Anda di halaman 1dari 6

Nama : Windra Reza Saputra

NPM : 1710075602460
Kelas : Bisnis
MK : Perekonomian Indonesia

MATERI 5
KRISIS EKONOMI

Resesi ekonomi adalah Suatu neg dikatakan mengalami Resesi Ekonomi bila
penurunan PDB berlangsung selama 6 bln ber-turut2 (not more than one year) hal ini ditandai
oleh pengangguran naik, kesempatan kerja turun, tingkat upah stagnasi dan penjualan retail
turun drastis. Depresi ekonomi adalah Suatu neg dikatakan mengalami Depresi Ekonomi bila
berada dlm titik terendah dlm siklus ekonomi yg di tandai oleh G turun, pengang guran
meningkat > 50 % jumlah TK, C turun, harga naik dgn laju yg lbh rendah dari laju normal,
upah turun dan hilangnya harapan masy thd masa depan nya.
Krisis ekonomi Global adalah peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia
mengalami keruntuhan /degresi dan mem pengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Sebagai
contoh bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami
keruntuhan besar dari sektor ekonominya.
Krisis ekonomi menurut sumber internal ada Krisis Produksi, krisis perbankan, krisis
nilai tukar. Krisis produksi adalah pengurangan produksi yang berdampak pada taraf hidup
petani lewat jalur rumahtangga, naiknya harga lewat jalur produsen atau pasar (gandum
sebagai input tepung atau komoditi lain. Kontribusi produknya besar bisa memicu inflasi
malah bisa memberikan dampak yang lebih luas, kesempatan kerja ataupun kemiskinan.
Sedangkan Krisis Perbankan disebabkan karena kondisi perbankan yang kurang kuat, maka
bisa membuat bank collaps, ini berdampak pada kesempatan kerja dan pendapatan
(rumahtangga) kesulitan sumber pembiayaan (perusahaan), atau mahal. Krisis nilai tukar
adalah depresiasi rupiah terhadap mata uang asing akan berdampak terhadap impor dan
berlanjut pada ekspor yang import content nya tinggi volumenya akan menurun, harga mahal
dan memicu inflasi. Sebaliknya untuk ekspor yang bersifat local content, nilai ekspor dalam
rupiah akan meningkat,bila pelaku ekonomi bisa.
Krisis modal adalah Pengurangan modal dalam negeri dalam jumlah besar Penghentian
utang luar negeri, Capital Flight, berdampak pada investasi yg Bisa menyebabkan PDB turun,
juga menyebabkan depresiasi rupiah. Krisis modal ini berdampak menjadi krisis ekonomi.
MATERI 6

KERENTANAN TERHADAP KRISIS EKONOMI

Dua dekade Indonesia sudah 2 kali diterpa krisis ekonomi besar :

1. Krisis keuangan Asia yang muncul pertengahan 1997 klimaksnya pertengahan 1998

2. Krisis ekonomi global yang banyak mempengaruhi beberapa negara termasuk Indonesia.

Faktor-faktor Penyebab Kerentanan Ekonomi Indonesia

1. Indonesia semakin terbuka dibandingkan pada awal pada awal pemerintahan orde baru
(1966). Ekonomi Indonesia telah lama menjadi dibagian dari tujuan penting kawasan
Asia Tenggara bagi Investasi Asing jangka pendek.
2. Ekspor komoditi primer yang dilakukan Indonesia ditengah laju yang menurun seperti ;
pertambangan dan pertanian.
3. Dalam dua dekade terakhir indonesia semakin tergantung pada impor dari sejumlah
produk makanan diantaranya ; beras, gandum, jagung, daging, sayur-sayuran dan
buah2an, juga minyak.
4. 20 tahun belakangan ini banyak TKI (termasuk wanita) yang bekerja di LN, sehingga
pembangunan ekonomi sangat bergantung pada pengiriman uang dari TKI di LN.
5. Indonesia sebuah negara dengan jumlah populasi yang besar, arti : tingkat konsumsi
makanan domestik tinggi, akselerasi laju pertumbuhan output di sektor pertanian Dalam
Negeri menjadi krusial.

Definisi kerentanan

Menurut Adger (2004) dan Briguglio (2008). Pengertian kerentanan belum ada arti yang
tepat namun secara arti yang secara umum kerentaan adalah : kerentanan merujuk kepada
potensi kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh goncangan eksogen. Menurut
Guilaumon (2007) mendefinsikan kerentanan ekonomi dari sebuah negara dengan resiko
kehancuran ekonomi (terhentinya pembangunan ekonomi) yangdihadapi negara disebabkan
oleh goncangan eksogen. Sedangkan menurut Hoddinott dan Quisumbing (2003) lebih
mengarah pada konsep kerentanan dan konsep kemiskinan yang saling terkait. Ada 3
pendekatan ;
1. Sebagai perkiraan kemiskinan
2. Sebagai harapan utilitas yang rendah
3. Sebagai kepastian akan menghadapi resiko.

