Anda di halaman 1dari 5

Tugas 3 PKN

Nama : RIRI PORSETA EKA PUTRI

NIM : 856231455

1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?


Jawab:
Demokrasi adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa inggris
“democracy” yang diserap dari dua kata Bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat dan
“kratos” atau “kratein”yang berarti kekuasaan, jadi demokrasi berarti rakyat berkuasa atau
“government or rule by the people” (budiarjo, 1992:50).
Dalam the advance learner’s dictionary of current English (Hornby, 1962) yang dimaksud
dengan demokrasi adalah:
1. country with principles of government in which all adult citizens share through their
elected representatives,
2. country with government which encourages and allows rights of citizenship such as
freedom of speech, religion, opinion, and association. the assertion of rule of law,
majority rule, accompanied by respect for nights of minorities,
3. society in which there is treatment of each other by citizens as equals

Maksudnya, demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang


ditandai oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih negara dengan pemerintahannya
menjamin kemerdekaan berbicara, beragama. berpendapat, berserikat dan menegakkan
"rule of law", masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas, dan
saling memberi perlakuan yang sama. Penjelasan ini mengingatkan kita kepada seorang
mantan Presiden Amerika yang bernama Abraham Lincoln mengatakan bahwa
"democracy is the government from the people, by the people and for the people atau
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat Penelitian
UNESCO yang dilakukan pada tahun 1949 probably for the first time in history democracy
is claimed as the proper ideal description of all system political and social organizations
advocated by influencial proponents" (Budiardjo, 1992) atau mungkin untuk pertama kali
dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk
semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung
pendukung yang berpengaruh.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa demokrasi merupakan
pelembagaan (constitution), kebebasan (freedom), dan nilai persamaan (egal Center for
Indonesian Civic Education (CICED) bekerja sama dengan Center for Civic Education (CCE)
Calabasas USA memberikan penjelasan bahwa Democracy which is conceptually
perceived a frame of thought of having governance from the people, by the people has
been universally accepted as paramount ideal, norm, social system as well as as individual
knowledge, attitudes, and behavior needed to the contextually substantiated, cherished,
and developed" (CICED, 1998).
Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dalam melakukan pengaturan
urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide,
norma, sistem sosial, maupun sebagai wawasan. sikap, perilaku individual yang secara
kontekstual diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan Winataputra (2001)
menyimpulkan bahwa "demokrasi dilihat sebagai konsep yang bersifat multidimensional,
secara filosofis demokras sebagai ide, norma, prinsip, secara sosiologis sebagai sistem
sosial, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku individu dalam hidup
bermasyarakar".
Sebagai sistem sosial, Sanusi (1998) mengidentifikasi sepuluh pilar demokrasi
konstitusional menurut UUD 1945, yaitu Demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa,
Demokrasi dengan Kecerdasan, Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat, Demokrasi
dengan Rule of Law, Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan negara, Demokrasi dengan
Hak Asasi Manusia, Demokrasi dengan Pengadilan Yang Merdeka, Demokrasi dengan
Otonomi Daerah, Demokrasi dengan Kemakmuran, dan Demokrasi yang Berkeadilan
Sosial.
Apabila di bandingkan dengan pilar-pilar demokrasi yang dikemukan dalam USIS
(1995) bahwa intisari dari demokrasi sebagai sistem memiliki 11 pilar yang secara
keseluruhan isinya terdapat dalam 10 pilar demokrasi di as, khas Indonesia yang menjadi
perbedaannya I pilar demokrasi Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa. Dinamika perkembangan demokrasi di Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dengan merujuk kepada konstitusi yang pernah
dan sedang berlaku, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950. Melihat
perkembangan pemerintahan Indonesia yang berkaitan dengan konstitusi yang pernah
dan sedang berlaku adalah kabinet parlementer dan presidensial. Tumbuh kembangnya
demokrasi di Indonesia yang pernah pula berlaku adalah demokrasi Terpimpin (Orde
Lama) dan Demokrasi Pancasila (Orde Baru). Kemudian muncul era reformasi yang
ditandai dengan keterbukaannya dalam kehidupan berdemokrasi seolah-olah bebas
segala-galanya. Kini demokrasi di Indonesia sedang dibangun dan disempurnakan sesuai
dengan amanat konstitusi.
Secara konseptual Torres (1998:145-146, dalam Winataputra, 2001:54)
mengemukakan bahwa demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik yaitu
classical Aristotelian theory, medieval theory dan contemporary theory. Dalam tradisi
pemikiran Aristotelian theory merupakan salah satu bentuk pemerintahan yakni the
government of all citizens who enjoy the benefits of citizenship" atau pemerintahan oleh
seluruh warga negara yang memenuhi syarat kewarganegaraan. Dalam tradisi medieval
theori pada dasarnya menerapkan Roman Law dan konsep popular souvereignty
menempatkan "a foundation for the exercise of power leaving the supreme power in the
hands of the people" atau suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan
rakyat. Sedangkan dalam contemporary doctrine of democracy, konsep republican
dipandang sebagai "the most genuinely popular form of government" atau konsep
republik sebagai bentuk pemerintahan yang murni.
Dari penjelasan Torres di atas dapat disimpulkan bahwa demokrasi sebagai salah
satu bentuk pemerintahan, demokrasi sebagai suatu landasan pelaksanaan kekuasaan
tertinggi di tangan rakyat, dan demokrasi adalah konsep republik sebagai bentuk
pemerintahan yang murni.

2. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan demokrasi kepada peserta didik?
Jawaban:
Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa "democracy does not teach itself If the
strengts, benefits, and responsibilities of democracy are not made clear to citizens, they will
be ill-equipped to defend on it". Dengan kata lain, demokrasi tidak bisa mengajarkannya
sendiri. Kalau kekuatan, kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan
dihayati dengan baik oleh warga negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk
mempertahankannya. Thomas Jefferson sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan Amerika,
dalam Wahab (2001), menyatakan bahwa: "that the knowledge, skills, behaviors of
democratic citizenship do not just occur naturality in oneself-but rather they must be taught
consciously through schooling to teach new generation, ie they are learned behaviors",
maksudnya pengetahuan, skill, perilaku warga negara yang demokratis tidak akan terjadi
dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada generasi penerus Winataputra (2001) dalam
disertasinya memberikan penjelasan bawa Pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis
yang dilaukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar
memahami menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai
demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Hasil penelitian Gandal and Finn (1992) bahwa: bukan saja di negara-negara berkembang,
di negara-negara maju sekalipun, education for democracy sangat penting. Namun sering
dilupakan. "it is often taken for granted or ignored tapi sering dianggap enteng atau
dilupakan. Oleh karena itu, education for democracy, therefore, must be approached in a
conscious and serious maner, pendidikan demokrasi hares disikapi secara sadar dan sungguh-
sungguh. Gandal and Finn (1992) dalam Winataputra (2001) mengatakan: "seek only to
familiarize people with the precepts of democracy, but also to produce citizens who are
principled, independent, inquisitive, and analytic in their outlook" yakni pendidikan bukan
hanya sekadar memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi juga menghasilkan
warga negaranya yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu, dan
berpandangan jauh ke depan. pendidikan demokrasi ini jangan hanya dilihat sebagai isolated
rubject yang diajarkan dalam waktu terjadwal yang cenderung diabaikan lagi, tetapi "it is link
to nearly everything else that students learn in school-whether it be history, civics, ethics, or
economics and too much that goes on outside of school. Jadi, jangan hanya dilihat sebagai
mata pelajaran yang terisolasi, tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal yang dipelajari siswa,
mungkin dalam pelajaran Sejarah. Kewarganegaraan. Etika atau Ekonomi dan lebih banyak
terjadi di luar sekolah. Dengan kata lain". good democracy education is a part of good
education in general", pendidikan demokrasi yang baik adalah bagian dari pendidikan yang
baik secara umum.
Berkenaan dengan hal tersebut disarankan Gandal and Finn, (1992) perlu
dikembangkannya model "school baced democracy education". paling tidak dalam empat
bentuk alternatif (1) the root and brances of the democratic idea, perhatian yang cermat yaitu
landasan dan bentuk-bentuk demokrasi, (2) "how the ideas of democracy have been
translated into institutions and practices around the world and through the age" bagaimana
ide demokrasi telah diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk kelembagaan dan praktik di
berbagai belahan bumi dalam berbagai kurun waktu Dengan demikian siswa akan mengetahui
dan memahami kekuatan dan kelemahan demokrasi dalam berbagai konteks ruang dan
waktu, (3) adanya kurikulum yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi sejarah
demokrasi di negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan
demokrasi yang diterapkan di negaranya dalam berbagai kurun waktu. (4) tersedianya
kesempatan baga siswa untuk memahami kondisi demokrasi yang diterapkan di negara-
negara di dunia sehingga para siswa memiliki wawasan luas tentang aneka ragam sistem sosial
demokrasi dalam berbagai konteks.
Sanusi (1998:3) dalam memahami demokrasi harus memaknai aspek-aspek demokrasi
secara menyeluruh diperlukan kecerdasan ruhaniyah, kecerdasan nagliyah, kecerdasan
aqliyak fotak logis-rasional), kecerdasan emosional (nafrivah), kecerdasan menimbang
(judgment), kecerdasan membuat keputusan dan memecahkan masalah (decision making
and problem solving) dan kecerdasan membahasakan serta mengkomunikasikannya. Dengan
kata lain, perlu dikembangkannya pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional, yang
memungkinkan para siswa dapat mengembangkan dan menggunakan seluruh potensinya
sebagai individu dan warga negara dalam masyarakat bangsa dan negara yang demokratis.
Dalam kepustakaan asing Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) disebut Civic Education
yang batasannya ialah seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat
menumbuhkan demokrasi (Somantri, 2001). Artinya bahwa PKn merupakan pendidikan
demokrasi atau disebut juga pendidikan demokrasi merupakan esensi dari Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun melalui hierarki tingkat
pengetahuan ilmu sosial, yaitu fakta, konsep, generalisasi dan teori-hukum sehingga
membentuk ide fundamental Ilmu Kewarganegaraan (IKN).

