Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyait Chronic Kidney Disease merupakan masalah kesehatan masyarakat

diseluruh Dunia. Penelitian The Global Burden of Disease, memperkerikan setiap

tahun 5-10 juta orang meninggal karena penyakit Chronic Kidney Disease (WHO,

2018). Gagal ginjal merupakan ginjal kehilangan kemampuannya untuk

mempertahankan volume dan komosisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan

normal (Menurut Brunner & Suddarth, 2017).

Menurut data WHO penyakit ginjal kronis berkontribusi pada beban penyakit

dunia dengan angka kematian sebesar 850.000 setiap tahun. Penyakit tersebut

merupakan penyebab ke-12 kematian dan ke-17 penyebab kecacatan di Dunia

(Pongsibidang, 2016). Jumlah penderita gagal ginjal kronis di indonesia pada tahun

2013 tercatat 2,0% dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 3,8%. Provinsi di

Indonesia dengan prevelensi gagal ginjal kronik tertinggi adalah Kalimantan Utara

dengan persentasi 6,4% dan prevelensi gagal ginjal kronik terendah adalah Sulawesi

Barat dengan persentasi 1,8%. Sementara itu prevelensi gagal ginjal kronik di

Sulawesi Selatan mencapai 3,5% (Riskesdas, 2018).Prevalensi penyakit gagal ginjal

kronik berdasarkan umur yaitu umur 65-74 tahun mencapai 8,23%, sementara umur

15-24 tahun mencapai 1,33%. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dengan persentasi

4,17% dan perempuan sebanyak 3,52% (Riskesdas, 2018).


Beberapa dari penyebab gagal ginjal kronik berbeda-beda termasuk

plelonefritis. Plelonefritis adalah proses infeksi dan peradangan yang biasanya

mulai di renal pelvis, saluran ginjal yang menghubungkan ke saluran kencing

(ureter) dan parenchyma ginjal atau jaringan ginjal. Infeksi bisa diakibatkan dari

banyak jenis bakteri, terutama dari basilus kolon. Yang aslinya dari

kontaminasi fecal saluran kencing. Ketika bakteri menyerang jaringan ginjal,

kerusakan progresif dipicu sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi ginjal.

Lokasi yang paling umum diserang adalah medula ginjal, bagian yang bertanggung

jawab memekatkan urine. Jadi, pasien dengan kondisi ini telah mengalami

penurunan kemampuan memekatkan urine (Tarwoto & Wartonah, 2015).

Anda mungkin juga menyukai