Anda di halaman 1dari 7

LONG TERM CONSEQUENCES OF HOSPITAL MALNUTRITION

ON PHYSICAL AND COGNITIVE DEVELOPMENT

Hendriani Selina Notosoegondo

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO/
KSM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

Semarang , 06 Mei 2017

1
I. PENDAHULUAN (1, 2, 3)
Laporan tentang hospital malnutrisi masih sedikit, baik dinegara seperti Australia,
Amerika termasuk Indonesia. Namun laporan yang terpublikasi menjelaskan antara 20%
sampai 40% pasien terjadi hospital malnutrisi, variasi cukup besar, karena belum
terstandarnya regulasi, instrumen dan masih ada ketidak sepakatan pengertian tentang
hospital malnutrisi.
Pengertian hospital malnutrisi menurut ESPEN (European Society for Parenteral and
Enteral Nutrition) merupakan proses yang kompleks antara penyakitnya sendiri, penyakit
dengan terjadinya proses metabolisme, menurunnya ketersediaan nutrisi (karena intake
yang kurang memadai, gangguan absorbsi, meningkatnya kebutuhan nutrisi,
meningkatnya kebutuhan nutrisi untuk mengganti kehilangan nutrisi atau kedua duanya)

II.PENYEBAB HOSPITAL MALNUTRISI (1, 2, 3, 4)


1. Kekurangan ketersediaan nutrisi
2. Meningkatnya kebutuhan berkaitan dengan penyakitnya, bisa sebagai komplikasi dari
penyakitnya utamanya atau penyakit lainnya
3. Kelanjutan dari penyakitnya
4. Proses penyembuhan, proses rehabilitasi

III. KONSEKUENSI HOSPITAL MALNUTRISI PADA ANAK (2, 3)


1. Konsekuensi terhadap pasien
a) Konsekuensi seluler
Faktor yang mempengaruhi antara lain umur pasien, jenis kelamin, tipe penyakit,
lama sakitnya, masukan nutrisi yang mempengaruhi antara lain respon imun, proses
pertumbuhan sel dan struktur serta proses perkembangan hospital malnutrisi
menimbulkan gangguan respon imun bila terjadi infeksi dan selanjutnya terjadi
infeksi berkepanjangan, bisa menimbulkan ulkus sehingga memperpanjang
penyembuhan dan menyebabkan resiko mendapat infeksi lain. Selanjutnya dapat
terjadi menurunnya absobsi intestinal, gangguan termoregulasi dan gangguan fungsi
organ.
b) Konsekuensi fisik
Risiko timbul muscle wasting, sehingga berat badan menurun dan masa lemak
menurun. Penurunan lebih 15% berat badan akan mengganggu fungsi respirasi, bila

2
penurunan berat badan lebih 23% mengganggu kondisi umum pasien, dan bila
penurunan berat badan lebih 30% terjadi depresi.
Laporan lain menjelaskan bahwa perawatan lebih 7 hari menimbulkan penurunan
berat badan dan mempunyai resiko memperpanjang LOS Pasien

c) Konsekuensi neuropsikologi
Adalah resiko gangguan pertumbuhan otak, organ, kognitif , afektif, psikomotorik

Dari penjelasan diatas konsekuensi rumah sakit antara lain resiko LOS yang memanjang,
tidak efisiennya tidak efektifitas asuhan pelayanan, sehingga menimbulkan pembengkakan
biaya rumah sakit dan penambahan penentuan Diagnosis Related Group

