Wilayah RW 02 merupakan wilayah dengan penduduk yang padat dan kumuh dengan sanitasi
lingkungan yang buruk. Selama 1 tahun terakhir terjadi peningkatan penderita TB di RW 02 dengan
jumlah penderita BTA + ada 12 orang. Masyarakat tidak mengetahui apa penyakit TB dan akibat lanjut
penyakit TB.
3. Coba Anda rumuskan pernyataan diagnosa keperawatan pada di atas secara lengkap
2. Lingkungan yang padat, kumuh dan sanitasi lingkungan buruk, serta pengetahuan masyarakat
tentang penyakit TB Paru yang kurang.
3. Tingginya angka kesakitan TB paru di RW 02 berhubungan dengan lingkungan yang padat, kumuh dan
sanitasi lingkungan buruk, serta pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru yang kurang
ditunjukkan dengan jumlah penderita BTA + sebanyak 12 orang.
INTERVENSI
Di Desa, sekitar 1 bulan yang lalu terjadi KLB Campak. Dari hasil pendataan didapatkan angka cakupan
imunisasi campak masih rendah, yaitu sekitar 65% pada bayi. Kondisi in disebabkan oleh pengetahuan
masyarakat yang masih rendah tentang pentingnya imunisasi campak, selain jumlah kader yang
terbatas.
1. Tingginya angka kesakitan campak di wilayah Desa A berhubungan dengan rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya imunisasi campak dan keterbatasan jumlah kader dalam pelayanan
Posyandu, ditandai dengan cakupan imunisasi campak di Desa A 65%.
3. Tujuan:
A. meningkatnya angka cakupan imunisasi campak menjadi 85%;
4. Rencana intervensi
B. Pemasangan spanduk, poster, dan penyebaran leaflet pentingnya imunisasi bagi bayi.
IMPLEMENTASI
3. Tuliskan contoh-contoh bentuk kemitraan dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan remaja!
5. Tuliskan bentuk supervisi yang dilakukan terhadap pelayanan posyandu yang dilakukan oleh kader
kesehatan!
1. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah suatu bentuk upaya kesehatan yang
bersumber dari masyarakat, seperti Desa Siaga, RW Siaga, Pos Obat Desa, Poskestren, Posbindu, dan
sebagainya.
2. Bentuk promosi yang dapat dilakukan di kesehatan sekolah, seperti gerakan mencuci tangan, kantin
sehat, atau gerakan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
3. Bentuk kemitraan dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan remaja, yaitu seperti kerja sama
Puskesmas dengan sekolah terkait dengan kegiatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Kerja sama
Puskesmes dengan para tokoh masyarakat.
4. Berbagai bentuk advokasi bisa dilakukan untuk masyarakat, seperti meminta dukungan Gubernur
mengeluarkan Perda terkait dengan larangan rokok di tempat-tempat umum.
5. Bentuk supervisi langsung yang dilakukan terhadap kader
sebagai berikut.
A. Mengarahkan tentang apa yang sebaik dilakukan terkait dengan pelayanan Posyandu.
C. Mengobservasi tentang pelayanan Posyandu mulai dari tahap persiapan s/d tahap penutup.
Observasi terhadap pelayanan meja I s/d V, pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan kader kesehatan
dan respons masyarakat terhadap pelayanan Posyandu.
EVALUASI
1. Coba Anda tentukan aspek apa saja yang perlu dilakukan evaluasi formatif terhadap suatu kegiatan
Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) di suatu wilayah!
2. Coba Anda tentukan aspek apa saja yang dilakukan evaluasi sumatif terhadap pembinaan keluarga
sadar gizi di suatu wilayah!
3. Coba Anda tentukan evaluasi terhadap dampak dari kegiatan pelatihan kader Posyandu di RW 01.
4. Coba Anda tentukan metode evaluasi yang digunakan terkait dengan program penurunan angka
kesakitan penyakit DBD di suatu Desa!
5. Coba Anda tentukan metode evaluasi yang digunakan terkait dengan program penanggulangan
masalah TB paru di suatu Desa!
1. Aspek yang perlu dikaji terkait dengan evaluasi formatif dalam kegiatan Posbindu, yaitu:
2. Aspek yang perlu dikaji terkait dengan evaluasi sumatif terhadap kegiatan keluarga sadar gizi, yaitu:
A. jumlah keluarga yang memiliki anak balita yang dapat teratur ke Posyandu;
4. Metode yang digunakan dalam evaluasi program penurunan angka kesakitan DBD melalui:
A. wawancara terhadap keluarga atau Pengawas Minum Obat (PMO) dan klien TB;