Anda di halaman 1dari 3

Tugas Sesi 14

Riset Eksperimen di Akuntansi

Bacalah kutipan usulan penelitian dibawah ini dengan seksama kemudian jawablah
pertanyaan yang tersedia di bawah.

Kutipan Proposal Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh efek halo yang memengaruhi ketidakakuratan


judgment peofesional auditor dan strategi untuk memitigasinya. Ketika auditor
berusaha untuk memahami bisnis kliennya, dia melakukan prosedur analitis. Pada
prosedur ini auditor memproses secara kognitif data yang kompleks (Luippold dan
Kida, 2012). Data yang disajikan secara menyeluruh (holistik) pada satu sis dapat
meningkatkan akurasi judgment profesional auditor (Luippold dan Kida, 2012),
namun studi bidang psikologi menunjukkan bahwa penilaian objek yang disajikan
secara holistik berpotensi menyebabkan munculnya efek halo (Murphy, Jako dan
Anhalt, 1993).

Efek halo adalah salah satu bias individu dalam melakukan penilaian atas
seseorang atau suatu objek dengan menggeneralisisr penilaian satu atribut untuk
melakukan penilaian atas atribut yang lain (Schultz dan Schultz, 2010:122). Efek halo
terjadi ketika objektivitas seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan menyeluruh
(holistik) orang tersebut. Riset menunjukkan bahwa pemicu efek halo adalah kesan
meyakinkan dari objek yang dinilai sehingga mendistorsi keputusan yang diberikan
(Fisicaro, 1998; Nisbet dan Wilson, 1977).

Klien cenderung menyajikan informasi yang baik dan meyakinkan agar


kondisinya dinilai baik oleh auditor. Informasi yang disajikan klien secara holistik
yaitu secara menyeluruh, tetapi tidak rinci, membentuk representasi mental pada
auditor bahwa kondisi klien pada atribut yang lain juga baik. Auditor sebagai individu
mempunyai keterbatasan dalam memproses informasi maka keputusan yang diambil
berdasarkan strategi heuristik (Bazerman, 1994). Bias tersebut menjelaskan efek
halo yang muncul akibat penggeneralisiran bukti (informasi rinci) berikutnya
berdasarkan informasi umum yang diterimanya sehingga memengaruhi
pertimbangan profesional yang diambil auditor. Dengan demikian, terdapat risiko
bahwa efek halo akan mengurangi kualitas pengambilan keputusan auditor,
terutama dalam penentuan risiko salah saji material dalam prosedur analitis
(O’Donnel dan Schultz, 2005). Riset dibutuhkan untuk menguji pengaruh penyajian
informasi secara holistik terhadap efek halo dan dampaknya terhadap judgment
profesional auditor.

Riset terdahulu tentang efek halo (O’Donnel dan Schultz, 2005; Grammling,
O’Donnel, dan Vandervalde, 2010) belum memberikan solusi bagaimana cara
mengurangi efek halo sehingga judgment profesional yang diberikan auditor tidak
diragukan akurasinya. Penelitian ini mengusulkan strategi mitigasi untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan akibat bias tersebut. Upaya mitigasi efek halo dalam
penugasan auditor diperlukan agar judgment profesional yang diukur dengan
penentuan risiko salah saji material menjadi lebih akurat. Cooper (1981b)
mengusulkan pelatihan sebagai metoda yang dapat mengurangi efek halo. Metoda
pelatihan dalam konteks audit yang didukung secara empiris dapat meningkatkan
judgment profesional adalah swa-eksplanasi (self explanation) dan balikan
eksplanatori (explanatory feedback) (Earley, 2001; 2003).

Swa-eksplanasi adalah metoda pemerolehan pengetahuan dengan memberikan


kesempatan bagi individu untuk menjelaskan pada diri mereka sendiri rasionalisasi
jawaban yang mereka pilih atas beberapa kasus yang diberikan. Explanatory
feedback adalah metoda pemerolehan pengetahuan dengan menggunakan contoh
penyelesaian kasus untuk memecahkan kasus baru. Penelitian ini menguji metoda
swa-eksplanasi dan explanatory feedbacksebagai upaya mitigasi efek halo dalam
penentuan risiko salah saji material.

