Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Puskesmas Di Kabupaten Boyolali


Penelitian ini dilakukan di puskesmas Kabupaten Boyolali. Puskesmas
yang berada di Kota Boyolali berjumlah 25 puskesmas. Puskesmas tersebut
terbagi ke dalam beberapa wilayah, yaitu wilayah perkotaan, pedesaan, terpencil
dan sangat terpencil. Diantara 4 wilayah tersebut, penelitian ini dilakukan di
puskesmas yang berada di wilayah perkotaan yang meliputi Puskesmas Boyolali I,
Puskesmas Boyolali II, Puskesmas Mojosongo, Puskesmas Teras dan Puskesmas
Banyudono I. Pada penelitian ini memilih wilayah perkotaan sebagai tempat
dilakukan penelitian dikarenakan Kecamatan Boyolali yang termasuk wilayah
perkotaan memiliki jumlah siswa terbanyak yakni 6,932 siswa sekolah dasar yang
menjadi sasaran program imunisasi lanjutan BIAS.
Vaksin yang digunakan pada program imunisasi di Indonesia saat ini
berjumlah delapan jenis, yaitu vaksin BCG, vaksin DPT, vaksin TT, vaksin Polio
(Oral Polio Vaccine), vaksin Campak, vaksin Hepatitis B, dan vaksin DPT-HB.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jenis-jenis vaksin yang terdapat di
Puskesmas tempat dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Jenis Vaksin
Nama
No HB- DPT-
Puskesmas BCG Polio MR IPV TD
Uniject HB
1 Boyolali I √ √ √ √ √ √ √
2 Boyolali II √ √ √ √ √ √ √
3 Mojosongo √ √ √ √ √ √ √
4 Teras √ √ √ √ √ √ √
5 Banyudono I √ √ √ √ √ √ √
Tabel 1. Vaksin yang Dimiliki oleh Puskesmas

Sumber: Data yang diolah, 2020

Berdasarkan daftar vaksin yang dimiliki, pada 5 puskesmas memiliki stok


vaksin yang lengkap untuk vaksin wajib sesuai yang dianjurkan pemerintah.
B. Penyimpanan Vaksin
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat dan perbekalan
kesehatan. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga kualitas vaksin tetap baik sejak
diterima sampai disitribusikan ketingkat berikutnya (atau digunakan), vaksin
harus disimpan pada suhu yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kondisi
penyimpanan vaksin penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 acuan yakni
Kemenkes RI & JICA Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 12
Tahun 2017.
1. Ketepatan Penyimpanan Vaksin
Tujuan penyimpanan vaksin adalah agar mutu dapat
dipertahankan/ tidak kehilangan potensi, aman/tidak hilang, dan terhindar
dari kerusakan fisik. suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat
dan perbekalan kesehatan. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk
mengetahui ketepatan proses penyimpanan vaksin di puskesmas wilayah
perkotaan Kabupaten Boyolali. Ketepatan penyimpanan vaksin dapat
dilihat dari ada atau tidaknya vaksin kadaluwarsa serta vaksin rusak, yang
kemudian dibandingkan dengan jumlah seluruh vaksin yang ada di
puskesmas.
Berdasarkan hasil pengamatan penyimpanan vaksin yang didapat
dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) tahun
2019 di 5 puskesmas di Kabupaten Boyolali, dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.

No Nama Puskesmas Rata-rata Ketepatan Penyimpanan (%)


Vaksin Kadaluwarsa Vaksin Rusak
1 Boyolali I 0 0
2 Boyolali II 0 0
3 Mojosongo 0 0
4 Teras 0 0
5 Banyudono I 0 0
Total % Ketepatan 0 0
Rata-rata % Ketepatan 0 0
Sumber: Data yang diolah, 2020

