Bagi Umat Islam peristiwa Isra Miraj menjadi salah satu momen yang sangat penting. Peristiwa
ini merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit ke-7, yang juga mempertemukannya
dengan para nabi terdahulu.
Isra Miraj sendiri merupakan dua peristiwa yang terjadi pada waktu yang berbeda, bukan
merupakan satu peristiwa saja. Peristiwa Isra Miraj ini sangat penting karena berkaitan dengan
ibadah utama bagi umat Muslim, yakni salat 5 waktu.
Isra Miraj berasal dari dua kata, yakni 'isra' yang berasal dari kata 'asra' yang berarti perjalanan
dan 'miraj' yang berarti tangga atau perjalanan.
Isra merupakan peristiwa perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil
Haram menuju Masjidil Aqsa. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW mengendarai
Buraq.Sementara Miraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Bumi
menuju langit ke-7 dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk
menerima perintah langsung.
Allah SWT memanggil Rasul untuk menyampaikan perintah mendirikan salat bagi Nabi
Muhammad SAW dan umatnya. Awalnya, Rasul diperintahkan untuk menjalankan 50 kali salat.
Namun, karena takut umatnya tak bisa menjalankan salat sebanyak 50 waktu, Nabi Muhammad
SAW meminta keringanan hingga hanya perlu menjalankan perintah salat 5 waktu dalam sehari
semalam.
Setelah sampai di langit kedua, Rasul lantas bertemu dengan dua nabi, yakni Nabi Isa AS dan
juga Nabi Yahya AS. Perjalanan Rasul lantas berlanjut ke langit ketiga danbertemu dengan Nabi
Yusuf AS.
Setelah bertemu dengan Nabi Yusuf AS, Nabi Muhammad SAW kembali melanjutkan
perjalanannya ke langit ke-4. Di langit ke-4, Rasul bertemu dengan Nabi Idris. Di langit ke-5
Rasul bertemu dengan Nabi Harun.
Rasul Pun lantas menanyakan mengapa Nabi Musa sampai menangis saat bertemu dengannya.
Nabi Musa pun lantas mengatakan jika ia menangis karena melihat sosok Rasul yang jauh lebih
muda, namun memiliki jumlah umat yang lebih banyak masuk surga dibandingkan dengan uma
“Musa menangis karena merasa sedih atas umatnya jauh lebih sedikit dibandingkan umat
Muhammad dan keutamaannya kalah dari Nabi Muhammad” (Syekh Badruddin Ahmad al-Aini,
Kitab Umdatul Qari).