Anda di halaman 1dari 5

MENCEKIK KEPRIBADIAN ANAK OLEH POLA ASUH

Hana Jacinda Aldiga

Mendidik anak adalah hal yang seharusnya diperhatikan oleh orangtua


terhadap anakanya. Karena dengan didikan orangtua pada anak akan membentuk
kepribadian dari anak tersebut. Hingga sangat perlu diperhatikan oleh orangtua pola
asuh seperti apa yang akan membentuk anak agar menjadi pribadi yang mampu
berkembang dengan baik seiring mengikuti perkembangan zaman tanpa adanya
tekanan secara psikologis yang dialami oleh anak tersebut. Terkadang pola asuh dapat
mencekik, mengikat, mengeruhkan mental dan kepribadian anak sehingga anak dalam
perkembangannya secara psikologis memiliki adanya sebuah tekanan yang ditabung
hingga waktu ke waktu dan itu akan menjadi boom waktu yang seketika bisa meluap
dan meledak. Nah, inilah salah satu betapa pentingnya peran dari pola asuh orangtua.

Kali ini saya akan menuangkan beberapa point-point pola asuh otoriter
orangtua dalam mendidik anak. Sebelumnya, saya akan menjelaskan dulu mengenai
pola asuh otoriter. Dimana, pola asuh otoriter adalah pola asuh yang sifatnya
mengikat mengatur dan memaksa dalam mendidik anak. Dari defenisi pola asuh
otoriter sendiri sudah jelas bahwa dampak nya akan mempengaruhi perilaku
perkembangan kepercayaan diri anak. Saya akan menuangkan beberapa point dari
jenis-jenis pola asuh otoriter, yaitu diantaranya:

Meletakkan mimpi yang tertunda pada anak

Sebagai orangtua pastinya menginginkan yang terbaik untuk anaknya.


Namun, jika meletakkan mimpi orangtua yang tertunda dan menuntut anak dalam
mencapai mimpi tersebut itu adalah hal yang salah fatal karena setiap orang memiliki
mimpinya masing-masing, bahkan orangtua sendiri juga tidak berhak meminta
anaknya untuk mencapai cita-cita yang selama ini tertunda. Lalu, menuntut si anak
untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Terlalu membatasi keinginan anak

Nah, pada bagian ini tidak beda jauh yah dengan point yang diatas. Namun,
membatasi keinginan anak disini maksudnya adalah membatasi apapun yang
dinginkan anak termasuk aktivitas-aktivitas anak tersebut. Khawatir terhadap anak
harus tentunya. Tapi jika itu mempengaruhi penghambatan perkembangan anak
sebaiknya cobalah memberikan batasan-batasan yang sewajarnya. Sebagai orangtua
menaruh kepercayaan pada anak juga harus diutamakan karena jika menaruh
kepercayaan itu secara penuh juga tidak baik dan jika kurangnya kepercayaan pada
anak juga akan menimbulkan dampaknya seperti poin ini.

Membanding-bandingkan anak

Pada poin ini maksudnya adalah orangtua terkadang tidak sengaja dalam
membanding-bandingkan anak dengan orang lain, baik itu mungkin kakak, adik
bahkan anak tetangga yah. Sebenarnya ketika orangtua membandingkan anak dengan
orang lain. Maka, kepercayaan diri anak itu akan berkurang dan bahkan menciut.
Tidak hanya kepercayaan diri pada anak, sering kali anak juga menyimpan amarah
didalam hatinya.

Tidak mendengarkan anak

Sebagai orangtua tentunya banyak sekali peran yang dimainka untuk si anak,
misalnya teman, sahabat, kakak, guru dan banyak lagi untuk memenuhi
perkembangan anak. Namun, hal itu tidak cukup jika orangtua tidak ingin
mendengarkan anak dari apa yang dialami dan dirasakannya. Sebagai orangtua kita
harus menjadi pendengar yang baik untuk anak, menemani dan mendengarkan apa
saja yang mengganggu harinya dan bahkan orangtua harus tau bagaimana pergaulan
anaknya.

Memiliki sifat keras

Selain menuntun, membanding-bandingkan anak. Orangtua yang menerapkan


pola asuh otoriter memiliki sifat keras dan tegas. Dimana, sifat keras ini seperti
banyaknya keputusan-keputusan yang diambil oleh orangtua itu bersifat memihak
tanpa meminta anak menjelaskan ketika anak melakukan kesalahan.

Memiliki pandangan yang monoton

Jadi, pada poin ini adalah orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter
memiliki sudut pandang yang monoton, jarang sekali orangtua yang menerapkan pola
asuh otoriter dengan melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Hal ini berkaitan
dengan sifat keras yang dimana mengambil keputusan-keputusan hanya sepihak tanpa
melibatkan anak.

Memberikan punishmen kepada anak

Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter selain memiliki sifat yang keras
dan memiliki sudut pandang yang monoton. Biasanya ketika anak melakukan
kesalahan cenderung orangtua memberikan sebuah hukuman atau punishmen
terhadap anak dalam hal mengingatkan dan memberi efek jerah. Hal ini ketika terjadi
terus menerus akan menyebabkan penyakit psikologis terhadap anak, baik itu dari
perilaku ataupun tekanan batin yang dialami oleh anak tersebut.
Dampak Positif Dan Negatife Dari Pola Asuh Otoriter

Dampak Positif

Dampak positif dari pola asuh otoriter adalah anak akan terlatih disiplin karena aturan
aturan yang sudah membentuk perilaku anak dalam mematuhi aturan-aturan yang
sudah ditetapkan oleh orangtuanya.

Dampak Negarif

Sedangkan dampak negatif dari pola asuh otoriter yaitu anak akan cenderung
memiliki tekanan bathin, anak akan mudah mengalami stress, cenderung anak
kesulitan dalam mengambil keputusan.
Profil

Hana Jacinda Aldiga, seorang mahasiswa dengan jurusan psikologi yang berkuliah di
Universitas Islam Riau.

Memiliki hobby dalam menulis quote motivasi, membaca, berimajinasi dan mencari
hal-hal yang baru yang belum ditemui di dirinya.

Mari berteman dengan saya dengan akun Instagram: hanajacindaaldiga

Anda mungkin juga menyukai