Anda di halaman 1dari 10

NOMOPHOBHIA, PENYAKIT MASYARAKAT MODERN

Nurlaili Dina Hafni


STIT Makhdum Ibrahim Tuban
dinahafni89@gmail.com

Abstract
Smartphone dependence triggers the occurrence of nomophobia. A smart
audience will certainly never blame his media device because one of its
functions is to make it easier for people to find information. The use of
smartphones should be done wisely, measured, controlled and directed so as
not to have a negative psychological effect on the user. The participation of
parents, teachers, lecturers, government and communities is needed to
guard smartphone use especially among children, teenagers and students.
Media literacy activities must be promoted in every educational institution
to form a media civilization that is media literate and intelligent media.
Nomophobia is defined as "fear that arises because it cannot be far from
mobile phones". Phobia triggers are caused by the advancement of Gadget
technology and other supporting facilities which are increasingly promising
for users. Various kinds of convenience in question such as mobile phone chat
that allows someone to interact with people anywhere and anytime, social
media, games and so on
Keywords: Nomophobia, Smartphone

Pendahuluan ketergantungan sesama manusia yang satu


Saat ini smartphone merupakan dengan yang lainnya dalam melengkapi
salah satu kebutuhan primer manusia. keperluan sehari-hari.
Smartphone adalah alat komunikasi yang Mengikuti perkembangan teknologi
paling berpengaruh dan terbanyak digital, kini smartphone tidak hanya
menguasai kehidupan manusia saat ini, digunakan sebagai alat untuk
khususnya di kota-kota besar. Penyaluran berkomunikasi melalui panggilan dan sms
informasi melalui smartphone diperkirakan saja, namun lebih dari itu, kemajuan
melebihi kecepatan model komunikasi teknologi digital ini telah melahirkan
apapun. Disamping hemat, tepat, mudah smartphone terbaru yang memiliki multi
dan murah, juga memperkecil resiko bagi fungsi yaitu smartphone. Kemajuan ini
pemakainya. Sehingga dirasakan benar- menjadi penyakit baru bagi manusia yang
benar telah mampu menjadi substansi alat terlalu mendahulukan barang elektronik
komunikasi yang sudah ada selama ini. semisal smartphone atau yang lebih sering
Belakangan ini kebutuhan manusia untuk disebut Gadget. Dengan Gadget, kita dapat
saling berkomunikasi berkembang pesat, melakukan aktifitas komunikasi dan
perkembangan ini disebabkan oleh transaksi dengan cepat dan mudah, di
semakin rumitnya masalah yang harus samping itu kita juga terbiasa bekerja
dihadapi dan diselesaikan dalam waktu menggunakan laptop, bersosialisasi dengan
cepat dan singkat, atau mungkin juga Smartphone atau bermain game dengan
disebabkan semakin hebatnya saling Gadget. Hidup sehari-hari menggunakan
Nurlaili Dina Hafni, Nomophobia, Penyakit Masyarakat Modern 41
Gadget sudah menjadi kebiasaan kita, tetapi mobile di sini dapat diartikan beragam.
kita juga harus memperhatikan dampak Namun berdasarkan survei, sebagian besar
buruknya ter-hadap kesehatan. Karena kekhawatiran yang timbul adalah ketika
dibalik itu semua, terdapat hal yang sangat para pengguna tersebut tidak berdekatan
besar menyangkut psikologis manusia yang dengan ponsel.
manusia atau pemakainya sendiri tidak Sebuah organisasi riset di Inggris
menyadari akan hal tersebut serta bahaya yang meneliti pengguna smartphone yang
yang ditimbulkan oleh penyakit mengalami kecemasan menemukan bahwa
ketergantungan pada Gadget atau saat ini hampir 53% pengguna smartphone di
disebut sebagai penyakit nomopho-bia. Inggris cenderung mengalami cemas ketika
Nomophobia merupakan singkatan dari No menghadapi jangkauan jaringan yang
Mobile Phone Phobia. kurang, kehabisan baterai, dan ketika
Nomophobia atau biasa dikenal kehilangan smartphone mereka (Bivin,
dengan singkatan “No Mobile Phone Phobia” Mathew, Thulasi & Philip, 2013). Untuk
atau penyakit tidak bisa jauh-jauh dari mengukur ketakutan tersebut, sebuah studi
mobile phone merupakan suatu penyakit 2015 mengembangkan kuesioner
ketergantungan yang diala-mi seorang nomophobia. Dalam studi ini, peneliti
individu terhadap mobile phone, sehingga melaporkan bahwa ketika smartphone anda
bisa mendatangkan kekhawatiran yang tertinggal di rumah secara tidak langsung
berlebihan jika mo-bile phone nya tidak ada anda akan lebih mudah merasakan
di dekatnya. Orang yang didiagnosis kecemasan, detak jantung dan tekanan
menderita Nomophobia akan lebih banyak darah akan meningkat saat anda sudah
menghabiskan waktu dengan mobile phone merasa bahwa smartphone adalah bagian
nya dibandingkan berinteraksi dengan terpenting dari “hidup” anda (Pininta,
orang-orang disekitarnya. (Kendler dalam 2016).
Davidson, dkk., 2006: 185). Penggunaan smartphone yang
Mereka yang menderita Nomophobia berlebihan ini merupakan faktor penyebab
ditandai dengan perilaku kecemasan yang meningkatnya depresi, gangguan
berlebihan seperti, tidak mampu menon- kecemasan, defisit perhatian, gangguan
aktifkan ponselnya untuk be-berapa waktu, bipolar, autisme, dan berbagai gangguan
rasa khawatir yang ber-lebihan jika perilaku yang terjadi pada anak (Kartika,
kehabisan daya baterai, terus-menerus 2014). Pengguna smartphone di Indonesia
memeriksa pesan, panggilan, email baru sebanyak 20% masuk dalam kategori rakus
dan jejaring sosial. Bahkan penderita data dimana konsumsi data mencapai 249
Nomophobia dapat membawa ponselnya MB per hari yang dilakukan oleh golongan
hingga ke kamar mandi karena terlalu ini. Dengan waktu utama di malam hari
cemas. (19.00-22.00), golongan ini rata-rata
Penyakit nomophobia itu sendiri menghabiskan waktu untuk menggunakan
baru muncul pada awal 2008 yang di teliti smartphone-nya sebanyak 126 menit per
oleh badan YouGov plc sebuah perusahaan hari (Bohag, 2015).
yang bergerak di bidang elecktronic dan Berdasarkan hasil wawancara
selesai di teliti pada tahun 2012 dengan terhadap 10 mahasiswa diperoleh data
hasil yang mengejutkan YouGov plc bahwa 7 dari 10 orang mengaku jika
melakukan survei terhadap 2163 orang smartphone-nya selalu terkoneksi dengan
dewasa di Inggris. Hasilnya, sebanyak 53% layanan data internet dan memiliki minimal
pengguna ponsel mengakui bahwa mereka 3 akun media sosial yang selalu aktif setiap
mengalami kecemasan saat jauh dari ponsel harinya sehingga mereka mengalami cemas
mereka atau saat ponsel mereka mati dan ketika tidak memgakses smartphonenya
lainnya. Nomophobia sendiri merupakan bahkan 7 diantaranya mengaku akan
singkatan dari no mobile phobia. Perangkat bergegas mengisi daya baterai apabila

42 Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 2 Oktober 2018 41~50


43

smartphonenya lowbatt. Ketika ke kamar penggunaan smartphone yang diaktifkan


mandi 5 diantaranya membawa setiap hari melebihi daripada bayi yang
smartphone untuk mengisi kesepian dan baru lahir setiap harinya dan secara rata-
untuk browsing. Sebelum tidur dan bangun rata smartphone memiliki 41 aplikasi.
tidur 8 mahasiswa akan terlebih dahulu Smartphone juga telah merevolusi
mengecek smartphonenya seperti sosial manajemen atau strategi bisnis. Sebelum
media, bermain game, mendengarkan munculnya smartphone, seorang pekerja
musik atau hanya sekedar mengecek pesan profesional membutuhkan telepon kantor,
masuk. Mereka juga mengaku komputer laptop atau komputer desktop
menggunakan smartphone sebanyak dengan koneksi internet untuk
puluhan kali dalam sehari karena selalu menyelesaikan tugas profesional. Ini
melihat informasi terbaru dari berarti bahwa pekerja harus berada di meja
smartphonenya dan selalu membuka kerja mereka atau di dekat ruang rapat
smartphone ketika sedang waktu luang. yang mana perangkat tersebut dapat
Di STITMA sendiri, penggunaan ditemukan. Para karyawan tidak dapat
Gadget di kalangan mahasiswa sudah menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja,
menjadi sebuah budaya teknologi yang dan dipaksa untuk memperpanjang jam
merakyat, karena setiap mahasiswa kerja atau hari kerja. Kemunculan
memiliki gadget dan aktif menggunakan smartphone telah mengubah semua itu.
fitur dan aplikasi yang terdapat di Seorang pengguna smartphone dapat
dalamnya, terutama media sosial. melakukan hampir semua pekerjaan kantor
Kecenderungan ini berakibat pa-da tanpa mengenal waktu dan tempat yang
terjangkitnya wabah sindrom Nomo-phobia mana perangkat smartphone dapat
yang dapat mengakibatkan ter-ganggunya mengakses suara dan koneksi data
kesehatan kepribadian, menurunnya minat sehingga akhirnya smartphone mampu
belajar, penurunan prestasi akademik serta menyelesaikan banyak tugas di luar jam
sikap menjauh dari kehidupan sosial kerja normal karyawan. Beberapa hasil
seperti keluarga dan masyarakat. penelitian telah membahas implikasi positif
dari penggunaan smartphone seperti
Smartphone Luttenegger dalam risetnya “Smartphones:
Smartphone didefinisikan sebagai Increasing Productivity, Creating Overtime
"telepon nirkabel diatur dengan fitur Liability” menjelaskan karyawan
komputer diaktifkan". Daya tarik fitur melihat smartphone mampu memberikan
komputer yang berada di smartphone inilah fleksibilitas sehingga meskipun mereka
yang menarik antusias masyarakat seperti berada jauh dari kantor namun masih tetap
aplikasi smartphone yang memungkinkan terhubung dengan pekerjaan dan
pengguna untuk menelpon, membuat dan menyelesaikannnya pada waktu yang lebih
mengirim teks, membuat dan mengirim tepat. Riset yang lain juga menjelaskan
foto dan video, bermain video game, bahwa penggunaan smartphone memiliki
berinteraksi di jaringan sosial, berselancar dampak positif terhadap produktivitas
di internet, dan semua aplikasi mampu pekerjaan di kantor. Data riset dari Amod
digunakan tanpa mengenal waktu dan Choudhary, peneliti City University of New
tempat. Daya tarik ini berpengaruh kepada York, Lehman College, USA juga
penjualan global smartphone yang telah menambahkan bahwa
meroket dari 122 juta pada tahun 2007 penggunaan smartphone memiliki dampak
menjadi 675 juta pada tahun 2012. positif terhadap penghasilan atau
Pada akhir tahun 2017, sepertiga pendapatan karyawan di perusahaan-
dari populasi dunia diharapkan untuk perusahaan pilihan atau terbaik di Amerika
memiliki dan menggunakan ponsel cerdas. Serikat.
Hasil riset menjelaskan bahwa

Nurlaili Dina Hafni, Nomophobia, Penyakit Masyarakat Modern 43


Smartphone dalam dunia untuk di akses, selain itu biaya
pendidikan merupakan produk teknologi pengaksesan informasi juga menjadi
yang penting khususnya di kalangan lebih murah.
mahasiswa. Smartphone digunakan untuk 3. Bosan dengan aktifitas
berbagai kepentingan antara lain untuk Dalam melakukan aktivitas mahasiswa
mencari informasi sebagai bahan tugas- cenderung melakukan hal yang
tugas kuliah atau pengerjaan skripsi, monoton, seperti menghadiri
menjalin interaksi dan komunikasi, perkuliahan, mengerjakan tugas, dan
mengeksplorasi aplikasi-aplikasi baru, dan lain-lain. Di tengah-tengah rasa bosan
sarana bagi mahasiswa yang memiliki sifat tersebut beberapa informan
pemalu untuk berinteraksi dengan orang memanfaatkan Gadget sebagai sarana
lain. penglihang rasa bosan, berbagai
Smartphone sebagai produk aplikasi yang terdapat di Gadget dapat
teknologi komunikasi memiliki dampak menjadi solusinya.
positif dan negatif dalam dunia pendidikan. 4. Keinginan memiliki usaha
Beberapa riset menunjukkan bahwa Salah satu motif masa lalu lainnya yang
mahasiswa yang membawa smartphone ke membuat mahasiswa menggunakan
ruangan kelas dan sementara Gadget adalah keinginan untuk
mendengarkan kuliah atau proses belajar memiliki usaha. Mahasiswa juga
adalah perilaku yang umum. Jacobsen dan memandang bahwa Gadget cukup
Forste dalam hasil risetnya juga memberikan peluang usaha yang
mengidentifikasi bahwa terjadi hubungan menjanjikan, terutama dalam bidang
yang negatif antara penggunaan berbagai bisnis online. Beberapa aplikasi di
macam media elektronik dalam Gadget seperti Instagram,
termasuk smartphone dengan prestasi Facebook, Toko Pedia, dan masih
akademik atau dengan kata lain tidak ada banyak yang lainnya.
hubungan antara penggunaan smartphone 5. Untuk Mendapatkan Informasi
dengan Indeks Prestasi Akademik (IPK) Berdasarkan hasil wawancara, para
pada mahasiswa tingkat pertama di pengguna Gadget mengatakan bahwa
Amerika Serikat. kebutuhan informasi setiap harinya
Adapun beberapa alasan pengguna semakin tinggi, setiap hari mereka
smartphone tergantung dengan gadgetnya membutuhkan Gadget untuk
1. Merasa cupu dan tidak gaul mengakses informasi tersebut.
Kenyataan bahwa peran media sosial 6. Penunjang Belajar
dalam dunia kehidupan sudah sangat Belajar merupakan nilai utama di
berpengaruh adalah ketidakmampuan dalam dunia pendidikan. Belajar juga
seseorang meninggalkan eksistensinya dapat dilakukan menggunakan Gadget.
di dalam dunia maya karena dianggap Gadget tidak hanya menyediakan
ketinggalan zaman dan tidak gaul. sarana informasi yang baik, lebih
Selain sikap kecanduan yang d daripada itu Gadget juga mampu
timbulkan oleh Gadget, ternyata menjadi sarana penunjang belajar bagi
mahasiswa juga merasa rendah diri penggunanya.
apabila tidak memiliki dagdet dan 7. Keinginan untuk Eksis
memainkan aplikasi yang terdapat di Eksis merupakan hal yang sedang
dalamnya. diminati oleh banyak remaja, terutama
2. Merasa kurang update mahasiswa. Informan dalam penelitin
Mahasiswa juga megaku merasa penulis juga mengungkapkan bahwa
kurang update informasi tanpa adanya motif menggunakan Gadget juga di
Gadget, dan mengatakan bahwa dengan dorong oleh kinginan ingin eksis di
Gadget informasi menjadi lebih mudah media sosial terutama Instagram.

44 Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 2 Oktober 2018 41~50


45

Beberapa informan meyakini bahwa phobia dimana orang benar-benar merasa


eksis menjadi kebutuhan yang sangat bergantung pada ponselnya. Perasaan
penting, terlebih beberapa aplikasi ketergantungan tersebut mampu membuat
yang di tawarkan Gadget juga orang menjadi cemas, khawatir, takut, dan
menawarkan keeksisan tersebut tidak nyaman bila jauh dari ponselnya.
8. Untuk Memasarkan Produk Bahkan ada juga orang nomophobia yang
Kemudahan yang ditawarkan oleh tak hanya merasa takut “jauh” dari
gadget benar-benar dimanfaatkan oleh ponselnya, melainkan juga merasa takut
beberapa informan. Gadget di jadikan bila tidak mendapatkan sinyal handphone.
sebagai media promosi untuk berbagai Ketakutan itu timbul karena mereka tidak
produk jualan, seperti Instagram. bisa melakukan panggilan, mengirim pesan,
Informan Arief Muhammad menjadikan browsing, atau melakukan kontak apapun
Instagram sebagai salah satu media dengan orang lain (keluarga dan teman)
pemasaran produk. lewat ponselnya bila tidak ada sinyal.
Tak hanya merasa takut kehilangan
Penelitian Terdahulu ponsel dan sinyal, ada juga orang
Sindrom ini sebenarnya telah diteliti nomophobia yang merasa takut dan cemas
oleh Secure Envoy suatu badan yang bila batere ponselnya habis. Lagi-lagi
bergerak dalam dunia digital. Menurut penyebabnya karena bila batere ponsel
survey yang dilakukan di Inggris ini habis, maka mereka tidak bisa melakukan
ternyata 66% dari pemilik ponsel adalah aktivitas apapun pada ponselnya. Bisa
nomophobia. Orang-orang ini sangat takut dibilang orang nomophobia akan merasa
dan khawatir jika mereka lupa menaruh “mati gaya” bila jauh dari ponselnya. Selain
atau menghilangkan ponsel mereka. perasaan cemas, reaksi ketakutannya
Menurut studi yang melakukan dalam tingkat yang cukup parah bisa juga
survey pada 1000 orang tersebut ternyata dalam bentuk berkeringat dingin dan detak
kaum wanita memiliki ketakutan yang lebih jantung menjadi lebih cepat.
besar dari kaum pria, yaitu kaum wanita Berbeda dengan judul-judul di atas,
sebesar 70% sementara kaum pria peneliti ingin memberikan penekanan
sebanyak 61%. Penyebabnya adalah karena tentang gaya hidup kalangan mahasiswa
kaum pria biasanya memiliki lebih dari satu yang mengalami nomophobia dan solusi
ponsel (banyak ponsel), sehingga tingkat untuk mencegah dampak yang ditimbulkan
ketakutannya pun menjadi berkurang. oleh nomophobia.
Empat tahun lalu, survey yang sama
tentang nomophobia juga pernah Nomophobia
dilakukan, dan diperoleh hasil sekitar 53% Nomophobia didefenisikan sebagai
orang mengalami nomophobia, dengan “ketakutan yang muncul disebabkan tidak
prosentase kaum pria yang mengalami bisa jauh dari mobile phone”. Istilah
nomophobia lebih tinggi daripada kaum Nomophobia adalah singkatan untuk no-
wanita, yaitu 58% pria sementara wanita mobile-phone-phobia dan pertama kali
sebesar 48%. Fakta lainnya, karena diciptakan selama penelitian yang
ketergantungan berlebihan tersebut, dilakukan pada tahun 2008 oleh Kantor Pos
sekitar 50% orang nomophobia tidak Inggris untuk menyelidiki kecemasan
pernah mematikan (switch off) ponselnya penderita pengguna mobile phone. Untuk
dalam kondisi apapun. merujuk kepada orang-orang dengan
Sindrom nomophobia bukan hanya nomophobia, dua istilah lain diperkenalkan
merupakan sebuah ketakutan jauh dari dan digunakan bahasa sehari-hari:
ponsel karena cemas akan hilangnya data- nomophobe dan nomo-phobic (Mahenda,
data penting yang ada dalam ponsel. 2013:6).
Namun, nomophobia sudah menjadi sebuah

Nurlaili Dina Hafni, Nomophobia, Penyakit Masyarakat Modern 45


Pemicu fobia ini disebabkan oleh perasaan menganggap telepon
kemajuan teknologi Gadget serta sarana genggam bergetar atau berbunyi
pendukung lainnya yang belakangan padahal belum tentu telepon genggam
semakin menjanjikan kemudahan bagi bergetar atau berbunyi.
penggunanya. Berbagai macam kemudahan 4. Tidak mematikan telepon genggam dan
yang dimaksud seperti mobile phone selalu sedia 24 jam, selain itu saat tidur
chating yang memungkinkan seseorang telepon genggam diletakkan di kasur.
berinteraksi dengan orang di manapun dan 5. Kurang nyaman berkomunikasi secara
kapan pun, social media, game dan lain tatap muka dan lebih memilih
sebagainya. ( http ://rizkimulyarahman. berkomunikasi menggunakan
Wordpress. co.id diakses pada tanggal 12 teknologi baru.
April 2018). 6. Biaya yang dikeluarkan untuk telepon
Dalam kajian Psikologi, Nomophobia genggam lebih besar.
dikategorikan sebagai phobia spesifik yang Penderita nomophobia menurut
artinya phobia terhadap hal-hal yang Pradana, Muqtadiroh dan Nisafani (2016)
sifatnya spesifik dalam hal ini dicontohkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
adalah mobile phone (Hardianti, 2016). 1. Menghabiskan banyak waktu dalam
Menurut Yildirim (2014) nomophobia menggunakan mobile phone,
memiliki empat aspek yaitu, mempunyai satu atau lebih gadget, dan
ketidakmampuan berkomunikasi, selalu membawa charger
kehilangan koneksi, ketidakmampuan 2. Merasa cemas dan gugup ketika mobile
dalam mengakses informasi, dan phone tidak berada didekatnya atau
kenyamanan yang diberikan oleh tidak pada tempatnya. Selain itu juga
smartphone. Faktor penyebab nomophobia merasa tidak nyaman ketika ada
(kecemasan jauh dari handphone) gangguan atau tidak ada jaringan serta
diantaranya: faktor genetis, faktor sosial saat baterai lemah
lingkungan, faktor perilaku serta faktor 3. Selalu melihat dan mengecek layar
kognitif dan emosional (Nevid, 2005). telepon seluler untuk mencari tahu
Berikut adalah ciri-ciri seseorang pesan atau panggilan masuk. Hal ini
yang terkena nomophobia : seringkali disebut ringxiety yaitu
1. Menghabiskan waktu menggunakan perasaan seseorang yang menganggap
telepon genggam atau ponsel, telepon selularnya bergetar atau
mempunyai satu atau lebih gadget dan berbunyi
selalu membawa charger dan atau 4. Tidak pernah mematikan telepon
power bank selular dan selalu sedia 24 jam;
2. Merasa cemas dan gugup ketika 5. Lebih nyaman berkomunikasi melalui
telepon genggam tidak tersedia dekat mobile phone dan merasa kurang
atau tidak pada tempatnya. Selain itu nyaman ketika berkomunikasi secara
juga merasa tidak nyaman ketika tatap muka;
gangguan atau tidak ada jaringan, saat 6. Mengeluarkan biaya yang besar untuk
baterai lemah, kelupaan ponsel, dan mobile phone.
kehabisan pulsa. Merasa sangat panik Beberapa aspek atau dimensi dari
dan ketakutan ketika telepon genggam nomophobia menurut Sudarji (2017)
atau ponsel hilang karena berbagai antara lain: (a) tidak bisa berkomunikasi
penyebab. (not being able to communicate), merujuk
3. Selalu melihat dan mengecek layar pada perasaan kehilangan ketika tiba-tiba
telepon genggam untuk mencari tahu jaringan komunikasi terputus ; (b)
pesan atau panggilan masuk. Menurut kehilangan konektivitas (losing
David Laramie fenomena ini disebut connectedness), merujuk pada perasan
ringxiety Ringxiety merupakan kehilangan berlebihan ketika tidak ada

