Anda di halaman 1dari 7

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata pelajaran pendidikan jasmani dan rohani

Guru pengajar: Tyan

Disusun oleh:

FAIRUZ FAUZIAH

XI IPS 3
PENDAHULUAN

Infeksi HIV dan penyakit AIDS saat ini telah menjadi masalah kesehatan

global. Selama kurun waktu 25 tahun, infeksi HIV telah berkembang dengan pesat, bermula dari
beberapa kasus di area dan populasi tertentu hingga menyebar ke seluruh area dan negara di dunia.
AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah salah satu penyakit

yang termasuk kategori kronis, yang muncul sehubung dengan adanya infeksi yang disebabkan oleh
masuknya virus yang disebut HIV (human immunodeficiency virus). HIV menyerang dan menurunkan
fungsi kekebalan tubuh manusia, dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pertukaran cairan tubuh
saat melakukan hubngan seksual, melalui darah, melalui air susu ibu yang terpapar HIV, serta melalui
penggunaan jarum suntik secara bersamaan dengan individu yang terpapar HIV. Virus ini secara
bertahap membuat daya tahan tubuh semakin semakin berkurang dan mengarah pada kematian.
Sementara hingga saat ini adalah belum adanya vaksin yang dapat menyembuhkan atau membunuh
virus tersebut. Hal ini dapat membuat penderita AIDS mengalami stress yang tinggi, yang jika tidak
diintervensi akan berdampak negatif bagi kesehatan sehubungan dengan semakin menurunnya fungsi
kekebalan tubuh. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma penyakit

defisiensi imunitas seluler yang didapat, disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
merusak sel yang berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh yaitu CD4 (Lymphocyte T-helper). Sejak awal
HIV/AIDS menjadi epidemik di seluruh negara di dunia, para klinisi telah melakukan pemeriksaan jumlah
sel CD4 pasien sebagai indikator penurunan sistem imun dan untuk memantau risiko progresivitas dari
infeksi HIV. Pada pertengahan tahun 1990, para klinisi mulai juga memantau secara rutin viral load HIV,
yang secara langsung mengukur jumlah virus HIV dalam darah. Dari beberapa penelitian, di antaranya
yang dilakukan oleh John Mellors, MD dkk dan Bryan Lau, MD dkk yang ditampilkan pada 14th Annual
Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections (14th CROI) di Los Angeles Februari tahun 2007
menunjukkan bahwa pemeriksaan viral load HIV merupakan prediktor yang lebih baik untuk melihat
progresivitas infeksi HIV dibandingkan pemeriksaan jumlah

Epidemiologi Human Immunodeficiency Virus


(HIV)/Acquired

Imunnodeficiency Syndrome (AIDS) Kasus HIV/AIDS pertama di dunia dilaporkan pada tahun 1981.

Menurut , salah satu bagian dari WHO yang mengurus tentang AIDS menyebutkan bahwa perkiraan
jumlah penderita yang terinfeksi HIV/AIDS di seluruh dunia sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai
34 juta. Dilihat dari tahun 1997 hingga tahun 2011 jumlah penderita HIV/AIDS mengalami peningkatan
hingga 21%. Pada tahun 2011, UNAIDS memperkirakan jumlah penderita baru yang terinfeksi HIV/AIDS
sebanyak 2,5 juta. Jumlah orang yang meninggal karena alasan yang terkait AIDS pada tahun 2010
mencapai 1,8 juta, menurun dibandingkan pada pertengahan tahun 2000 yang mencapai puncaknya
yaitu sebanyak 2,2 juta. Di Indonesia, jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat dari tahun

ke tahun tetapi jumlah kasus baru yang terinfeksi HIV/AIDS relatif stabil bahkan cenderung menurun.
Menurut Laporan HIV-AIDS Triwulan II Tahun 2012, didapatkan jumlah kasus baru HIV pada triwulan
kedua (April-Juni 2012) sebanyak 3.892 kasus dan jumlah kasus kumulatif HIV pada Januari 1987- Juni
2012 sebanyak 86.762 kasus. Sedangkan kasus baru AIDS pada triwulan kedua (April-Juni 2012)
sebanyak 1.673 kasus dan jumlah kasus kumulatif AIDS pada Januari 1987- Juni 2012 sebanyak 32.103
kasus. Pada kasus baru HIV, Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke 7 seIndonesia dan pada kasus
baru AIDS, Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke 2 se-Indonesia. Kasus HIV menurut usia pada
Januari-Juni 2012 terbanyak pada 25-49 tahun. Pada kasus AIDS, terbanyak pada usia 30-39 tahun. Jenis
kelamin pada kasus HIV adalah laki-laki sebanyak 57% dan wanita sebanyak 43%. Jenis kelamin pada
kasus AIDS adalah laki-laki sebanyak 61,8% dan perempuan sebanyak 38,1%. Jadi dapat disimpulkan,
kasus HIV dan AIDS menurut jenis kelamin lebih banyak pada laki-laki. Pada tahun 2012 angka kematian
AIDS mengalami penurunan menjadi 0,9% dibandingkan dengan tahun 2011.

Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Jakarta, pada tahun 2011

jumlah kasus HIV di Kota Semarang mengalami peningkatan yang signifikan dibanding dengan tahun
2010 sebesar 287 orang dan tahun 2011 sebesar 427 orang. Pada kasus AIDS tahun 2011 terdapat 59
kasus dan meninggal sebanyak 10 orang dan kasus AIDS dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2011
yaitu sebanyak 235 kasus.

B. Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Imunnodeficiency Syndrome (AIDS). HIV
(Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus bersifat

limfotropik khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak sel
darah putih spesifik yang disebut limfosit T -helper atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4). Virus ini
diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentiviridae, genus Lentivirus. Selama infeksi
berlangsung, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan orang menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi
HIV telah berkembang menjadi AIDS (Acquired Imunnodeficiency Syndrome. AIDS merupakan kumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan

oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat virus HIV. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak
mendapat pengobatan, akan menunjukkan tandatanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi
berdasarkan beberapa infeksi tertentu yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World
Health Organization) menjadi 4 tahapan stadium klinis, dimana pada stadium penyakit HIV yang paling
terakhir (stadium IV) digunakan sebagai indikator AIDS. Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi
oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, infeksi tersebut dapat diobati.

C. Struktur HIV HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam famili

Retroviridae, subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus. HIV termasuk virus RNA dengan berat molekul 9,7
kb (kilobases). Jenis virus RNA dalam proses replikasinya harus membuat sebuah salinan DNA dari RNA
yang ada di

dalam virus. Gen DNA tersebut yang memungkinkan virus untuk bereplikasi. Seperti halnya virus yang
lain, HIV hanya dapat bereplikasi di dalam sel pejantan. HIV merupakan virus yang memiliki selubung
virus (envelope), mengandung dua kopi genomik RNA virus yang terdapat di dalam inti. Di dalam inti
virus juga terdapat enzim-enzim yang digunakan untuk membuat salinan RNA, yang diperlukan untuk
replikasi HIV yakni antara lain: reverse transcriptase, integrase, dan protease. RNA diliputi oleh kapsul
berbentuk kerucut terdiri atas sekitar 2000 kopi p24 protein virus.

Gambar 1. Struktur HIV Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini menyerang sistem kekebalan

tubuh manusia. Yang dimaksud dengan sistem kekebalan adalah suatu sistem dalam tubuh yang
berfungsi untuk melindungi tubuh dari masuknya bakteri atau virus yang bertujuan menyerang sel,
menyerang pertahan tubuh. Organ dimana sistem kekebalan tubuh berada disebut lymphoid, memiliki
peran utama dalam mengembangkan lymphocytes (sel darah putih) yang secara spesifik berfungsi untuk
menjaga tubuh dari serangan virus, yang disebut sebagai T cells, yang terbagi dalam beberapa sel
(Sarafino, 2006), yaitu: a. Killer T cells (sel CD-8), secara langsung menyerang dan menghancurkan sel
asing, sel kanker, dan sel tubuh yang telah diserang oleh antigen (substansi yang memicu respon
kekebalan tubuh), seperti virus.

b. Memory T cells, bekerja diawal infeksi dengan cara mengingatkan tubuh akan adanya hal asing yang
masuk ke dalam tubuh.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan Perilaku Remaja terhadap Pencegahan HIV/AIDS di SMA N X

Kota Pariaman

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku remaja terhadap pencegahan

HIV/AIDS pada siswa SMAN tahun 2021

2. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja terhadap pencegahan

HIV/AIDS pada siswa SMAN tahun 2021

3. Mengetahui distribusi frekuensi sikap remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS

pada siswa SMAN X Pariaman tahun 2021

4. Mengetahui distribusi frekuensi paparan media terhadap pencegahan

HIV/AIDS pada siswa SMAN Jakarta Tahun 2021

5. Mengetahui distribusi frekuensi peran teman sebaya terhadap pencegahan

HIV/AIDS pada siswa SMAN Tahun 2021

6hui distribusi frekuensi peran guru terhadap pencegahan HIV/AIDS


pada pada siswa SMAN tahun 2021
7. Mengetahui distribusi frekuensi peran orang tua terhadap pencegahan
HIV/AIDS pada siswa SMAN tahun 2021
8. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku remaja terhadap
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMAN tahun 2021
9. Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku remaja terhadap pencegahan
HIV/AIDS pada siswa SMAN tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai