Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang tentunya berbeda
antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang
memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dengan
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu
pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati
bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah
Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan
pada kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat mengubah dan
memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi
dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di
Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
BAB II
PERMASALAHAN
2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional
PEMBAHASAN
Identitas (identity) dalam kamus Oxford berasal dari bahasa Latin yaitu ‘idem’ atau
sama dan dua makna dasar yaitu, pertama tentang kesamaan absolut dan yang kedua adalah
konsep pembeda atau perbedaan yang menganggap adanya konsistensi dan kontinuitas
(Jenkins dalam Heychles, 2012: 23). Identitas adalah soal apa yang kamu miliki secara
bersama-sama dengan beberapa orang dan apa yang membedakan kamu dengan yang lainnya
(Weeks dalam Barker, 2005: 221). Sementara itu kata ‘nasional’ merupakan identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan
fisik, baik fisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita,
Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan nasional.
Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23). Sedangkan
kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok- kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau
identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-
nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation)
dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain dalam kehidupannya. Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat
dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang
cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual
yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep
yang terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya sejarah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa identitas nasional adalah suatu jati diri
yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini,
tidak hanya mengacu pada individu saja, akan tetapi berlaku juga pada suatu kelompok.
Dengan kata lain, identitas nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang
nasional.
3.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
meliputi :
2. faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari
bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala
bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya
identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor primer Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-
Tunggal Ika.
2. Faktor pendorong Faktor ini terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi,
Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas
nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bangsa Indonesia proses pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan
prestasi bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta
3. Faktor penarik. Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa
Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di
Indonesia, meskipun masing- masing etnis atau daerah di Indonesia telah memiliki
nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.
4. Faktor reaktif. Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga
setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor
faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa
Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
membangun bangsa dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara
Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu
kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti
sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuklah
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat Internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Jadi
dasar filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada
kepribadannya sendiri. Hal inilah menurut Titus dikemukakan bahwa salah satu fungsi
pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila itu bukan muncul secara
tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu fase historis
yang cukup panjang. Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yuridis dalam pembukaan
UUD 1945 sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi
pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri.
Dalam pengertian seperti ini menurut Notonagaro bangsa Indonesia adalah sebagai klausa
materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal
oleh para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Proses
perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI
pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal
Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,
yaitu bangsa negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen), tetapi
umumnya terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu negara perlu menciptakan
identitas kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan dari banyak
bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa yang
kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu atau juga dari
Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai melunturkan
identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan
mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara. Sebagai warga negara
Indonesia, kita perlu mengetahui proses terjadinya pembentukan negara ini, sehingga dapat
Para pendiri negara Indonesia (the founding fathers) menyadari bahwa negara
Indonesia yang hendak didirikan haruslah mampu berada di atas semua kelompok dan
golongan yang beragam. Hal yang diharapkan adalah keinginan hidup bersatu sebagai satu
keluarga bangsa karena adanya persamaan nasib, citacita, dan karena berasal dalam ikatan
wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran demikian melahirkan paham nasionalisme,
paham kebangsaan, yang pada gilirannya melahirkan semangat untuk melepaskan diri dari
negara bangsa dalam merealisasikan cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan suatu bangsa.
Negara Indonesia tidak terjadi begitu saja. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan
UUD 1945.
1. Terjadinya negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan
akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki
tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas
bangsa lain. Inilah yang menjadi sumber motivasi perjuangan (Alinea I Pembukaan
UUD 1945).
pintu gerbang kemerdekaan. Jadi, dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara.
Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu,
sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah kehendak dan atas
rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual (Alinea III Pembukaan UUD
1945).
4. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan
negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara, dan dasar negara.
Pembukaan UUD 1945). Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya
pembentukan negara ini tertata rapi dalam unsur produk hukum negara ini, yaitu
Yogyakarta
M. Maman Sumaludin, 2018. Identitas Nasional dalam buku teks pelajaran sejarah SMA.