Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Penggunaan Pestisida Inhibator Kolinesterase AChEI Terhadap Tekanan Darah

Pada Petani Holtikultura Di Kabupaten Bandung Dan Bandung Barat, Jawa Barat

1. Pendahuluan
Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan tanaman hias menjadi andalan

mata pencaharian petani Kabupaten Bandung. Beberapa daerah yang menjadi sentra

produksi komoditas hortikultura antara lain, Kecamatan Pangalengan, Cimenyan, Kertasari,

Pacet, Arjasari, Ciwidey, Pasirjambu dan Rancabali. Sementara itu, komoditas yang paling

banyak diusahakan meliputi kentang, kubis, wortel, seledri, bawang merah, cabai (besar dan

rawit), kembang kol, tomat, selada, osin, stroberi dan sekarang tanaman hias.

Beberapa daerah sentra produksi juga sudah diusahakan komoditas-komoditas ekslusif yang

umumnya dipasarkan di pasar-pasar swalayan komoditas tersebut antara lain paprika, tomat,

cherry, timun jepang, terung, baby corn, kobuca dan kalian (hortiindonesia.com).

Sedangkan jumlah produksi sayuran pada tahun 2019 antara lain tomat 285.000 ton/hektar,

menduduki, cabai besar 264.000 ton, kubis 275.000 ton ( bps dan dirjen holtikultura, 2020 ).

Dengan melihat data tersebut di atas jawa barat dapat dikatakan provinsi dengan tingkat

produksi sayuran tertinggi di Indonesia.

Dalam rangka peningkatan hasil panen tersebut tentunya harus didukung dengan

upaya penyuburan dan pengendalian hama secara terpadu. Serangan hama dapat

menyebabkan penurunan produktifitas pertanian. Dalam pengendalian hama sampai saat ini

digunakan berbagai jenis pestisida. Jika didasarkan pada jenis hama yang dikendalikan,

pengendalian serangga dengan bahan kimia dapat diistilahkan sebagai insektisida.

Penggunaan insektisida akan berbanding lurus dengan laju produktifitas pertanian. Dengan

mengacu data worldometers penggunaan pestisida Indonesia sekitar 1597 ton atau setara

dengan 0,031 kg pestisida per hektar lahan pertanian.


Secara kimia insektisida dapat dibagi menjdai beberpa golongan antara lain

insektisida organoklorin, organoposfat, karbamat, piretroid sintetik, dan neonicotinoid.

Insektisida ini pada umumnya digunakan secara bersamaan dua atau lebih jenis insektisida

untuk meningkatkan aktifitasnya. Pada saat ini insektisida organoposfat masih banyak

digunakan oleh kalangan petani di Indonesia dengan pertimbangan aktifitas yang kuat

terhadap serangga. Dari sisi lain insektisida organoposfat di negara maju sudah dilarang

penggunaannya karena mempunyai efek toksis yang fatal (icis.com). Beberapa upaya telah

dilakukan untuk menggantikan insektisida organiposfat dengan insektisida golongan

karbamat dengan pertimbangan efek samping terhadap petani bisa lebih rendah.

Baik insektisida organoposfat maupun karbamat memiliki mekanisme kerja

dengan cara menginhibisi enzim asetilkolinesterase secara kompetitif yang mencegah

penguraian asetilkolin. Asetilkolin yang berlebihan akan berikatan dengan reseptornya

sehingga akan memicu efek kolinergik secara terus menerus. Pada manusia efek toksik akut

yang dapat muncul antara lain agitasi, kelemahan otot, fasikulasi otot, miosos, hipersalivasi,

dan berkeringat berlebih. Efek toksik berat dapat menyebabkan gagal nafas, gangguan

kesadaran, konfusi, konfulsi, hingga kematian. Pada penggunaan insektisida AChEI juga dapat

menimbulkan gangguan saraf otonom (ncbi.nlm.nih.gov).

Kasus keracunan akut saat ini jarang terjadi namun penggunaan insektisida

organoposfat masih luas digunakan. Namun demikian resiko kasus keracunan kronis dengan

tingkat dosis insektisida yang rendah masih mungkin terjadi dan luput dari pemantauan. Oleh

karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan insektisida AChEI

yang digunakan secara rutin oleh petani terhadap efek kesehatan.

2. Permasalahan

Hingga saat ini masih jarang dilakukan pemantauan kesehatan pada petani, padahal resiko

gangguan kesehatan akibat penggunaan pestisida khususnya golongan AChEI. Dalam

penelitian ini akan dilakukan pemantauan terhadap penggunaan pestisida gol AChEI dalam
hubungannya dengan hipertensi pada petani. Penelitian ini akan dilkukan di pusat-pusat

holtikukltura di kabupaten Bandung Barat.

3. Maksud dan tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan pada petani

holtikultura akibat penggunaan pestisida golongan AChEI. Data yang diperolah dapat

dijadikan dasar informasi untuk pemangku kepentingan terkait baik akademisi dan

pemerintahan.

4. Hipotesis

1. Terdapat perbedaan aktivitas enzim asetilkolinesterase ( AChE ) pada setiap sentra

holtikultura.

2. Terdapat perbedaan persentase petani dengan hipertensi pada setiap sentra

holtikukltura.

3. Terdapat pengaruh penggunaan pestisida golongan AChEI terhadap aktivitas enzim AChE.

4. Tedapat interaksi antara penggunaan pestisida golongan AChEI dengan faktor-faktor

resiko lainnya dengan hipertensi.

5. Manfaat

1. Akademik : mengetahui pengaruh penggunaan pestisida AChEI dengan hipertensi

sehingga dapat menjadi bahan dan pertimbangan untuk mengurangi resiko kesehatan

pada petani.

2. Pemerintahan : memberikan informasi kepada pemangku kepentingan sehingga dapat

dibuat kebijakan-kebijakan untuk pengendalian gangguan kesehatan pada petani akibat

penggunaan pestisida.
3. Petani : memberikan informasi terhadap petani supaya memiliki kesadaran yang baik

terhadap pestisida.

Daftar pustaka

1. https://www.worldometers.info/food-agriculture/pesticides-by-country/ diakses tanggal 18

april 2021

2. https://www.icis.com/explore/resources/news/1997/12/04/46275/uk-bans-two-

organophosphate-pesticides/ diakses tanggal 18 april 2021

3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3648782/#:~:text=The%20typical

%20symptoms%20of%20acute,82%2C%2084-86%5D

4. https://hortiindonesia.com/berita/komoditas-hortikultura-bandung-berpotensi-ekspor

5. badan pusat statistik dan dirjen holtikultura tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai