilakukan untuk melengkapi
dan disentrifus 10 menit 2500 g. Supernatan dari informasi. Data terkait sampel ikan nila pada 16 pasar
tabung konikel I disaring kembali ke dalam tabung tradisional disajikan dalam Tabel 1.
konikel II. Tabung konikel I ditambahkan dengan 2 Ikan nila yang diperjualbelikan di pasar
ml bufer McIlvaine, dihomogenkan, dan disentrifus tradisional Kota Yogyakarta merupakan produk budi
(vortex mixer selama 30 detik, sentrifus 10 menit 2500 daya perikanan yang berasal dari 13 kota di Jawa
g). Supernatan ditambahkan kembali ke tabung konikel Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta
II. Tabung konikel II disentrifus selama 20 menit 2500 (DIY). Sebanyak 31% ikan nila berasal dari Klaten,
g. Supernatan kolektif tabung konikel II disaring ke 20% dari Semarang, masing-masing 6% dari Sleman
tabung konikel I yang telah dicuci dan disterilkan. dan Yogyakarta, 5% dari Boyolali dan Wonogiri,
Larutan bufer McIlvaine merupakan larutan yang serta 13% campuran dari Tulungagung, Solo, Sragen,
digunakan dalam preparasi sampel jaringan ikan nila. Bantul, Purwodadi, Ambarawa, dan Kuningan.
Larutan bufer McIlvaine dibuat dengan melarutkan Gambar 2 menunjukkan kromatogram sampel
28,41 g di-Sodium hydrogen phosphate (Na2HPO4) daging ikan nila yang positif mengandung residu
dalam 1 l aquabidestilata sebagai larutan pertama. antibiotik tetrasiklin. Area puncak spesifik tetrasiklin
Citric acid sebanyak 21,01 g dilarutkan dalam 1 muncul pada waktu retensi antara menit ke-5 sampai
l aquabidestilata sebagai larutan kedua. Larutan dengan menit ke-6. Hasil analisis peak standar
pertama sebanyak 625 ml dicampurkan dengan 1 l tetrasiklin ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 4
larutan kedua sampai tercampur merata sebagai larutan menunjukkan kromatogram sampel daging ikan nila
ketiga. Langkah terakhir dengan mencampurkan yang tidak mengandung residu antibiotik tetrasiklin.
60,49 g Na2EDTA dalam larutan ketiga sampai larut
sempurna (Badan Standardisasi Nasional, 2009). Bufer
Tabel 1. Data sampel ikan nila
McIlvaine dimasukkan dalam ultrasonic bath selama
15 menit dengan suhu 30oC. Pasar
Jumlah
Asal Ikan
Sampel
Daging ikan nila hasil preparasi diuji dengan
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Prosedur Boyolali, Wonogiri, Kota
Demangan 11 Yogyakarta, Klaten,
pengoperasian alat KCKT untuk menganalisis kadar Semarang
residu tetrasiklin dalam daging ikan dilakukan Sleman, Semarang, Solo,
dengan menggunakan kolom Clipeus suhu 30°C, Kranggan 11 Wonogiri, Boyolali,
laju alir 1 ml/menit, detektor UV-Vis dengan panjang Tulungagung
gelombang 355 nm, dan fase gerak campuran dari Bringharjo 7 Semarang, Klaten
Lempuyangan 2 Bantul, Sragen
methanol:acetonitril:larutan oxalic acid 0,126% Ngasem 2 Kota Yogyakarta, Klaten
dengan perbandingan 5:15:80. Injeksi sampel ke Gedongkuning 1 Klaten, Boyolali
KCKT sebanyak 20 µl dari masing-masing sampel. Kota Yogyakarta,
Legi 3
Purwodadi, Semarang
Analisis sampel dengan KCKT menunjukkan
Klaten, Semarang,
hasil positif apabila kromatogram dengan profil Prawirotaman 4
Ambarawa
spesifik tetrasiklin muncul pada waktu retensi antara Serangan 1 Klaten
menit ke-5 hingga menit ke-6. Data hasil penelitian Klaten, Kuningan,
Sentul 5
Wonogiri, Solo
mengenai kejadian residu antibiotik tetrasiklin pada
Ngadikusuman 2 Semarang, Klaten
daging ikan nila di pasar tradisional Kota Yogyakarta Giwangan 3 Klaten, Wonogiri
dianalisis secara deskriptif. Kotagede 4
Boyolali, Semarang,
Boyolali
Hasil dan Pembahasan Gondomanan 1 Kota Yogyakarta
Karangwaru 2 Klaten
Penelitian deteksi kejadian residu antibiotik Talok 2 Klaten, Sleman
tetrasiklin pada daging ikan nila dilakukan pada 16 Total Sampel 61
188
Deteksi Kejadian Residu Tetrasiklin pada Daging Ikan Nila di Kota Yogyakarta .....
