Anda di halaman 1dari 6
Sistem Pengasutan Dengan Tahanan Mula Motor Induksi Tiga Fasa.... ..Yusnan B. — Syahid SISTEM PENGASUTAN DENGAN TAHANAN MULA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN Oleh : Yusnan Badruzzaman — Syahid Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Il. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275, Abstrak Penggunaan motor induksi tiga fasa untuk aplikasi di mesin-mesin industri telah banyak digunakan pada dunia industri karena mempunyai konstruksi yang sederhana sekingga mudah dalam perawatannya. Namun demikian pengasutan motor induksi secara langsung (Direct On Line) seingkali menyebabkan rus starting yang besar. Hal ini membuat berkembangnya berbagai metode pengasutan konvensional dengan menggunakan kontaktor dan rele untuk mengurangi arus asut. Sistem pengasutan dengan tahanan mula adalah salah satu cara system pengasutan yang mampu mengurangi arus starting motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan Kata Kunci : Sistem Pengasutan dengan Tahanan Mula 1. Pendahuluan Penggunaan Motor Induksi Tiga Fasa untuk aplikasi di mesin-mesin industri telah banyak digunakan pada dunia Industri. Motor induksi tiga fasa mempunyai konstruksi yang sedethana sehingga mudah dalam perawatannya, bahkan bisa dikatakan tanpa perlu perawatan yang khusus. Untuk dapat menjalankan motor induksi diperlukan suatu sistem pengasutan diantaranya adalah metode konvensional dan metode otomatis. Salah satu sistem pengasutan yang digunakan pada motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan adalah dengan tahanan mula. Semakin banyak tingkatan tahanan mula yang digunakan, maka pengasutan motor induksi tersebut akan semakin halus. Starting motor induksi dapat dilakukan dengan cara. - Pengasutan DOL (Direct On Line) - Pengasutan bintang segitiga. - Pengasutan dengan Autotrafo - Pengasutan dengan tahanan mula bertingkat - Pengasutan dengan Tahanan Primer - Pengasutan dengan Soft Starter - Pengasutan dengan saklar elektronis - Pengasutan dengan Inverter 526 2. Motor Induksi Tiga fasa. Secara umum motor induksi dibagi menj dua buah yaity motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa. Secara prinsip cara kerja kedua motor ini adalah sama yaitu karena adanya induksi yaitu adanya medan putar pada belitan ulama (stator) yang memotong batang-batang rotor sehingga akan timbul induksi pada rotor. Motor arus bolak-balik adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah dari energi lisrik arus bolak balik menjadi energi mekanis atau energi gerak berupa gerakan putar dari rotor. Jika ditinjau dari segi cara rotor menerima tegangan atau arus, dapat dibedakan menjadi dua juga yaitu : a. Motor yang rotornya menerima tegangan langsung. Motor jenis ini biasanya dijumpai pada motor universal dan motor DC. b. Motor Induksi Disebut motor induksi karena tegangan dan arus pada rotor dilakukan dengan cara induksi. Jadi rotor tidak langsung menerima tegangan atau arus dari Iuar, melainkan karena induksi dari medan stator. @RBITH Vol.4 No.3 Nopember 2008 : 526 - 531 2.1. Konstruksi Bagian utama dari motor induksi adalah : a. Bagian yang diam (Stator) b. Bagian yang bergerak (Rotor) c. Celah udara Konstruksi stator sendiri terdiri dari - rumah stator yang terbuat dari besi tuang .- inti stator yang terbuat dari besi lunak atau baja silikon - aur dan gigi - belitan stator yang terbuat dari tembaga dengan ukuran diameter dan panjang tertentu. Konstruksi rotor terdiri dari : - inti rotor yang terbuat dari besi tuang ~ alur dan gigi ~ _ belitan rotor yang terdiri dari : - rotor sangkar - rotor belitan - poros atau as, 2.2. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa. Prinsip kerja motor induksi tiga fasa adalah sebagai berikut. a. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, timbullah kecepatan medan putar (N,), V, Bee. b. Perputaran medan putar pada stator tersebut akan memotong batang-batang konduktor pada bagian rotor. c. Akibatnya, pada bagian rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar : Ezs = 4,44 fy Nz (untuk satu fasa), dimana Eos adalah tegangan induksi saat rotor berputar. d. Karena pada rotor timbul tegangan induksi, dan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, sehingga pada rotor akan timbul arus (2). e. Adanya arus (1) didalam medan magnet, akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. £ Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. g. Agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). h. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan -n, Ss 100% n, i. Apabila m, = n, tegangan tidak terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila 7, lebih kecil dari 7. Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (,) mengakibatkan terubahnya harga slip dari 100% pada saat start sampai 0% pada saat diam (n, = 7.) Hubungan frekuensi dengan slip dapat dilihat sebagai berikut : 120f, P Pada rotor berlaku hubungan : p(n, -7,) ft Dimana f; = frekuensi arus rotor Maka fo = fx ns Pada saat start S= 100% dan fs =f; 2.3. Sistem Pengasutan Masalah-masalah yang sering muncul pada sistem pengasutan secara umum adalah arus awal yang terlalu besar dan momen awal yang sering terlalu kecil. Untuk kebanyakan mofor arus awal adalah empat sampai tujuh kali besarnya arus nominal!" Untuk motor- motor yang besar hal ini tidak dapat diijinkan karena akan mengganggu jaringan, lagipula 527 Sistem Pengasutan Dengan Tahanan Mula Motor Induksi Tiga Fasa..... hal ini akan merusak motor itu sendiri. Selain itu konsumsi daya listrik juga akan sangat tinggi dikarenakan arus start yang terlalu besar tadi. Rumus arus awal adalah : E, Caden 2 (1) Rp + Xz Dengan memperhatikan rumus ars awal diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk menurunkan arus awal adalah dengan menurunkan Ez, hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan apit. Dan cara yang kedua dalah dengan memperbesar nilai tahanan R, hal ini dapat dilakukan pada jenis rotor belitan dengan menambahkan thanan Iuar melalui cincin gesernya. 2.4. Pegasutan dengan Tabanan Mula Dua Tingkat Suatu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan arus awal motor tak serempak adalah dengan menggunakan hambatan R dalam rangkaian rotor. Cara ini dapat dilakukan “untuk motor induksi yang mempunyai rotor lilitan, sedangkan untuk rotor belitan hal ini tidak dapat dilakukan, Pemasangan tahanan mula ini dapat dilakukan pada jenis rotor belitan. Tujuannya adalah untuk mengurangi kenaikan arus starting pada motor. Penggunaan tahanan mula ini dapat dilakukan secara bertahap dari satu tingkat, dua tingkat ataupun tiga tingkat tergantung kebutuhan dan rancangan yang kita inginkan. Pada gambar dibawah ini mem-perlihatkan secara skematis sebuah motor induksi tiga fasa, Stator dihubung pada jaringan tiga fasa U-V-W, sedangkan pada rotor dihubung bintang tersambung dibelakang cincin geser dengan hambatan-hambatan RA dan RB dalam bubungan seri yang terangkai dalam hubungan bintang. Rangkaian hambatan RA. 528 .». Yusnan B. ~ Syahid dapat dihubung singkat oleh saklar SA sedangkan rangkaian hambatan RB dapat dihubung singkat dengan saklar SB. SAY 3 | R RA FS + Gambar 2 Gambar Pengasutan tahanan mula dua tingkat Pada saat start seluruh hambatan RA dan RB terpasang pada rangkaian rotor sehingga impedansi rotor menjadi tinggi, hal ini akan menyebabkan arus pada stator akan turun. Beberapa saat setelah start yaitu setelah arus awal agak menurun saklar SA ditutup sehingga hambatan rotor akan berkurang dan arus stator akan naik. . Beberapa saat setelah saklar SA bekerja