Anda di halaman 1dari 1

TANGGAPAN EKSEPSI

Pasal 156 (1) KUHAP


Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak
berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan
pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan.

Menurut M. Yahya Harahap, SH., dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP” ada 3 (tiga) jenis isi nota keberatan yang sah dalam lingkup peradilan pidana yaitu :
1. Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya (menyangkut kewenangan
mengadili baik relative maupun absolute)
2. Surat dakwaan tidak dapat diterima yang disebabkan karena :
a. Dalam pasal 76 KUHP, karena yang didakwakan kepada terdakwa telah pernah
dituntut oleh penuntut umum dan telah ada putusan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap (ne bis in idem);
b. Termasuk dalam delik aduan, namun tidak ada surat pengaduan (tidak memenuhi
syarat Klacht Delict);
c. Pasal 77 KUHP, hak penuntutan hukuman (strafsactie) gugur karena terdakwa
meninggal dunia;
d. Pasal 78 KUHP, hak penuntutan hukuman gugur karena telah lewat waktunya
(daluarsa penuntutan).
3. Surat dakwaan batal demi hukum karena tidak memuat semua unsur yang ditentukan
atau tidak memenuhi ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP jo Pasal 143 ayat
(3) yang mana keberatan ini dapat diajukan, bilamana surat dakwaan tidak memenuhi
syarat-syarat materiil, yaitu :
 Tidak menguraikan tempus dan locus delicti secara cermat, jelas dan lengkap;
 Tidak menguraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan.
Disamping itu juga jika surat dakwaan tidak memenuhi syarat formil sebagaimana
dimaksud dalam pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP yaitu diberi tanggal dan ditanda
tangani serta berisi :
Nama lengkap, tempat lahir, umur, atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;

Anda mungkin juga menyukai