Anda di halaman 1dari 31

No.

Dokumen:

DOKUMEN RANCANGAN 19DRP.SS.A8-71029

PENGEMBANGAN PRODUK Tanggal Pengesahan:

Laboratorium Farmasetika AZIDRENACH® CREAM


Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

ForDev Scientist #1 ForDev Scientist #2

Hardiana Lestari A.Annisa Erika Savitri


N011 17 1029 N011 17 1540

ProsDev Scientist PackDev Scientist AnDev Scientist

Ananda Pratiwi/ Nur Chindy Claudia Asmara Reski Amelia Kamri


Rahmah N011 17 1322 N011 17 1030
N011 17 1520/ N011 17
1033

Disetujui Oleh

Asisten Dosen

Anugrah Achmad Himawan, S.Si., M.Si., Apt.


PT. RENACH PHARMA
Makassar-Indonesia
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Bagian 1 Identitas Produk

No. Item Uraian

1 Nama Produsen PT. RENACH FARMA

2 Nama Produk Azidrenach®Cream

3 Kandungan Bahan Aktif Azelaic Acid

4 Kekuatan Sediaan 20 %

5 Nomor Registrasi DKL19107109029A4

6 Indikasi Sediaan Diindikasikan untuk pengobatan topikal acne vulgaris ringan


hingga sedang
7 Golongan Obat Obat Keras

Bagian 2 Quality Target Product Profile (QTPP)

No. Elemen QTPP Target Justifikasi


Ekuivalensi farmasetik: bentuk sediaan
1 Bentuk Sediaan Semi Padat
sesuai
Ekuivalensi farmasetik: desain sediaan
2 Desain sediaan Krim
sesuai
Ekuivalensi farmasetik: rute pemberian
3 Rute Pemberian Topikal
sesuai
Ekuivalensi farmasetik: kekuatan
4 Kekuatan Sediaan 20 %
sediaan sesuai
T1/2 12 Jam, 4 % diserap Persyaratan bioekuivalensi: diperlukan
5 Farmakokinetika
secara sistemik untuk memastikan keefektifan obat
Ekuivalen atau lebih baik dengan waktu
6 Stabilitas Stabil selama 24 bulan
penyimpanan produk
7 Wadah Primer TubePlastik Sesuai dengan desain sediaan

Halaman2dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Bagian 3 Quality Attribute (Drug Product)

No. Quality Attribute Target Justifikasi


Kental Sesuai dengan sediaan yang beredar
Pemerian
dimasyarakat
Tidak berbau Sesuai dengan sediaan yang beredar
Bau
dimasyarakat
Putih Sesuai dengan sediaan yang beredar
Atribut Warna
1 dimasyarakat
Fisik Tidak berasa Sesuai dengan sediaan yang beredar
Rasa
dimasyarakat
Bobot 30 g Sesuai dengan sediaan yang ingin dibuat

Dimensi - -

Sesuai persyaratan yang tertera pada


2 Identifikasi Positif azelaic acid
NIOSH Manual of Analytical Methods.
Sesuai yang tertera pada Journal of
3 Assay 96.20 ± 0.73%
chemical and Pharmaceutical research
Keseragaman
4 - -
Kandungan
5 Impurities - -
Sesuai yang tertera pada Journal of
6 pH 5.7 ± 0.3
chemical and Pharmaceutical research
Sesuai dengan yang tertera pada PDF
7 Viskositas 8000 ± 500 cps
dysperse system
Sesuai yang tertera pada Journal of
8 Daya Sebar 5.02 ± 0.21 mg-cm/sec
chemical and Pharmaceutical research
Sesuai dengan yang tertera pada Jurnal
9 Daya Lekat > 4 detik
Riset Sains dan Teknologi
10 Volume Terpindahkan - -

11 Kerapatan - -

12 Integritas Wadah 30 g Sesuai dengan sediaan yang akan dibuat


Sesuai dengan pustaka farmakope
13 Torsi (Kemasan) Tube
indonesia edisi V
ALT : ≤103 koloni/ml Memenuhi syarat yag telah ditetapkan
14 ALT-AKK
AKK : ≤103 koloni/ml oleh BPOM
Jika mengandung mikroba tersebut dapat
15 Coliform Tidak ada bakteri coliform
berbahaya bagi tubuh
- Pseudomonas
aeruginosa : Negatif/ml
Memenuhi syarat yag telah ditetapkan
16 Bakteri Patogen - S. aureus : Negatif/ml
oleh BPOM
- Candida albicans :
Negatif/ml

Halaman3dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Bagian 4 Rancangan Formula

Tiap 30 g Azidrenach®Cream mengandung :

Asam azelaic 20 % (Zat Aktif)


Fase minyak :
Asam Strearat 5% (Emulgator)
setil alkohol 3% (Penstabil)
propil paraben 0,05% (Pengawet)
Parafin cair ad 30% (Pembawa fase minyak)
Fase air :
Trietanolamin 2,5% (Emulsifier)
gliserin 10% (Humektan)
metil paraben 0,2% (Pengawet)
purified water ad 70% (Pembawa fase air)

Bagian 5 Dasar Formulasi

A. Dasar Pembuatan Sediaan


Dasar pembuatan sediaan :
1. Krimmerupakan sediaan salep yang dibuat tidak terlalu berminyak dengan menambahkan air lebih
dominan yakni tidak kurang dari 60 % dibandingkan minyak yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Kehadiran air dalam krim membuatnya bertindak sebagai emulsi dan karena itu kadang-kadang
disebut sebagai emulsi semi-padat. Ada 2 jenis Tipe krim yakni Krim hidrofilik dan krim hidrofobik
dimana krim hidrofilik mengandung sejumlah besar air dalam fase eksternal dan krim hidrofobik
mengandung air dalam fase internal . Zat pengemulsi digunakan untuk membubarkan fasa air dalam
fasa berminyak atau sebaliknya. Krim lebih lembut daripada salep dan lebih disukai karena mudah
dikeluarkan dari wadah dan daya sebar yang baik di ataspenyerapan kulit(Pharmaceutical
Manufacturing Handbook, Production and Processes:268).
2. Beberapa produk skincare untuk wajah biasanya diformulasikan dalam bentuk sediaan krim
(Handbook of Cosmetic Science and Technology Edisi kedua : 81). Krim adalah salah satu bentuk
sediaan semi padat farmasi yang diformulasikan mengandung satu atau lebih zat aktif obat yang
dapat dilarutkan atau didispersikan dalam tipe emulsi W / O atau emulsi O / W. Krim
diaplikasikansecara topikal melalui membran kulit. Selain itu kebanyakan pasien dan dokter lebih
memilih krim daripada salep karena krim lebih mudah disebarkan dan dibersihkan dari permukaan
kulit ( Ansel: 278).
3. Krim berperan penting dalam melindungi kulit dari zat beracun. Krim pelindung bahkan untuk kulit
yang normal. Krim akan membentuk permukaan film pada permukaan kulit sehingga mencegah zat
berbahaya masuk kedalam kulit. Krim dapat menjebak atau menguraikan zat berbahaya yang masuk
dalam kulit (Cosmeceuticals (Drugs vs. Cosmetics) : 81).
4. Krim pada umumnya (tetapi tidak secara khusus) digunakan dalam pemberian topikal obat yang
larut dalam air ke kulit untuk mencapai efek lokal misalkanuntuk pengobatan infeksi atau
peradangan. Krim tipe emulsi O / W biasanya lebih mudah dioleskan ke permukaan kulit , tidak
berminyak, dapat dibersihkan dari kulitdansetelah aplikasi, akan melembabkan kulit(FastTrack, 55).

