Anda di halaman 1dari 6

UTS MATA KULIAH KOTA CERDAS

Critival Review Ketercapaian Penerapan Smart City pada Kota/Kabupaten di


Indonesia (Studi Kasus : Kabupaten Tanjung Jabung Timur)

Fazilet Almasa – 119220021 – R2

Program Studi Perencanaan Wilaya dan Kota, Institut Teknologi Sumatera

PENDAHULUAN

Berkembangnya zaman juga beriiringan dengan perkembangan sebuah kota.


Perkembangan sebuah kota memiliki pengaruh yang besar dalam pola hidup dan
peradaban manusia. Hal ini tentunya menjadi tantangan untuk sebuah kota. Tidak
hanya itu, perkembangan teknologi informasi juga menjadi tantangan lain yang harus
dihadapi oleh sebuah kota. Untuk menghadapi tantangan tersebut konsep smart city
merupakan salah satu solusi yang tepat. Smart city merupakan konsep pengembangan
dan pemanfaatan dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mengolah,
meningkatkan dan menghubungkan serta mengendalikan berbagai sumberdaya yang
terdapat pada kota agar lebih efektif dengan mengoptimalkan teknologi informasi dan
digital untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat, serta
meningkatkan layanan pemerintah sehingga dapat mengurangi dan menekan biaya,
waktu serta tenaga (Eniyati et al., 2017; Mursalim, 2017). Ujung tombak samrt city itu
sendiri adalah smart governance. Menurut Scytl 2015, smart city mustahil dilakukan
tanpa adanya smart governance. Lebih lanjut, smart governance merupakan bagian dari
tujuan smart city yang terkait dengan pelayanan publik, yaitu mengenai efisiensi yang
lebih baik, kepemimpinan komunitas, bekerja secara mobilitas, dan perbaikan
berkelanjutan melalui inovasi. Inovasi itu sendiri menjadi suatu keharusan, karena
inovasi dalam kacamata tata kelola pemerintahan tidak hanya penting dalam pelayanan
publik saja tetapi juga berfungsi untuk meningkatkan kapabilitas pemerintah. Konsep
Smart city saat ini sudah banyak diterapkan pada kota maupun kabupaten di Indonesia.
Salah satunya Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kabupaten Tanjung Timur mulai
menerapkan konsep Smart City dari dimensi Smart Governance. Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk melihat ketercapaian Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dalam menerapkan Smart Governance dalam Sistem Pemerintahannya.

LANDASAN TEORI

Kourtit & Nijkamp (2012) menyatakan Smart city merupakan hasil dari pengembangan
pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-
ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota (Annisah, 2017). Rosalina (2014) memaparkan
bahwa konsep smart city harus mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan
infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya
yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Konsep smart
city terdiri dari 6 dimensi, yaitu smart economy, smart mobility, smart environtment,
smart people, smart living dan smart governance.

Smart governance merupakan merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang
mengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Adanya kerja sama antara pemerintah
dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan
yang bersih, jujur, adil, dan demokrasi, serta kualitas dan kuantitas layanan publik yang
lebih baik. Smart Governance memiliki 4 sub-dimensi yaitu sub dimensi Participation
in decision making, public and social service, transparent governance dan political and
strategis perfectives (European Smart Cities). Selain itu, menurut Boyd Cohen Smart
governance memiliki tiga komponen utama. Komponen tersebut antara lain Enabling
supply & demand side policy (hadirnya sebuah kebijakan yang memayungi peran
pemerintah, swasta dan masyarakat kota dalam mewujudkan smart city), kedua,
Transparency & open data (adanya keterbukaan informasi dan kemudahan
mengakses/mendapatkan data) dan yang ketiga, ICT (information, Communication dan
Technology) & E-Gov (Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat
berbasis IT). Lebih lanjut lagi Firdaus dan Sumardi (2021) menjelaskan dalam konteks
E-government dalam pengimplementasiannya terdapat 3 tipe relasi yaitu Government
to Citizen (G-to-C), Government to Business (G-to-B), dan Government to
Government (G-to-G) (Adiwibowo & Putri, 2016).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan motede deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Bogdan dan Tailor seperti yang dikutip oleh Moeleong,
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan atau dari bentuk tindakan kebijakan
(Moeleong, Lexy J. 2002:112). Metode ini digunakan untuk mengetahui gap antara
kondisi eksisting pengimplementasian Smart Governance pada Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dengan kriteria Smart Governance atau komponen utama yang terdapat
dalam Smart Governance.

