Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anita BellaDina

NIP : 199611292022032021

Angakatan : 46

Kelompok :2

ANALISIS ISU KONTEMPORER

1. Pendahuluan
Marak beredarnya isu ijazah pelaut palsu yang diklaim dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dan
digunakan oleh pelaut-pelaut dari India, Pakistan dan negara-negara lain merupakan isu serius yang
mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut melalui
Direktorat Perkapalan dan Kepelautan.
Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Sudiono, menegaskan bahwa Kementerian
Perhubungan tidak pernah menerbitkan ijazah pelaut untuk Warga Negara Asing (WNA) dan
memastikan ijazah pelaut WNA yang diisukan diterbitkan Indonesia adalah palsu.
Dari fakta-fakta dan bukti-bukti yang beredar, terbukti ijazah kepelautan berlogo Garuda tersebut
laku keras di dunia internasional.
Jangan dikatakan yang beredar itu adalah ijazah pelaut palsu, karena logo resmi Garuda, cap sah
milik Kementerian dan tanda tangan oleh pejabat-pejabat yang berwenang dari kementerian terkait,
dilegitimasi terdaftar upload valid resmi ke dalam website milik pemerintah pula.
Lelah sudah pihak masyarakat tenaga ahli maritim niaga yang peduli memprovokasi penertiban
ijazah pelaut rimba antah berantah ini, disuarakan secara tulus agar marwah NKRI di dunia maritim
Internasional tetap baik.
Laporan mengindikasikan bahwa penyebaran ijazah palsu merebak meningkat hingga keberbagai
negara-negara lainnya. Laporan segera ditindak lanjuti dengan mengkomunikasikan ke pihak DJPL,
dengan harapan tentunya pihak yang dilaporkan sangat tanggap terhadap laporan yang disampaikan
masyarakat.
Namun bak burung pungguk merindukan bulan, tanggapan dari pihak instansi yang memiliki
kewenangan ternyata datar-datar saja dan terlalu normatif seperti biasanya.
Selain penemuan isu diatas, Tim gabungan Polda Metro Jaya bersama Satgas dari Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) berhasil mengungkap sindikat pemalsuan sertifikat keterampilan pelaut
illegal.
Para pelaku yang diamankan berjumlah 11 orang dari tiga lokasi berbeda yakni di Jakarta Utara,
Pekanbaru dan Bogor sejak akhir April 2020 sampai 9 Juni lalu. Kawanan ini diketahui sudah
memalsukan sedikitnya 5.041 sertifikat keterampilan melaut sejak 2018 sampai 2020 atau selama 3
tahun, dan meraup keuntungan sekitar Rp 20 Miliar.
"Ada 7 klasifikasi keterampilan atau kategori dalam sertifikat palsu yang ditawarkan. Kisaran
harga mulai Rp 700 Ribu sampai Rp 20 Juta tergantung jenis klasifikasi keterampilan sertifikatnya,"
kata Nana dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6/2020).
Nana menjelaskan dari 11 pelaku yang diamankan, 9 orang ditangkap oleh Polda Metro Jaya dan
dua orang ditangkap oleh Tim Satgas gabungan Polri dan Kemenhub.
"Para pelaku melakukan illegal access (hacking) pada website resmi kementerian perhubungan
republik Indonesia, bekerja sama dengan honorer dari Menhub yang mencuri blanko sertifikat.
Seluruhnya ada 11 orang pelakunya dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Nana.
"Ada 7 klasifikasi keterampilan atau kategori dalam sertifikat palsu yang ditawarkan. Kisaran
harga mulai Rp 700 Ribu sampai Rp 20 Juta tergantung jenis klasifikasi keterampilan sertifikatnya,"
kata Nana dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6/2020).
Nana menjelaskan dari 11 pelaku yang diamankan, 9 orang ditangkap oleh Polda Metro Jaya dan dua
orang ditangkap oleh Tim Satgas gabungan Polri dan Kemenhub.
"Para pelaku melakukan illegal access (hacking) pada website resmi kementerian perhubungan
republik Indonesia, bekerja sama dengan honorer dari Menhub yang mencuri blanko sertifikat.
Seluruhnya ada 11 orang pelakunya dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Nana.
Menurut Nana, sindikat tersebut telah beroperasi selama 3 tahun sejak tahun 2018 hingga April
2020.
"Jumlah sertifikat yang dipalsukan selama 3 tahun sebanyak 5.041 sertifikat. Dimana keuntungan
mereka dalam bisnis ilegal ini selama 3 tahun mencapai Rp 20 miliar. Motif sindikat ini adalah
ekonomi, yaitu untuk mendapatkan uang," kata Nana.
Dalam menjalankan aksinya kata Irjen Nana, para pelaku menawarkan jasa pembuatan sertifikat
palsu tersebut kepada para pengguna untuk kerja di kapal.
"Kepada para pengguna, para pelaku mengaku nomor sertifikat keterampilan pelaut teregistrasi dan
terintegrasi secara online di website Kementerian Perhubungan," katanya. Hal itu dimungkinkan
karena kawanan ini memiliki 2 hacker yang mampu masuk ke website Kemenhub secara ilegal.
Apalagi para pelaku juga dapat mengeluarkan eertifikat untuk Warga Negara Asing (WNA) dan
mengklaim bisa digunakan di kapal asing atau perusahaan pelayaran asing," katanya.
Para pelaku kata Nana, dikenakan Pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan Surat dan Pasal 30 ayat (3)
UU ITE terkait cracking, hacking, illegal access. "Dimana ancaman hukumannya hingga 8 tahun
penjara," kata Nana.
Dari 11 pelaku tercatat dua tersangka yakni RA dan RAS berperan sebagai hacker atau illegal
access, atau sebagai pihak yang melakukan registrasi sertifikat keterampilan pelaut secara online di
website pelaut.dephub.go.id. Keduanya diketahui ahli IT yang selama 3 tahun atau sejak 2018, mampu
menerobos website pelaut.dephub.go.id, meskipun secara berkala website itu diupdating dan diproteksi
maksimal oleh ahli IT Kemenhub.
Menanggapi hal ini Dirjen Hubla Kemenhub Agus Purnomo mengatakan pihaknya
mempertimbangkan apakah perlu untuk bekerjasama dengan keduanya, atau paling tidak menyerap
ilmu keduanya agar bisa memproteksi website kemenhub agar tidak bisa dibobol hacker lain di
kemudian harinya.
"Kami masih mempertimbangkan untuk kerjasama dan memakai keduanya. Sebab memang
faktanya setelah kami proteksi maksimal dan updating website, secara berkala, kedua orang ini tetap
bisa menghack website kami," kata Agua di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6/2020).