B. Dasar Pemilihan Bahan Aktif dan Kekuatan Sediaan


Dasar Pemilihan Bahan Aktif
1. Asam azelaic (AZA) merupakan senyawa asam dikarboksilat 9-karbon yang terbentuk secara alami
yang diisolasi dari kultur Pityrosporum Ovale yang menghambat aktivitas tirosinase in vitro dan juga
dapat mengganggu sintesis DNA dan aktivitas mitokondria dalam melanosit yang hiperaktif dan
abnormal. AZA telah digunakan dalampengobatan hiperpigmentasi melasma dan post-inflamasi dan
untuk menghentikan perkembangan dari lentigo maligna menjadi melanoma. AZA dapat

Halaman4dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

menghasilkan kerusakan ultra struktural pada melanosit normal . Krim AZA telah dilaporkan
bermanfaat dalam pengobatan melasma.Keuntungan tertentu dari terapi AZA termasuk keamanan
yang baik dan profil efek samping yang ringan termasuk dermatitis kontak iritan. AZA non-
teratogenik, dan tidak mengurangi resistensi dalam Propionibacterium acnes . (Cosmetic
formulation of Skin Care Products : 207)
2. Azelaic Acid adalah salah satu zat aktif obat yang diaplikasikan secara topikal yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium spp. dan mengurangi keratinisasi. Azelaic
acid juga digunakan dalam pengobatan topikal jerawat inflamasi ringan hingga sedang dan untuk
papula dan pustula inflamasi rosacea ringan hingga sedang(Martindale : 1589).
3. Azelaic Acid adalah salah satu obat yang digunakan sebagai anti acne topikal yang memperbaiki
jerawat vulgaris dengan menormalkan proses keratin dan mengurangi pembentukan microkomedo
selain itu azelaic acid lebih efektif terhadap lesi yang mengalami inflamasi maupun tidak (Drugbank
Azelaic Acid)
4. Azelaic Acid dijadikan terapi dalam pengobatan inflamasi jerawat karena kelebihannya tidak adanya
efek samping di sistemik (dibandingkan dengan efek samping antibiotik oral), tidak adanya reaksi
sensitif jika dibandingkan dengan efek benzoyl peroksida, dan potensial untuk mengiritasi sangat
mudah jika dibandingkan dengan tretionin (Commite of Experts on Cosmetic Product : 54).

Dasar Pemilihan Kekuatan Sediaan


1. Azelaic Acid 20% cream dapat diberikan secara topikal dalam pengobatan acne vulgaris (jerawat)
peradangan ringan sampai sedang. Untuk pengobatan topikal acne vulgaris, lapisan tipis krim asam
azelaic 20% harus dioleskan ke area yang terkena dua kali sehari (pagi dan sore) sehingga
dapatmengurangi peradangan inflamasi , pada sebagian besar pasien dalam hingga waktu 1-2
bulan meskipun manfaat maksimum umumnya membutuhkan perawatan yang lebih lama
tergantung dari tingkat keparahan acne vulgaris (AHFS:18904).
2. Azelaic Acid 20 % creambiasa digunakan sebagai kosmetik terapi jerawat pada kulit dengan terapi
dua kali sehari hingga 6 bulan. Hasil dari pengobatan biasanya ditunggu dalam empat
minggu(Martindale : 1589).
3. Azelaic Acid 20 % dengan pengaplikasian secara topikal memiliki efek yang lebih efektif dibanding
menggunakan 2 % hidrokuinon hingga penggunaan 4 % hidrokuinon . Penggunaan 20 % azelaic acid
digunakan untuk pengobatan dalam mengatasi jerawat sedangkan 10 % azelaic acid digunakan
untuk pencegahan jerawat, oleh karenanya kekuatan sediaan yang digunakan adalah 20 % sesuai
dengan indikasi yang ingin dicapai (Commite of Experts on Cosmetic Product : 54)

Dasar Pemilihan Bahan Tambahan


Trietanolamin/TEA (Emulsifier)
1. Trietanolamin banyak digunakan dalam formulasi sediaan topikal, ketika TEA dicampurkan bersama
dengan asam lemak seperti asam stearat maka akan menghasilkan zat pengemulsi minyak dalam air
yang stabil dan berbutir halus. Konsentrasi yang biasa digunakan TEA untuk emulsifikasi yaitu 2-4%
v/v (Excipient 6th :754)
2. Penggunaan trietanolamin dengan penambahan asam stearat akan membentuk suatu emulsi
minyak dalam air yang stabil, emulgen ini biasanya berada pada pH netral (Aulton: 347-348)
3. Triethanolamine stearate adalah salah satu pengemulsi paling populer untuk krim digunakan saat
ini. Biasanya disiapkan selama memproduksi dari asam stearat dalam fase minyak dengan
pemanasan dan dari trietanolamina dalam fase air dengan pemanasan. Jumlah trietanolamina dapat
mengontrol tingkat pH dari produk yang dihasilkan. Selain itu TEA juga lebih aan dibandingkan
dengan benzalkonium klorida yang bersifat lebih toksik (Encyclopedia: 3261)

Asam Stearat (Emulsifier)


1. Asam stearat secara umum digunakan dalam formulasi sediaan topikal dan kosmetik yang tidak
bersifat iritan dan toksik, konsentrasi asam stearat yang dapat digunakan dalam formulasi krim yaitu
1-20%. Selain itu, asam stearat juga dapat digunakan sebagai agen pengemulsi jika sebagian asam
stearat ternetralisir oleh TEA (Excipient 6th : 697)
2. Asam stearat cocok untuk digunakan dalam sediaan topikal minyak dalam air sebagai emulgator

Halaman5dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

dengan bekerja optimal ketika bereaksi dengan alkali (Remington: 330)


3. Suatu kombinasi antara asam stearat dan TEA dapat menghasilkan sedian krim emulsi yang baik dan
lebih stabil (Poucher: 419) dibandingkan dengan GOM ataupun tween yang yang dapat bersifat
tidak stabil serta susah untuk bercampur (Lachman: 1060)

Setil alkohol (Penstabil)


1. Setil alkohol secara luas telah digunakan dalam kosmetik dan formulasi sediaan farmasi seperti pada
suppositoria, sediaan padat, lotion, krim dan salep. Dalam formula sediaan lotion, krim dan salep,
setil akohol diguinakan karena dapat meningkatkan stabilitas, tekstur, dan konsistensi dari sedian
(Excipient 6th :155)
2. Selain berfungsi sebagai penstabil, setil alkohol berfungsi sebagai emolien layaknya carbomer yang
dapat meningkatkan viskositas pada sediaan krim (Poucher: 419).
3. Dalam emulsi minyak dalam air (M/A) setil alkohol biasanya digunakan sebagai penstabil dalam
sediaan emulsi pada konsentrasi 2-5%. Kelebihan setil alkohol sebagai penstabil yaitu dapat
membentuk fase kontinyu viskoelastik yang dapat mencegah koalesen tetesan (Exicipient: 155).