46 Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 2 Oktober 2018 41~50


47

koneksi jaringan internet sehingga tidak oleh ketidakfokusan pengendara yag


dapat terhubung dengan media sosial; (c) diakibatkan oleh penggunaan ponsel
tidak mampu mengakses informasi (not pintar pada saat berkendara.
being able to access information), Sedangkan 1500 pejalan kaki
merupakan perasaan tidak nyaman ketika mengalami cidera yang diakibatkan
tidak dapat mengkases informasi dari dunia oleh pengendara yang tidak fokus
maya; (d) menyerah pada kenyamanan akibat ponsel pintar.
(giving up convenience), merupakan 3. Anti sosial
perasaan nyaman ketika memanfaatkan Penderita nomophobia menghabiskan
fasilitas yang ada pada mobile phone dari lebih banyak waktu dengan membuka
pada berinteraksi dengan dunia nyata yaitu jejaring sosial atau bermain di ponsel
lingkungan yang ada disekitarnya. Melalui pintarnya. Mereka akan terjebak
berbagai macam aspek dan ciri yang telah dengan kebahagiaan yang mereka
dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapatkan di dunia maya. Penderita
dapat disimpulkan bahwa remaja yang Nomophobia lebih mementingkan
terjangkit nomophobia kemungkinan besar interaksi di dunia maya dibanding
memiliki ciri-ciri tersebut. Remaja dengan komunikasi face to face dengan
nomophobia cenderung akan lebih intensif teman di dunia nyata.
menggunakan mobile phone dengan kurang 4. Insomnia
memperdulikan dunia nyata disekitarnya. Salah satu efek stres akibat
Kebanyakan orang berfikir bahwa nomophobia bisa diekspresikan dalam
ketergantungan terhadap ponsel pintar bentuk gejala insomnia. Rasa tidak mau
bukan merupakan sebuh permasalahan berpisah dengan ponsel pintar
yang serius. Padahal ada beberapa efek memberi instruksi kepada otak untuk
cukup berbahaya yang ditimbulkan oleh terus menerus memikirkannya
nomophobia. Berikut ini adalah beberapa sehingga mengusir rasa kantuk.
efek negatif dari nomophobia yang berhasil Penderita nomophobia biasanya tidak
saya rangkum: bisa jauh dari telfon genggam ketika
1. Stres akan tidur.
Penderita nomophobia memiliki Penyakit nomophobia adalah suatu
kecenderungan terhadap tingkat stres sindrom ketakutan jika tidak memegang
yang tinggi. Tingkat stres ini lah yang ponsel. Nomophobia sendiri adalah suatu
kemudian menjadikan tingkat singkatan dari bahasa inggris yaitu NO
emosional orang tersebut menjadi MOBILEPHONE PHOBIA yang berarti
tidak stabil. sebuah kecemasan yang berlebihan
2. Kurang Fokus terhadap ponsel atau handphone. Tidak
Penderita nomophobia akan memiliki dapat dipungkiri bahwa saat ini banyak
keterikatan dengan gadget yang sangat manusia modern yang terjangkit
kuat. Hal ini lah yang menyebabkan nomophobia. Tidak usah risau. Memang
pikiran orang tersebut akan selalu banyak yang sudah terjangkit penyakit satu
fokus dengan gadgetnya, meskipun dia ini. Tapi nomophobia bisa disembuhkan.
sedang melakukan aktifitas lain. Berikut beberapa tips menyembuhkan
Ketidakfokusan ini akan menjadi hal penyakit nomophobia :
yang fatal manakala orang tersebut 1. Mulai lah mengurangi bermain ponsel
sedang melakukan pekerjaan Hal ini memang sulit dilakukan, semua
berbahaya seperti menyetir, membawa membutuhkan tekad dan
alat berat, dan sebagainya. keistiqomahan. Mengurangi bermain
Berdasarkan statistik yang terjadi di ponsel dilakukan secara bertahap.
Amerika, pada tahun 2012, 26% Contohnya satu hari bermain ketima
kecelakaan pada lalu lintas disebabkan

Nurlaili Dina Hafni, Nomophobia, Penyakit Masyarakat Modern 47


malam hari ponsel diletakkan atau gangguan di dunia modern, dan baru-baru
dimatikan. ini telah digunakan untuk menggambarkan
2. Kunci ponsel anda dengan password ketidaknyamanan atau kecemasan yang
yang sulit dan panjang. disebabkan oleh tidak tersedianya ponsel,
Hal itu akan membuat anda malas komputer atau semua perangkat
membuka ponsel karena kesulitan komunikasi virtual lainnya yang mana
membuka password yang ada diponsel individu biasa menggunakannya”
tersebut. Penelitian terbaru yang dilakukan
3. Sebelum memulai pekerjaan, letakkan oleh King, Valença, Silva, Sancassiani,
ponsel anda paling tidak 3 meter jauh Machado dan Nardi (2014), nomophobia
dari anda. didefinisikan bahwa “Nomophobia adalah
Membuat anda lebih fokus ketakutan modern ketika tidak mampu
mengerjakan kepekerjaan yang anda berkomunikasi melalui ponsel (mobile
lakukan dan sedikit melupakan ponsel phone) atau Internet. Nomophobia juga
genggam yang telah memanjakan anda adalah istilah yang mengacu pada koleksi
dengan melihat aplikasi-aplikasi yang dari perilaku atau gejala yang berkaitan
membuat anda terbuai. dengan penggunaan mobile phone atau
4. Perbanyak sosialisasi dengan orang ponsel. Nomophobia adalah fobia
lain situasional yang berhubungan dengan
Hal yang ampuh melupakan ponsel agoraphobia dan termasuk rasa takut
adalah bersosialisai dengan orang lain. menjadi sakit dan tidak menerima bantuan
Melakukan hal-hal fositive bersama segera”. Menurut Yildirim, berdasarkan
masyarakat yang ada dilingkungan definisi telah diperbarui di atas, para
sekitar atau melakukan aktifitas sosial peneliti tampaknya menekankan
yang membuat kita bertambah saudara ketidakmampuan untuk berkomunikasi
dan teman. Cara ini biasanya lebih melalui ponsel. Hal lain yang patut
mudah dari cara-cara sebelumnya. disebutkan adalah deskripsi nomophobia
karena bersosial akan menambah suatu sebagai fobia situasional yang berhubungan
kebahagiaan yang lebih indah daripada dengan agoraphobia. Sedangkan definisi
kebahagiaan memegang ponsel. sebelumnya muncul untuk mengungkapkan
Salah satu penelitian paling pertama perasaan cemas yang dihasilkan dari tidak
tentang nomophobia adalah laporan kasus tersedianya perangkat seperti komputer
yang ditulis oleh King, Valença dan Nardi atau perangkat komunikasi virtual, oleh
(2010). Dalam riset tersebut mereka karena itu dapat disimpulkan bahwa
menganggap nomophobia sebagai definisi nomophobia
gangguan abad ke-21 yang dihasilkan dari saat ini lebih berkaitan dengan ponsel dan
teknologi baru. Dalam definisi mereka, menunjukkan nomophobia sebagai fobia
nomophobia menunjukkan situasional.
ketidaknyamanan atau kecemasan ketika Yildrim juga menambahkan
berada jauh dari ponsel (handphone/cell berdasarkan definisi dari International
phone/mobile phone) atau kontak Business Times’ yang menekankan
komputer desktop atau komputer laptop. pada perasaan kecemasan yang
Ini adalah ketakutan yang menjadi ketika disebabkan oleh tidak tersedianya atau
tidak bisa berkomunikasi dengan teknologi, tidak terjangkaunya ponsel. Nomophobia
jauh dari ponsel atau tidak terhubung ke atau no-mobile-phone-phobia adalah
website. kecemasan yang dihadapi orang-
Dalam studi lain, King, Valença, Silva, orang ketika mereka merasa bahwa mereka
Baczynski, Carvalho dan Nardi (2013) tidak mampu mendapatkan sinyal dari
mendefinisikan nomophobia sebagai menara seluler, kehabisan baterai, lupa
berikut “Nomophobia dianggap sebagai untuk mengambil telepon mereka atau

48 Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 2 Oktober 2018 41~50


49

tidak menerima panggilan, teks atau email internet. Kekuatan jaringan internet
untuk jangka waktu tertentu. Singkatnya, mampu mengubah dunia namun khalayak
Nomophobia adalah ketakutan psikologis yang aktif, kritis dan cerdas akan
ketika kehilangan kontak telepon selular. menggunakannya secara bijaksana
Mengamati fenomena Nomophobia sehingga teknologi baru apapun tidak akan
yang kini menjadi trend di masyarakat mengubah audiensi menjadi pecandu
karena penggunaan media (smartphone) teknologi.
tidak akan pernah melepaskan diri dari
konteks masyarakat dan khalayak atau Penutup
audiensi. Masyarakat tradisional Mobile phone saat ini sudah menjadi
(traditional society) kini berkembang gaya hidup dan kebutuhan pokok yang
menjadi masyarat digital (digital society). harus dipenuhi oleh manusia, khususnya
Masyarakat yang dulunya hanya menerima remaja. Remaja masa kini bisa hidup tanpa
pesan media kini telah bergeser menjadi makan dalam sehari, namun akan sulit jika
pelaku atau turut memproduksi pesan dalam satu hari jauh dari mobile phone-nya.
dalam media. Realitas perubahan Banyaknya manfaat yang dihasilkan dari
masyarakat yang terjadi tidak bisa penggunaan mobile phone tentu juga
dipisahkan dari tahapan atau fase-fase seharusnya diseimbangkan dengan
perkembangan komunikasi. Menurut kemampuan diri dalam memanajemen
Everett M. Rogers, fase-fase perkembangan penggunaan mobile phone. Remaja yang
komunikasi melalui media tulisan (the notabene berada pada masa perkembangan
writing era), masa media komunikasi tentu akan sangat terbuka dengan berbagai
tercetak (the printing era), era komunikasi macam perkembangan teknologi pada masa
yang sudah memanfaatkan teknologi ini. Namun, ketidakmampuan remaja
komunikasi walau masih sederhana mengontrol diri dalam menggunakan
(telecommunication era), dan masa di mana mobile phone diprediksi dapat
media menjadi lebih interaktif dari menimbulkan dampak negatif, salah
sebelumnya (interactive communication satunya yaitu nomophobia yang merupakan
era). Senada dengan pemikiran Rogers, ketergantungan mobile phone sehingga
McLuhan juga pernah membagi periodisasi muncul perasaan gelisah, khawatir, dan
perkembangan komunikasi menjadi empat takut ketika jauh dari ponsel. Remaja
bagian yaitu Tribal Age, Literate Age, Print nomophobia cenderung akan lebih intensif
Age dan Electronic Age. menggunakan mobile phone dengan kurang
Dewasa ini perkembangan memperdulikan dunia nyata disekitarnya.
komunikasi yang telah berada pada masa Penderita nomophobia dapat menghabiskan
interactive communication era dan banyak waktu untuk sekedar mengecek
electronic age yang disebabkan revolusi mobile phone-nya saja, meskipun tanpa ada
teknologi komunikasi membentuk aplikasi yang operasikan. Dampak dari
dinamika perubahan media, sistem nomophobia akan banyak dirasakan oleh
masyarakat dan karakter khalayak. diri remaja sendiri (misal, merusak diri dan
Kehadiran smartphone dan fenomena menimbulkan agresi, dan merusak
Nomophobia telah menunjukkan bahwa komunikasi secara langsung) dan banyak
sistem media, sistem masyarakat dan orang (misal, munculnya rasa tidak nyaman
karakter khalayak saling tergantung dan oleh orang yang berada didekat penderita
saling mempengaruhi. Nomophobia adalah nomophobia).
penyakit di zaman modern yang tercipta
dari efek lahirnya produk teknologi baru
yang terkonvergensi dengan jaringan

