Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu kondisi di mana seseorang
dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya
berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
karbohidrat dan kalori. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang
disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan
sehari-hari. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu
masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita..
2. Rumusan Masalah
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang
kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan
mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah
satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang
dikenal dengan istilah Human Development Index (HDI).
Selama Tahun 2017 pada wilayah kerja Puskesmas Curug ditemukan 17
balita dengan status gizi sangat kurus yang diperoleh saat bulan penimbangan
(Bulan Februari dan Bulan Agustus) yang telah divalidasi dengan menggunakan
pengukuran BB/TB. Sebaran kasus tersebut adalah sebagai berikut: Desa
Cukang Galih terdapat 4 balita, Desa Sukabakti terdapat 7 balita, Desa Curug
Kulon terdapat 1 balita, Desa Kadu Jaya terdapat 2 balita, Desa kadu terdapat 1
balita, Desa Curug Wetan terdapat 2 balita.
Balita dengan status gizi sangat kurus sudah diberikan bantuan berupa PMT
(Pembarian Makanan Tambahan) pemulihan seperti biskuit, susu dan F100,
selain itu orang tua dari balita juga diberikan edukasi mengenai pola makan, pola
asuh. Selain staus gizi sangat kurus, ada penyakit penyerta yang diderita oleh
balita tersebut yaitu TB Paru. Penyakit penyerta ini memperberat keadaan balita.

1
Balita yang mengalami status sangat kurus dikarenakan pola asuh, pengetahuan
orang tua yang kurang baik dan status ekonomi yang rendah.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mengurangi angka penemuan kasus Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas
Curug
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Curug
2. Mengurangi angka kasus gizi buruk di setiap Desa di Wilayah kerja
Puskesmas Curug
4. Ruang Lingkup Materi
1. Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Curug
2. Sarana Kesehatan
3. Tenaga Kesehatan
4. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
5. Jumlah Penemuan Kasus pada tahun 2017

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Keadaan Umum Wilayah Kerja


a. Sejarah
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis kesehatan di bawah
Supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif
baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan
masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap
selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas
kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di
masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa
maupun pos bersalin desa (polindes).
Sejak awal tahun 2012 status UPT Puskesmas Curug bertambah dari
Puskesmas rawat jalan ditambah fasilitas menjadi Puskesmas rawat inap. Ini
tertera dalam lampiran Peraturan Walikota Serang No. 41 tahun 2008 tentang
pembentukan Organisasi UPT Puskesmas se- Kota Serang, yang di
undangkan pada tanggal 27 Desember 2011. Dan diperbaharui pada
Peraturan Walikota No.1 tahun 2013.
Penambahan fungsi sebagai Puskesmas Rawat Inap berdasarkan
pertimbangan semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
medis dengan perawatan, Puskesmas curug beralamat di Jl. Raya Plp Curug
KM.3,5 No.15A, Curug, Jl. Raya Curug, Suka Bakti, Tangerang, Banten
15810
b. Motto
” KEPUASAN ANDA HARAPAN KAMI ”
c. Visi
Terwujudnya UPT Puskesmas Curugyang inovatif dengan pelayanan prima
untuk mendukung kecamatan sehat

3
d. Misi
1. Meningkatkan kompetensi Sumber DayaManusia (SDM) di semua lini
pelayananPuskesmas dalam upaya kesehatan perorangan
2. Memberikan pelayanan prima yang didukung dengan peralatan sesuai
standar untuk antisipasi tuntutan lingkungan dan berkembangnya penyakit
di kecamatan
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk Hidup Sehat dengan
meningkatkan sinergi kemitraan bersama lintas program dan lintas sektoral
e. Strategi
1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan di Kecamatan Curug melalui kemitraan
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu
dan berkeadilan, serta berbasis data, menyeluruh dengan pengutamaan
pada upaya promotif dan preventif.
3) Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan
yang ada di puskesmas dan masyarakat.
4) Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan kompetitif.
5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan
alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang bertanggung jawab,
transparan berdaya guna dan berhasil guna untuk memantapkan
pelayanan kesehatan
7) Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
bagi masyarakat Kecamatan Curug sesuai dengan prosedur yang
berlaku
8) Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular
9) Memberikan jaminan pelayanan kesehatan terhadap kepesertaan
asuransi kesehatan kepada masyarakat miskin