2. Identifikasi Masalah
Dari isu yang dipaparkan pada bab pendahuluan, dapat disimpulkan bahwa pemalsuan sertifikat
pelaut di lingkungan kementerian perhubungan direktorat jenderal perhubungan laut sedang marak
baik di dalam negeri maupun luar negeri yang dapat berdampak bagi individu maupun negara yang
terlibat.

3.Penyebab Terjadinya Isu


Dari identifikasi masalah yang sudah dirumuskan, hal ini dapat terjadi karena adanya
penyalahgunaan wewenang oleh oknum ASN di lingkungan direktorat jenderal perhubungan laut. Di
lain sisi, kurang adanya fungsi pengawasan dalam proses input dan penerbitan sertifikat pelaut.

4.Dampak Terjadinya Isu


Dari isu yang terjadi diatas, tentu mengakibatkan kerugian-kerugian bagi negara baik dalam
nama baik, bidang ekonomi bisnis domestic maupun internasional. Salah satunya yang dilakukan oleh
oknum pelaut Indonesia di kapal asing yang telah membawa image buruk pelaut Indonesia di dunia.
Sehingga dianggap tidak profesional dikarenakan para pelaut tersebut tidak pernah mengikuti proses
pendidikan sebagai pelaut melainkan melalui jalur penyalahgunaan wewenang oleh oknum. Dan masih
banyak dampak ketidakprofesional yang timbul akibat penyalahgunaan wewenang dengan pemalsuan
sertifikat pelaut.

5.Teknik Analisis Isu Kontemporer


Teknik Analisis APKL
No Pokok Bahasan Identifikasi Pemilihan Isu Keterangan
. Isu Isu Aktual Khalaya Problematik Layak
k
1. Penyalahgunaan Pemalsuan √ √ √ √ Memenuhi
Wewenang Penerbitan syarat
Sertifikasi Pelaut di
Indonesia

6.Kesimpulan dan Saran


Sangat sederhana, bila instansi yang memiliki kewenangan memiliki niat baik tindak lanjut
pencegahan. Cukup instansi berwenang membuat surat edaran pernyataan resmi bahwa Negara tidak
menerbitkan ijazah tenaga ahli pelaut bagi warga negara asing, kecuali program resmi G to G yang
sempat dilaksanakan dengan negara Malaysia, Nigeria dan Bangladesh dengan rentang waktu antara
tahun tertentu yang juga pelu dicantumkan dalam surat peryataan. Atas dasar surat edaran resmi
tersebut, semua stake holders bisa menyebarluaskan dengan terjemahannya dalam Bahasa Inggris bila
perlu, untuk kepentingan pencegahan beredar dan digunakannya ijazah-ijazah pelaut palsu apapun
bentuknya yang berlogo Garuda.
Pihak-pihak instansi yang memiliki kewenangan dapat dikatakan secara langsung memiliki andil
untuk menindak oknum dalam pembiaran kelalaian ini, karena menganggap sepele masalah ijazah
pelaut palsu standard tingkat Internasional yang dapat merusak nama Garuda NKRI.
Sudiono mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan Pusat Teknologi
Informasi dan Komunikasi Kementerian Perhubungan dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
tengah melakukan investigasi lanjutan untuk mencari sumber kebocoran terkait dengan penerbitan
sertifikat Pelaut secara tidak sah.
Kemenhub dan BSSN akan melaksanakan IT Security Assessment pada Infrastruktur
Kementerian Perhubungan serta melakukan koordinasi strategi dan upaya untuk menciptakan ketahanan
siber di sektor transportasi laut.
Bersamaan dengan pengembangan sistem baru tersebut, Sudiono menambahkan, pihaknya juga
telah melakukan tindakan preventif, antara lain melakukan pergantian berkala password untuk akses
server, akses VPN client serta akses admin aplikasi.
“Selain itu, kita juga lakukan analisa terhadap log server, log database, dan log aplikasi untuk
mengetahui waktu dan computer yang digunakan oleh oknum dalam menginput data,” jelasnya.
Salah satu kegiatan yang kita laksanakan di bawah payung kerjasama dengan BSSN adalah melakukan
Technical Risk Assessment pada Aplikasi Sertifikat Kepelautan yang berbasis web.

Anda mungkin juga menyukai