Nurlaili Dina Hafni, Nomophobia, Penyakit Masyarakat Modern 49


Bibliography

Bivin, J.B., Mathew, P.,Thulasi, P.C & Philip, J. (2013). Nomophobia – Do We

Really Need To Worry About?. Reviews of Progress Vol -1 , ISSUE –1, 1-5 Bohag, F.K. (2015,
Desember 5). Terungkap, 5 Golongan Pengguna Smartphone Indonesia. Kompas.com.
Diunduh dari
http://tekno.kompas.com/read/2015/12/05/10180097/Terungkap.5.Golongan.Pe
ngguna.Smartphone.Indonesia

Choliz. (2012). Mobile-phone addiction in adolescence: The Test of Mobile Phone Dependence
(TMD). Progress in Health Sciences Vol. 2(1) Emelin, V., Alexander, T & Rasskazova,
E. (2013). Excessive Use of Internet, Mobile Phones and Computers; the Role of
Technology- related Changes in Needs and Psychological Boundaries. Procedia-
Social and Behavioral Sciences 86. 530-535

Hardianti, F. (2016). Komunikasi Interpersonal Penderita Nomophobia dalam Menjalin


Hubungan Persahabatan (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas
Riau). JOM FISIP Vol.3 No.2: 1–14

Kartika, U. (2014, Mei 12). 10 Alasan Anak Perlu Lepas dari Gadget. Kompas.com. Diunduh
dari
http://health.kompas.com/read/2014/05/12/1640161/10.Alasan.Anak.Perlu.Lepa
s.dari.Gadget

Ngafifi, Muhammad. (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia dalam
Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor : 33-47

Putra, M,D., (2015). Hubungan antara Penggunaan Smartphone dengan Ketergantungan


Berinteraksi di Dunia Maya (Studi Pada Mahasiswa Pengguna Smartphone Jurusan
Sosiologi Angkatan Tahun 2011-2014 FISIP Universitas Lampung) (Skripsi tidak
dipublikasikan). Fakultas FISIP Universitas Lampung, Lampung

Rahma, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Aktifitas Kehidupan Siswa


(Studi Kasus MAN 1 Rengat Barat). Jom Fisip Vol. 2 No. 2

Rossa, E. (2016). Hubungan Smartphone Addiction dengan Kecenderungan Nomophobia


pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. (Skripsi tidak
dipublikasikan). Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh

Wardhana, H. (2015, Juni 24), Beragam Alasan Menggunakan Ponsel Dari Keamanan
Hingga Pencitraan, Kompasiana, Diunduh dari
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/beragam-alasanmenggunakan-
ponsel-dari-keamanan-hinggapencitraan_552853b5f17e61913a8b45f9

Yildirim, Caglar, "Exploring the Dimensions of Nomophobia: Developing and Validating a


Questionnaire Using Mixed Methodsresearch" (2014). Graduate Theses and
Dissertations. Paper 14005
*****

50 Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 2 Oktober 2018 41~50

Anda mungkin juga menyukai