d. Program dan Kegiatan

4
Kriteria dari UPTD adalah sebagai berikut :
1) Tidak melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, perizinan.
2) Mempunyai misi /tugas pokok yang jelas dan tidak berduplikasi atau
tumpang  tindih dengan unit organisasi yg lain.
3) Didukung oleh 3 (tiga) faktor : SDM, anggaran,sarana/prasarana kerja.
4) Memiliki rencana Program dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan.
e. Fungsi Puskesmas adalah :
1) Pusat Pembangunan berwawasan Kesehatan.
2) Pusat pemberdayaan masyarakat.
3) Pusat pelayanan Kesehatan strata pertama yang meliputi :
 Pelayanan Kesehatan Perorangan
 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dalam pelaksanaan ketiga fungsi diatas, Puskesmas memiliki beberapa
program, dimana program tersebut dikelompokkan menjadi :
1) Program Kesehatan Dasar (Upaya Kesehatan Wajib )
 Upaya Promosi Kesehatan
 Upaya Kesehatan Lingkungan
 Upaya KIA KB
 Upaya Perbaikan Gizi masyarakat.
 Upaya P2M
 Upaya Pengobatan Dasar
2) Program Kesehatan Pengembangan (Upaya Kesehatan Pengembangan )
 Upaya Kesehatan Sekolah
 Upaya Kesorga
 Upaya Kesehatan Lansia
 Upaya Kesehatan Gilut
 Upaya Kesehatan Jiwa
 Upaya Kesehatan Mata
 Upaya Kesehatan THT
 Upaya Kesehatan Kerja
 Perkesmas
3) Upaya Kesehatan Penunjang
 SP2TP
5
 Laboratorium.
Fasilitas pendidikan di wilayah Puskesmas Curug adalah sebagai berikut:
a. TK                        : 5   buah
b. SD dan MI           : 23 buah
c. SLTP dan MTs     : 8   buah
d. SMK                   : 3   buah

2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Pukesmas Curug adalah sebagai berikut :
a. Puskesmas : 1 buah
b. Puskesmas Pembantu : 1 buah
c. Polindes : 2 buah
d. Poskesdes : 2 buah
e. Mobil Pusling/Ambulance : 2 buah
f. Klinik Umum : 20 buah
g. Praktek Dokter Bersama : 35 buah
h. Praktek dokter gigi : 10 orang
i. Praktek Bidan : 20 orang
j. Posyandu : 43 buah
k. RS : 2 buah

3. Tenaga Kesehatan
         Jumlah dan Jenis Ketenagaan yang ada di Puskesmas Curug adalah
sebagai berikut :
a. Administrasi :  3  orang
b. Dokter Umum :  3  orang
c. Dokter Gigi :  2  orang
d. Perawat Umum :  13  orang
e. Perawat Gigi :  1  orang
f. Bidan di Desa :  7 orang 
g. Bidan Puskesmas :  12  orang
h. Sanitarian :  1  orang
i. Ahli Gizi :  1  orang
j. Ahli Laboratorium :  1  orang
6
k. Asisten Apoteker :  1  orang
l. Fisoterafi :  -  orang
m. Satpam :  5  orang
n. Honorer :  4  orang
o. OB :  4  orang       

4. Kerjasama Lintas program dan Lintas sektoral


Puskesmas curug sebagai koordinator dalam penanggulangan Penanganan Gizi
Buruk memiliki tugas :
a. Memfasilitasi koordinasi pelayanan Gizi Buruk, termasuk membangun dan
memperkuat sistem rujukan internal dan eksternal di antara pelayanan Gizi
Buruk dan Penyuluhan Gizi Buruk di Posyandu dan Penjaringan Gizi Buruk.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk menurunkan angka Gizi Buruk.
c. Memastikan terlaksananya kegiatan penjaringan Gizi Buruk.
4.1 Kerja sama lintas Program

Kerja sama lintas program, antara program Gizi dengan program-


program yang ada dipuskesmas Curug, tujuan kerjasama untuk
menurunkan angka gizi buruk, pelacakan gizi buruk, Kerjasama antara
poli anak, poli gizi dan posyandu.
Kunci keberhasilan dalam menurunkan angka gizi buruk adalah
keyakinan bahwa balita gizi buruk yang ditangani akan diberikan
pengobatan sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai atau putus
berobat serta diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa
biscuit sampai masa pemulihan.
Untuk ballita gizi buruk adalah petugas gizi melakukan antropometri
serta memberikan penyuluhan. Puskesmas Curug saat ini menemukan
gizi buruk yang berasal dari beberapa desa yang berbeda.