Gliserin (Humektan)
1. Gliserin merupan salah satu bahan tambahan yang sering digunakan dalam formulasi dan kosmetik
farmasi topikal, digunakan terutama sebagai humektan dan emoliennya dengan konsentrasi ≤30%,
selain itu, gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut dalam sediaan (Excipient 6th : 283)
Pelembab ini berfungsi untuk mempertahankan kelembaban pada kulit setelah diaplikasikan.
Contoh yang paling sering digunakan adalah gliserin (Fastrack:86).
2. Gliserin atau gliserol dapat digunakan dalam formulasi sediaan kosmetik seperti krim sebagai agen
pengemulsi ataupun emolien (Handbook of cosmetic : 447).
3. Gliserin adalah contoh humektan yang sesuai yang bisa digunakan pada produk farmasi terutama
pada aplikasi eksternal. Selain itu, gliserin juga dapat digunakan untuk mencegah produk mengering
setelah diaplikasikan ke kulit. Dapat juga ditambahkan ke formulasi emulsi untuk mengurangi
penguapan air, baik dari produk yang dikemas saat penutupan atau dari permukaan kulit setelah
digunakan. Selain itu, gliserin memiliki kemampuan menyerap lembab yang lebih baik dibandingkan
dengan propilen glikol ataupun polietilen glikol (Aulton : 351).

Metil Paraben (Pegawet)


1. Metilparaben merupakan pengawet yang disangat baik digunakan sebagai pengawet yang larut
pada fase air dan pengawet yang larut pada fase minyak. Ester asam p- hidroksibenzoat (Metil
paraben) merupakan salah satu pengawet yang baik digunakan karena metil esternya larut dalam
air, sedangkan propil esternya larut dalam minyak. (Lachman II: 1066)
2. Metil paraben secara luas digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik, makanan dan dalam
formulasi farsmasetik. Metil paraben memiliki range pH yang luas, dan memiliki atifitas sebagai
antimikroba spektrum luas. Konsentrasi metil paraben dalam sediaan topikal yaitu 0,02-0,3%.
Metil paraben memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit dibandingkan dengan benzenthonium
klorida (Excipient 6th : 441).
3. Metilparaben dan propilparaben merupakan kombinasi pengawet antimikroba yang sering
digunakan dengan konsentrasi (0,2 % : 0,05%) (Encyclopedia : 3259).

Propil Paraben (Pengawet)


1. Penggunaan propil paraben bersama dengan metil paraben mampu memberikan efek yang baik dan
efektif sebagai pengawet dan memperluas spektrum (Excipient 6th: 441). Pengunaan propil paraben
banyak digunakan dalam sediaan topical dibandingkan dengan borate yang sering digunakan untuk
optalmic dan natrium propionate yang digunakan dalam bentuk sediaan oral. Penggunaan propil
paraben mampu memberikan efek pengawet dengan konsentrasi kecil berkisar 0,02-0,03%
(fastrack: 84)
2. Campuran dari ester parahidroksibenzoat (biasanya methylhydroxybenzoate dan
propilhidroksibenzoat dalam rasio 9: 1). Rentang konsentrasi yang khas adalah 0,1-0,2% b/v. ini
penting untuk dicatat bahwa khasiat pengawet ini pengawet dapat menurun di hadapan polimer
hidrofilik (umumnya digunakan untuk meningkatkan viskositas), karena interaksi pengawet dengan

Halaman6dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

polimer (Fasttrack :17)


3. Propilparaben dan metilparaben merupakan kombinasi pengawet antimikroba yang sering
digunakan dengan konsentrasi (0,05 % : 0,2%) (Encyclopedia : 3259).

Purified Water
1. Pelarut yang paling sering digunakan sebagai pelarut dalam sediaan farmasi adalah air, karena
memiliki kompatibilitas fisiologis dan kurang toksik. Air memiliki konstanta dielektrik yang
tinggi,yangsangat penting untukmemastikan distribusi berbagai macam bahan sehingga dapat
terionisasi (Aulton : 311).
2. Air yang dimurnikan memiliki kontaminasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan air minum biasa,
dan hanya memiliki 1% padatan yang terlarut, air juga memiliki kontaminan yang terkontrol
(Ansel :337).
3. Air murni diperoleh melalui deionisasi, distilasi, pertukaran ion, osmosis balik dan filtrasi sehingga
lebih aman dibandingkan dengan menggunakan air steril yang mudah kehilangan karakteristik pada
penyimpanan yang kurang tepat (Remington : 746).

Purified Water
1. Parafin cair sering digunakan dalam formulasi sediaan topikal seperti komponen dari krim. Parafin
cair digunakan untuk meningkatkan titik lebur pada suatu formula atau meningkatkan kekakuan
(Excipient 6th : 474)
2. Parafin merupakan suatu basis hidrokarbon yang dapat mengurangi pengguapan air dari kulit.
Memiliki resistensi yang baik pada kulit, bersifat hidrofobik dann dapat menyebar merata dalam
kulit (Fasstrack: 90)
3. Parafin cair merupakan suatu bahan yang sering digunakan dalam sediaan semi padat seperti krim
karena parafin cair dapat mengurangi difusi air dalam kulit hingga 50% (Cosmetics Science and
Tecnology: 716)

D. Dasar Pemilihan Bahan Kemas Primer


1. Keuntungan wadah plastik dibandingkan dengan wadah kaca yaitu wadah plastik lebih ringan
dibanding kaca dan lebih tahan terhadap benturan, mengurangi biaya pengiriman dan kerugian
akibat kerusakan pada bahan kemas (Ansel:82).
2. Dalam beberapa tahun terakhir, plastik telah digunakan secara luas dalam berbagai sistem
pengemasan. Plastik terbuat dari polimer sintetik stabil untuk membentuk wadah dari segi
kekakuan, opasitas cahaya, dan kelenturan. Plastik telah diterima secara luas untuk memiliki banyak
keuntungan dibandingkan wadah kaca dari segi kepadatan rendah, ringan, rendah biaya, dan daya
tahannya. (Encyclo: 2529)
3. Wadah plastik sangat tahan terhadap kerusakan dan menawarkan keamanan kepada konsumen
dengan mengurangi kerugian kerusakan di semua tingkat distribusi dan penggunaannya(Packaging
of Cosmetics)
4. Bahan kemas (primer) yang dipilih adalah wadah plastik. Tujuan penggunaan jenis wadah ini sebab
untuk memberikan kualitas yang baik baik bagi sediaan sebab wadah plastik memiliki mutu yang
tinggi, menunjang kebebasan dalam desainnya, tidak mudah pecah, aman bagi pemakai serta
mengurangi risiko pecah pada semua tahap distribusi dan penggunaannya (Lachman:1422)