Indikator kerentanan Tingkat makro

1. Luas ekonomi/pasar 10. Rumah Tangga menurut kelompok


2. Kepadatan dan struktur penduduk pendapatan
3. Lokasi geografi 11. Kemiskinan
4. Struktur konsumsi Rumah Tangga 12. Kemajuan pendidikan
5. Keterbukaan ekonomi 13. Kondisi kesehatan
6. Ketergantungan dan diversifikasi 14. Kemajuan teknologi
ekspor 15. Infrastruktur sosial ekonomi
7. Ketergantungan dan diversifikasi 16. Modal sosial
impor 17. Partisipasi wanita dalam kesempatan
8. Diversifikasi ekonomi kerja/kegiatan ekonomi
9. Pendapatn riil perkapita 18. Stabilitas ekonomi makro
19. Efisiensi pasar ekonomi mikro

MATERI 7

Kemiskinan, Ketimpangan, Distribusi Pendapatan dan Pembangunan

Kemiskinan adalah Kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup pendapatan, utamanya
untuk membeli barang-barang kebutuhan dasar seperti makan, minum, pakaian, papan dsb.
Menurut kriteria Bank Dunia penghasilan minimal per hari $2. Tingkat kemiskinan mutlak
menurun drastis dalam dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi 1997;
 Jumlah penduduk miskin pada 1976 mencapai 54,2 juta jiwa (40,1 %),
 menurun menjadi 40,6 juta jiwa (26,9 %) pada tahun 1981,
 35 juta jiwa (21,64 %) pada tahun 1984,
 27,2 juta jiwa (15,1 %) pada tahun 1990, dan
 22,5 juta jiwa (11,3) pada 1996.

Indikator Kemiskinan
Adapun beberapa indikator kemiskinan yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

a) Kemiskinan relatif
Seseorang dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif, jika pendapatannya
berada di bawah pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut, ia
berada di lapisan paling bawah.

b) Kemiskinan absolut
Dilihat dari kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang,
pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan). Jika pendapatan seseorang di bawah
pendapatan minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka ia disebut miskin. Indonesia
menggunakan indikator kemiskinan jenis ini.

c) Kemiskinan kultural
Dikaitkan dengan budaya masyarakat yang “menerima” kemiskinan yang terjadi pada
dirinya, bahkan tidak merespons usaha-usaha pihak lain yang membantunya keluar dari
kemiskinan tersebut.

d) Kemiskinan structural
Kemiskinan yang disebabkan struktur dan sistem ekonomi yang timpang dan tidak
berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalah-masalah struktural ekonomi yang
makin meminggirkan peranan orang miskin.
MATERI 9

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN) VS


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

 Anggaran adalah perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi
pada suatu periode di masa yang akan datang, serta data pengeluaran dan penerimaan
yang sungguh-sungguh terjadi di saat ini dan masa yang lalu.
 Keuangan Negara adalah Semua tindakan pemerintah yang mempunyai akibat sehingga
negara dibebani kewajiban untuk membayar dan negara memperoleh hak untuk
menagih.

APBN (ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA)


 APBN adalah Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang
disetujui oleh DPR. Tujuan APBN adalah Mengatur pembelanjaan negara, mewujudkan
stabilitas ekonomi dan pemerataan pendapatan/mengembangkan aktivitas ekonomi
masyarakat. Fungsi APBN adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Otorisasi
Dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan,
2. Fungsi Perencanaan
Pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.
3. Fungsi Pengawasan
Pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi Stabilisasi
Alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
7. Fungsi Pengorganisasian
Pedoman untuk menyeimbangkan berbagai pos yang ada agar semua kepentingan
dapat dilaksanakan dengan baik.

APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:


1. Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
2. Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
3. Penajaman prioritas pembangunan
4. Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara
Komponen APBN:
1. Anggaran Pendapatan Negara, menurut sumbernya
a. Penerimaan Dalam Negeri
 Penerimaan pajak
PPh, PPN, Cukai & pajak lain.
 Penerimaan bukan (non) pajak
SDA (Migas dan non Migas), bagian laba BUMN, PNBP lain.
b. Penerimaan pembangunan (Hibah), bantuan dari swasta (dalam maupun luar
negeri) maupun pemerintah luar negeri
 Bantuan program
 Bantuan proyek

2. Anggaran Belanja Negara, menurut sumbernya:


a. Belanja Rutin (pemerintah pusat), membiayai kegiatan pembangunan pemerintah
pusat baik yang dilakukan di pusat maupu di daerah. Belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, subsidi daerah otonom, subsidi BBM dan non BBM,
pembiayaan bunga hutang, belanja lainnya.
b. Belanja Pembangunan (belanja daerah), dibagi- bagi ke pemerintah daerah
pendapatan APBD yang bersangkutan. Dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana
alokasi khusus, dana otonomi khusus.

3. Pembiayaan

a. Pembiayaan dalam negeri: pembiayaan perbankan, privatisasi, surat utang negara,


serta penyertaan modal negara.
b. Pembiayaan luar negeri: penarikan pinjaman luar negeri (pinjaman program &
pinjaman proyek).
c. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

APBD adalah daftar yang sistematis tentang rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang memuat anggaran pendapatan dan pengeluran daerah dan telah disetujui oleh
DPRD untuk masa waktu satu tahun. UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah,
bahwa di dalam melaksanakan pembangunan harus selalu berpedoman pada tiga asas yaitu:
1. Asas Desentralisasi
2. Asas Dekonsentrasi
3. Asas tugas pembantuan

Fungsi APBD yaitu Fungsi otorisasi, fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian,


fungsi pengawasan, fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.

Tujuan APBD yaitu Pedoman untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran dalam
melaksanakan kegiatan daerah agar peningkatan produksi dan kesempatan kerja serta
peningkatan pertumbuhan ekonomi, dapat tercapai sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
terwujudkan. Cara Penyusunan APBD Ditetapkan setiap tahun melalui peraturan daerah.
Pendapatan daerah ini berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pendapatan
lain-lain yang sah.

Anda mungkin juga menyukai