Anda di halaman 1dari 3

Page 1 of 3

PERUSAHAAN PELAYARAN DN
CONTOH :

PT Sabrang Laut merupakan perusahaan pelayaran dalam negeri yang


melakukan usaha jasa pelayaran termasuk penyewaan kapal. Pada tanggal 7
Januari 2015 PT Sabrang Laut melakukan kontrak dengan PT Pulp Sejahtera
dalam rangka pengangkutan bahan setengah jadi untuk pembuatan kertas
(pulp) dari Jakarta ke Surabaya sebesar Rp200.000.000,00 dan dibayarkan pada
tanggal 27 Januari 2015. Pada tanggal 15 Maret 2015 PT Sabrang Laut
melakukan kontrak dengan PT Prime Oil berupa persewaan kapal yang
difungsikan sebagai kapal untuk penyimpanan minyak dalam jangka waktu
tertentu dan bersandar di rig, dengan nilai sewa Rp2.500.000.000,00 yang
dibayarkan pada tanggal 17 Maret 2015.
Bagaimanakah perlakuan PPh atas transaksi di atas?

JAWAB
Penghasilan yang menjadi objek pengenaan PPh perusahaan pelayaran dalam
negeri meliputi penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari
pengangkutan orang dan/atau barang, termasuk penghasilan penyewaan kapal
yang dilakukan dari:
▪ Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lainnya di Indonesia;
▪ Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar Indonesia;
▪ Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia;
▪ Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lainnya di luar Indonesia.

Dengan demikian, atas penghasilan PT Sabrang Laut dari PT Pulp Sejahtera yaitu
jasa pengangkutan bahan setengah jadi untuk pembuatan kertas (pulp) dari
Jakarta ke Surabaya terutang PPh sebesar 1,2% dari peredaran bruto dan
bersifat final.
PPh terutang tersebut dipotong oleh PT Pulp Sejahtera sebesar:
PPh Pasal 15 : 1,2% x Rp200.000.000,00 = Rp2.400.000,00

Sedangkan atas penghasilan PT Sabrang Laut dari PT Prime Oil tidak termasuk
dalam pengertian penghasilan dari penyewaan kapal yang dilakukan dari satu
sonny.soebagyo |
Page 2 of 3

pelabuhan ke pelabuhan yang lain, tetapi masuk dalam pengertian FSO (Floating
Storage Off-loading). Sehingga penghasilan PT Sabrang Laut dari PT Prime Oil
tersebut termasuk dalam pengertian pengertian sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta yang dikenai pemotongan PPh Pasal
23 sebesar 2% dan dipotong oleh PT Prime Oil sebesar:
PPh Pasal 23 : 2% x Rp2.500.000.000,00 = Rp50.000.000,00

Kewajiban PT Pulp Sejahtera sebagai pemotong PPh Pasal 15 adalah:


1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 15 atas pembayaran jasa pelayaran
untuk pengangkutan pulp tersebut sebesar Rp2.400.000,00 dan
memberikan bukti potong tersebut kepada PT Sabrang Laut;
2. Menyetorkan PPh yang telah dipotong ke Kas Negara melalui Kantor Pos
atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 10
Feburari 2015;
3. Menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 15 Masa Pajak Januari 2015 paling
lama tanggal 20 Februari 2015.

Kewajiban PT Prime Oil sebagai pemotong PPh Pasal 23 adalah:


1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 atas penyewaan kapal tersebut
sebesar Rp50.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan tersebut
kepada PT Sabrang Laut;
2. Menyetorkan PPh Pasal 23 yang dipotong ke Kas Negara melalui Kantor
Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 10
April 2015;
3. Menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Maret 2015 paling lama
tanggal 20 April 2015.

Catatan:
Pada contoh diatas, perlakuan perpajakan berdasarkan jenis penghasilan atau
jenis transaksi. Tidak melihat siapa penerima penghasilan.

Transaksi antara PT Sabrang Laut dengan PT Pulp Sejahtera merupakan jasa


dibidang pelayaran. Dengan demikian, atas transaksi ini merupakan objek PPh

sonny.soebagyo |
Page 3 of 3

Pasal 15 berupa tarif efektif untuk perusahaan pelayaran dalam negeri. Kata
kunci untuk transaksi ini adalah perpindahan kapal dari pelabuhan ke
pelabuhan.

Transaksi antara PT Sabrang Laut dengan PT Prime Oil merupakan persewaan


ruangan karena kapal dipergunakan untuk menyimpan minyak. Tidak
ada perpindahan kapal dari pelabuhan ke pelabuhan.

Atas penghasilan berupa sewa (dalam contoh diatas dari PT Prime Oil)
dilaporkan di SPT Tahunan dan dikenakan dengan tarif Pasal 17 UU PPh. Dan
Bukti Potong dari PT Prime Oil dapat dapat dipakai sebagai kredit pajak dalam
menghitung PPh Tahunan terutang (PPh Pasal 29 yang masih harus dibayar).

Sedangkan atas penghasilan dari persewaan kapal PPh Pasal 15 maka dikenakan
PPh dengan tarif flat 1,2%. Atas transaksi ini sudah lunas. Bukti Potong PPh Pasal
15 dilaporkan sebagai lampiran SPT Tahunan.

sonny.soebagyo |

Anda mungkin juga menyukai