Anda di halaman 1dari 10

Nama : Marina Lia Adela

Nim: 1905056065

Kelas : PPKn B 2019

Mata kuliah: hukum dan HAM

1. Apa yang harus di lakukan dalam menciptakan kesadaran ham sejak dini dalam
lingkungan masyarakat?
Jawaban :
Menurut saya hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan kesadaran HAM di
lingkungan masyarakat sejak usia yang lebih dini adalah dengan memaksimalkan
peran orang tua dalam memasukkan dogma-dogma nilai keagamaan kepada anaknya
Mengapa menurut saya nilai keagamaan menjadi hal yang menjadi faktor utama yang
perlu ditanamkan sejak awal demi menyadarkan kesadaran HAM pada anak-anak di
usia lebih dini dikarenakan nilai-nilai agama akan lebih mudah untuk diterima sebagai
bentuk dari keturunan identitas yang dibawakan oleh anak yang hal tersebut
diturunkan oleh identitas agama orang tuanya yang menjadi identitas agama yang
liriknya maka Sudah barang tentu nilai-nilai keagamaan sebagaimana pada sila
pertama yang akan dijadikan gagasan Pancasila sila ke-2 ke-3 dan juga 4 hingga
kelima menunjukkan adanya peran keagamaan peran terhadap nilai-nilai yang ada
dibawahnya pun termasuk berkenaan dengan hak asasi manusia. nilai Nilai-nilai
agama yang telah ditanamkan dengan baik oleh orang tua berkenaan dengan hak asasi
manusia dan juga tentang toleransi saling menghargai dan sebagainya akan menjadi
hal yang menanam pada diri individu anak. sehingga ketika ia akan hadir ke sosial ke
lingkungan di sekitarnya maka ia akan siap dengan segala bentuk gesekan yang terjadi
di lingkungan berkenaan dengan perbedaan pemikiran dan terjadinya hal-hal
pelanggaran hak asasi manusia. Memastikan bahwa lingkungan anak memastikan
bahwa anak siap untuk hadir di lingkungannya dengan pola pemikiran yang akan
berbeda dari yang telah dibangun oleh orang tuanya kepada dirinya Setelah orang tua
telah memastikan anak-anak mereka siap untuk hadir dan lingkungan dan dapat
Survive dengan segala bentuk pemikiran-pemikiran yang ada di lingkungannya maka
ia boleh untuk hadir di lingkungannya untuk memberikan nilai-nilai positif kepada
masyarakat.
2. Sebutkan pasal tentang hak dan kewajiban?
Jawaban:
Pasal 1 UU No. 19 Tahun 1999 mengartikan HAM sebagai seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara umum, hak warga negara Indonesia dalam konstitusi adalah sebagai berikut:
 Hak untuk hidup.
 Hak untuk kemerdekaan dan keamanan fisik.
 Hak menghargai kepribadiannya.
 Hak untuk mendapatkan yang sama dalam hukum.
 Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara.
 Hak mendapatkan kebangsaan atau kewarganegaraan.
 Hak memiliki benda dengan cara yang sah.
 Hak untuk mengeluarkan pikiran dan perasaan.
 Hak untuk memilih dan memeluk agama.
 Hak untuk bebas mengeluarkan pendapat.
 Hak untuk mengadakan rapat dan rapat.
 Hak untuk mendapatkan Jaminan sosial.
 Hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
 Hak untuk berdagang.
 Hak untuk turut serta dalam gerakan kolaborasi dalam masyarakatnya masing-
masing.
 Hak untuk menikmati kesenian.
 Hak untuk turut serta memajukan keilmuan.

Sedangkan, kewajiban warga negara Indonesia secara umum adalah sebagai


berikut:
 Menaati hukum dan pemerintahan.
 Ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
 Menghormati HAM orang lain.
 Tunduk pada undang-undang.
 Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan.