E. Dasar Pemilihan Sistem


1. Sediaan krim biasanya dibuat dalam bentuk M/A karena lebih mudah menyebar dan lebih mudah
untuk di hilangkan (Ansel : 283)
2. Penggunaan tipe emulsi M/A biasa digunakan untuk formulasi sediaan yang digunakan secara
topikal karena nyaman digunakan dan tidak lengket (Fastrack : 55)
3. Dalam skala industri, krim yang umum dikembangkan adalah krim yang berbasis air atau tipe emulsi
M/A, untuk mengurangi terjadinya efek iritasi, tidak berminyak setelah dicuci dan dengan tipe
emulsi krim yang seperti itu cocok untuk semua jenis kulit karena telah diuji in vitro (Handbook of
Cosmetic : 562)

Halaman7dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

F. . Dasar Pemilihan Metode Pembuatan


1. Penggunaan metode beaker digunakan jika emulsi yang dibuat terdiri dari dua fase emulgator yaitu
larut air dan minyak. Dimana pembuatannya yaitu fase air dipanaskan dengan suhu yang sama
dengan fase minyak kemudian fase minyak ditambahkan ke fase air untuk membentuk emulsi M/A
(Lachman 2, 1069)
2. Penggunaan metode beaker digunakan karena dapat memudahkan dalam menghasilkan sediaan
emulsi krim yang diinginkan dimana sistem emulsi yang diharapkan ialah krim minyak dalam air.
Dalam metode beaker dilakukan pemisahan komponen-komponen bahan dalam dua fase yaitu
minyak dan air yang kemudian fase minyak dimasukkan pada fase air (Handbook of pharmaceutical
manufacturing formulation semi solid produc :75)
3. Digunakan metode pemanasan atau lebih dikenal dengan metode beaker karena metode ini
memiliki keuntungan dalam segi kepraktisan yang hanya membutuhkan dua beaker, termometer,
dan sumber panas. Metode ini dilakukan dengan menyiapkan dua fase yaitu fase minyak dan fase
air yang masing-masing dipanaskan pada suhu 75˚C dan 70˚C kemudian diaduk hingga dingin
(Remington:344)

G. Dasar Penentuan Spesifikasi (Quality Attribute) Sediaan


Identifikasi
1. Metode analisis dengan kromatografi gas dengan deteksi ionisasi nyala. Batas deteksi 0.001 mg/sampel
(Pubchem)
2. Penentuan terhadap spesifikasi biasanya digunakan untuk memenuhi standar identifikasi dan
konfirmasi dari artikel resmi (PDF dispersi vol.1 : 861)

Assay
1. Assay digunakan untuk memenuhi standar identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian yang ditetapkan
dalam farmakope, biasanya digunakan metode kromatografi untuk deteksi dan kuantisasi (PDF Vol 1 :
139)
2. Penetapan kadar dengan melihat absorbansi yang diukur pada spektrofotometer UV panjang
gelombang 210 nm (Bajaj, 2015)

pH
1. Harga pH merupakan harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai yang telah
dilakukan sebagaimana mestinya (FI IV : 1039)
2. Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter pada suhu 27 oC (Bajaj, 2015)

Viskositas
1. Kekentalan merupakan suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk megalir.
Metode yang digunakan untuk pengukuran umumnya meliputi penetapan waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah volume tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler (FI IV:1037)
2. Viskositas diukur dengan Viskometer Brook Field, menggunakan spindel CP-52 (Bajaj, 2015)
3. Viskositas untuk sediaan krim yang ditentukan yaitu pada range 100.000-300.000 cps (PDF Dyspers
system : 504)

Uji Torsi (Kemasan)


Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan permeabilitas kelembaban dan transmisi cahaya , memberikan
perlindungan dari cahaya atau sebagai wadah yag resisten terhadap cahaya . Wadah satuan ganda dan
satuan tunggal untuk cairan digunakan untuk wadah satuan tunggal dan ganda (FI V : 1627)

Uji Integritas Wadah


Uji kestabilan dalam wadah harus menyertakan uji coba pegiriman, juga hal ini untuk memastikan bahwa

Halaman8dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

tutup tidak terlepas atau bocor selama pengiriman (Niazi, Sarfaraz K : 53)

Mikroba Patogen
Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No.HK.03.123.07.11.6662 Tahun 2011, cemaran mikroba dalam
kosmetika sebagai berikut :
1. Angka Lempeng Total : ≤103 koloni/ml
2. Angka Kapang Khamir : ≤103 koloni/ml
3. Pseudomonas aeruginosa : negatif/ ml
4. Staphylococcus aureus : negatif/ml
5. Candida albicans : negatif/ml (BPOM)

Bagian 6 Informasi Bahan Aktif

A. Uraian Farmakologi

No. Item Uraian


1 Nama Azelaic Acid
2 Kelas farmakologi Anti Acne
Diindikasikan untuk pengobatan topikal acne vulgaris ringan hingga
3 Indikasi
sedang
Mekanisme kerja pasti asam azelaic tidak diketahui. Diperkirakan
bahwa asam azelaic memanifestasikan efek antibakteri dengan
menghambat sintesis protein seluler pada bakteri anaerob dan
aerob, terutama Staphylococcus epidermidis dan
Propionibacterium acnes. Pada bakteri aerob, asam azelaic secara
reversibel menghambat beberapa enzim oksidoreduktif termasuk
tirosinase, enzim mitokondria dari rantai pernapasan, thioredoxin
reductase, 5-alpha-reductase, dan DNA polimerase. Pada bakteri
4 Mekanisme kerja anaerob, asam azelaic menghambat glikolisis. Bersamaan dengan
tindakan ini, asam azelaic juga memperbaiki jerawat vulgaris
dengan menormalkan proses keratin dan mengurangi
pembentukan mikrocomedo. Asam azelaic mungkin efektif
terhadap lesi yang meradang dan tidak meradang. Secara khusus,
asam azelaic mengurangi ketebalan stratum corneum, mengecilkan
butiran keratohyalin dengan mengurangi jumlah dan distribusi
filaggrin (komponen keratohyalin) di lapisan epidermal, dan
menurunkan jumlah butiran keratohyalin.
Dikontraindikasikan pada individu yang telah menunjukkan
5 Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap komponennya (Kehamilan dan
menyusui)
Efek samping yang ringan termasuk dermatitis kontak iritan,
6 Efek samping kekeringan , mengelupas dan ada potensi untuk mengalami reaksi
alergi dengan penggunaan Azidrenach®Cream
7 Toksisitas -
8 Dosis dan pemberian Dosis yang digunakan untuk pemberiaan secara topikal dalam hal
ini krim adalah 0,2 g (20% w/w) .
Pemberian : Setelah kulit dicuci bersih dan ditepuk hingga kering,
lapisan tipis Azidrenach®Cream harus dipijat dengan lembut tetapi
menyeluruh ke area yang sakit dengan pemakaian dua kali sehari ,
di pagi dan sore hari. Tangan harus dicuci setelah