maka saklar SB ditutup. Pada saat saklar SB ditutup maka sudah tidak ada penambahan tahanan luar sehingga motor sudah bekerja secara normal. Pentahapan ini dapat dilakukan dengan lebih dari dua tingkat, yaitu tiga, empat ataupun lima. Untuk pelaksanaan penutupan saklar- saklar tersebut dapat dilakukan secara manuai ataupun secara otomatis. Kerugian utama dari pengasutan ini adalah rendahnya efisiensi pada saat kecepatannya dikurangi dan susah dalam —mengatur kecepatannya bila terjadi perubahan beban. Metode ini untuk memperhalus pengasutan motor-motor kecil. Untuk menghitung nilai tahanan yang harus digunakan, dapat digunakan — beberapa persamaan dibawah ini yaitu : @RBITH Vol.4 No.3 Nopember 2008 : 526 - 531 rm © Ratio (y) adalah : y= "So ” p= Rd- Pr=Y PL Pr=V ops « ..Dan seterusnya 3. Gambar Rangkaian Untuk dapat mengetahui dengan jelas sistem pengasutan dengan tahanan mula dua tingkat pada motor induksi dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini : Gambar 3. Rangkaian kontrol dan R. Tenaga Pengasutan dengan tahanan mula dua tingkat Untuk mengaktiikan gambar 2, di atas dapat dilakukan dengan menckan tombol tekan $13. Kontak NO pada PB S13 akan menutup sehingga akan mengaktifkan kontaktor KIIM dan timer KST. tombol tekan S13 ini akan dikunci oleh kontak NO dari K11M sehingga pada saat S13 dilepas rangkaian tidak akan terputus. Kontaktor K1IM berfungsi untuk mensuplai tegangan pada kumparan stator pada motor. Pada kumparan rotor telah dihubungkan dengan tahanan Iuar sehingga pada saat KIIM aktif motor berjalan dengan tahanan mula satu tingkat. Aktifiaya K11M ditandai dengan menyalanya lampu tanda H6. Setelah K1iM aktif dalam waktu beberapa detik sesuai setting waktu yang diset pada timer K5T maka K14M akan aktif schingga motor akan berjalan dengan menggunakan tahanan luar tingkat kedua yang nilainya lebih rendah dari tahanan pada tingkat pertama, sehingga arus yang dihasilkan akan lebih tinggi dari arus yang dihasilkan pada tahanan di tingkat yang pertama. Aktifnya K14M ditandai dengan menyalanya lampu tanda H7. ini menunjukkan bahwa pengasutan tahanan mula tingkat yang kedua telah berjalan. Kontaktor K14M_ berfungsi untuk menghubung — singkat _rangkaian tahanan antara RB dan RC. Setelah K14M aktif dalam waktu beberapa detik scsuai setting waktu yang diset pada timer K4T maka K12M akan aktif sehingga motor akan berjalan tanpa menggunakan tahanan luar pada lilitan rotomya. K12M berfungsi untuk menghubung _ singkat rangkaian tahanan luar yang kita gunakan. Untuk mematikan rangkaian ini dapat kita lakukan dengan menekan tombol tekan S12. Pada saat $12 ditekan Kontak NC akan terbuka schingga suplai tegangan ke rangkaian akan segera terputus 4, Perhitungan Data motor yang digunakan : Type = Rotor belitan P= 2Hp (1492w) 529 Sistem Pengasutan Dengan Tahanan Mula Motor Induksi Tiga Fasa. « Yusnan B. ~ Syahid “S.. 0012 Ratio (y) adalah : 7="|Sm, = 20012 = 0,109 P, = Ry -y) = 8,33.(1- 0,109) = 7,422 Po =7yP, = 05109X7,42 = 0,809 5. Hasil Percobaan Data yang didapatkan adalah sebagai berikut Tabel 1. Data percobaan rangkaian tahanan mula dua langkah Vil Iri | Ire | ie | Na CV) |(A) |(A) | (A)|epm) Na| Nr (cpmxpm) 14501490} 13361450] Stator | 374 4,39/4,38. 