4.2 Kerja sama Lintas Sektoral

Kerja sama dengan lintas sektoral bertujuan untuk meningkatkan


penemuan kasus, pelacakan Gizi Buruk, peningkatan pengetahuan
7
masyarakat tentang balita Gizi Buruk dan peningkatan gizi pada Balita.
Kerja sama dengan lintas sektoral pihak kecamatan pada saat
musrenbang untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
Balita Gizi Buruk dan Pemberian makanan tambahan untuk
meningkatkan gizi pada balita tertuang dalam RUK tahun 2016.

8
5. Jumlah Penemuan Kasus pada tahun 2017.
Selama Tahun 2017 pada wilayah kerja Puskesmas Curug ditemukan 17 balita dengan status gizi sangat kurus yang
diperoleh saat bulan penimbangan (Bulan Februari dan Bulan Agustus) yang telah divalidasi dengan menggunakan pengukuran
BB/TB. Sebaran kasus tersebut adalah sebagai berikut: Desa Cukang Galih terdapat 4 balita, Desa Sukabakti terdapat 7 balita,
Desa Curug Kulon terdapat 1 balita, Desa Kadu Jaya terdapat 2 balita, Desa kadu terdapat 1 balita, Desa Curug Wetan
terdapat 2 balita.
Berikut nama-nama balita dengan status gizi sangat kurus yang ditemukan di tahun 2017 yaitu :

NO NAMA TANGG ORA GAKIN ALA TG UM L/ ANTROPOM STATUS GIZI PENYA STATUS KETERAN
BALITA AL NG / NON MAT L UR P ETRI SEBELUM INTERVENSI KIT GIZI GAN
LAHIR TUA GAKIN TIM (BL PENYE
BA N) BB TB(c IMT/ BB/ TB/ BB/ RTA
NG (kg) m) U U U TB
1 Nadif 23/02/20 Talim NON Desa 18/ 22 L 7,0 77,0 San Kura San San Sangat Sudah
15 Curug 01/ gat ng gat gat kurus Pindah
wetan 201 Kuru pend Kuru
7 s ek s
2 Natasya 11/03/20 Upi/ NON Cuka 25/ 10 P 5,0 68,0 San Kura Pen San Sangat
16 Rizki ng 01/ gat ng dek gat kurus
Galih 201 Kuru Kuru
RT 7 s s
01/07
3 Arini 07 Siti NON Suka 28/ 18 P 7,0 84,0 San Kura Nor San Sangat
Agustus bakti 02/ gat ng mal gat Kurus
2015 201 Kuru Kuru
7 s s

9
4 Aqila. K 03 Euis NON Suka 28/ 37 P 9,4 90,0 San Kura Nor San Sangat Sudah
Januari bakti 02/ gat ng mal gat Kurus Pindah
2014 201 Kuru Kuru
7 s s
5 Alfi 25 Juni Soliha NON Suka 28/ 20 L 8,0 89,0 San Kura Nor San Sangat Sudah
2015 bakti 02/ gat ng mal gat Kurus Pindah
201 Kuru Kuru
7 s s
6 Nabila 02 Juni Asiah NON Suka 28/ 20 P 7,0 80,0 San Kura Nor San Sangat Tidak mau
2015 bakti 02/ gat ng mal gat Kurus dikunjungi
201 Kuru Kuru
7 s s
7 Rini 04 Siti NON Suka 28/ 18 P 6,8 80,0 San Kura Nor San Sangat Sudah
Agustus maes bakti 02/ gat ng mal gat Kurus Pindah
2015 aroh 201 Kuru Kuru
7 s s
8 Dede 05 Baba NON curug 28/ 27 P 8,7 86,0 San Kura Nor San Sangat Sudah
Novemb n wetan 02/ gat ng mal gat Kurus Pindah
er 2014 201 Kuru Kuru
7 s s
9 Sopian 8-Mar-14 Indra NON Kadu 24/ 36 L 10,2 96,0 San Kura Nor San Sangat Sudah
Jya 3/2 gat ng mal gat Kurus Pindah
RT 017 Kuru Kuru
02/02 s s
10 Meysa 27/01/20 Wasdi Non Curug 14/ 27 P 7,0 78,0 San Kura Nor San Sangat
15 Kulon 05/ gat ng mal gat Kurus
201 Kuru Kuru
7 s s
11 Natasya 15/03/20 Kenyu Non Curug 20/ 16 P 6,9 75,0 San Kura Nor San Sangat
16 Galih 07/ gat ng mal gat Kurus