Hak Warga Negara Dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Di Indonesia, hak
dan kewajiban warga negara diatur dalam konstitusi. Pada UUD 1945, hak warga
negara terkandung dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34.
3. Peran mahasiswa gagar geopolitik di indonesia dapat berjalan dengan baik?
Jawaban:
Sebagaimana pemaknaan geopolitik yaitu hadirnya hubungan relasi antara ruang
wilayah politik Pusat dengan ruang wilayah politik daerah yang tersebar di seluruh
wilayah negara antar wilayah dengan segala bentuk kultur dan aturan yang ada ada
yang dibawakan oleh masyarakat wilayah daerah tersebut harus memiliki hak yang
sama untuk mengetahui bagaimana perkembangan politik hak-hak politik dan agenda-
agenda politik yang ada pada Pusat. peran utama mahasiswa dalam ruang geopolitik
di Indonesia sangatlah besar sekali, sebagaimana peran mahasiswa salah satunya
adalah sebagai sosial kontrol yang mana ia akan berperan dalam kondisi sosial yang
ada di wilayahnya hingga kepada wilayah Pusat, maka mahasiswa sebagai
penyambung lidah rakyat akan menjadikan perwujudan geopolitik di Indonesia lebih
efisien dan efektif. mahasiswa dapat Berproses di daerahnya dengan membawa
informasi-informasi dari wilayah pusat ke daerah daerahnya yang kelak mahasiswa
akan dapat menilai pula Apakah informasi agenda politik hak-hak politik dan
perkembangan politik dalam negerinya menunjukkan arah yang positif untuk
keberlangsungan hidup masyarakat sehingga bukan hal yang aneh apabila dirasa bagi
mahasiswa wujud geopolitik yang dibangun oleh pemerintah di wilayah pusat
menunjukkan hal-hal yang melenceng dari pada hak masyarakat di wilayah daerah .
Disaat mahasiswa merasa ada hal yang melenceng dan tidak sesuai dari segala bentuk
kebijakan agenda-agenda maupun aturan yang dikeluarkan oleh politik pusat akan ia
wujudkan dalam bentuk penyampaian aspirasi secara Masih bersama dengan kawan
mahasiswa lainnya. wujud bekerja sama dan satu suara yang ada pada mahasiswa
akan mengimplementasikan hal-hal yang diinginkan oleh masyarakat kepada para
pemerintah pusat. hingga peran mahasiswa terhadap keberlangsungan geopolitik
menjadi hal yang sangat utama dikarenakan pesan dari pusat ataupun program
ataupun agenda-agenda yang ada di pusat akan mereka bawa ke daerah dan apabila
agenda dari pusat tidak akan sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada daerah maka ia
akan memberikan pengaruh terhadap agenda maupun keputusan dan arahan yang
telah diberikan oleh politik Pusat.
4. sebutkan pilar pada prinsip rule of law
jawaban:
UUD 1945, dirumuskan dengan tegas dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan,
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum.” Dalam konsep Negara Hukum itu,
diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan
kenegaraan adalah hukum, bukan politik ataupun ekonomi. Gagasan Negara Hukum
itu dibangun dengan mengembangkan perangkat hukum itu sendiri sebagai suatu
sistem yang fungsional dan berkeadilan, dikembangkan dengan menata supra struktur
dan infra struktur kelembagaan politik, ekonomi dan social yang tertib dan teratur,
serta dibina dengan membangun budaya dan kesadaran hukum yang rasional dan
impersonal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Muhammad Tahir Azhary5 , dengan mengambil inspirasi dari sistem hukum Islam,
mengajukan pandangan bahwa ciri-ciri nomokrasi atau Negara Hukum yang baik itu
mengandung 9 (sembilan) prinsip, yaitu:
1. Prinsip kekuasaan sebagai amanah;
2. Prinsip musyawarah;
3. Prinsip keadilan;
4. Prinsip persamaan;
5. Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;
6. Prinsip peradilan yang bebas;
7. Prinsip perdamaian;
8. Prinsip kesejahteraan;
9. Prinsip ketaatan rakyat.
lalu adapun Elemen rule of law menurut Dicey
 Supremasi hukum
 Persamaan dalam hukum
 Proses hukum yang baik dan benar
Maka dalam realisasi prinsip prinsip tersebut, indonesia sebagai negara hukum
memformulasikan pilar-pilarnya menjadi 4 konsep pilar rule of low. Empat pilar yang
dimaksud ialah bagaimana kita paham dengan pancasila, paham dengan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945, paham dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan paham terhadap Bhinneka Tunggal Ika, empat pilar ini adalah satu
kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan bersatu,.

1. Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama 'Pancasila' sendiri
berasal dari dua kata sansekerta, yakni 'Panca' yang berarti Lima dan 'Sila' yang
berarti prinsip atau asa.
Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945. Adapun, lima prinsip utama yang menyusun Pancasila
adalah sebagai berikut
-Ketuhanan yang Maha Esa
-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
-Persatuan Indonesia
-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat indonesia.

2. UUD 1945
UUD 1945 pertama kali disusun rancangannya pada 29 April 1945. Untuk membuat
undang-undang ini, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) sengaja dibentuk.
Kemudian, pada 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan. Mereka diketahui
merancang Piagam Jakarta yang kemudian menjadi naskah pembukaan UUD 1945.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-undang Dasar Republik Indonesia. Baru
pada 29 Agustus 1945 Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengukuhkan
pengesahan UUD 1945.