Halaman9dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian


Azidrenach®Cream digunakan. Durasi penggunaan
Azidrenach®Cream dapat bervariasi dari orang ke orang dan
tergantung pada tingkat keparahan jerawat. Perbaikan kondisi
terjadi pada sebagian besar pasien dengan lesi inflamsi dalam
waktu empat minggu
9 Interaksi obat -
Absorption : Sekitar 4% dari asam azelaat yang dioleskan secara
topikal diserap secara sistemik.
10 Farmakokinetika Eliminasi :Terutama diekskresikan tidak berubah dalam urin tetapi
mengalami beberapa b-oksidasi menjadi asam dikarboksilat rantai
pendek. T1/2 setelah diaplikasikan sekitar 12 Jam.

B. Data Fisikokimia Bahan Aktif

No. Item Uraian

1 Nama Azelaic Acid


2 Nama IUPAC NonanedioicAcid,Finacea dan Anchoic Acid
3 Rumus Molekul C9H16O4
4 Berat Molekul 188.22 g/mol
Bentuk Serbuk Kristal
Warna Putih sedikit kuning
5 Pemerian
Bau -
Rasa -
Titik Lebur 106,50C
Profil Termal (Dalam
6 Titik Didih 2370C(20 hPa)
Keadaan Padat)
Suhu Dekomposisi 3650C
Mudah larut dalam air panas dan sukar
Dalam Air
larut dalam air
7 Kelarutan
Mudah larut dalam etanol, sedikit larut
Dalam Pelarut Lain
dalam ethy ether, benzene dan DMSO
8 pKa 4.55 (250C)
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Koefisien Partisi 1.57
11 Log P 1.57
12 Polimorfisme -
13 Bentuk Kristal Jarum prismatik monoklinik
14 Higroskopisitas -

Halaman10dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian

15 Ukuran Partikel 100 % <50 µm, min 30 % < 30 µm


Nyata -
16 Kerapatan Ruah -
Mampat -

17 Rumus Bangun

B. Data Fisikokimia Bahan Aktif (Lanjutan)

Halaman11dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Spektrum, Termogram dan Fotomikrograf


18 Spektrum Serapan UV-Visible

19 Spektrum Inframerah

20 Termogram (DSC)

Synthesis of Polyesters from Azelaic Acid and Glycerol by Polycondensation Reaction


21 Termogram (TGA)

Halaman12dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Spektrum, Termogram dan Fotomikrograf

A. Gnanamani, G. Sailakshmi, Tapas Mitra. Use Of Dicarboxylic Acid (Azelaic Acid) To Prepare Carbohydrate And Protein
Based Scaffold Biopolymer With Improved Mechanical And Thermal Property For Biomedical. Applications Biomater.
Artif. Organs, 26(4), 183-196 (2012).
22 Difraktogram Sinar-X

Halaman13dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Spektrum, Termogram dan Fotomikrograf


23 Fotomikrograf (SEM)

Halaman14dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

C. Uraian Stabilitas

No. Item Uraian

A Dalam Keadaan Padat


1 Pengaruh Suhu Stabil hingga pemanasan 40 0C,Terdekomposisi pada suhu 3650C
2 Pengaruh Cahaya Tidak stabil terhadap cahaya
3 Pengaruh Kelembaban RH 60-80%
B Dalam Larutan
1 Pengaruh Pelarut Stabil dalam larutan
2 Pengaruh pH -
3 Pengaruh Cahaya Tidak stabil terhadap cahaya
C Inkompatibilitas
1 Gugus Fungsi -
2 Ion Logam -
3 Senyawa Tertentu Reaktif dengan oxidizing agents
D Saran Penyimpanan Hindarkan dari cahaya dan simpan pada suhu ruang

Bagian 7 Informasi Bahan Tambahan

Halaman15dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

A. Emulgator (Asam stearat,Excipient 6th: 697)

No. Item Uraian

1 Nama Asam stearat


2 Nama IUPAC Asam oktadekakonat
3 Rumus Molekul C18H36O2
4 Berat Molekul 284.47
Bentuk Kristalin
Warna Putih kekuningan
5 Pemerian
Bau sedikit berbau
Rasa tidak berasa
6 Titik Lebur 69-70oC
Dalam Air Larut dalam air
7 Kelarutan Larut dalam 1-6 eter, dapat dicampur
Dalam Pelarut Lain dengan kloroform, etanol (95%), gliserin,
dan aseton
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) 2,0-6,0
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas -
12 Inkompatibilitas Inkompatibel dengan logam, basa, zat pereduksi, dan oksidator
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering
16 Konsentrasi 9%

B. Emulgator (Trietanolamin (TEA) (Excipient 6th: 754)

No. Item Uraian

1 Nama Trietanolamin
2 Nama IUPAC 2,2’,2”-nitrilotri(ethan-1-ol)
C6H15NO3
3 Rumus Molekul

4 Berat Molekul 14,49


Bentuk larutan kental
5 Pemerian
Warna tidak berwarna-kuning

Halaman16dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian

Bau tidak berbau


Rasa tidak Berasa
6 Titik Lebur 20-21oC.
Dalam Air dapat bercampur
7 Kelarutan dapat bercampur dengan aseton,
Dalam Pelarut Lain
metanol
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) 10.5
10 Higroskopisitas -
Berubah menjadi berwarna kecoklatan jika terpapar udara dan
11 Stabilitas
cahaya
Bereaksi dengan tembaga membentuk garam kompleks, dan
12 Inkompatibilitas terpresipitasi, menjadi tidak berwarna jika bereaksi dengan logam
berat
13 Penanganan Iritan, hanya untuk pemakaian luar
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya
16 Konsentrasi 3%

C. Humektan (Gliserin, Excipient 6th: 283)

No. Item Uraian

1 Nama Glycerol
2 Nama IUPAC Propane-1,2,3-triol
C3H8O
3 Rumus Molekul

4 Berat Molekul 92.09


Bentuk Cair
Warna Bening
5 Pemerian
Bau tidak berbau
Rasa manis
6 Titik Lebur 17,8 ˚C
Dalam Air larut dalam air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain praktis tidak larut dalam benzen
8 pKa -

Halaman17dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian

9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Gliserin dapat terkristalisasi pada suhu rendah
Gliserin akan meledak jika bercampur dengan reduktor kuat
12 Inkompatibilitas
seperti kalium permanganat.
13 Penanganan Pelindung mata dan handscoen disarankan.
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Simpan di wadah yang kering dan ditempat dingin.