10
RT 201 Kuru Kuru
05/09 7 s s
12 Zaki 09 Saras GAKIN Cuka 05 18 L 7,3 80,0 San Kura Nor San Sangat
Januari wati ng Ag gat ng mal gat Kurus
2016 Galih ust Kuru Kuru
05/09 us s s
201
7
13 Cahya 04 Talim GAKIN Kp 08 15 P 7,8 87,0 San Kura Nor San Sangat
Oktober soka Ag gat ng mal gat Kurus
2015 Cuka ust Kuru Kuru
ng us s s
galih 201
05/03 7
14 Alfi 06 Mei amali GAKIN Suka 05 27 P 8,4 84,0 San Kura Nor San Sangat
Kurus
2015 a bakti Ag gat ng mal gat
ust Kuru Kuru
us s s
201
7
15 M. Ali 06/04/20 Setaw Non Kp 12/ 17 L 8,0 80,0 San Kura Nor San Sangat
Kurus
Hanafi 16 ati Kadu 09/ gat ng mal gat
RT 201 Kuru Kuru
02/01 7 s s
16 Azka 26/07/20 Lala Non Suka 16/ 25 L 7,0 80,0 San Kura Pen San Sangat
Kurus
Mandala 15 bakti 09/ gat ng dek gat
RT 201 Kuru Kuru
01/04 7 s s
17 Siti 4 Mei Mimin Non Kp 19 41 P 9,5 80,7 San Kura San San Baru Sangat
Kurus
Homaero 2014 Kontr Okt gat ng gat gat selesai

11
h akan obe Kuru Kuru Kuru Pengob
RT r s s s atan
02/08 201 TB
Kadu 7
Jaya

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Gizi buruk merupakan salah satu klarifikasi status gizi dimana mengalami kurang
gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran antropometri seperti pertambahan
berat badan, tinggi badan/panjang badan,lingkar kepala,lingkar lengan.
b. Menurunkan jumlah gizi buruk pada tahun 2017 dengan kunjungan rumah pada
balita.
c. Terdapatnya penemuan kasus yang tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten
Tangerang Khususnya Wilayah kerja Puskesmas Curug namun ada juga yang
berasal dari Luar Wilayah Kabupaten Tangerang.
d. Mengadakan pelayanan klinik gizi setiap hari selasa dan kamis.pelayanan dinilai
mampu memberikan manfaat yang banyak, selain mampu menurunkan jumlah
penemuan kasus gizi buruk diwilayah puskesmas Curug.
e. Melakukan pemantauan PMT(Pemberian Makanan Tambahan)pada balita gizi
buruk selama status gizi menjadi baik.

2. Saran

a. Diharapkan Pemerintah Daerah bersama Dinas Kesehatan dan Pihak Terkait


dapat menurunkan jumlah gizi buruk diwilayah puskesmas Curug.
b. Diharapkan Petugas Kesehatan khususnya Puskesmas Curug dapat
meningkatkan kerja sama dengan lintas program dan lintas sektor serta
sosialisasi melalui upaya Promotif, dengan memberikan penyuluhan kepada
kelompok masyarakat umum dan upaya Preventif, dengan melakukan tindakan
pemberian PMT(Pemberian Makanan Tambahan) .
c. Pemerintah bersama dengan instansi terkait agar bekerja sama agar melakukan
pemantauan dalam memprediksi karakteristik dan kondisi lingkungan yang
berpotensi menimbulkan resiko kesehatan dan kewaspadaan kesehatan
khususnya dikalangan usia bayi dan balita.

13
Foto Kegiatan

14
KAJIAN MASALAH POTENSIAL
PENYELENGGARAAN GIZI BURUK
DI
UPT PUSKESMAS CURUG

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
PUSKESMAS CURUG
Jl. Raya STPI Curug, Kec. Curug – Tangerang. Telp (021) 5980801

15

Anda mungkin juga menyukai