Nilai persentase pada perhitungan indikator ketepatan


penyimpanan vaksin di 5 Puskesmas di Kabupaten Boyolali pada tahun
2019 yang meliputi persentase vaksin kadaluwarsa dan persentase vaksin
rusak. Didapat hasil bahwa persentase untuk vaksin kadaluwarsa sebesar
0% dan persentase vaksin rusak sebesar 0%. Berdasarkan indikator yang
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010) standar
untuk indikator penyimpanan sebesar 0%. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa penyimpanan vaksin di 5 puskesmas di Kabupaten Boyolali sudah
memenuhi standar yang ditetapkan. Pada penelitian tidak didapatkan
vaksin yang kadaluwarsa maupun rusak. Kerusakan vaksin dapat dilihat
dari indikator paparan panas yang melekat pada vial vaksin atau disebut
Vaccine Vial Monitor (VVM). VVM tidak dapat mengukur potensi vaksin
secara langsung namun VVM dapat memberikan informasi mengenai
kelayakan penggunaan vaksin.

1. Indikator Penyimpanan Vaksin Rantai Dingin


Rantai dingin vaksin adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
menjaga vaksin pada suhu tertentu yang telah ditetapkan agar tetap
memiliki potensi yang baik mulai dari pembuatan hingga pada saat
pemberiannya. Pentingnya sistem rantai dingin atau cold chain untuk
vaksin dikarenakan vaksin adalah produk biologi yang tidak stabil dan
mudah menjadi rusak akibat pengaruh suhu dan kelembaban udara yang
tinggi. Untuk menyimpan vaksin dibutuhkan peralatan rantai vaksin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 5 Puskesmas di
Kabupaten Boyolali dengan menggunakan lembar check list dapat
diuraikan menjadi dua kategori yaitu kategori sarana prasarana
penyimpanan vaksin dan kategori kondisi penyimpanan vaksin.
2.1 Sarana dan Prasarana Penyimpanan Vaksin
Berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing puskesmas,
sarana dan prasana penyimpanan vaksin diperoleh persentase pada
tabel 3.
Tabel 3. Persentase Ketepatan Sarana dan Prasarana Penyimpanan vaksin

N Nama Puskesmas Skor diperoleh Skor seluruhnya Persentase (%)


o
1 Boyolali I
2 Boyolali II
3 Mojosongo
4 Teras
5 Banyudono I
Total % Ketepatan
Rata-rata % Ketepatan
Sumber: Data yang diolah, 2020

2.2 Kondisi Penyimpanan Vaksin


Berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing puskesmas,
kondisi vaksin diperoleh persentase pada tabel 4.
Tabel 4. Persentase Ketepatan Kondisi Penyimpanan Vaksin

N Nama Puskesmas Skor diperoleh Skor seluruhnya Persentase (%)


o
1 Boyolali I
2 Boyolali II
3 Mojosongo
4 Teras
5 Banyudono I
Total % Ketepatan
Rata-rata % Ketepatan
Sumber: Data yang diolah, 2020
C. Ketepatan Penyimpanan Vaksin
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat dan perbekalan kesehatan. Tujuan penyimpanan vaksin adalah agar
mutu dapat dipertahankan/ tidak kehilangan potensi, aman/tidak hilang,
dan terhindar dari kerusakan fisik. Tujuan dilakukannya penelitian ini
ialah untuk mengetahui ketepatan proses penyimpanan vaksin di
puskesmas wilayah perkotaan Kabupaten Boyolali.
Ketepatan penyimpanan vaksin dapat dilihat dari ada atau tidaknya
vaksin kadaluwarsa serta vaksin rusak, yang kemudian dibandingkan
dengan jumlah seluruh vaksin yang ada di puskesmas. Berdasarkan hasil
pengamatan penyimpanan vaksin yang didapat dari Laporan Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) tahun 2019 di 5 puskesmas di
Kabupaten Boyolali, dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Ketepatan Penyimpanan Vaksin

No Nama Puskesmas Rata-rata Ketepatan Penyimpanan (%)


