3. Self-System
Self-system merupakan bagian dinamisme yang paling kompleks. Suatu
pola tingkah laku yang konsisten yang mempertahankan keamanan
interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Ketika
self-system mulai berkembang, orang mulai membentuk gambaran diri atau
personifikasi diri yang konsisten.
4. Proses Kognitif
Menurut Sullivan, proses kognitif dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yaitu prototaksis, parataksis, dan sintaksis.
1. Prototaxic
Ialah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada
masa bayi dimana arus kesadaran (pengindraan, bayangan, dan
perasaan) mengalir kedalam jiwa tanpa pengertian sebelum atau
sesudah.
2. Parataxic
Ialah pada awal tahun kedua bayi mulai mengenali persamaan dan
perbedaan peristiwa-peristiwa. Hal seperti ini disebut sebagai
pengalaman parataksis.
3. Syntaxic
Adalah berpikir logis dan realistis, anak mulai berpikir sintaksis ketika
anak mulai belajar berbicara dan mempelajari kata yang secara umum
diterima sebagai wakil dari suatu peristiwa. Sintaksis mulai
mendominasi manusia mulai umur 4-10 tahun.
Anxiety
Tipe kedua dari tension adalah anxiety. Anxiety berbeda dari tension of needs,
hal ini karena anxiety memiliki sifat memisahkan, lebih tersebar dan samar, oleh
karena itu seseorang tidak menuntut tindakan konsisten untuk menghilangkan
anxiety. Contoh sederhananya ada pada bayi, apabila bayi kekurangan makanan (a
need), maka selanjutnya bayi akan mengekspresikan rasa laparnya dengan menangis.
Namun, bila sang bayi cemas, maka tidak banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh
bayi untuk melepaskan diri dari rasa anxiety tersebut.
Anxiety juga memiliki efek merusak pada orang dewasa. Anxiety dapat
diartikan sebagai kekuatan pengganggu utama yang menghambat perkembangan
hubungan interpersonal yang sehat. Anxiety yang parah dapat diibaratkan seperti
pukulan keras pada kepala seseorang. Anxiety dapat membuat manusia menjadi tidak
mampu belajar, merusak ingatan, mempersempit sudut pandang, dan bahkan dapat
menyebabkan amnesia total. Selain itu ada hal unik yang terkait dengan tensions yaitu
bahwa tensions tetap akan mempertahankan keadaan sebagaimana saat itu terjadi,
walaupun seseorang benar-benar merasa terganggu. Selanjutnya terdapat hubungan
yang bertolak belakang antara tensions dan anxiety, diantaranya yaitu : ketika
tensions menghasilkan tindakan yang secara khusus diarahkan untuk mencapai
perasaan lega, sebaliknya anxiety justru menghasilkan perilaku yang (1) mencegah
manusia belajar dari kesalahan mereka sendiri, (2) membuat orang tetap mengejar
keinginan yang kekanak-kanakan demi mencapai rasa aman, dan (3) umumnya
anxiety memastikan bahwa manusia tidak akan belajar dari pengalaman mereka.