16 Konsentrasi ≤30%

D. Emollient (Setil Alkohol, Excipient 6th : 155 )

No. Item Uraian

1 Nama Cetyl Alcohol


2 Nama IUPAC 1-Heksadekanol
3 Rumus Molekul C16H34O
4 Berat Molekul 242.44
Bentuk Serpihan, putih licin, granul, atau kubus
Warna Putih
5 Pemerian
Bau Bau khas lemah
Rasa Rasa lemah
6 Titik Lebur 50 oC
Dalam Air Tidak larut dalam air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Larut dalam etanol dan eter
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Stabil akan kehadiran asam, basa, cahaya, dan uda
12 Inkompatibilitas Bahan pengoksidasi
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Halaman18dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian

16 Konsentrasi 2-5 %

E. Pengawet (metil paraben Excipient 6th : 441 )

No. Item Uraian

1 Nama Metilparaben, Methyl p-hidroksibenzoat.


2 Nama IUPAC Methyl-4-hidroksibenzoat
C8H8O3
3 Rumus Molekul
152,15
4 Berat Molekul

Bentuk Serbuk hablur


Warna Putih
5 Pemerian
Bau Tidak berbau
Rasa tidakberasa

6 Titik Lebur 125-128OC


Dalam Air Larut dalam 500 bagian air, 20
7 Kelarutan Larut 3,5 bagian etanol (95%) P dan 3
Dalam Pelarut Lain
bagian kloroform.
8 pKa 8,4
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
Larutan metiparaben pada pH 3-6 dapat disterilkandengan
11 Stabilitas autoclav selama 20 menit tanpa mengalami dekomposisi.
Mengalami hidrolisis pada pH cairan diatas 8.
Aktivitasantimikrobamatilparabensangatberkurangdenganadanyas
urfraktannonioniksepertipolisorbat 80.
12 Inkompatibilitas Inkompatibilitasdenganbentonit, magnesium trisilikat, talk,
tragakan, natrium alginate, minyakessensial, sorbitol,
danantropin.
Gunakan sarung tangan dan masker yang sesuai ketika
13 Penanganan
pengerjaan.
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
16 Konsentrasi 0.02–0.3 % Untuk Topikal

F. Pengawet (Propil paraben, Excipient 6th : 596 )

Halaman19dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian

1 Nama Propylparaben
Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid propyl
ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propyl
2 Nama IUPAC butex; Propyl Chemosept; propylisparahydroxybenzoas; propyl
phydroxybenzoate;
Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23
C10H12O3
3 Rumus Molekul
180,20
4 Berat Molekul

Bentuk Bubuk kristal


Warna Putih
5 Pemerian
Bau Tidak berbau
Rasa tidakberasa

6 Titik Lebur 295OC


Dalam Air Sukar larut dalam air
7 Kelarutan larut dalam 1,1 bagian etanol (95%),
Dalam Pelarut Lain larut dalam 5,6 bagian etanol (50%),
sangat larut pada eter dan aseton.
8 PKa -
9 pH (Dalam Larutan) 4-8
10 Higroskopisitas -
Larutan propilparaben berair pada pH 3-6 dapat disterilkan oleh
autoklaf, tanpa dekomposisi. (4) Pada pH 3-6, berairsolusi stabil
11 Stabilitas (kurang dari 10% dekomposisi) hingga sekitar4 tahun pada suhu
kamar, sedangkan solusi pada pH 8 atau di atasnya. Hidrolisis
cepat (10% atau lebih setelah sekitar 60 hari disuhu kamar).
Aktivitas antimikroba propylparaben berkurang secara signifikan
di hadapan surfaktan nonionik sebagai hasil dari micellization.
Penyerapan propylparaben oleh plastik telah dilaporkan, dengan
jumlah yang diserap tergantung pada jenis plastik dan kendaraan.
12 Inkompatibilitas Magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, oksida besi
kuning, dan biru biru laut juga telah dilaporkan menyerap
propylparaben, sehingga mengurangi khasiat pengawet.
Propilparaben berubah warna dengan adanya besi dan merupakan
subjek hidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat.
13 Penanganan -
14 Toksisitas Iritasi mata pada sediaan tetes mata
15 Saran Penyimpanan -
16 Konsentrasi 0.01–0.6 % Untuk Topikal

Halaman20dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

G. Pembawa Fase Air (Purified Water , FI 3)

No. Item Uraian

1 Nama Water

2 Nama IUPAC Aqua; hydrogen oxide

3 Rumus Molekul H2O

4 Berat Molekul 18,02

Bentuk Larutan jernih


Warna Tak berwarna
5 Pemerian
Bau Tidak berbau
Rasa -

6 Titik Lebur -
Dalam Air -
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Tercampurdenganpelarut polar
8 PKa -
9 pH (Dalam Larutan) 7
10 Higroskopisitas -
Air stabil secara kimiawi di semua keadaan fisik (es, cairan, dan
11 Stabilitas uap). Air untuk tujuan tertentu harus disimpan dalam wadah yang
sesuai
Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lainnya yang
rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dengan adanya air atau
uap air) pada suhu sekitar dan tinggi. Air dapat bereaksi keras
dengan logam alkali dan cepat dengan logam alkali dan oksida,
12 Inkompatibilitas
seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi
dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dan dengan bahan organik dan kalsium karbida
tertentu
Keamanannya dalam formulasi farmasi tidak diragukan lagi
asalkan memenuhi standar kualitas untuk kandungan potensi dan
mikroba, Air putih dianggap sedikit lebih beracun saat disuntikkan
13 Penanganan
ke hewan laboratorium daripada larutan garam fisiologis seperti
garam normal. Penelanan sejumlah besar air dapat menyebabkan
keracunan air, dengan gangguan keseimbangan elektrolit
14 Toksisitas LD50(mouse, IP): 25 g/kg

15 Saran Penyimpanan Wadah tertutup rapat

D. Parafin Cair ( Excipient 6th : 474)

Halaman21dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

No. Item Uraian

1 Nama Paraffin

2 Nama IUPAC Paraffin

3 Rumus Molekul CnH2n+2

4 Berat Molekul 400-1400

Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna atau putih
5 Pemerian
Bau Idak berbau
Rasa -
6 Titik Lebur 95o-105o C
Dalam Air Tidak larut dalam air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Larut dalam eter, dan klorofom
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Stabil
12 Inkompatibilitas -
13 Penanganan -
14 Toksisitas Parafin tidak bersifat toksik
Simpan dalam wadah tertutup rapat
15 Saran Penyimpanan

16 Konsentrasi 4%

Bagian 8 Peralatan, CPPs dan Sterilisasi


A. Peralatan
No. ID Alat Nama Alat/Tipe Merek Jumlah No.SOP
1 AG-UK-00-00 Gelas Ukur 10 mL Pirex 2 SOP-LABFAR-A1-004
2 AG-UK-00-00 Gelas ukur 50 mL Pirex 1 SOP-LABFAR-A1-004
3 AG-UK-00-00 Gelas ukur 100 mL Pirex 1 SOP-LABFAR-A1-004
4 AG-BE-00-00 Gelas Beaker 500 mL Pirex 2 SOP-LABFAR-A1-002
5 AG-BE-00-00 Gelas Beaker 100 mL Pirex 2 SOP-LABFAR-A1-002
6 VM-BF-RV-01 Viskometer Ostwald - 1 SOP-LABFAR-A2-010
7 TB-SA-TE-01 Timbangan Sartorius Tipe - 1 SOP-LABFAR-A2-011

Halaman22dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

TE2101
8 TB-OH-PA-01 Timbangan Ohaus Tipe PA214 - 1 SOP-LABFAR-A2-012
9 PH-LU-00-01 pH meter Lutron - 1 SOP-LABFAR-A2-032
10 AG-TG-00-00 Termometer - 2 SOP-LABFAR-A2-003
11 - Homogenizer - 1 SOP-LABFAR-A2-003
12 - Botol Cokelat - q.s -
13 - Vial - q.s -
14 - Kaca Arloji - 2 -
15 - Kertas Perkamen - 1 Pack -
16 - Cawan Porselen - q.s -
17 - Sendok Tanduk - 1 -
18 - Pot Sampel - q.s -
19 AG-BP-00-00 Batang Pengaduk - 1 SOP-LABFAR-A1-016
20 AG-PT-00-00 Pipet Tetes - 3 SOP-LABFAR-A1-017

B. Critical Process Parameters (CPPs)


Parameter QA* yang
Tahap Bahan Alat Syarat
Kritis Berhubungan
Asam azelaic, setil
Beaker dan batang Kelarutan dan Homogen dan
Mix I alkohol, asam stearat, Homogenitas
pengaduk pemerian terdispersi
propil paraben
TEA, gliserin, metil
Beaker dan batang Kelarutan dan Homogen dan
Mix II paraben, purified Homogenitas
pengaduk pemerian terdispersi
water
Kelarutan dan Homogen dan
Mix III Mix II + Mix I Homogenizer Homogenitas
pemerian terdispersi
Kelarutan, Homogen,
Homogenitas
Viskositas dan viskositas
Filling Produk akhir krim Wadah krim dan volume
volume (100.000-
terpindahkan
terpindahkan 300.000),
Catatan:
*QA: Quality Attribute
Prep: Preparasi/Sterilisasi; Mix: Mixing; Filtr: Filtrasi; Fill-Seal: Filling dan Sealing; PostSter: Sterilisasi Akhir; Pack: Pengemasan Primer

Bagian 9 Rancangan Spesifikasi Sediaan dan Rujukan Metode Pemeriksaan

Nilai
No. Quality Attribute Ref Spesifikasi Ref Rujukan Metode
(Nilai Target
QA)
FISIKA
Kental,
1 Organoleptis - putih, tidak - Pengamatan visual
berbau
2 Viskositas Journal 8000 ± 500 Journal Alat Viskometer

Halaman23dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

chemical chemical
and and
Pharmace cps Pharmace
utical utical
research research
Wadah
satuan
ganda dan
satuan
tunggal
FI V untuk cairan FI V
3 Torsi (kemasan) Uji kinerja wadah
<1627> digunakan <1627>
untuk
wadah
satuan
tunggal dan
ganda
Journal Journal
chemical chemical
and 5.02 ± 0.21 and
4 Daya Sebar Uji daya sebar
Pharmace mg-cm/sec Pharmace
utical utical
research research

Jurnal Jurnal
Riset Sains Riset
5 Daya Lekat > 4 detik Uji daya lekat
dan Sanis dan
Teknologi Teknologi

KIMIA
Metode
analisis
dengan
kromatogra
fi gas
dengan Uji identifikasi
6 Identifikasi Pubchem Pubchem
deteksi umum <291>
ionisasi
nyala. Batas
deteksi
0.001
mg/sampel
Journal Journal
chemical chemical
and 96.20 ± and Microbial assay
7 Assay
Pharmace 0.73% Pharmace <81>
utical utical
research research
8 pH Journal 5.7 ± 0.23 Journal pH meter
chemical chemical
and and

Halaman24dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Pharmace
Pharmace
utical
utical
research
research
MIKROBIOLOGI
ALT : ≤103
koloni/ml
Uji Batas Mikroba
9 ALT-AKK BPOM 3 FI IV : 852
AKK : ≤10 <51>
koloni/ml

- Pseudom
onas
aerugino
sa :
Negatif/
ml
- S. aureus Uji Batas Mikroba
10 Mikroba Patogen BPOM
<51>
:
Negatif/
ml

Candida
albicans :
Negatif/ml

Bagian 10 Rancangan Pengemasan


No. Rincian
Kemasan Primer (No. Rancangan: 19BKP.A8.322-71029)
Jenis : Tube Plastik
1 Bahan : Plastik
Dimensi : 10 cm X 2,5 cm
Bobot : 30 gram
2 Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 19BKS.A8.322-71029)

Halaman25dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Jenis : Individual folding box


Bahan : kertas formika
Dimensi : 10 cm X 2,5 cm
Bobot :
Leaflet (No. Rancangan: 19LFT.A8.322-71029)
Jenis : kertas HVS 70 GSM
3 Bahan : Kertas
Dimensi :
Bobot :
Label (No. Rancangan: 19LBL.A8.322-71029)
Jenis : Stiker
4
Bahan : Kertas stiker
Dimensi : 3 cm x 3,5 cm

Halaman26dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Bagian 11 Perhitungan dan BoM

A. Perhitungan Bahan
Tiap 30 g Azidrenach®Cream mengandung :
Asam azelaic 20 % (Zat Aktif)
Fase minyak :
Asam Strearat 5% (Emulgator)
setil alkohol 3% (Penstabil)
propil paraben 0,05% (Pengawet)
Parafin cair ad 30% (Pembawa fase minyak)
Fase air :
Trietanolamin 2,5% (Emulsifier)
gliserin 10% (Humektan)
metil paraben 0,2% (Pengawet)
purified water ad 70% (Pembawa fase air)

Perhitungan untuk tiap 30 gram krim asam azelaic :