Vaksin Kadaluwarsa Vaksin Rusak
1 Boyolali I 0 0
2 Boyolali II 0 0
3 Mojosongo 0 0
4 Teras 0 0
5 Banyudono I 0 0
Total % Ketepatan 0 0
Rata-rata % Ketepatan 0 0
Sumber: Data yang diolah, 2020

Nilai persentase pada perhitungan indikator ketepatan


penyimpanan vaksin di 5 Puskesmas di Kabupaten Boyolali pada tahun
2019 yang meliputi persentase vaksin kadaluwarsa dan persentase vaksin
rusak. Didapat hasil bahwa persentase untuk vaksin kadaluwarsa sebesar
0% dan persentase vaksin rusak sebesar 0%. Berdasarkan indikator yang
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010) standar
untuk indikator penyimpanan sebesar 0%. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa penyimpanan vaksin di 5 puskesmas di Kabupaten Boyolali sudah
memenuhi standar yang ditetapkan. Pada penelitian tidak didapatkan
vaksin yang kadaluwarsa maupun rusak. Kerusakan vaksin dapat dilihat
dari indikator paparan panas yang melekat pada vial vaksin atau disebut
Vaccine Vial Monitor (VVM). VVM tidak dapat mengukur potensi vaksin
secara langsung namun VVM dapat memberikan informasi mengenai
kelayakan penggunaan vaksin.

D. Indikator Penyimpanan Vaksin Rantai Dingin


Rantai dingin vaksin adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
menjaga vaksin pada suhu tertentu yang telah ditetapkan agar tetap
memiliki potensi yang baik mulai dari pembuatan hingga pada saat
pemberiannya. Pentingnya sistem rantai dingin atau cold chain untuk
vaksin dikarenakan vaksin adalah produk biologi yang tidak stabil dan
mudah menjadi rusak akibat pengaruh suhu dan kelembaban udara yang
tinggi. Untuk menyimpan vaksin dibutuhkan peralatan rantai vaksin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 5 Puskesmas di
Kabupaten Boyolali dengan menggunakan lembar check list dapat
diuraikan menjadi dua kategori yaitu kategori sarana prasarana
penyimpanan vaksin dan kategori kondisi penyimpanan vaksin.
1. Sarana dan Prasarana Penyimpanan Vaksin
Berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing puskesmas, sarana
dan prasana penyimpanan vaksin diperoleh persentase pada tabel 3.
Tabel 3. Persentase Ketepatan Sarana dan Prasarana Penyimpanan vaksin

No Nama Puskesmas Skor diperoleh Skor seluruhnya Persentase (%)


1 Boyolali I
2 Boyolali II
3 Mojosongo
4 Teras
5 Banyudono I
Total % Ketepatan
Rata-rata % Ketepatan
Sumber: Data yang diolah, 2020

2. Kondisi Penyimpanan Vaksin


Berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing puskesmas,
kondisi vaksin diperoleh persentase pada tabel 4.
Tabel 4. Persentase Ketepatan Kondisi Penyimpanan Vaksin

N Nama Puskesmas Skor diperoleh Skor seluruhnya Persentase (%)


o
1 Boyolali I
2 Boyolali II
3 Mojosongo
4 Teras
5 Banyudono I
Total % Ketepatan
Rata-rata % Ketepatan
Sumber: Data yang diolah, 2020

E.

Anda mungkin juga menyukai

  • Surcon
    Surcon
    Dokumen5 halaman
    Surcon
    masyelino11
    Belum ada peringkat
  • SIKLO
    SIKLO
    Dokumen5 halaman
    SIKLO
    masyelino11
    Belum ada peringkat
  • Propelant 1
    Propelant 1
    Dokumen6 halaman
    Propelant 1
    masyelino11
    Belum ada peringkat
  • APIS
    APIS
    Dokumen4 halaman
    APIS
    masyelino11
    Belum ada peringkat
  • ASOBB
    ASOBB
    Dokumen15 halaman
    ASOBB
    masyelino11
    Belum ada peringkat