189
Wari Pawestri, et . al.
190
Deteksi Kejadian Residu Tetrasiklin pada Daging Ikan Nila di Kota Yogyakarta .....
and Florfenicol in Farmed Rainbow Trout in Kementrian Kelautan dan Perikanan (2016) Laporan
Iran. Food and Agricultural Immunology. 26 Kinerja Kementrian Kelautan dan Perikanan
(3): 423-424. Tahun 2015. Jakarta.
Canada, F.C., La Pena, A. M. and Espinosa-Mansilla, Kementerian Kelautan dan Perikanan (2018) Badan
A. (2009) Analysis of Antibiotik in Fish Sample. Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Anal Bimal Chem. 395: 987-1008. Keamanan Hasil Perikanan. Jakarta.
Codex Alimentarius Commision (2017): Maximum Koleva, Y. 2014. Hepatotoxic Action and Influence on
Residue Limits for Residues of Veterinary the Environment of some Antibiotics. Journal
Drugs in Foods. Update as at the 40th Session of of Chemical Technology and Metallurgy. 49 (2):
the Codex Alimentarius Commision. 157-162.
Daghrir, R. and Drogul, P. (2013) Tetracycline Lukistyowati, I. dan Syawal, H. (2013) Potensi Pakan
Antibiotics in the Environment: a Review. yang Mengandung Sambiloto (Andrographis
Environ Chem Lett. 11: 209-227. paniculata) dan Daun Jambu Biji (Psidium
guajava) untuk Menanggulangi Bakteri
Dasenaki, M.E. and Thomaidis, N.S. (2015) Multi
Aeromonas hydrophila pada Ikan Baung
Residu Determination of 115 Veterinary Drugs
(Mystus nemurus). Jurnal Akuakultur Rawa
and Pharmaceutical Residu in Milk Powder,
Indonesia. 1 (2):135-147.
Butter, Fish Tissue, and Eggs Using Liquid
Chromatography-Tandem Mass Spectometry. Nurwigati, H.K. (2017) Berapa Banyak Konsumsi
Analityca Chimica Acta. 880: 103-121. Ikan di Jogja. Jogja Politan. Diakses
dari https://jogjapolitan.harianjogja.com/
Deck, D.H. and Winston, L.G. 2012. Tetracyclines, read/2017/10/19/510/861262/berapa-banyak-
Macrolids, Clindamycin, Chloramphenicol, konsumsi-ikan-lele-di-jogja.
Streptogramins, and Oxazolidinones. Dalam:
Noga, E. (2010) Fish Disease Diagnosis and Treatment,
Katzung, B.G. (eds). Basic and Clinical
Second Edition. Wiley-Blackwell. USA: 347-
Pharmacology Edisi ke 12. Lange, New York,
383.
809-811.
Nurhasnawati, H., Jubaidah, S. dan Elfia, N. (2016)
Dewi, A.A.S., Whiddhiasmoro, N.P., Nurlatifah, I.,
Penentuan Kadar Residu Tetrasiklin HCl pada
Riti, N., dan Purnawati, D. (2014) Residu
Ikan Air Tawar yang Beredar di Pasar Segiri
Antibiotika pada Pangan Asal Hewan, Dampak
Menggunakan Metode Spektrofotometri Ultra
dan Upaya Penanggulangannya. Buletin
Violet. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2 (2): 6
Veteriner Denpasar. 26 (85).