4 1441 220 1,45 /1,42/1,339 1331 tanpa mengunakan tahanan luar dengan arus yang terukur adalah 0,5 A. Di sini nilai tahanan luar langkah pertama adalah 6 Q, Jangkah yang kedua adalah 3Q, dan langkah yang terakhir adalah tanpa menggunakan tahanan Ivar atau dengan kata lain semua tahanan luar dihubung singkat. Sesuai dengan persamaan 1 yaitu : (2) +X) WG Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai tahanan berbanding terbalik dengan nilai arus. Pada percobaan ini tahanan rotor dihubung seri dengan tahanan luar, sehingga nilai tahanan rotor akan bertambah. Bertambahnya nilai tahanan rotor ini tentu saja akan menyebabkan turunnya arus pada rotor. Di samping arus rotor yang cenderung turun dengan bertambahnya nilai tahanan pada rotor, bertambahnya tahanan rotor juga menyebabkan kecepatan putaran dari rotor menjadi menurun, Dari data tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kecepatan putaran rotor berubah dari langakha yang pertama yaitu 1440 rpm, langkah yang kedua adalah 1450 rpm dan saat running adalah 1490 rpm. Hal ini diperkuat dengan melihat persamaan di bawah ini yaitu : pa? 3B ly'Cosp Rotor | 374 0,3 /0,28 0,5/1440 14501490) 220 1 0,85) 0,3|1330_13361450| Seperti pada percobaanrangkaian 3 pengasutan tahanan mula satu langkah, dapat dilihat bahwa terjadi Kenaikan arus rotor dari tahapan pertama, tahap kedua hingga motor berputar tanpa menggunakan tahanan luar. Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa arus rotor pada saat langkah pertama adalah 0,3 A, setelah beberapa detik terjadi perpindahan menuju Jangkah yang kedua yaitu 0,28 A. setelah beberapa detik terjadi perpindahan menuju langkah yang ketiga dengan kondisi 530 Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa kecepatan putaran rotor berbanding Iurus dengan arus pada rotor, sehingga jika nilai anus pada rotor turun maka kecepatan putar rotor tentunya juga akan turun juga. Schingga C@RBITH Vol.4 No.3 Nopember 2008 : 526 - 531 data yang ada pada percobaan ini sudah sesuai dengan dasar teori yang ada. Dari data percobaan dapat dihitung nilai slip motor yaitu : a S= n, Langkah yang pertama yaitu : Se 1500-1440 =0,04 1500 Langkah yang kedua yaitu : sg = 1500-1450 _ 9 933 1500 Langkah yang ketiga yaitu : 5 = 1500-1490 _ 9 967 1500 Dari perhitungan nilai slip di atas dapat diperolch data bahwa dengan semakin berkurangnya nilai tahanan luar, maka nilai slip juga akan semakin kecil schingga kecepatan putaran rotor otomatis akan semakin besar. Sedangkan pada stator, arus stator pada Tangkah pertama adalah 4,39 A, langkah yang kedua adalah 4,38 A dan arus stator pada saat running adalah 4,23A. Terjadi penurunan nilai arus stator, Hal ini benar karena dengan berkurangnya arus rotor maka arus pada stator cenderung naik. Jika kita kembali melihat rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa, di sana terdapat tiga komponen arus yaitu : I,, J, dan J,. Sesuai hukum kirchoff bahwa jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar - Jadi [,=,+1,. Dengan nilai Io yang relatif tetap, maka dapat dikatakan bahwa nilai arus stator berkebalikan dengan nilai arus rotor. Penambahan tahanan lar pada rotor menyebabkan arus stator menjadi naik. 6. Kesimpulan Dari pengujian pengasutan motor induksi tiga fasa dengan tahanan mula dua tingkat yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. a, Pengasutan dengan tahanan mula dapat digunakan untuk motor dengan daya rendah dan beban-beban yang ringan. b. Penambahan tahanan pada sisi belitan rotor menyebabkan berkurangnya arus rotor, sedangkan arus pada stator cenderung naik. c. Penambahan tahanan pada sisi belitan rotor cenderung digunakan untuk meningkatkan torsi awal motor rotor belitan. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, Prof. Ir. 1981. Mesin Tak Serempak. Jakarta : PT Djabatan Eugene C. Lister. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta Erlangga Zubal. 1977. Dasar Tenaga Listrik, Bandung : ITB Muhaimin, 1995. Instalasi_ Listrik I. Bandung. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik AE. Fitzgerald. Charles Kingsley Jr. Stephen D. Umans. 1992. Mesin-mesin Listrik. Jakarta : Erlangga M. Chilikin. 1970. Electric Drive. Moscow : MIR Publisher.. MV. Deshpande, — Electric Applications and Control. Motors: Theraja. BL. Electrical Technology, India. 531

Anda mungkin juga menyukai