IV. KONSEKUENSI HOSPITAL MALNUTRISI PADA FISIK DAN KOGNITIF (3,


4, 9)
1. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan adalah tahap perubahan tubuh yang dihubungkan dengan
bertambahnya ukuran ukuran tubuh secara fisik, struktural, baik secara lokal
maupun keseluruhan, pertumbuhan anak mengikuti pola alami, kodrati setiap
tahap pertumbuhan.
b. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
anak yang lebih kompleks oleh karena itu akan terjadi proses deferensiasi sel
jaringan tubuh, organ organ dan sistem organ untuk mencapai fungsi yang
optimal secara bertahap.
Pertumbuhan dan perkembangan anak, berproses menurut norma-norma tertentu,
namun seorang anak dalam proses bertumbuh dan berkembang tergantung pada
orang lain misalnya ibunya, neneknya,termasuk seorang anak yang mendapat
asuhan pelayanan / perawatan dirumah sakit, antara lain, makanannya,
perawatannya, bimbingannya, perasaan aman dan sebagainya. Sehingga dalam
penyediaan asuhan perawatan pada anak dirumah sakit memerlukan pengasuhan
yang memahami kebutuhan seorang anak yang sedang dirawat di rumah sakit.
Awalnya organ anak masih sederhana dan fungsinya belum sempurna. Sesuai
tahapnya organ menjadi matang.
Dalam tahap yang sama pertumbuhan dan perkembangan bersamaan dengan
kematangan fungsi.

3
Faktor yang mempengaruhi adalah antara lain nutrisi yang sesuai kebutuhan
tingkat umur dan aktifitasnya (yang dimaksud antara lain keterkaitan dengan
hospitalisasi sakitnya) dan bimbingan, perasaan aman, kasih sayang, kebahagiaan
dan lingkungan yang aman.
Fungsi nutrisi secara umun pemeliharaan seluler, fisik, neuropsikologi,
pertumbuhan,perbaikan sel untuk yang rusak hilang atau aus , reproduksi, aktivitas
fisik dan “ spesifik dynamik action” (SDA).

2. Konsekuensi hospital malnutrisi terhadap fisik anak :


a. Risiko pertumbuhan seluler, otak, organ , dan fisik terhambat
b. Risiko perkembangan kognitif, afektif dan psiko motorik terhambat

3. Konsekuensi hospital malnutrisi terhadap perkembangan kognitif, afektif dan psiko


motorik.
Konsep
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Ranah kognitif ada 6 aspek yaitu
- Pengetahuan, hafalan , ingatan (knowledge)
- Pemahaman ( comprehension)
- Penerapan (aplication)
- Analisis (analysis)
- Sintesis (Syntesis)
- Penilaian penghargaan / evaluasi (evaluation)

Secara singkat, aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling
tinggi.
Aspek efektif ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai mencakup perilaku
perasaan, minat, sikap, emosi, nilai ciri-ciri hasil belajar efektif yaitu: perilaku :
menerima, memperhatikan,menaggapi, berpartisipasi aktif, menilai,mengorganisasi,
karakterisasi yang kompleks.
Aspek psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
bertindak sesudah seorang anak menerima pengalaman tertentu. Hasil belajar
psikomotorik adalah campuran hasil belajar kognitif dan afektif. Ranah psikomotorik

4
berhubungan dengan aktifitas fisik. Hasil belajar psikomotorik di ukur dengan
pengamatan selama proses belajar, dan sesudah ada proses belajar diukur kemampuan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif adalah :


1. Kematangan, yang dimulai dari tahap usia perkembangan sistem syaraf pusat,
koordinasi motorik, perubahan fisiologis, anatomi sangat berpengaruh pada
perkembangan kognitif.
2. Pengalaman fisik
Pengalaman fisik berawal dari kegiatan aktifitas seperti meraba, memegang,
melihat, mendengar, untuk berkembang menjadi berbicara, membaca dan
menghitung.
3. Pengalaman sosial
Ketika seorang anak melakukan interaksi sosial maka mereka akan memperoleh
pengalaman sosial. Wujud interaksi sosial dalam bentuk bertukar pikiran,
percakapan,dengan teman sebaya ,perintah dari orang yang lebih tua, membaca,
dengan diskusi dengan orang yang berkompeten , anak akan memperlihatkan
pengalaman mental yang bagus. Sehingga dapat mengembangkan konsep penting
seperti etika, moral, kerendahan hati dan kejujuran.
4. Keseimbangan
Keseimbangan didapat dari proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah
proses yang berkaitan dengan perolehan informasi dari lingkungan dan
menggabungkan dengan bagian struktur konsep untuk meneruskan informasi baru.
Suatu stimulasi yang didapat anak dari lingkungan dapat mengganggu suatu
keseimbangan namun dengan suatu respon anak dapat mengembalikan
keseimbangan melalui proses tersebut diatas.
5. Adaptasi
Hasil adaptasi dengan lingkungan, dengan nyata menunjukan interaksi dengan
lingkungan secara rasional.