Secara spesifik, penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan: 1. apakah


penyajian informasi holistik menyebabkan munculnya efek halo yang memengaruhi
penentuan risiko salah saji material? 2. apakah metoda pemerolehan pengetahuan
swa-eksplanasi dapat menjadi strategi mitigasi efek halo pada auditor dalam
penentuan risiko salah saji material? 3. apakah metoda pemerolehan pengetahuan
explanatory feedback dapat menjadi strategi mitigasi efek halo pada auditor dalam
penentuan risiko salah saji material? Desain yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian tersebut adalah metoda eksperimen laboratorium. Metoda eksperimen
laboratorium adalah metoda untuk menguji teori yang menerangkan hubungan
sebab akibat (Shadish, Cook, dan Campbell, 2002). Kekuatan metoda eksperimen
adalah kemampuan peneliti dalam memanipulasi variabel independen dan
mengontrol variabel lain yang berpotensi memengaruhi variabel dependen namun
tak relevan dengan tujuan penelitian (Nahartyo, 2012). Metoda eksperimen dalam
penelitian ini tergolong eksperimen tulen dan pengujian hipotesis pertama dilakukan
dengan alternative-treatment design with pretest-posttest. Pengujian hipotesis dua
dan tiga dengan pretest-postest control group design atau desain grup kontrol
dengan purwauji (pretest) dan purnauji (postest).

Penelitian ini mempunyai kontribus teoretis, metodologis dan kebijakan.


Kontribusi teoretis riset ini adalah memberikan penjelasan bahwa efek halo tidak
hanya terjadi dalam konteks kepribadian atau tampilan luar secara fisik, namun juga
disebabkan oleh cara penyajian informasi. Kontribusi teoretis lain adalah model
mitigasi efek halo dalam pengujian audit dengan menggunakan metoda
pemerolehan pengetahuan berupa swa-eksplanasi dan explanatory feedback.
Temuan adanya efek halo dan model mitigasinya diharapkan dapat memicu
penelitian-penelitian selanjutnya di bidang akuntansi keperilakuan di Indonesia, baik
dalam konteks pengauditan maupun bidang akuntansi lain yang melibatkan
pengambilan keputusan.

Kontribusi metodologis dalam penelitian ini adalah dalam pengukuran efek halo.
Penelitian ini mengembangkan pengukuran tambahan dengan seperangkat
pertanyaan penilaian awal kondisi klien berdasarkan tayangan video dan booklet
profil perusahaan. KOntribusi metodologis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
penelitian-penelitian berikutnya.

Kontribusi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah bagi pemerintah dan IAPI
serta bagi Kantor Akuntan Publik (KAP). Bagi pemerintah dan IAPI, hasil penelitian ini
dapat menjadi masukan bagi penentuan kebijakan pengelolaan auditor khususnya
dalam penetapan standar pengendalian mutu audit. Selain mempertimbangkan
standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan, dalam standar
pengendalian mutu perlu memasukkan aspek pentingnya pengelolaan auditor
dengan pelatihan dan berbagai metoda pelatihan yang bisa diterapkan dalam
pemberian materi pelatihan. Bagi KAP, hasil penelitian ini memberikan usulan dalam
hal penataan auditor dengan memperhatikan aspek keperilakuan auditor sebagai
individu yang memiliki keterbatasan kognisi. Keterbatasan kognisi yang
menimbulkan efek halo dan berdampak pada ketidakakuratan judgment profesional
pada auditor perlu diantisipasi dan dimitigasi. KAP dapat memberikan pelatihan
sebagai bentuk pemerolehan pengetahuan kepada auditor dengan memperhatikan
lingkup informasi yang diberikan agar sesuai dengan tipe penugasan dan level
auditornya. KAP juga perlu memperhatikan metoda pemerolehan pengetahuan yang
sesuai dengan level auditornya.

Sumber: Utami (2013)

Berdasarkan kutipan di atas, berikan jawaban atas pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah metoda eksperimen merupakan metoda yang cocok digunakan untuk


riset ini? Jelaskan jawaban anda.

2. Proses apa saja yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengeksekusi riset ini?
Jelaskan serinci mungkin.

Referensi

Utami, Intiyas, 2013. Strategi Pemitigasian Efek Halo dalam Menentukan Risiko Salah
Saji Material dengan Metode Pemerolehan Pengetahuan Swa Eksplanasi dan
Balikan Eksplanatori. Disertasi: Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

Anda mungkin juga menyukai