3. Bagaimana menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi?


Jawaban:
Dalam konteks pendidikan formal, khususnya pada jenjang Pendidikan dasar, sekolah
seyogianya dikembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial pedagogis yang kondusif atau
memberi suasana bagi tumbuh-kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Oleh
karena itu sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat yang mampu memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran demokratis. Dengan demikian secara bertahap sekolah akan menjadi
komunitas yang memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap
hak dan kewajiban serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang
tertib, adil, dan berkeadaban.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah-
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalitasnya itu, antara lain terletak pada berikut ini.
1. Pandangannya yang pluralistik-uniter (bermacam-macam, menyatu dalam
pengertian Bhinneka Tunggal Ika.
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara, dan masyarakat global secara
harmonis.
3. ujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan (spiritual,rasional,
emosional, dan social)
4. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel
atau luwes, dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.

Apabila ditampilkan dalam wujud program pendidikan paradigma baru, salah


satunya menuntut tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk
memahami penerapan demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan
yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks. Situasi
sekolah dan kelas dikembangkan demikian rupa sebagai democratic laboratory atau
lab demokrasi dengan lingkungan sekolah/kampus yang diperlakukan sebagai micro
cosmos of democracy atau lingkungan kehidupan yang demokratis yang bersifat
mikro, dan memperlakukan masyarakat luas sebagai open global classroom atau
sebagai kelas global yang terbuka. Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat
belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan melatih diri
sebagai warga negara yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih
demokratis.

Anda mungkin juga menyukai