5
V. KONSEKUENSI HOSPITAL MALNUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF (2, 5)

1. Risiko gangguan pertumbuhan seluler, fisik, dan neuro psikologi


2. Risiko terjadi gangguan kognitif, afektif, dan psikomotorik

VI. POIN PENTING HOSPITAL MALNUTRISI PADA ANAK (1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11)

1. Dukungan regulasi tentang mencegah hospital malnutrisi


2. Membuat panduan, pedoman, Standar Operasional Pelayanan tentang pencegahan
hospital malnutrisi.
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan
tentang hospital malnutrisi.
4. Sosialisasi tentang hospital manutrisi
5. Implementasi, monitoring dan evaluasi implementasi
6. Edukasi untuk semua pasien tentang resiko hospital malnutrisi
7. Melengkapi saran prasarana untuk mencegah hospital malnutrisi
8. Deteksi dini, stimulasi dan intervensi untuk pasien yang dirawat sesuai kondisi pasien

VII. PENUTUP

Hospital malnutrisi masih banyak terjadi selama pasien dalam perawatan, disamping
kemajuan teknologi kedokteran yang pesat. Laporan tentang asesmen hospital malnutrisi
masih kurang dilaksanakan dan ditindak lanjuti.Salah satu penyebabnya karena pathway
hospital malnutrisi masih menjadi diskusi di beberapa rumah sakit.
Dengan memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan dan berbasis keselamatan pasien
disatu sisi, juga kesempatan yang baik selama tahap tumbuh kembang, maka di
rekomendasikan skrining pertumbuhan dan perkembangan tetap dilaksanakan sesuai kondisi
pasien dan asuhan kebutuhan pasien.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Fingar KR, Weiss AJ, Barret ML, Elixhauser A, Steiner CA, Guenter P, Brown MH. All :
Cause Readmission Following Hospital Stays for Patients With Malnutrition,
2013.H.CUP . 2016; Desember.
2. Barker LA, Gout BS, Crowe TC : Hospital Malnutrtition : Prevalence, Identification and
Impact on Patient and Health Care System. Int.J.Environ. Public Health 2011, 8,514 –
527
3. Badi MA, Ba - Saddik IA. : Severe Acute Malnutrition among Hospitalized Children,
Aden, Yemen.2016. Open Journal of Epidemiology, 2016, 6, 121 – 127
4. Delgado AF, Okey TS, Leone C, Nichols B, Negro GMD, Vaz FAC : Hospital
Malnutrition and Inflammatory Response in Critically Ill Children and Adolescents
Admitted to a Tertiary Intensive Care Unit. Clinics. 2008 ; 63: 357 – 362
5. American Hospital Association. 2013 . Checklist to Improve Patient Safety. 2013. June.
6. Fiegelman S. Overview and Assessment of Variability. In : Kliegman Stanton St. Geme
Schor Behrman. 19th Edition. Philadelphia, Elsevier Saunders. 2011. 26 – 45.
7. Sosinsky LS and Gilliam WS. Child Care : How Pediatricians can Support Children and
Families. In : Kliegman Stanton St. Geme Schor Behrman. 19 th Edition. Philadelphia,
Elsevier Saunders. 2011. 45
8. Hagan JF and Duncan PM. Maximizing Children’s Health Screening, Anticipatory
Guidance and Screening. In : Kliegman Stanton St. Geme Schor Behrman. 19 th Edition.
Philadelphia, Elsevier Saunders. 2011. 13
9. Sachdeva RC. Quality and Safety in Health Care for Children. In : Kliegman Stanton St.
Geme Schor Behrman. 19th Edition. Philadelphia, Elsevier Saunders. 2011. 13
10. Kodish E. and Weise K. Ethics in Pediatrics Care. In : Kliegman Stanton St. Geme Schor
Behrman. 19th Edition. Philadelphia, Elsevier Saunders. 2011. 13
11. Kaljee L. and Dtanton BF. Cultural Issues in Pediatric care. In : Kliegman Stanton St.
Geme Schor Behrman. 19th Edition. Philadelphia, Elsevier Saunders. 2011. 13

Anda mungkin juga menyukai