Oleh:
A. Pengertian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel pada penelitian kualitatif adalah unit sampel yang
dapat berupa orang, suatu konsep atau program, suatu perilaku atau budaya, atau suatu kasus
yang dibatasi waktu atau sistem. Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya
tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut
oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana,
tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil dari
populasi itu. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu
sampel yang di dapatkan dari Populasi memang harus benar-benar representatif (mewakili).
(Afiyanti & Rachmawati, 2014)
Karakteristik sampel pada penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif Non-Random Sampling cenderung digunakan untuk mendapat peluang
seleksi yang tidak sama untuk semua peserta dalam populasi. Sampel pada penelitian
kualitatif tidak untuk digeneralisasi dikarenakan pada penelitian kualitatif relative kecil dan
menjawan “why” dan “how”. Sampel pada penelitian kualitatif perlu dipilih untuk menjamin
keterlibatan partisipan/data yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian (memahami
fenomena secara mendalam) serta memiliki keberagaman sampel untuk memperkaya hasil
temuan fenomena penelitian. (Afiyanti & Rachmawati, 2014)
B. Metode Sampling
1 Theoretical Sampling
Theoretical Sampling adalah sebuah proses dalam pengumpulan data, dimana peneliti
mengumpulkan, mengodekan, dan menganalisis, serta menentukan data apa yang perlu
dikumpulkan untuk selanjutnya dan dimana data tersebut dapat diperoleh, untuk
mengembangkan teori yang perlahan-lahan mulai muncul.
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data berjalan simultan dengan
pengumpulan data. Begitu data telah diperoleh, peneliti langsung melakukan transkripsi,
dan memberi kode-kode analitis terhadap segmen-segmen data yang berbicara mengenai
fenomena tertentu. Setiap kode analitis yang merepresentasikan fenomena yang sama atau
mirip, selanjutnya perlu ditambahkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Dengan
Keperawatan Jiwa 3
2 Purposive Sampling
Pemilihan partisipan, keadaan atau unit waktu yang menjadi sampel penelitian harus
berdasarkan kriteria, yaitu kriteria tertentu yang diterapkan dan sampel dipilih
berdasarkan itu. Unit sampling diseleksi untuk tujuan tertentu di awal, oleh karena itu
digunakan istilah purposeful atau purposive. Purposive sampling adalah metode
pengambilan sampel non-probabilitas dan ini terjadi ketika “elemen yang dipilih untuk
sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti. Para peneliti sering percaya bahwa mereka
dapat memperoleh sampel yang representatif dengan menggunakan penilaian yang tepat.
Adapun Tujuan terpenting dari pengambilan sampelidengan caraaini iialah (Arikunto,
Suharsimi, 2003).
Berpusat padaaciri tersendiri dari sebuah populasi yang menarik, yang hendak
membolehkan periset menanggapi persoalan riset.
Sampel yanggditeliti diharpakanntidak mewakilippopulasi, namun periset yang
mengejarrdesain riset tata cara kualitatif ataupun kombinasi, perihal inittidak dikira
sebuah kkelemahan.
Berikut adalah pemaparan mengenai keuntungan dan kerugian menggunakan
purposive sampling dalam penelitian Anda.
Keuntungan Purposive Sampling (Judgment Sampling):
Pengambilan sampel dengan tujuan adalah salah satu metode pengambilan sampel
yang paling hemat biaya dan hemat waktu
Purposive sampling mungkin merupakan satu-satunya metode yang sesuai yang
tersedia jika sumber data primer yang dapat berkontribusi untuk penelitian terbatas
jumlahnya
Teknik pengambilan sampel ini dapat efektif dalam mengeksplorasi situasi
antropologis di mana penemuan makna dapat memperoleh manfaat dari pendekatan
intuitif
Kerugian Purposive Sampling (Judgment Sampling):
Kerentanan terhadap kesalahan dalam penilaian oleh peneliti
Tingkat keandalan yang rendah dan tingkat bias yang tinggi.
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasi temuan penelitian
Karena kekurangan tersebut metode purposive sampling (judgement sampling) tidak
terlalu populer dalam studi bisnis, dan mayoritas pembimbing disertasi biasanya
melakukan saran pemilihan metode sampling alternatif dengan tingkat reliabilitas yang
Keperawatan Jiwa 4
lebih tinggi dan bias yang rendah seperti kuota, cluster, dan metode sampling sistematis.
(Etikan & Musa, 2016)
3 Convenience Sampling
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang
tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa
penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive
sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk
penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya
diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel
ini, hasilnya ternyata kurang obyektif. (Etikan & Musa, 2016)
Daftar Pustaka
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keper-
awatan. Depok: Rajawali Pers.
Etikan, I., & Musa, S. A. (2016). Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling.
American Journal of Theoretical and Applied Statistics, 1-4.
Lopez, V., & Whitehead, D. (2012). Sampling data and data collection in qualitative research.
Nursing and Midwifery Research.