Okocha, R.C., Isaac, O.O. and Olufemi, B.A. (2018)
Evaggelopoulou, E. and Samanidou, V. (2013)
Food Safety Impacts of Antimicrobial Use and
Development and Validation of an HPLC
Their Residues in Aquaculture. Public Health
Method for the Determination of Six Penicillin
Reviews. 39 (21): 1-22.
and Three Amphenicol Antibiotics in Gilthead
Seabream (Sparus Aurata) Tissue According Olatoye, I. and Afisu B. (2013) Antibiotic Usage and
to the European Union Decision 2002/657/EC. Oxytetracycline Residue in African Catfish
Food Chemistry. 136: 1322-1329. (Clarias gariepinus in Ibadan, Nigeria). World
Journal of Fish and Marine Sciences. 5 (3):
Griffin, M.O., Fricovsky, E., Ceballos, G. and Villareal, 302-309.
F. (2010) Tetracycline: a Pleitropic Family
of Compound with Promising Theurapetic Orlando, E.A. and Samionato, A.V.C. (2013)
Properties. Review of the Literature. Am Jurnal Extraction of Tetracycline Antibiotic Residu
Physiol Cell Physiol. 299: 59, 548. from Fish Fillet: Comparison and Optimization
of Different Procedure Using Liquid
Kee, J.L. and Hayes, E.R. (1994) Farmakologi Chromatography with Flouroscent Detection.
Pendekatan Proses Keperawatan Editor Yasmin Journal of Chromatography A. 1307 (2013)
Asih, Skp. ECG. Jakarta: 1058. 111-118.
191
Wari Pawestri, et . al.
Plumb, D.C. (1999) Veterinary Drug Handbook Edisi Wang, J., MacNeil, J. D. and Kay, J. F. (2012) Chemical
ke-3. South State Avenue, Iowa State University Analysis of Antibiotic Residues in Food. A John
Press, 125-130. Wiley & Sons. Inc. Publication. United States
Reda, R. M., Ibrahim, R. E., Ahmed, E. G. and El- of America: 48-52, 75-79.
Bouhy, Z. M. 2013. Effect of Oxytetracycline Wijayanti, A. D., Hakim, L., Widiyono, I. dan Irianti,
and Florfenicol as Growth Promoters on the T. (2010) Penentuan Efektifitas Oksitetrasiklin
Health Status of Cultured Oreochromis niloticus. Melalui Parameter Farmakokinetik /
Egyptian Journal of Aquatic Research. 39: 241– farmakodinamik pada Plasma dan Jaringan
248. Ayam Broiler. Jurnal Sain Vet. 11 (2): 119-125.
Republik Indonesia (2004) Peraturan Pemerintah Yuningsih (2004) Keberadaan Residu Antibiotika
Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, dalam Produk Peternakan (Susu dan Daging).
Mutu, dan Gizi Pangan. Sekretariat Negara, Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk
Jakarta. Peternakan. Balai Penelitian Veteriner. 48-55.
Zhao, J., Liu, Y., Liu, W., Jiang, Y., Su, H., Zhang, Q.,
Rohman, A. (2009) Kromatografi untuk Analisis Obat.
Chen, X., Yang, Y., Chen, J., Liu, S., Pan, C.,
Graha Ilmu. Yogyakarta: 217-235.
Huang, G. and Ying, G. 2015. Tissue-specific
Sekkin, S. and Cavit, K. (2011) Antibacterial Drug in Bioaccumulation of Human and Veterinary
Fish Farm: Application and Its Effect. Adnan Antibiotics in Bile, Plasma, Liver and Muscle
Manderes Ubiversity Press. Turkey: 12. Tissues of Wild Fish from a Highly Urbanized
Region. Environmental Pollution. 198: 15-24.
192