PEMBAHASAN

Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu kabupaten pada


Provinsi Jambi yang menerapkan konsep smart city khususnya smart governance pada
tata kelola pemerintahannya. Bermula pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur sudah memulai membangun jaringan E-Government yang
kemudian dalam pengelolaannya dilaksanakan oleh Bappeda hingga tahun 2016.
Ditahun berikutnya yaitu tahun 2017, pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
melalui Diskominfo Kabupaten Tanjung Jabung Timur membangun jaringan Fiber
Optic. Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan internet dalam
rangkat mewujudkan pelayanan komunikasi dan informasi yang berbasis IT erta untuk
mempermudah dan meningkatkan efisiensi penggunaan layanan internet untuk seluruh
Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tidak hanya itu, Diskominfo Kabupaten Tanjung
Jabung Timur juga mengelola bandwith atau internet menggunakan alat bernama
Network Management. Pengelolaan internet dengan alat tersebut bertujuan untuk
monitoring terhadap network atau jaringan, traffic, dan wifi yang ada di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan fasilitas ruang server dan
jaringan yang dilengkapi dengan Firewall untuk keamanannya (Imam s, 2020).

Kemudian pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menciptakan sistem


Data Warehouse (DWH) dan Aplikasi Sabak Smart Center. DWH merupakan data
kependudukan berbasis webservices yang diimplementasikan pada pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung timur dalam lingkup Organisasi Perangakat Daerah (OPD)
serta lembaga pengguna lainnya di lingkup Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Pemanfaatan data yang tertera dalam DWH ini bertujuan untuk berbagai
keperluan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Kebijakan dan langkah utama dari
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah aplikasi Sabak Smart Center.
Aplikasi ini adalah single portal Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Aplikasi ini hadir untuk mendukung pengimplementasian konsep Smart Governance
yang memberikan pelayanan publik dan dapat diakses dengan cepat dan mudah serta
menyajikan data-data lengkap dan aktual Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Aplikasi
ini juga merupakan suatu inovasi dalam bidang pemerintahan. Hal tersebut dapat
dilihat dari adanya menu Instansi OPD menyajikan seluruh daftar Sekretariat, Daftar
Dinas, dan Daftar Badan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk
masyarkata yang ingin melakukan pelayanan. Aplikasi ini juga terbuka untuk publik,
karena dalam aplikasi ini juga terdapat menu pelayanan publik yang tentunya dapat
diakses oleh masyarakat umum. Serta aplikasi ini memuat tentang Aplikasi Online,
Bisnis, Lapor, Wisata dan Budaya, Fasilitas Sarana dan Prasarana serta Aplikasi
Bersama yang dapat di akses oleh warga Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan konsep smart


governance telah berjalan dengan baik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Konsep
yang diterapkan juga sudah memuat 3 komponen utama dari smart governance yaitu
enabling supply & demand side policy (hadirnya sebuah kebijakan yang memayungi
peran pemerintah, swasta dan masyarakat kota dalam mewujudkan smart city), kedua,
transparency & open data (adanya keterbukaan informasi dan kemudahan
mengakses/mendapatkan data) dan yang ketiga, ICT (information, Communication dan
Technology) & E-Gov (penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat
berbasis IT yang dapat diakses oleh masyarakat (Boyd Cohen). Selain itu, konsep yang
diterapkan jika dilihat dari sudut pandang E-Gov juga sudah menerapkan dan
menampilkan 3 tipe relasi yaitu Government to Citizen (G-to-C), Government to
Business (G-to-B), dan Government to Government (G-to-G).
DAFTAR PUSTAKA
 Annisah, A. (2017). Usulan Perencanaan Smart City : Smart Governance
Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko*. Masyarakat Telematika Dan
Informasi : Jurnal Penelitian Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 8(1), 59.
https://doi.org/10.17933/mti.v8i1.103
 Boyd, C. (2013). The top 10 smart cities on the planet.
https://www.fastcodesign.com/1 679127/the-top10-smart-cities- on-the- planet.
 Eniyati, S., Candra, R. N., Mulyani, S., & Martha, K. A. (2017). PERHITUNGAN
TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI SMART CITY DALAM
PERSPEKTIF SMART GOVERNANCE DENGAN METODE FIS MAMDANI.
Jurnal DINAMIK, 22(1).
 Firdaus, D., & Sumardi, I. (2021). Implementasi Aplikasi e-RW untuk
meningkatkan pelayanan Secara Real Time dalam mewujudkan Bandung Smart-
City. Simpatik: Jurnal Sistem Informasi Dan Informatika, 1(1), 36–42.
 itworks.id/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2022 pukul 22.30)
 Moeleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
 Rahmatullah, A. F. (2021). Analisis Penggunaan Konsep Smart Governance
dalam paradigma Smart City di Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. ijd-demos, 3(2).
 Rosalina, V., Sugiyani, Y., & Triayudi, A. (2014). Perancangan Infrastruktur
Jaringan Komputer Dalam Konsep Membangun Serang Menuju Smart City. Jurnal
PROSISKO, 1(September), 44–47. https://doi.org/ISSN: 2406-7733

Anda mungkin juga menyukai