Anda di halaman 1dari 23

SALINAN

v_________________________________________________ /

BUPATI SINJAI
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN BUPATI SINJAI
NOMOR 42 TAHUN 2019
TENTANG
CUTI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI S IN JA I,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan


Pemerintahan Desa dalam upaya keseragaman, tertib
administrasi dan kepastian hukum dalam pemberian
Cuti Kepala Desa dan Perangkat Desa perlu menetapkan
pedoman Cuti Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Cuti Kepala Desa dan Perangkat Desa;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
8122);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Tekhnis Peraturan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Desa (Berita Negara republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1222);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara republik
Indonesia Tahun 2017Nomor 1223);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015


tentang Susunan Organisasi dan Tata Keija Pemerintah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 6);
12. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 45);
-3-

13. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang


Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2016 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 89);

14. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang


Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2016 Nomor
5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Nomor
93);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG CUTI KEPALA DESA
DAN PERANGKAT DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Sinjai.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Sinjai.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sinjai.
6. Kecamatan adalah bagian wilayah dari daerah kabupaten/kota yang
dipimpin oleh camat.
7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan
di wilayah keija kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan.
8. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
-4-

11. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,
tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah.
12. Perangkat desa adalah unsur pembantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Desa terdiri dari Sekretaris
Desa, Pelaksana Kewilayahan dan Pelaksanan Teknis.
13. Cuti adalah keadaan tidak masuk keija yang diizinkan dalam jangka
waktu tertentu.
14. Hari adalah hari keija

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dibentuknya Peraturan Bupati ini untuk dijadikan sebagai landasan


hukum terhadap pelaksanaan cuti Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Pasal 3
Tujuan dibentuknya Peraturan Bupati ini yakni:
a. sebagai pedoman dalam pelaksanaan cuti Kepala Desa dan perangkat
Desa;
b. untuk menjaga stabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Desa; dan
c. terwujudnya pelayanan administrasi pemerintahan, pelayanan,
pembangunan dan kemasyarakatan.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 4

Ruang lingkup materi muatan Peraturan Bupati ini meliputi:


a. jenis cuti;
b. pelaksanaan cuti;
BAB IV
JENIS CUTI

Pasal 5

Cuti bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa terdiri dari:


a. cuti tahunan;
b. cuti sakit;
c. cuti melahirkan;
d. cuti karena alasan penting;
e. cuti besar; dan
f. cuti karena mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa.
BAB V
PELAKSANAAN CUTI

Bagian Kesatu
Cuti Tahunan
Pasal 6

(1) Cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, yaitu cuti
yang diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang telah
bekeija paling kurang 1 (satu) tahun secara terus-menerus.

(2) Hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 12
(dua belas) hari secara berturut-turut dalam 1 (satu) tahun.

(3) Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang memberikan
Cuti.

(4) Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat


(3), Pejabat Yang Berwenang memberikan Cuti tahunan kepada Kepala
Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan.

(5) Permintaan dan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(6) Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat
Yang Berwenang memberikan Cuti apabila terdapat kepentingan dinas
mendesak.

(7) Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) dapat digunakan dalam tahun berikutnya selama 18 (delapan
belas) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.

(8) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sedang menggunakan hak atas cuti
tahunan, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas
mendesak.

(9) Dalam hal Kepala Desa dan Perangkat Desa dipanggil kembali bekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), jangka waktu cuti yang belum
dijalankan tetap menjadi hak Kepala Desa dan Perangkat Desa yang
bersangkutan.

(10) Penghasilan tetap dan penghasilan lainnya antara lain honorarium dan
tunjangan lainnya dibayarkan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa
yang sedang menjalankan cuti tahunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
-6-

Bagian Kedua
Cuti Sakit
Pasal 7

(1) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b yaitu cuti yang
diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang mengalami sakit.

(2) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menderita sakit berhak atas cuti
sakit.
(3) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menderita sakit 3 (tiga) hari
menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis kepada Pejabat
Yang Berwenang memberikan Cuti dengan melampirkan surat
keterangan dokter.

(4) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sakit lebih dari 3 (tiga) hari sampai
dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan
bahwa Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang
memberikan Cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.

(5) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menderita sakit lebih dari 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa
Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang memberikan
Cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah.

(6) Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk
waktu paling lama 6 (enam) bulan.

(7) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (6) harus diuji
kesehatannya oleh tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

(8) Hasil tim pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
menjadi dasar pengajuan permintaan cuti kepada Pejabat Yang
Berwenang memberikan Cuti dengan melampirkan hasil pengujian
kesehatan.
(9) Pemberian dan permintaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (5) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(10) Penghasilan tetap dan penghasilan lainnya antara lain honorarium dan
tunjangan lainnya dibayarkan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa
yang sedang menjalankan cuti sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Cuti Melahirkan

Pasal 8

(1) Cuti melahirkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c yaitu cuti
yang diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang melahirkan.
-7-

(2) Untuk kelahiran anak pertama sampai anak ketiga, Kepala Desa dan
Perangkat Desa berhak mendapat cuti melahirkan.

(3) Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu
paling lama 3 (tiga) bulan.

(4) Untuk anak kempat dan seterusnya diberi cuti besar.


(5) Untuk menggunakan hak atas cuti melahirkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan melampirkan surat
keterangan dokter kepada Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti.

( 6) Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada


ayat(5), Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti melahirkan kepada
Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan.

(7) Permintaan dan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

( 8) Penghasilan tetap dan penghasilan lainnya antara lain honorarium dan


tunjangan lainnya dibayarkan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa
yang sedang menjalankan cuti sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Bagian Keempat
Cuti Alasan Penting

Pasal 9

( 1) Cuti alasan penting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d yaitu


cuti yang diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang
mengalami kejadian atau peristiwa yang penting.

( 2) Kejadian atau peristiwa penting, apabila:


a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau
menantu sakit keras;
b. melangsungkan perkawinan;
c. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud pada huruf a
meninggal dunia, dan menurut peraturan perundangundangan Kepala
Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan harus mengurus hak-
hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia;
d. melahirkan operasi caesar; dan
e. musibah kebakaran atau bencana alam.

(3) Sakit keras sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibuktikan
dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan
Kesehatan atau Rumah Sakit.

(4) Meninggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dibuktikan


dengan melampirkan surat keterangan kematian dari pemerintah
setempat.
(5) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang isterinya melahirkan operasi
caesar sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) huruf d, dapat diberikan
cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat
inap dari Unit Pelayanan Kesehatan.

(6) Dalam hal Kepala Desa dan Perangkat Desa mengalami musibah
kebakaran rumah atau bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf e, dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan
melampirkan surat keterangan paling rendah dari Ketua Rukun Tetangga.

(7) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh Pejabat Yang
Berwenang memberikan cuti paling lama 1 (satu) bulan.
(8) Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasan penting sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan Perangkat Desa yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Yang Berwenang memberikan cuti.

(9) Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada


ayat (8), Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti karena alasan penting
kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan.
(10) Permintaan dan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan
ayat (9) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(11) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sedang menggunakan hak atas
cuti alasan penting, dapat dipanggil kembali bekeija apabila kepentingan
dinas mendesak.

(12) Dalam hal Kepala Desa dan Perangkat Desa dipanggil kembali bekeija
sebagaimana dimaksud pada ayat (11), jangka waktu cuti yang belum
dijalankan tetap menjadi hak Kepala Desa dan Perangkat Desa yang
bersangkutan.

(13) Penghasilan tetap dan penghasilan lainnya antara lain honorarium dan
tunjangan lainnya dibayarkan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa
yang sedang menjalankan cuti sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Kelima
Cuti Besar

Pasal 10
(1) Cuti besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e yaitu cuti yang
diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang melaksanakan
kegiatan pribadi dan/atau yang telah bekeija paling singkat 5 (lima)
tahun secara terus menerus.

(2) Kegiatan pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu


melaksanakan kewajiban agama.

(3) Lamanya cuti besar ditentukan oleh Pejabat Yang Berwenang memberikan
cuti paling lama 3 (tiga) bulan.
-9-

(4) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menggunakan hak atas cuti besar
tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.

(5) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menggunakan cuti besar kurang
dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus.

(6) Untuk menggunakan hak: atas cuti besar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang
memberikan cuti disertai dengan jadwal pelaksanaan kegiatannya.

(7) Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat


(5), Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti besar kepada Kepala Desa
dan Perangkat Desa yang bersangkutan.

(8) Permintaan dan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan
ayat (7) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sedang menggunakan hak atas cuti
besar, dapat dipanggil kembali bekeija apabila kepentingan dinas
mendesak.

(10) Dalam hal Kepala Desa dan Perangkat Desa dipanggil kembali bekeija
sebagaimana dimaksud pada ayat (9), jangka waktu cuti yang belum
dijalankan tetap menjadi hak Kepala Desa dan Perangkat Desa yang
bersangkutan.

(11) Penghasilan tetap dan penghasilan lainnya antara lain honorarium dan
tunjangan lainnya dibayarkan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa
yang sedang menjalankan cuti sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Keenam
Cuti Mencalonkan Diri Dalam Pemilihan Kepala Desa

Pasal 11

(1) Cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f yaitu cuti yang
diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang mencalonkan diri
dalam pemilihan kepala desa.

(2) Untuk menggunakan hak atas cuti mencalonkan diri dalam pemilihan
kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan
Perangkat Desa yang bersangkutan mengajukan permintaan secara
tertulis dengan melampirkan surat penetapan calon kepada Pejabat Yang
Berwenang memberikan cuti

(3) Berdasarkan permintaan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat


(2), Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti mencalonkan diri dalam
pemilihan kepala desa kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang
bersangkutan.

(4) Lamanya cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaiu sejak ditetapkan
sebagai calon sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon
terpilih.
-10-

(5) Permintaan dan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(6 ) Penghasilan tetap dan penghasilan lainnya antara lain honorarium dan


tunjangan lainnya dibayarkan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa
yang sedang menjalankan cuti sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
Pelaksana Tugas
Pasal 12

( 1) Kepala Desa menjalankan cutinya, Sekretaris Desa atau pelaksana tugas


sekretaris desa melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Kepala
Desa.

( 2) Perangkat Desa menjalankan cutinya, perangkat desa lainnya


melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai perangkat desa.

# (3) Pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diberikan dalam bentuk surat cuti untuk cuti tahunan, cuti sakit, cuti
melahirkan, cuti alasan penting, dan cuti besar.

(4) Pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk surat cuti oleh Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti untuk
cuti mencalonkan diri.

(5) Pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam
bentuk surat keputusan oleh Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti
untuk cuti mencalonkan diri.

BAB VI
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI

Pasal 13

(D Pejabat yang berwenang memberikan cuti bagi Kepala Desa yaitu Bupati.
( 2) Bupati dapat mendelegasikan kewenanganan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Camat.

(3) Dikecualikan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada cuti
karena mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Desa.

(4) Pejabat Yang Berwenang memberikan cuti bagi Perangkat Desa yaitu
Kepala Desa.

(5) Dalam hal Kepala Desa cuti maka yang memberikan cuti kepada
perangkat desa yaitu Pelaksana Tugas Kepala Desa atau Penjabat Kepala
Desa.
BAB VII
SANKSI

Pasal 14

Dalam pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal (6), Pasal (7),
Pasal (8), Pasal (9), Pasal (10), dan Pasal (11), apabila Kepala Desa dan
Perangkat Desa melanggar ketentuan yang telah ditetapkan, maka Kepala
Desa dan Perangkat Desa diberikan sanksi administrasi berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. penundaan pembayaran penghasilan tetap dan penghasilan lainnya.

BAB VIII
PEMBINAAN

Pasal 15
(1) Bupati melalui Dinas/Instansi teknis melakukan pembinaan terhadap
pelaksanaan cuti Kepala Desa.
(2) Pembinaan terhadap pelaksanaan cuti Perangkat Desa dilakukan oleh
Kepala Desa.

BAB IX
PELAKSANAAN

Pasal 16

Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam pelaksanaan cuti wajib menyesuaikan
dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini.
- 12 -

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sinjai.
Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal 9 Desember 2019

BUPATI S IN JA I,

ttd

ANDI SETO GADHISTA ASAPA

Diundangkan di Sinjai
pada tanggal 9 Desember 2019
SE K R E T A R IS DAERAH K ABUPATEN S IN JA I,

ttd
AKBAR
BERITA DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2019 NOMOR 42
Salinan Sesuai Dengan Aslinya
HUKUM
AERAH K ABUPATEN S IN JA I,

:at : Pembina Tingkat I/IV.b


-13-

LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI SINJAI
NOMOR TAHUN 2019
TENTANG CUTI KEPALA DESA DAN
PERANGKAT DESA DI KABUPATEN
SINJAI

CUTI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN SINJAI

1. FORMAT PERMINTAAN CUTI KEPALA DESA

PEM ER IN TA H K A BU PA TEN SIN JA I


K E C A M A T A N ............
D E SA ....................
Alamat

Sinjai,

Kepada
Yth. Bupati Sinjai
di
Sinjai
Yang bertanda tangan dibawah in i:
Nama : ..............
Jabatan : .Kepala Desa ...............
Dengan ini mengajukan cuti ...................untuk tahun ..................selama
........(......... ) hari keija terhitung mulai tanggal ....................... sampai dengan
tanggal..................
Adapun alamat kami selama menjalankan cuti ................ dimaksud
berada d i ....................................................................................
Demikian permintaan ini saya buat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Hormat saya,

(..................)

CATATAN PERTIMBANGAN
Cuti yang telah diambil dalam Mengetahui:
tahun yang bersangkutan : CAMAT....
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Sakit
3. Cuti Bersalin
4. Cuti Karena Alasan Penting (...............)
5. Cuti Besar Pangkat:

* dilingkari cuti yang diambil


-14-

2. FORMAT PERMINTAAN CUTI PERANGKAT DESA

PEM ERIN TAH K A BU PA TEN SIN JA I


K E C A M A T A N ............
D E SA ....................
Alamat

Sinjai,

Kepada
Yth. Kepala Desa ..
di
Sinjai

Yang bertanda tangan dibawah in i:


Nama : .........
Jabatan :............... Kecamtan...........................
Dengan ini mengajukan cuti ...................untuk tahun ..................selama
........(......... ) hari keija terhitung mulai tanggal ....................... sampai dengan
tanggal.................
Adapun alamat kami selama menjalankan cuti ................ dimaksud
berada d i ....................................................................................
Demikian permintaan ini saya buat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Hormat saya,

(..................)

CATATAN PERTIMBANGAN
CUTI YANG TELAH DIAMBIL DALAM
TAHUN YANG BERSANGKUTAN :
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Sakit
3. Cuti Bersalin
4. Cuti Karena Alasan Penting
5. Cuti Besar

* dilingkari cuti yang diambil


-15-

3. FORMAT PEMBERIAN CUTI KEPALA DESA

BUPATI SINJAI
PROVINSI SULAWESI SELATAN

SURAT CUTI
NOMOR: /01.02. /Set
TENTANG
CUTI ..........................

Dasar :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157);
3. Permohonan permintaan Cuti ..... Kepala Desa ...... Kecamatan
............. tanggal..................
MEMBERIKAN C U T I...........

Kepada :
Nama : ...............
Jabatan : Kepala Desa......
Untuk : Cuti......................., selama cuti Kepala Desa berada di............ mulai
tanggal.......... sd tanggal............ , dengan ketentuan:
1. Penyelenggaraan Pemerintahan di Desa .... harus tetap beijalan
sebagaimana mestinya.
2. Selama Kepala Desa melaksanakan kegiatan dimaksud, Sekretaris
Desa ......... melaksanakan tugas dan kewajiban penyelenggaraan
pemerintahan dengan tetap berkoordinasi dan bertanggungjawab
kepada Bupati Sinjai melalui Camat Sinjai Selatan.
3. Setelah selasai melaksanakan Cuti ................. agar segera aktif
kembali dalam tugas secara tepat waktu.
Surat Cuti .............................. ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sinjai
Pada tanggal ..............

BUPATI SINJAI

(................. )
Tembusan Yth :
1. Ketua DPRD Kab. Sinjai di Sinjai;
2. Kepala Dinas PMD Kab. Sinjai di Sinjai;
3. Camat....................... ;
4. Kepala Desa......................;
5. Arsip
-16-

4. FORMAT PEMBERIAN CUTI PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI


KECAMATAN...........
DESA..................
Alamat

SURAT CUTI
NOMOR: /01.02. /Set
TENTANG
CUTI ........................................

Dasar
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157);
3. Permohonan permintaan Cuti ..... Perangkat Desa ...... Kecamatan
............. tanggal..................
MEMBERIKAN CUTI,

Kepada :
Nama : ...............
Jabatan : .............
Untuk : Cuti ................ , selama cuti Perangkat Desa berada di............ mulai
tanggal.......... sd tanggal............., dengan ketentuan:
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Desa....harus tetap beijalan
sebagaimana mestinya.
2. Selama Perangkat Desa..... melaksanakan cuti ....., Perangkat Desa
.....melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pelaksana tugas
sebagai Perangkat........
3. Setelah selasai melaksanakan Cuti ................. agar segera aktif
kembali dalam tugas secara tepat waktu.
Surat Cuti........saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sinjai
Pada tanggal ..............
KEPALA DESA

(................. )
Tembusan Yth :
1. Kepala Dinas PMD Kab. Sinjai di Sinjai;
2. Camat..........................;
3. Yang bersangkutan........................;
4. Arsip
-17-

5. CONTOH LAPORAN TERTULIS TELAH SELESAI MENJALANKAN CUTI

PEM ER IN TA H K A BU PA TEN S IN JA I
K E C A M A T A N ............
D E SA ....................
Alamat

Kepada
Yth....................
Di
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ....................
Jabatan : ...................
Dengan ini melaporkan bahwa saya pada tanggal telah selesai
menjalankan c u ti......................dengan Nomor.......... tanggal..................
Demikian laporan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Hormat saya,

( )
-18-

LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI SINJAI
NOMOR TAHUN 2019
TENTANG CUTI KEPALA DESA DAN
PERANGKAT DESA DI KABUPATEN
SINJAI
CUTI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN SINJAI

1. FORMAT PERMINTAAN CUTI KEPALA DESA KARENA MENCALONKAN DIRI


DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

PEM ER IN TA H K A BU PA TEN SIN JA I


K E C A M A T A N ............
D E SA ....................
Alamat

Sinjai,

Kepada
Yth. Bupati Sinjai
di
Sinjai
Yang bertanda tangan dibawah in i:
Nama : .............
Jabatan : ............... Kecamtan..........................
Dengan ini mengajukan permohonan permintaan cuti karena mencalonkan
diri dalam pemilihan kepala desa untuk tahun ................. mulai dari
penetapan calon kepala desa sampai dengan penetapan calon terpilih.
Adapun alamat kami selama menjalankan cuti ................ dimaksud
berada d i ....................................................................................
Demikian permintaan ini saya buat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Hormat saya,

( )
Mengetahui,
CAMAT...........

(.......
Pangkat:
)
NIP.
-19-

2. FORMAT PERMINTAAN CUTI PERANGKAT DESA KARENA MENCALONKAN


DIRI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

PEM ERIN TAH K A BU PA TEN S IN JA I


K E C A M A T A N ............
D E SA ....................
Alamat

Sinjai,
Kepada
Yth. Kepala Desa ..
di
Sinjai
Yang bertanda tangan dibawah in i:
Nama : .........
Jabatan :............... Kecamtan...........................
Dengan ini mengajukan cuti mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa
untuk tahun mulai dari penetapan calon kepala desa sampai dengan
penetapan calon terpilih.
Adapun alamat kami selama menjalankan cuti ................ dimaksud
berada d i ....................................................................................
Demikian permintaan ini saya buat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Hormat saya,

( )

3. FORMAT PEMBERIAN CUTI KEPALA DESA KARENA MENCALONKAN DIRI


DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI SINJAI
PROVINSI SULAWESI SELATAN

SURAT CUTI
NOMOR: /01.02. /Set
TENTANG

CUTI KEPALA D E SA K A R ENA M ENCALONKAN D IR I DALAM PEM ILIHAN


KEPALA D E SA ..........................

Dasar
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
-20-

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157);
3. Permohonan permintaan C u ti..... Kepala D esa........ Kecamatan
............... tanggal.....................
MEMBERIKAN C U T I...........

Kepada :
Nama : .................
Jabatan : Kepala D esa.......
Untuk : Cuti karena mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa, selama
cuti Kepala Desa berada di............. mulai penetapan calon kepala desa sampai
dengan penetapan calon terpilih, dengan ketentuan:
1. Penyelenggaraan Pemerintahan di D esa.... harus tetap berjalan
sebagaimana mestinya.
2. Selama Kepala Desa melaksanakan kegiatan dimaksud,
Sekretaris Desa .......... melaksanakan tugas dan kewajiban
penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap berkoordinasi dan
bertanggungjawab kepada Bupati Sinjai melalui Camat Sinjai
Selatan.
3. Setelah selasai melaksanakan C u ti....................agar segera aktif
kembali dalam tugas secara tepat waktu.
Surat Cuti ................................... ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sinjai
Pada tanggal ..............

BUPATI SINJAI

<................. )
Tembusan Yth :
1. Ketua DPRD Kab. Sinjai di Sinjai;
2. Kepala Dinas PMD Kab. Sinjai di Sinjai;
3. Camat........................;
4. Kepala Desa......................;
5. Arsip
4. KEPUTUSAN PENETAPAN PELAKSANA TUGAS KARENA MENCALONKAN
DIRI MENJADI KEPALA DESA

KEPALA DESA............
KEPUTUSAN KEPALA DESA..............
NOMOR TAHUN 20..
TENTANG
PENETAPAN PELAKSANA TUGAS... (PERANGKAT DESA) DESA.........
TAHUN 20....

KEPALA DESA............. ,
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
desa, perlu menetapkan pelaksana tugas perangkat desa;
...................dst.
b. bahwa perangkat desa yang ditetapkan ini memenuhi
syarat dan dipandang cakap untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban sebagai..... ;dan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan b, maka dipandang perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan
Pelaksana Tugas Perangkat Desa.... Tahun 20...;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
8122);

2. Undang-UndangNomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851)
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
-22-

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);
8. Peraturan Daerah Nomor .... Tentang Desa;

9. Peraturan Bupati Sinjai Nomor ...... Tahun 2019 tentang


Cuti Kepala Desa dan Perangkat Desa.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KESATU : Menetapkan saudara (i)..... sebagai Pelakasana tugas

KEDUA : Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai


pelaksana tugas ..... bertanggung) awab kepada Kepala
Desa.......dst.
KETIGA : Segala biaya yang ditimbulkan dalam pelaksanaan
Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Desa Tahun Anggaran 20..........dst.
- 23 -

KEEMPAT : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tan


ditetapkan.

Ditetapkan di
pada tanggal 20...
KEPALA D E SA ,

(
Tembusan:
1. Bupati Sinjai di Sinjai;
2. Dinas PMD Kab. Sinjai di Sinjai;
3. Camat Sinjai.................. d i......
4. Arsip.

BUPATI S IN JA I,

ttd
ANDI SETO GADHISTA ASAPA

Anda mungkin juga menyukai