20
Asam azelaic 20 % : × 30 gram = 6 g = 30-6 = 24 gram
100
30
Fase minyak : × 24 gram = 7,2 gram
100
5
Asam stearat : × 7,2 gram = 0,216 gram
100
3
Setil alkohol : × 7,2 gram = 0,22 gram
100
0,o5
Propil paraben : × 7,2 gram = 0,036 gram
100
Parafin cair : 7,2 gram – (0,36+0,22+0,216)= 8,58 : 0,89 = 7,3 ml
70
Fase air : × 24 gram = 16,8 gram
100
2,5
TEA : × 16,8 gram = 0,42 gram : 1,13 = 0,37 ml
100
10
Gliserin : × 16,8 gram = 1,68 : 1,26 = 1,33 ml
100
0,2
Metil paraben : × 16,8 gram = 0,03 gram
100
Purified water : 16,8 gram – (0,42-1,68-0,03)= 2,13 gram = 2,13 ml

Perhitungan per batch untuk 100 gram (2 Tube) :


20
Asam azelaic 20 % : × 100 gram = 20 g = 100-20 = 80 gram
100
30
Fase minyak : × 80 gram = 24 gram
100
5
Asam stearat : × 24 gram = 1,2 gram
100
2
Setil alkohol : × 24 gram = 0,48 gram
100
0,o5
Propil paraben : × 24 gram = 0,012 gram
100
Parafin cair : 7,2 gram – (1,2+0,48+0,012)= 22,308 : 0,89 = 25,06 ml

Halaman27dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

70
Fase air : × 80 gram = 56 gram
100
2,5
TEA : × 56 gram = 1,4 gram : 1,13 = 1,23 ml
100
10
Gliserin : × 56 gram = 5,6 : 1,26 = 4,44 ml
100
0,2
Metil paraben : × 56 gram = 0,112 gram
100
Purified water : 16,8 gram – (1,42+5,6+0,112)= 48,88 gram = 48,88 ml

D. Bill of Material
Besar Bets = 100 gram
Item Per Butir Per Bets
Nama Bahan Fungsi
No Jumlah UoM Jumlah UoM
1 Asam azelaic Zat aktif 24 g 80 g
2 Trietanolamin Emulsifier 0,42 g 1,4 g
3 Asam stearat Emulgator 0,36 g 1,2 g
4 Setil alkohol Penstabil 0,22 g 0,48 g
5 Gliserin Humektan 1,68 g 5,6 g
6 Metil paraben Pengawet 0,03 g 0,112 g
7 Propil paraben Pengawet 0,036 g 0,012 g
8 Purified water Pembawa fase
2,13 ml 48,88 ml
air
9 Parafin cair Pembawa fase
7,3 ml 25,06 ml
minyak
10 Tube plastik BKP 1 pcs 2 Pcs
11 Label BKS 1 pcs 2 Pcs
12 Folding Box BKS 1 pcs 2 Pcs
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder
Rincian Perhitungan:

Halaman28dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Bagian 12 Rancangan Proses Produksi

Tahap A Penyiapan Bahan Baku dan Bahan Kemas


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Timbang asam azelaic 80 g, trietanolamin 1,4 g, asam stearat 1,2 g, setil alkohol 0,48 g, gliserin 5,6
g, metil paraben 0,112 g, propil paraben 0,012 g, purified water 48,88 ml dan parafin cair 25,06 ml
3. Bahan kemas sekunder berupa folding box disiapkan
4. Simpan semua bahan dan disiapkan untuk tahap selanjutnya

Tahap B Penyiapan Bahan Kemas Primer


1. Lakukan pencucian pada kemasan sesuai prosedur
2. Keringkan kemasan yang telah di cuci
3. Simpan kemasan yang telah dicuci dan beri penandaan

Tahap C.a. Pencampuran I (Mix I)


Lakukan pembuatan bahan oil base yang terdiri atas asam azelaic, asam stearat, setil alkohol, propil paraben
dan parafin cair dengan memanaskan pada suhu 80˚C hingga melebur

Tahap C.b. Pencampuran II (Mix II)


Lakukan pembuatan bahan water base dengan mencampur bahan yang terdiri dari atas TEA, gliserin, metil
paraben lalu add dengan purified water dan dipanaskan pada suhu 70˚C

Tahap C.c. Pencampuran III (Pencampuran Akhir)


1. Lakukan pencampuran antara oil base dan water base. Dimana oil base dimasukkan sedikit demi
sedikit ke dalam water base dan lakukan pencampuran dengan homogenezer.
2. Ukur pH krim yang dibuat kemudian tambahkan adjust pH hingga mencapai pH yang sesuai dengan
QA

Tahap D Pengisian dan Penyegelan


1. Masukkan krim kedalam tube plastik 30 g
2. Bersihkan tube plastik dari sisa pengisian

Tahap E Pemberian Label


Tempelkan bagian depan tube plastik dengan label

Tahap F Pengemasan Sekunder


Masukkan tube plastik berisi krim kedalam folding box beserta leafleat

Halaman29dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

Bagian 13 Referensi

1. Jones, David. 2008. FASTTrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. Pharmaceutical Press :
London.
2. Lachman, Leon. 2008.et. al. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi 2 Jilid II. Jakarta: UI Press.
3. Swarbrick, J., James C.B., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Third Edition, Volume 2,
Informa Healthcare USA Inc: New York.
4. Ansel, Howard. 2005. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System 9 th Edition. China:The
Point.
5. Barel, AO., M. Paye dan H.I Maibach., 2001. Handbook of Cosmetics Science and Technology, Second
Edition. Informa Healtcare USA, Inc. New York.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan; 2014.
7. Aulton, M., E. 2002. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. London: Churchill Living Stone.
8. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition.
London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.2006. Handbook of
Pharmaceutical Excipient.London: Pharmaceutical Press.
9. Sweetman ,C, Sean. 2009.Martindale thirty sixth edition. London: Pharmaceutical Press.
10. AHFS. 2004. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health System Pharmacists.
11. PubChem : Azelaic Acid
12. Material Safety Data Sheet
13. Sagarin, 1957, Cosmetics Science and Technology, Interscience Publisher Ltd, London.
14. Shai, A., H. I. Maibach, and R. Baran. 2009. Handbook of Cosmetics Skin Care, Second edition, Informa
Healthcare, London.
15. Barel, AO., M. Paye dan H.I Maibach., (2009). Handbook of Cosmetic Science and Technology, Third
Edition. Informa Healtcare USA, Inc. New York.
16. Zoe Diana Draelos, Lauren A. Thaman . 2006. Cosmetic formulation of skin care products (Cosmetic
science and technology ; v. 30). New York and London.
17. Elsner , Petera and Maibach,I,Howard. 2000 . Cosmeceuticals (Drugs vs. Cosmetics). New York.
18. Shayne Cox Gad . 2008 . PHARMACEUTICAL MANUFACTURING HANDBOOK Production and Processes.
United States of America

Halaman30dari31
Azidrenach®Cream 20 % / 30 g, 19DRP.SS.A8-71029

HALAMAN UMPAN BALIK

Halaman31dari31

Anda mungkin juga menyukai