3. NKRI
NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari
Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta.
NKRI menganut sistem republik dengan sistem desentralisasi. Hal itu sesuai dengan
pasal 18 UUD 1945 di mana pemerintah daerah boleh menjalankan otonomi seluas-
luasnya di luar bidang pemerintahan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
4. Bhinneka Tunggal Ika
Bukan sekadar slogan, Bhineka Tunggal Ika merupakan gambaran dari bangsa
Indonesia. Adapun, 'Bhina' artinya pecah, 'Ika' artinya itu, 'Tunggal' artinya satu,
sehingga Bhineka Tunggal Ika berarti terpecah itu satu.
Slogan tersebut memiliki gambaran yang sesuai dengan Indonesia yang terdiri dari
berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terpisah, masyarakat
merupakan satu kesatuan, yakni warga negara Indonesia.
5. jelaksan faktor pembentuk bangsa indonesia dan terjadinya negara indonesia?
Jawaban:
Lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti memiliki ciri khas, sifat, serta keunikan
tersendiri yang yang sangat didukung oleh faktorfaktor pembetuk identitas nasional.4
Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi:
Primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan
kelembagaan .
a) Primordial. Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah)
dan keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat.
b) Sakral. Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat
atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
c) Tokoh Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh
masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara.
Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat,
pemersatu rakyat dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.
d) Bhineka Tunggal Ika. Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah
kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. Yang disebut bersatu
dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga
yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatannya
pada suku bangsa, adat, ras dan agamanya.
e) Sejarah. Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah
mereka dapat menyatukan diri ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama
tentang pengalaman masa lalu, seperti samasama menderita karena penjajahan
tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan
yang sama antar anggota masyarakat itu.
f) Perkembangan Ekonomi. Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan
melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan
masyarakat.
g) Kelembagaan. Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah
lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan
bersenjata, pengadulan dan partai politik.

Proses Penentuan Bentuk Negara Indonesia Awal tahun 1950 merupakan periode
krusial(buruk, genting, gawat) bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik untuk
menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung.
Pada satu sisi, secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal,
sebagaimana hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang
bersamaan muncul gerakan yang menentang keberadaan negara federal itu.
Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan elit. Tetapi juga dikalangan masyarakat
bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya bentuk negara federal menjadi
Negara Kesatuan. Dengan hasil rapat KMB yang bersidang pada tanggal 6-15
Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang
berbentuk federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing - masing
mempunyai luas daerah dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang
terpenting, selain Republik Indonesia yang mempunyai daerah terluas dan
penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan,
Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar negara bagian
yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia(NKRI). Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah
terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima
oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun hanya setengah hati. Hal ini terbukti
dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar kelompok bangsa. Dampak dari
terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945,
melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden
dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri.
Berdasarkan pandangan kaum nasionalisme(satu paham mempertahankan
kedaulatan sebuah negara) pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah
kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga
belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya ke Republik
Indonesia. Reaksi rakyat atas terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi
yang menghendaki pembubaran RIS dan penggabungan beberapa Negara bagian
RIS. Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai
terbentuknya negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan
masuk dalam NIS jika permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain
itu, Belanda berusaha melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II.
Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur
negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan Belanda melesat. Agresi
militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan simpati dari negara
Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui Kedaulatan Indonesia
berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar. Pada tanggal 27 Desember 1949
diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan
RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya
terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia
bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh
semangat persatuan bangsa Indonesia. Proses kembalinya ke NKRI: 1. Beberapa
negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI, Negara Jawa Timur,
Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak,
Bangka, Belitung dan Riau. 2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat,
Sabang bergabung dengan Aceh. 3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari :
Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia Timur, Republik Indonesia. 4. Ketiga
negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra
Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan dan
bukan melabur ke dalam Republik. 5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan
konferensi antara RIS- NISNST. Kedua negara bagian tersebut menyerahkan
mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal 12 Mei 1950. 6.
Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masingmasing
diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim. 7. Hasil
kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia
perancang UUD.” 8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses,
dilakukan pengesahan UUS RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan
UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan terjadi perubahan. UUDS ini di sahkan oleh
presiden RIS. UUD RIS terdiri dari campuran UUD 45 dan UUD RIS. 9. Pada 17
Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk
negara kesatuan. Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan
menjadi Negara federal bukan saja disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada
hubungannya dengan kehadiran Belanda. Kuatnya keinginan Belanda sebagai
Negara koloni untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaanya di Indonesia
membuat Negara ini sempat mengalami perubahan bentuk Negara. Terjadinya
perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak dapat disangkal
disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara
federal sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik
orang-orang Belanda yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran
di Asia. Oleh karena itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak
dapat ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide mengenai pembentukan negara
federal. Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi
oleh sebagian besar rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh
Belanda sebagai muslimat untuk menghancurkan RI selain itu bentuk negara
serikat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia tidak sesuai dengan cita-
cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. Disamping
itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan perpecahan. Hal tersebut
mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada dasarnya
pembentukan negara - negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak
rakyat karena Belanda ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat
umum diselenggarakan di berbagai daerah, juga demontrasi - demontrasi yang
membentuk pembubaran RIS. Sebagian dari pemimpin RI termasuk yang ada
dalam parlemen, bertekat untuk secepat mungkin menghapus sistem federal dan
membentuk negara kesatuan. . Dalam Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa
”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.” dan Pasal
37 ayat (5) "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan"
Daftar pustaka:

Rahayu, Ani Sri. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Bumi
Aksara.
Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi. Jakarta Sinar: Grafika
Makalah Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI), tersedia (online),
https://www.academia.edu/28907214/pdf,Makalah_Negara_Kesatuan_Repu
blik_Indonesia_NKRI, diakses pada tanggal 25 September 2019, pukul 22:00 WIB.
Al Hakim Suparlan , Nur Wahyu Rochmadi, dkk, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk SD/MI Kelas 5, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai